Udara siang terasa lembut saat Rose turun dari mobilnya di depan studio Ethan. Di tangannya, tas kecil berisi lipstik, kaca, dan sejumput keberanian yang ia kumpulkan sejak pagi. Langkahnya pelan tapi pasti. Ia berusaha terlihat tenang, meskipun detak jantungnya berdentum lebih keras dari langkah sepatunya di lantai kayu.Begitu pintu kaca dibuka, aroma yang sama menyambutnya. Campuran kopi hitam, debu kamera, dan sedikit wangi cat kayu. Di dalam, ia melihat Ethan berdiri dengan tangan terlipat di depan dada, senyumnya tenang namun tatapannya tajam, seolah mampu menembus semua lapisan dirinya.“Rose,” sapanya pelan, seolah namanya adalah sesuatu yang berharga. “Tepat waktu seperti biasa.”Rose membalas senyum itu, meski sedikit canggung. “Aku penasaran dengan konsepmu hari ini,” katanya mencari alasan.Ethan mengangguk ke arah ruangan dalam yang kini tampak berbeda. Lampu-lampu sorot dipasang di titik-titik tertentu, dan di tengahnya, sebuah set kamar tidur lengkap. Ada ranjang putih
Last Updated : 2025-11-03 Read more