Share

Part-5 (Terbelenggu cintamu)

Pesan berikutnya pun menyusul muncul di layar ponsel Eowyn.

"Jangan menangis, jangan pernah menangis untuknya. Kau lebih berharga daripada yang kau sadari, Eowyn. Dia tak layak menerima ketulusanmu." 

Eowyn menengadah dan tatapannya langsung berserobot dengan Edward yang berdiri di seberang ruangan.

Pria itu sedang mengamatinya dengan segelas champagne di tangan kanannya, entah kenapa malam ini pria itu terlihat sangat maskulin. Edward terlihat begitu tampan dalam balutan jas tiga potong berwarna hitam. Seakan baru pertama kali kau melihatnya memakai jas. Eowyn berusaha mengabaikan ejekan suara hatinya yang terdengar sinis.

Eowyn mengakui jika selama ini ia tak terlalu memperhatikan atasannya itu karena terlalu meratapi kisah cintanya. Padahal enam hari dalam seminggu mereka selalu bertemu dan berada dalam satu ruangan selama dua tahun lamanya!

Sepertinya memang betul yang dikatakan Nathan. Makanan dengan jumlah berlebihan bisa meracunimu, terutama otakmu!

Eowyn merasa tidak nyaman dengan hal baru yang ia rasakan. Ia lalu menurunkan kembali pandangannya ke layar ponselnya dan segera menghapus pesan yang dikirim Edward untuknya.

Tentu saja ia tak mau sampai Nathan membacanya atau ia akan mendapat kesulitan karena Nathan pasti akan segera menyita ponselnya seperti yang pernah pria itu lakukan dulu saat mendapati teman pria Eowyn mengirimkan pesan "selamat ulang tahun".

Dan kemungkinan paling buruk yang akan ia terima adalah Nathan tak akan mengizinkannya bekerja lagi di perusahaan Pak Edward.

Tak lama berselang, Diego selaku penyelenggara acara sekaligus merupakan tuan rumah muncul dari Balkon lantai dua. Yang kemudian Eowyn yakini sebagai ruangan pribadi sang triliuner.

Balkon tempat Diego berdiri itu langsung menghadap ke ruang tengah tempat sedang berlangsungnya acara pesta yang akan berlangsung sampai jauh malam.

Pria plontos dengan tubuh tegap itu mengumumkan bahwa sebentar lagi acara dansa ballroom waltz akan segera dimulai.

Nathan kemudian menghampiri Eowyn dan duduk di sampingnya. Dengan kening berkerut dia menoleh ke arah Eowyn.

"Ada apa denganmu, Eowyn? Aku merasa suasana hatimu sedang tidak baik. Apa kau tidak bisa menikmati pesta ini? Karena aku tidak melihat senyummu dari tadi," Nathan memandang lekat-lekat wajah cantik Eowyn. Ia sedikit merasa bersalah karena telah meninggalkan wanita itu sendirian.

"Menurutmu jika kau jadi aku, apa kau akan bisa menikmati sekelilingmu ketika kekasihmu aktif menjelajahi setiap sudut ruangan yang dipenuhi wanita-wanita cantik yang setiap saat menyambutnya dengan tangan terbuka," balas Eowyn dengan suara tenang. Saat berbicara tatapannya tetap lurus ke depan. Ia merasa jenuh dan mulai bosan dengan hubungan yang mereka jalani selama ini.

"Jaga ucapanmu,Eowyn. Mereka semua hanya sekedar kenalan biasa. Dalam bersosialisasi kita tentu harus ramah kepada siapa saja. Karena kita tidak tahu kapan tepatnya kita membutuhkan bantuan mereka,"  mendengar bantahan yang keluar dari mulut Nathan membuat Eowyn tersenyum sinis.

"Kau tidak tahu aku hampir terjengkang dari kursiku karena menahan kantuk akibat terlalu membosankan," Eowyn berkata jujur untuk hal yang satu ini.

"Maafkan aku jika ternyata sikapku membuatmu merasa tidak nyaman. Tapi kau harus percaya padaku. Cintaku hanya untukmu, Eowyn. Tidak ada wanita lain selain dirimu," Nathan mulai melancarkan bujuk rayunya. Kalau sudah begitu Eowyn tak akan sanggup menolaknya walau ia tak yakin kalimat itu hanya Nathan ucapkan pada dirinya seorang.

Hati Eowyn pun melunak dengan menyedihkan. Ia selalu saja kembali pada posisi yang sama. Dimana ia selalu dikecewakan dan Nathan akan selalu datang menghampirinya dengan membawa kata-kata manis yang sangat sulit Eowyn tolak.

"Aku percaya padamu, Nath. Jangan pernah kecewakan aku," Eowyn setengah memohon dalam hatinya saat mengatakan itu.

Ia sangat berharap semoga suatu saat nanti Nathan bisa berubah dan betul-betul memberikan hatinya hanya utk Eowyn seorang.

"Itu baru kekasih pujaan hatiku. Musik sudah dimainkan, menandakan acara dansa sudah dimulai. Tunggu apa lagi? Ayo, saatnya kita bersenang-senang, Eowyn," Nathan tersenyum riang ke arah Eowyn sambil menariknya berdiri dan menggandeng tangan kekasihnya itu.

Mereka berdua segera berbaur dengan pasangan yang lain ke tengah ruangan. Terdengar alunan musik klasik Canon in D major.

Setiap pasangan mulai merapat, para pria memeluk pinggang pasangannya dan mereka mulai bergerak bersama.

Ada puluhan pasangan yang memenuhi lantai dansa. Mereka bergerak bersamaan. Gerakan mereka seperti sudah diatur.

Langkah kaki yang terlihat kompak, dimana yang satunya maju dan yang lainnya mundur lalu berputar bersamaan, terlihat sangat harmoni.

Saat Eowyn berputar, ia melihat Edward juga ada di lantai dansa berpasangan dengan Bella. Mimik wajah pria itu terlihat datar. Eowyn berusaha menahan senyumnya melihat hal itu. Dalam hati mendoakan semoga Pak Edward bisa selamat sampai satu sesi alunan musik selesai diputar.

" Aku yakin ada sesuatu yang sangat lucu hingga membuatmu sampai mengulum senyum seperti itu, Eowyn," Nathan memandangnya dengan mata berbinar.

Wajahnya begitu dekat dengan Eowyn. Aroma champagne serta-merta menguar dari mulut Nathan. Hati Eowyn sudah sempat berbunga-bunga tapi ia telat menyadarinya. Pantas saja sikap Nathan begitu manis. Pikir Eowyn dalam hati. Pria itu akan selalu terlihat menyenangkan ketika dia telah menghabiskan beberapa gelas champagne.

"Tepatnya sesuatu yang menyenangkan, Nath. Tidak ada hal yang lebih menyenangkan selain diberi kehormatan untuk berdansa denganmu," ucap Eowyn sambil tersenyum manis.

Dari jarak dekat ia bisa puas mengamati wajah kekasihnya. Nathan memiliki kulit putih bersih, rambutnya berwarna kecoklatan dan dipangkas model undercut.

Nathan juga memiliki tubuh yang bugar dengan tinggi 180 cm. Membuat kekasihnya itu menjadi incaran para wanita muda. Belum lagi ditambah dengan kesuksesannya. Eowyn berpikir, haruskah ia merasa beruntung atau malah merasa terperangkap dalam hubungan cinta yang salah.

"Kau memang sangat manis, sayang. Aku sangat menyukai aroma parfum yang kau pakai, Eowyn. Malam ini kau bisa menginap ditempatku. Besok hari libur jadi Kau tak perlu bangun pagi-pagi untuk berangkat kerja," Nathan mulai mengeluarkan keahlian merayunya lalu memutar tubuh Eowyn mengikuti alunan musik. Hal itu memberi waktu bagi Eowyn untuk memikirkan kalimat penolakan halus agar tidak sampai menyinggung Nathan. Eowyn masih ingin menikmati kebersamaan mereka yang jarang sekali ia rasakan.

Bukan sekali ini saja Nathan mengajaknya menginap. Ia tahu maksud pria itu ketika mengajaknya. Tapi sejujurnya Eowyn belum siap.

Begitu kembali lagi pada posisi berpelukan, Eowyn dengan ragu-ragu mengutarakan keengganannya.

"Maaf, Nath. Aku tidak bisa, tepatnya belum bisa untuk saat ini. Aku masih berusaha mencari kenyamanan saat bersamamu. Beri aku waktu agar bisa menyesuaikan diri dengan kehidupanmu, Nath," Eowyn tidak berani menatap kekasihnya. Pandangan justru jatuh pada pembuluh nadi di sudut rahang bawah Nathan yang sedang bergerak.

Hatinya menciut karena itu menandakan Nathan tidak suka dengan apa yang dia dengar. Tapi Eowyn tak punya pilihan, ia tak bisa memenuhi keinginan Nathan. Belum ...

Nathan seorang pria arogan. Ya, sebetulnya semua pria terlahir membawa sifat arogansi dalm diri mereka. Dia juga suka mengeluarkan kata-kata kasar pada Eowyn saat sedang marah. Semua itu membuat Eowyn tidak dapat memantapkan hatinya untuk melangkah lebih jauh padahal mereka sudah berpacaran tiga tahun lamanya.

"Kau selalu menolakku! Apa masih belum cukup tiga tahun kita lalui bersama? Kenapa kau menolakku, Eowyn? Kenapa?! Apa ada pria lain yang telah mendahuluiku? Jawab aku, Eowyn! Aku muak dengan semua ini. Kau memang perusak suasana. Sebaiknya aku .... " perkataan Nathan yang dipenuhi kecaman dipotong oleh suara seorang pria yang berada di belakangnya. 

" Apa semua baik-baik saja, Eowyn?" suara Edward terdengar seperti angin sejuk di telinga Eowyn. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status