Home / Romansa / Kekasih Gelap Sang Istri Milyarder / 1. Ulang Tahun Pernikahan

Share

Kekasih Gelap Sang Istri Milyarder
Kekasih Gelap Sang Istri Milyarder
Author: Sandra Dhee

1. Ulang Tahun Pernikahan

Author: Sandra Dhee
last update Last Updated: 2025-10-02 11:04:32

Lampu kristal berkilauan bagaikan ribuan bintang yang jatuh ke bumi. Ballroom Hotel Imperial malam itu dipenuhi kilau gaun-gaun rancangan desainer internasional, setelan jas terbaik, dan senyum yang penuh kepura-puraan. Semua orang datang bukan hanya untuk merayakan ulang tahun pernikahan ke-5 Rose dan Noah, tetapi juga untuk menjadi bagian dari pesta paling bergengsi tahun ini.

Rose berdiri di tengah ruangan, mengenakan gaun merah anggur dengan potongan leher berbentuk hati, membalut tubuhnya dengan elegan. Rambut panjangnya disanggul setengah ke atas, menyisakan beberapa helai bergelombang yang jatuh manis di bahu. Malam ini, ia tahu, semua mata tertuju padanya. Ia sudah terbiasa dengan sorot kamera, dengan bisikan iri sekaligus kagum dari kalangan sosialita. Ia adalah Olivia Rose, istri Noah Ferdinand. Pengusaha muda yang menjadi penerus satu-satunya tahta bisnis raksasa keluarga Ferdinand Group.

Namun, di balik tatapan anggun dan senyuman yang ia pajang, jantung Rose berdegup lebih cepat dari biasanya. Ada sesuatu dalam dirinya yang terasa aneh, perasaan tak enak, seperti ada bayangan gelap yang sedang menunggu di ujung pesta gemerlap ini.

“Rose, kau terlihat luar biasa,” suara lembut namun tegas itu datang dari sampingnya. Noah mendekat, mengenakan tuxedo hitam yang disesuaikan dengan lekuk tubuh atletisnya. Ia tampak sempurn dengan rambut hitam disisir rapi ke belakang, dagu kokoh, dan senyum yang mampu membuat siapa pun percaya bahwa dia adalah suami idaman.

Rose menoleh dan tersenyum. “Dan kau terlihat seperti biasa, selalu mencuri perhatian.”

Noah menyentuh punggungnya lembut, sebuah gestur kepemilikan yang halus tapi penuh makna. “Karena kau di sisiku.”

Kalimat itu terdengar manis, begitu manis hingga kamera yang mengabadikan momen mereka pasti akan menuliskannya sebagai definisi cinta sejati. Tetapi Rose tahu, Noah pandai memainkan perannya. Ia adalah aktor utama dalam drama rumah tangga yang dunia pikir sempurna. Kenyataannya, hanya mereka lah yang tahu bagaimana kehidupan rumah tangga mereka.

Musik jazz mulai mengalun, mengiringi denting gelas sampanye. Tamu-tamu elit mulai dari politisi, aktor papan atas, hingga pemilik jaringan bisnis internasional berlalu-lalang sambil memberikan selamat. Beberapa bahkan terang-terangan memuji betapa idealnya pasangan Rose dan Noah.

“Lima tahun pernikahan, masih tampak seperti pengantin baru,” ucap salah seorang tamu perempuan, matanya berkilat penuh rasa iri.

Rose hanya tersenyum sopan. Noah merespons dengan kalimat diplomatis, “Itu karena aku beruntung memiliki istri yang luar biasa.”

Kalimat demi kalimat itu meluncur begitu meyakinkan. Seakan Noah memang suami sempurna yang tak pernah sekalipun melirik wanita lain. Rose ingin mempercayainya, sungguh. Ia ingin hidup dalam ilusi itu selamanya. Tapi semakin lama ia menatap suaminya, semakin kuat pula rasa tak nyaman yang menggerogoti dadanya.

Tiba-tiba Rose tersentak saat MC memanggil namanya. Ia bukan hanya sang tuan rumah, namun juga ikon fashion malam itu. Rose memang merupakan seorang model dan sosialita yang baru saja menghiasi sampul majalah internasional. Ketika ia berdiri di samping MC, semua kamera sontak menoleh. Puluhan kilatan lampu blitz menyorotinya seperti dewi yang baru turun dari langit.

“Rose selalu tahu bagaimana mencuri perhatian,” Noah berkomentar pada salah satu rekan bisnisnya.

Pria beruban disampingnya itu meliriknya sekilas. “Kau berbicara seakan itu hal yang salah.”

Noah terkekeh kecil. “Tidak, hanya penilaian secara objektif saja.”

Tiba-tiba seorang gadis mendekat ke arah Niah, dan menjabat tangan Noah dengan hangat. “Selamat ulang tahun pernikahan, Pak. Anda tampak menawan sekali.”

“Terima kasih. Kau juga,” jawab Noah pada gadis itu. Gadis itu adalah Giselle, sekretaris Noah di perusahaan. Siapapun tahu Giselle dan Noah sangat dekat, karena Giselle selalu mendampingi Noah dalam urusan bisnisnya. Bahkan, Giselle adalah sekretaris pertama yang bertahan hingga hampir setahun lamanya bersama Noah, dibandingkan sekretaris-sekretaris Noah yang sebelumnya.

Suasana semakin meriah. Toast dibunyikan, musik berganti ke nada yang lebih cepat, dan pasangan mulai berdansa di lantai dansa marmer. Rose menuruti ajakan Noah untuk menari. Dalam pelukan suaminya, ia merasa semua tatapan tamu menilai, mengukur, membandingkan, dan mengagumi mereka.

“Noah dan Rose adalah pasangan emas,” bisik seseorang yang lewat.

Rose menutup mata sejenak, mencoba meyakinkan diri bahwa ia memang sedang menari dengan pria yang benar-benar mencintainya.

Namun, sesaat kemudian, tatapannya terhenti pada seorang wanita yang berdiri tak jauh dari sana. Giselle, yang ia kenal sebagai sekretaris pribadi Noah.

Giselle tampak cantik malam itu, dengan gaun hitam sederhana namun elegan. Ia tidak seanggun Rose, tapi ada sesuatu yang membuatnya menonjol. Tatapan matanya, misalnya. Tatapan yang tak semestinya dimiliki seorang sekretaris kepada bosnya, apalagi jika sang bos sudah beristri.

Rose menelan ludah. Dadanya terasa sesak. Ia mencoba mengusir pikiran buruk itu, mencoba mengabaikan senyum tipis Giselle yang entah kenapa terasa terlalu… akrab pada suaminya. Apalagi tadi saat di panggung, ia sempat melihat Giselle dan Noah mengobrol dengan hangat. Entah mengapa, ada sedikit perasaan cemburu jika melihat mereka berdua.

Malam semakin larut. Setelah tarian usai, Noah sempat menghilang dari sisinya. Rose mengira suaminya sekadar menyapa tamu penting atau berbicara dengan media. Tapi menit demi menit berlalu, dan Noah tak kunjung kembali.

“Rose, apakah kau melihat Noah?” tanya seorang kerabat yang menghampirinya.

Rose tersenyum hambar. “Sepertinya sedang keluar sebentar.”

Ia berusaha tetap anggun di hadapan tamu, tapi rasa penasaran bercampur cemas semakin menggerogoti. Dengan alasan ingin menghirup udara segar, Rose pun berjalan menuju balkon hotel. Mencari keberadaan Noah.

Udara malam menusuk kulitnya yang terbuka oleh gaun tanpa lengan. Angin membawa aroma bunga mawar dari taman hotel. Rose melangkah pelan, tumit stiletto-nya mengetuk lantai marmer balkon. Ia hendak berbalik kembali ke dalam, ketika suara samar membuat langkahnya terhenti.

Tawa rendah seorang pria. Suara yang terlalu dikenalnya.

Noah.

Rose menahan napas, lalu mengintip dari balik tirai kaca.

Dan saat itulah dunia Rose runtuh.

Noah berdiri di balkon, tubuhnya begitu dekat dengan seorang wanita. Giselle. Bibir mereka saling menempel dalam ciuman yang dalam dan penuh gairah. Tangan Noah bertengger di pinggang Giselle, menarik tubuh Giselle mendekat ke arahnya seakan itu tempat yang sudah terlalu akrab baginya.

Semuanya berhenti. Waktu membeku di sekitar Rose.

Rose tidak bisa bergerak. Bahkan tidak bisa bernapas. Dadanya seperti diremas ribuan tangan tak kasat mata. Suara musik dari ballroom pun terdengar sangat jauh, nyaris seperti gema dari dunia lain.

Ciuman itu bukan kesalahan sekejap. Itu bukan kecelakaan. Itu adalah sebuah pengkhianatan.

Mata Rose pun berair, namun ia berusaha menahan tangis. Ia bukan wanita yang akan membuat drama di depan puluhan kamera dan tamu undangan. Tapi hatinya sudah retak menjadi serpihan kecil.

“Noah…” bibirnya bergetar tanpa suara.

Ia mundur perlahan dengan tumit bergetar. Tangannya mencengkeram tirai agar tubuhnya tak rubuh.

Bagaimana mungkin? Lima tahun pernikahan, semua janji, semua tatapan penuh cinta, ternyata hanyalah sandiwara?

Rose menutup mulutnya dengan tangan, berusaha meredam jeritan yang mendesak keluar dari dadanya. Ia tahu, malam gala ini harus tetap berjalan. Ia harus kembali ke ballroom, tersenyum, dan berpura-pura bahwa dirinya masih istri bahagia dari pria sempurna.

Tapi di dalam dirinya, sesuatu telah patah. Dan kepingan itu mungkin tak akan pernah kembali seperti semula.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kekasih Gelap Sang Istri Milyarder   5. Rasa di Balik Lensa

    “Kau datang tepat waktu,” kata Ethan sambil mendekat. “Kupikir kau mungkin berubah pikiran.”Rose mengerjap pelan. “Mungkin. Hampir saja. Tapi pagi ini tiba-tiba rasanya terlalu tenang untuk dihabiskan sendirian.”Ethan menatapnya sejenak, seolah mempelajari wajahnya lewat lensa yang tak kasatmata. “Kau terlihat berbeda dari semalam.”“Berbeda bagaimana?”“Lebih… segar dan bersemangat,” ujarnya sambil tersenyum samar. “Mungkin karena sinar matahari, atau mungkin karena kau akhirnya melepaskan sesuatu.”Rose tak menjawab. Ia hanya berjalan ke arah dinding yang penuh dengan foto-foto hitam putih maupun berwarna. Potret lanskap, manusia, dan beberapa wajah yang tampak terlalu jujur untuk disebut ‘pose’.“Fotomu terasa jujur,” katanya pelan. “Tidak banyak yang berani memotret seperti ini. Kebanyakan orang ingin terlihat sempurna.”“Kesempurnaan membosankan,” jawab Ethan ringan. “Aku lebih suka kejujuran, meskipun bentuknya retak.”Kata-kata itu membuat Rose menoleh. Tatapan mereka bertemu

  • Kekasih Gelap Sang Istri Milyarder   4. Sindiran Tajam

    Suara hujan sudah berhenti ketika Rose tiba di rumah tengah malam. Udara lembap masih menempel di kulitnya, dan ujung gaun merah anggur itu kini kusut serta berat oleh air. Ia tak peduli. Begitu masuk ke kamarnya, Rose langsung melepaskan sepatu hak tinggi yang sejak tadi membelit kakinya, meletakkan clutch nya di meja rias, melepas gaunnya asal-asalan, lalu memakai gaun tidur tipis dan berbaring di ranjang tanpa menghapus make up atau membersihkan diri.Tubuhnya terasa lelah, tapi yang lebih berat adalah pikirannya. Setiap kali memejamkan mata, bayangan Noah dan Giselle di balkon hotel muncul lagi. Semua tampak jelas, menyakitkan, dan nyata. Ia menarik selimut hingga menutupi dada, berharap bisa tertidur sebelum pikirannya menenggelamkannya lebih dalam.Entah jam berapa akhirnya ia terlelap.Ketika cahaya pagi menembus tirai besar di kamarnya, Rose membuka mata perlahan. Kepalanya sedikit berat, tapi bukan karena alkohol, melainkan karena kenyataan. Ia menoleh ke sisi tempat tidur ya

  • Kekasih Gelap Sang Istri Milyarder   3. Keinginan Untuk Tumbuh

    "Terima kasih," ucap Rose sekilas."Sudah lama juga saya bermimpi bisa bekerja sama dengan Anda. Saya akan mengangkat karir model Anda lagi seperti dulu. Bahkan lebih tinggi dari sebelumnya. Jika Anda tertarik, Anda bisa datang mencari saya." jelas Ethan.Rose menatap pria itu, tapi karena tatapannya terlalu menusuk, ia langsung mengalihkan pandangan."Aku... Sudah lama meninggalkan dunia itu." "Sayang sekali..." gumam Ethan, "Begini saja. Anda bisa memikirkannya baik-baik. Saya akan menggelar pameran dalam waktu dekat, dan saya ingin bekerja sama dengan Anda di pameran tersebut. Judulnya... 'wajah di balik topeng'."Ethan kembali memberikan sebuah kertas. Kali ini undangan acara pameran yang ia maksud. Rose menelan ludah. Ia merasa tema acara itu sangat sesuai dengan kehidupannya."Entah mengapa, saya merasa Anda sangat cocok untuk menjadi model saya dalam acara ini. Saya yakin Anda juga merasakannya," tambah Ethan seakan mengerti apa yang sedang dipikirkan Rose.Rose ingin berbicar

  • Kekasih Gelap Sang Istri Milyarder   2. Tatapan yang Menusuk

    Rose menatap bayangannya di cermin raksasa yang tergantung di sisi ballroom. Senyumnya masih sama seperti lima menit lalu. Terlihat lembut, manis, dan sempurna di hadapan publik. Namun matanya… bukan lagi mata seorang istri yang bahagia.Di dalam pupilnya, ada retakan. Retakan halus yang tak terlihat bagi siapa pun, tapi cukup tajam untuk melukai dirinya sendiri.“Noah dan Rose, mari kembali naik ke atas panggung. Saatnya prosesi tiup lilin!” seru MC dengan semangat.Tamu-tamu bersorak. Tepuk tangan menggema. Rose menoleh pelan, melihat Noah berdiri di ujung ruangan. Pria itu sudah kembali dari balkon seolah tak terjadi apa-apa. Dasi hitamnya masih rapi, wajahnya tenang. Bahkan terlalu tenang untuk pria yang baru saja mencium sekretarisnya.Tatapan mereka bertemu. Rose tidak berkata apa-apa, tapi tatapan itu… dingin, tajam, dan menusuk sampai ke dasar nurani. Noah sempat tertegun sepersekian detik sebelum memasang senyum yang nyaris terlihat kaku.Ia melangkah menghampiri Rose, menyod

  • Kekasih Gelap Sang Istri Milyarder   1. Ulang Tahun Pernikahan

    Lampu kristal berkilauan bagaikan ribuan bintang yang jatuh ke bumi. Ballroom Hotel Imperial malam itu dipenuhi kilau gaun-gaun rancangan desainer internasional, setelan jas terbaik, dan senyum yang penuh kepura-puraan. Semua orang datang bukan hanya untuk merayakan ulang tahun pernikahan ke-5 Rose dan Noah, tetapi juga untuk menjadi bagian dari pesta paling bergengsi tahun ini.Rose berdiri di tengah ruangan, mengenakan gaun merah anggur dengan potongan leher berbentuk hati, membalut tubuhnya dengan elegan. Rambut panjangnya disanggul setengah ke atas, menyisakan beberapa helai bergelombang yang jatuh manis di bahu. Malam ini, ia tahu, semua mata tertuju padanya. Ia sudah terbiasa dengan sorot kamera, dengan bisikan iri sekaligus kagum dari kalangan sosialita. Ia adalah Olivia Rose, istri Noah Ferdinand. Pengusaha muda yang menjadi penerus satu-satunya tahta bisnis raksasa keluarga Ferdinand Group.Namun, di balik tatapan anggun dan senyuman yang ia pajang, jantung Rose berdegup lebi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status