Share

Bab 5

Author: Melissa Z
Keesokan paginya, ponsel sekali pakaiku berdering. Ternyata Dante.

"Ke Bengkel Rinaldo," perintahnya, suaranya datar tanpa emosi. "Dalam satu jam. Sabrina butuh karya baru. Kamu yang mendesainnya."

"Aku menolak."

"Ini bukan permintaan, Mirella. Jangan buat aku menyuruh anak buahku membawamu lagi."

Dia pun menutup telepon.

Satu jam kemudian, aku sudah berada di ruang bawah tanah pabrik terbengkalai itu.

Dante dan Sabrina sudah menunggu di sana.

"Rinaldo," kata Dante kepada pemilik bengkel itu, seorang pandai senjata legendaris dari Negara Silvara. "Ini Mirella. Pemalsu karya seni terbaik di Kota Luminara, dan juga ahli senjata terbaik. Aku butuh dia untuk membuatkan senjata yang unik untuk Sabrina."

Mata Rinaldo berbinar. "Seni dan senjata! Aku suka!"

Dia membawa kami ke sebuah meja kerja yang tertutup beludru hitam, dipenuhi logam dan permata langka.

Dante berdiri di sampingku. Dia berbicara dengan suara rendah dan hanya aku yang bisa mendengarnya. "Aku ingin kamu buatkan dia pistol yang sempurna. Pakai spesifikasi yang sama dengan Glock milikku. Yang kamu buat khusus untukku."

Aku tercekat.

"Aku tahu kamu ingat setiap detailnya," lanjutnya, suaranya dingin. "Kemiringan gagang 7 derajat, tarikan pelatuk 2mm, bidikan depan platinum yang menangkap cahaya sekecil apa pun di kegelapan. Tiru semuanya. Untuk dia."

Aku mengerti.

Dia ingin aku mengupas masa lalu kami, mengambil kepercayaan dan darah yang telah kami bangun, dan membungkusnya sebagai hadiah untuk wanita lain.

Itu seratus kali lebih kejam daripada tato lain.

"Mirella?" Sabrina mendekat, suaranya manis dan polos. "Kamu bisa membantuku? Aku selalu ingin punya pistol yang diukir dengan inisialku dan Dante. Bukankah itu hadiah cinta yang paling romantis?"

Aku menatap senyumnya yang polos, menatap tatapan Dante yang tak tergoyahkan. Aku pun memaksakan senyumku sendiri.

"Tentu saja."

Aku mengambil stylus, tetapi tanganku gemetar.

Aku menggambar kerangka ramping itu, keseimbangan sempurna, setiap detail yang dulu milik kami.

Tanganku menggambar, tetapi hatiku berdarah.

"Luar biasa!" Rinaldo mengagumi cetak biru itu. "Ini benar-benar karya seni!"

"Berapa lama?" tanya Dante.

"Tiga minggu," jawab Rinaldo. "Jika Nona Mirella bersedia mengawasi produksinya."

Mengawasi...

Menyaksikan wanita lain memegang tanda cinta yang dibuat dari masa laluku bersamanya.

"Tidak."

Aku berdiri tiba-tiba, suaraku serak.

Semua menatapku.

Aku mengambil desain yang baru saja kubuat, dan di depan semua orang, aku merobeknya berkeping-keping.

"Aku tidak akan membuat simbol cinta sialan untuk pelacur barumu!" Aku melempar potongan-potongannya ke lantai, melepaskan amarah yang terasa menumpuk sepanjang masa.

Mata Dante berubah berbahaya. "Mirella..."

Aku membalikkan badan dan berjalan pergi.

"Kalau kamu keluar dari pintu itu..." Suaranya terdengar mengancam. "Jangan sampai aku memakai aturan keluarga padamu. Kamu tahu apa yang terjadi pada pengkhianat."

Aku menoleh padanya, mataku dingin. "Kalau begitu, coba saja."

Aku melangkah keluar tanpa menoleh lagi, teriakan ketakutan Sabrina dan raungan amarah Dante mengejarku.

Sesampainya di tempat aman, sebuah undangan berembos emas menunggu di pintu.

"Kamu diundang dengan hormat ke pesta pertunangan Tuan Dante Ardhana dan Nona Sabrina Rahardian."

Aku menatap kartu indah itu, membayangkan mereka memilihnya bersama-sama.

Lalu ponselku bergetar. Sebuah foto dari Mario.

Dante berada di lapangan tembak pribadi favoritku, melatih Sabrina.

Di tangannya ada SIG Sauer P226 kustom yang dulu menjadi favoritku.

Aku pun menyalakan korek api dan menempelkan nyala api ke sudut undangan.

Aku menatapnya terbakar. Menatap nama mereka berubah menjadi abu hitam, bersama dengan itu, sisa terakhir harapanku ikut hilang.

Aku lalu menelepon nomor terenkripsi ayahku.

"Ayah."

"Sudah waktunya?"

Aku menatap undangan itu berubah menjadi abu. Suaraku dingin bagai es.

"Sudah waktunya. Kita lakukan malam ini."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kekasih Kesayangan Bos yang Menghilang   Bab 25

    POV Mirella[Aku minta maaf.]Tiga kata itu seperti pisau yang menusuk jantungku.Aku terhuyung, berpegangan pada kusen pintu.Bukan karena aku mencintai Leonardo.Namun, karena seorang pria baik dan tak bersalah telah mati.Korban dari perang kotorku.Perlahan, aku berbalik dan berjalan kembali ke arah Dante.Dia masih berlutut, wajahnya benar-benar kosong, seperti topeng keterkejutan total.Dia tidak mengharapkan ini. Dia tidak menginginkan ini."Kamu puas sekarang?" bisikku. Ucapanku terasa seperti abu di mulutku.Dia menatapku, bibirnya bergetar, tak mampu bicara."Kamu ingin aku kembali, 'kan?" kataku dengan dingin. "Kamu ingin menghancurkan kehidupan baru yang kupilih?""Aku tidak… aku tidak ingin dia mati…" Dia menggeleng keras, panik."Tapi dia mati karena kamu!" Kendali yang kupegang selama dua tahun akhirnya pecah. Teriakan penuh amarah murni dan tak terbendung meledak dari tenggorokanku. "Kamu dan obsesimu! Kamu membunuhnya!"Aku mengangkat lagi Beretta M9. Kali ini, moncong

  • Kekasih Kesayangan Bos yang Menghilang   Bab 24

    POV MirellaSatu jam kemudian, aku berdiri sendirian di Puncak Banyu.Sebuah helikopter hitam turun dari langit, membuat angin kencang.Pintunya terbuka. Dante berdiri di sana, mengulurkan tangan padaku.Wajahnya memuat ekspresi rumit yang tak bisa kubaca.Aku naik ke helikopter tanpa ragu.Kami terbang di atas langit Varyan, melewati Gunung Apenano, dan akhirnya mendarat di sebuah kawasan pribadi yang dijaga ketat, jauh di dalam Pegunungan Alpo.Tempat itu terisolasi dari dunia. Seindah dongeng, dan sedingin penjara.Dia membawaku masuk ke rumah utama.Aku terdiam.Tempat ini… adalah replika sempurna dari fantasi yang pernah kugambar di secarik kertas yang sudah terlupakan.Rumah dengan pagar putih dan taman kecil.Rumah kita."Kamu suka?" tanyanya dari belakangku, suaranya serak. "Aku membangunnya selama tiga bulan. Setiap detail persis seperti yang kamu gambar.""Masa depan yang seharusnya kita punya.""Masa depan yang kamu buang." Aku mengoreksinya dengan nada datar.Aku berjalan k

  • Kekasih Kesayangan Bos yang Menghilang   Bab 23

    POV MirellaKeesokan paginya, Dante dan anak buahnya menghilang dari Varyan seolah mereka tak pernah ada di sana.Kupikir dia akhirnya memilih untuk melepaskan.Tapi aku salah.Pukul tiga sore, Leonardo menerobos masuk ke galeriku. Wajahnya pucat, sebuah koran tergenggam di tangannya."Kiara! Ini gawat!" Dia menghentakkan koran itu ke mejaku. "Bank keluargaku… dibobol. Semalam kami diserang! Kami bangkrut!"Aku menatap judul mengejutkan itu, hatiku merosot."Dan..." Suaranya bergetar saat dia menyerahkan ponselnya. "Ayahku… baru saja ditangkap! Mereka punya bukti palsu yang mengatakan bahwa dia memalsukan transaksi seni!"Di layar terlihat foto ayahnya diborgol, digiring polisi."Bagaimana ini bisa terjadi…" Leonardo ambruk di kursi, benar‑benar hancur. "Keluargaku hancur… semuanya hilang…"Aku menatap wajahnya yang putus asa, dan darahku terasa membeku.Ini bukan kehancuran pasar. Ini eksekusi. Tepat sasaran, menghancurkan, dan sunyi.Dan hanya ada satu orang yang bisa melakukannya.D

  • Kekasih Kesayangan Bos yang Menghilang   Bab 22

    POV MirellaKeesokan harinya, seluruh dunia mafia Kota Arunika meledak.Kerajaan Keluarga Ardhana runtuh dalam semalam.Para tokoh penting kacau balau, dan api pemberontakan membara dalam kegelapan.Aku menyaksikan semuanya dengan tenang, tetap melanjutkan pekerjaan restorasi.Sore itu, aku sedang berada di studio, mengerjakan sebuah fresco raksasa abad ke-15.Aku berdiri di atas perancah setinggi tiga meter, dengan hati-hati membersihkan sayap malaikat menggunakan kuas kecil.Tiba-tiba, terdengar suara logam tumpul seperti sedang dipotong.Disusul bunyi keras tali yang putus."Nona!" Liana menjerit dari bawah.Seluruh perancah oleng, terjungkal dengan ganas menuju jendela dari lantai hingga langit-langit di belakangku.Aku tak sempat bereaksi. Aku hanya bisa menatap saat tubuhku jatuh dari ketinggian tiga meter, meluncur menuju kaca besar itu.Namun, benturan dan rasa sakit yang seharusnya datang… tak pernah terjadi.Dalam sepersekian detik, sebuah bayangan hitam melesat dari kegelapa

  • Kekasih Kesayangan Bos yang Menghilang   Bab 21

    POV MirellaPesta ulang tahunku diadakan di galeriku yang berada di tepi Sungai Arno. Para elite Varyan hadir semuanya.Leonardo memesan sebuah kue besar untukku. Lalu dia berlutut di satu kaki dan membuka sebuah kotak beludru."Kiara Ayunda." Dia menatapku, matanya tulus. "Maukah kamu menikah denganku?"Para tamu terkejut lalu bertepuk tangan.Aku menatapnya, pada masa depan yang bersih dan stabil yang dia tawarkan.Seharusnya aku berkata ya.Namun, tepat ketika aku hendak berbicara, pintu kayu oak yang berat mendadak terbuka lebar.Dante berdiri di ambang pintu, bagai hantu dalam tuxedo hitam, siluetnya dipahat oleh gelapnya malam.Dia mengenakan mawar putih di kerah jasnya, wajahnya pucat seperti pualam.Dia mengabaikan keheningan yang tercipta dan berjalan lurus ke arahku.Dua pengawal mencoba menghentikannya, tetapi Tobias muncul di belakang mereka, menodongkan pistol ke kepala masing-masing."Minggir." Suara Tobias sedingin es.Dante mendorong Leonardo yang masih berlutut, seolah

  • Kekasih Kesayangan Bos yang Menghilang   Bab 20

    POV MirellaTiga bulan kemudian. Varyan.Galeri seni milikku akan segera dibuka. Semuanya mulai berjalan sesuai rencana.Kasih sayang Leonardo bagaikan matahari hangat yang menerangi dunia yang dulu hanya berisi bayangan.Aku pikir aku akhirnya sudah meninggalkan masa lalu.Sampai asistenku, Liana, menyerahkan sebuah paket dari Rimbala. Tanpa alamat pengirim.Paket itu berat. Di dalamnya ada sebuah kotak kuno dari kayu hitam.Terukir pada tutupnya adalah lambang asli Keluarga Ardhana.Burung api yang lebih tua, lebih garang. Sebelum aku desain ulang.Nafasku tercekat.Aku membuka kotaknya. Di dalamnya terdapat sebuah kunci tua dan kontrak dari perkamen yang sudah memudar.Itu adalah akta kepemilikan tanah asli milik Keluarga Ardhana di Rimbala. Akar keluarga itu.Kunci itu satu-satunya yang bisa membuka ruang bawah tanah di bawah vila lama.Ini bukan sekadar tanah. Ini adalah jiwa Keluarga Ardhana.Ada juga sepucuk surat. Tulisan tangan Lena yang elegan dan familier.[Mirella tersayang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status