Home / Romansa / Kekasih Pura-Pura CEO / Menawarkan Bantuan

Share

Menawarkan Bantuan

Author: Bambii
last update Last Updated: 2024-05-10 11:05:44

"Kenapa kau melihatku dengan pandangan seperti itu?" tanya Ralph dengan raut was-was. Pasalnya Samuel memandanginya dengan senyum mencurigakan.

"Sepertinya aku punya solusi untukmu." Ucap Samuel sambil menaik turunkan alisnya.

Ralph mendesah lesu. "Apa yang akan kau tawarkan padaku?"

Pria muda itu sungguh lelah dengan segala hal yang mengganggunya akhir-akhir ini. Memang orang tuanya tidak begitu menyetujui hubungannya dengan Abigail Bloom, tentunya bukan karena kasta, karena Abigail berasal dari keluarga terpandang juga. Hanya saja pekerjaan Abigail sebagai model itu mengharuskan dia bergaul dengan banyak model pria, bahkan terkadang dia juga menerima tawaran foto intim dengan lawan jenis. Bagi keluarga Ralph sendiri, hal tersebut bisa mencoreng nama baik keluarga. Oleh karenanya, keluarga Ralph tidak terlalu menyetujui hubungan keduanya.

Walaupun hubungan Ralph dan Abigail telah berakhir sebulan yang lalu, dan Ralph juga sudah mulai melupakan Abigail, tapi bukan berarti dia akan dengan mudah mencari pengganti Abigail. Menurutnya cinta tidak bisa dipermainkan, dia selalu menjunjung tinggi hakikat cinta itu. Namun, bila sudah begini, apa yang harus dia lakukan?

Samuel menegakkan tubuhnya dengan masih menatap lurus pada Ralph. "Kurasa aku bukan memiliki penawaran, karena aku tidak berniat menjual keponakanku. Tetapi kalian sama-sama butuh bantuan dan seharusnya bisa saling membantu."

Dahi Ralph mengernyit. "Apa maksudnya? Bisakah kau berterus terang saja, Sam?"

"Well, Cassie, gadis tadi itu adalah keponakanku. Lebih tepatnya dia adalah anak dari kakak tiriku. Ibuku menikah dengan kakek Cassie tiga tahun lalu."

Samuel melebarkan matanya. "Oh, bukan itu poinnya. Maksudku, Cassie ... Dia sudah lama dipaksa oleh kakak tiriku untuk pergi kencan buta. Dan tak terhitung lagi berapa banyak laki-laki yang dia tolak. Dia sudah berusaha menghentikan dan mencari alasan agar tidak menemui para lelaki itu. Tetapi ibunya memiliki beribu alasan agar dia bisa berangkat menemui lelaki yang sudah dijodohkan dengannya itu."

"Singkatnya—"

"Aku dan dia bisa menjadi kekasih pura-pura?" Ralph memotong ucapan Samuel saat mengetahui apa yang akan dibicarakan oleh pria berbeda enam tahun dengannya itu.

Samuel tertawa sembari menjentikkan jarinya. "Exactly, dude."

Jemari Ralph mengetuk gelas kacanya beberapa kali. Dia memikirkan solusi yang diberikan Samuel padanya. Gadis tadi memang menarik perhatiannya, tetapi ucapan Samuel sebelumnya yang mengatakan untuk tidak menjadikan gadis itu sebagai kekasih membuatnya kembali berpikir. Dia harus berhati-hati dalam mengambil tindakan, karena dia tidak tahu bagaimana sifat gadis itu. Sudut pandangnya yang membenci lelaki sedikit mengusiknya.

Cassie, gadis itu tidak mempercayai laki-laki? Atau justru tidak mempercayai cinta?

Ralph beralih pandang pada Samuel. "Di mana aku bisa bertemu keponakanmu?"

Samuel menyunggingkan senyumannya. Sudah ia duga Ralph akan menyetujuinya. "Taman kota jam empat sore."

****

Sore ini, seperti dengan hari-hari sebelumnya. Meskipun dia sibuk sepanjang hari, tetapi Cassie selalu menyempatkan waktu di sore hari untuk berjalan-jalan bersama Cotton, anjing peliharaannya.

Cassie akan jogging bersama dengan Cotton yang mengikutinya di belakang. Anjing betina itu sangat patuh dan sayang dengan pemiliknya. Seperti dengan namanya yang memiliki arti 'kapas', Cotton adalah anjing yang berhati lembut. Meski begitu, Cotton tidak akan membiarkan siapapun mengganggu Cassie, sekalipun badannya kecil karena dia adalah anjing jenis poodle.

Seperti sekarang. Saat Cassie sedang asik berlari, seekor anjing jantan ras samoyed tiba-tiba saja menghalangi langkah Cassie. Cotton yang berlari di belakangnya sontak saja ikut mengerem. Dia berlari ke depan Cassie untuk melihat siapa yang mengganggu langkah berlari pemiliknya.

Melihat ada seekor anjing lain, Cotton langsung menyerang anjing jantan tersebut, seakan-akan dia tidak takut bila samoyed itu akan mengigitnya. Sementara itu, Cassie yang panik seketika segera menggendong Cotton dan membiarkan samoyed itu terdiam sambil menatapnya. Sejujurnya Cassie tidak takut Cotton akan dimakan, karena sepengetahuannya, meski badan anjing samoyed itu besar, tetapi dia lemah lembut seperti hello kitty.

"Hai, tuan kecil. Kamu manis sekali," sapa Cassie pada anjing samoyed tersebut.

Samoyed itu hanya berkedip tanpa menggonggong. Wajahnya yang lucu membuat Cassie gemas dan ingin mengelusnya. Tetapi sebelum tangannya membelai lembut bulu samoyed, suara seseorang menginterupsinya. "Kita bertemu lagi, nona."

Cassie menoleh dan mendapati Ralph di sana. Lelaki yang dia temui di bar semalam dan membuatnya harus segera pergi dari bar, padahal dia masih ingin curhat dengan Samuel.

"Hai, tuan. Sebuah kebetulan," balas Cassie sambil memaksakan senyumannya.

Ralph berjalan mendekati samoyed dan memanggilnya. "Come here, Rex," anjing samoyed itu langsung berlari memutari tubuh Ralph dan berakhir menggosok badannya di kaki kanan tuannya.

Kedua mata Cassie membulat. Apa katanya tadi? Rex? Makhluk selucu itu diberi nama Rex? Kenapa tidak yang lain? Coco mungkin? Waffle? Atau Rocco supaya lebih terdengar macho.

"Bukan kebetulan, nona. Aku memang mencarimu," ucap Ralph kembali memfokuskan diri pada Cassie.

Manik mata berwarna hijau zamrud itu kembali melebar. Sungguh, dia tidak pernah berpikir akan ada lelaki yang memiliki basa basi sejelek ini. Ralph terlihat sangat berterus terang padanya, ini berbeda dengan kebanyakan pria lainnya yang lebih memilih untuk memberikan alibi dan menebar kebohongan saat mendekati perempuan.

"A-ah, seperti itu ternyata. Ada keperluan apa tuan mencariku?" tanya Cassie berpura-pura ramah. Andai saja bisa, dia ingin segera pergi dari sini, seperti waktu semalam. Tetapi sayang sekali, Cassie menyadari etikanya akan berbeda bila dia tidak sedang berada di lingkungan gemerlap.

Ralph mengambil tali yang terikat pada leher Rex. Kemudian melempar pandangan ke sekitar. "Bagaimana jika kita mengobrol di tempat yang lebih nyaman?" tanyanya. Kali ini dia sudah menatap Cassie sembari menunggu jawaban dari gadis itu.

Dengan perlahan Cassie melangkah mundur sambil sesekali menatap jam tangan di tangan kirinya. "Sepertinya tidak bisa, tuan. Aku masih ada urusan dan sedang buru-buru."

"Mungkin lain waktu, tuan. Permisi," lanjut Cassie lagi, kemudian berbalik dan melangkah pergi meninggalkan Ralph bersama dengan Cotton yang anteng di dalam dekapannya.

"Kudengar kau sedang mencari jalan keluar dari kencan buta, nona!" seruan itu menghentikan langkah Cassie yang sudah menjauh dari tempat Ralph berdiri.

'Sialan, pasti dia tahu semua itu dari Samuel!' batin Cassie.

Melihat Cassie yang tidak bergerak dari tempatnya, Ralph berinisiatif mendekat bersama Rex yang ikut berjalan di sampingnya. "Aku akan menawarkan bantuan padamu," ucap Ralph setelah sampai di sebelah Cassie.

Cassie memutar kepalanya ke samping. "Bantuan apa yang akan kau tawarkan?"

"Menjadi kekasih pura-pura."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kekasih Pura-Pura CEO   James Tak Percaya

    Sinar mentari yang menyelinap melalui tirai kamar membuat Ralph mengerang rendah. Dia masih butuh mengistirahatkan tubuhnya, energinya terkuras habis semalam karena mengurus masalah James dan Grace.Cassie melihat Ralph yang hanya berbalik badan dan kembali tertidur. Ia pun berinisiatif untuk menutup tirai kamar hotel dengan gordennya. Lalu, ia kembali ke meja kerja dan melanjutkan aktivitasnya, apalagi jika bukan revisi desain.Fokusnya tidak lagi terpecah. Ia harus segera menyelesaikan revisiannya, karena sore nanti ia harus membawa Ralph pergi ke rumahnya. Ia belum membicarakan hal itu dengan Ralph, tapi Cassie yakin kekasihnya akan mengiyakan.Ketika jemarinya sedang sibuk dengan mouse, tiba-tiba sepasang tangan memeluknya dari belakang. Aroma musky bercampur woody mengenai penciuman Cassie. Tak perlu menoleh, Cassie sudah hafal itu adalah Ralph."Selamat pagi," sapa Ralph dengan nada rendah.Cassie mengusap tangan itu dengan lembut dan tersenyum hangat. Kepalanya menoleh ke atas,

  • Kekasih Pura-Pura CEO   Masa Lalu

    Jemari Grace bergerak, perlahan kelopak matanya terbuka. Dilihatnya langit-langit ruangan yang berwarna putih, juga sedikit aroma obat-obatan khas rumah sakit yang mulai dirasakan oleh indra penciumannya. Matanya berkedip, kemudian menoleh pada sebuah sofa panjang yang ada di sebelah ranjang pasien. Seorang lelaki tertidur dengan tangan kiri menutupi kedua matanya, napasnya terlihat naik turun secara teratur. Tentu saja Grace mengenali sosok tersebut, Arthur. Karena tak ingin mengganggu, Grace berinisiatif memencet bel, agar perawat segera mendatangi kamarnya. Setidaknya harus ada orang yang mengetahui dirinya telah siuman. Benar saja, tak membutuhkan waktu yang lama untuk seorang perawat mendatanginya. Grace tersenyum dan mengangguk saat perawat tersebut meminta izin untuk memeriksanya. "Silakan." Katanya. "Untuk saat ini kondisi Nona sudah stabil, namun Nona masih dalam masa observasi dokter. Nanti dokter akan datang

  • Kekasih Pura-Pura CEO   Kecewa

    Lima menit yang lalu, Ralph sudah pergi ke rumah sakit. Lelaki itu tidak pergi begitu saja, ia mencium kening Cassie terlebih dahulu, dan bertanya apakah dirinya diperbolehkan pergi ke rumah sakit malam ini juga?"Aku akan pergi, jika kau mengizinkan." Kata Ralph sembari mengusap puncak kepala Cassie dengan lembut.Cassie mengangguk. "Pergilah. Sepertinya mereka membutuhkanmu. Tapi kau tetap hutang cerita padaku."Ralph terkekeh mendengarnya. "Iya, aku akan menceritakannya nanti. Tunggu aku, ya ... ah tidak, maksudku, lebih baik kau melanjutkan tidurmu saja. Maafkan aku yang membuatmu terbangun. Saat ada kabar nanti, aku akan segera menghubungimu lagi." Jelas Ralph panjang lebar.Cassie mengangguk lagi. "Ya, pergilah. Hati-hati di jalan, jangan mengebut."Sebuah kecupan mendarat di kening Cassie. "Tentu saja. Aku pergi bersama Carlo, kau tak perlu khawatir. Jika ada hal mendesak segera hubungi Jovan, ia selalu siap sedia 24/7."Cassie tersenyum bila mengingatnya. Ia percaya, Ralph tid

  • Kekasih Pura-Pura CEO   Apa yang Terjadi?

    James berlarian menggendong Grace dari depan IGD, para perawat yang melihat kehadiran mereka segera bertindak mengambil bed mobile atau tempat tidur pasien yang dapat digeser."Selamat malam, Tuan. Apa yang terjadi?" seorang dokter IGD menghampiri James setelah berhasil meletakkan tubuh Grace di atas bed mobile."Dia minum alkohol seharian hingga melewati batas wajarnya. Kurasa dia juga tidak memakan apapun hari ini. Aku baru menemukannya dan sudah memberikan obat pengar. Mohon bantuanmu," pinta James yang raut memohon.Dokter tersebut mengangguk. "Baiklah, kau bisa menunggu di sana. Aku akan memeriksa kondisinya lebih dulu.""Dokter! Ada darah yang keluar dari rahimnya!" seru seorang perawat pada dokter IGD.Sontak saja kedua lelaki itu menoleh bersama. James dapat melihat darah merah yang kental keluar membasahi kaki Grace.Dahi James mengernyit. Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah Grace memiliki sebuah penyakit serius yang tak ia ketahui? Atau apa? Sekarang apa yang harus ia lakuka

  • Kekasih Pura-Pura CEO   Keadaan Grace

    "Apakah semuanya aman, Bambolotta?" suara lembut dari seberang sana cukup membuat rasa penat Cassie berkurang.Gadis itu merebahkan tubuhnya di atas ranjang, masih dengan pakaian yang sama. Ia hanya menanggalkan sepatu hak tinggi dari kedua kakinya."Ya, kurasa." Balas Cassie seraya memijat pelipisnya."Tapi suaramu tidak menunjukkan hal yang sama, Bambolotta. Apakah ada sesuatu yang kau tutupi dariku?" tanya Iris sedikit khawatir.Cassie menggeleng ringan. "Tidak, aku hanya butuh beristirahat karena desain yang kubawa akan direvisi kembali.""Ah, begitu rupanya. Ya, kau memang perlu istirahat putriku. Madre akan pulang besok, mari bertemu di rumah." Ujar Iris yang merasa iba.Cassie mengangguk, kembali melupakan bahwa mereka sedang berbicara melalui telepon."Oh, iya. Kenapa aku bisa melupakannya?" Iris tiba-tiba berseru dan berbicara pada dirinya sendiri.Sementara itu Cassie melenguh kecil, dia sedikit terkejut dengan seruan ibunya. "Ada apa, Madre? Kau mengagetkanku.""Besok janga

  • Kekasih Pura-Pura CEO   Revisi Menyebalkan

    "Kalian tidak mungkin saling tertarik satu sama lain, kan?" tiba-tiba saja suara James menginterupsi hingga memutuskan kontak mata antara Cassie dan Ralph. Mendengar itu Cassie langsung tergagap. Entah mengapa ia merasa lidahnya kelu, padahal tadinya ia sangat lancar menjelaskan desain yang dibawanya. Jantungnya juga bereaksi lain, berdegup kencang jauh berbeda dari sebelumnya. "Aku? Kau mungkin sedang bercanda, Tuan James. Mana mungkin aku berani mengencani Tuan Muda Holt." Balas Cassie dengan segera. Ralph menyunggingkan senyuman miringnya. Dalam hal menghindari pertanyaan, Cassie memang jagonya. Tetapi sepertinya gadis itu melupakan satu hal, James Arthur merupakan pembaca mimik wajah yang handal. James terlihat mengernyit setelah mendengar jawaban Cassie. "Oh ya? Tetapi sepertinya aku tidak mengatakan kau berniat mengencani Tuan Holt. Kupikir kau hanya tertarik padanya, karena dia sangat ahli dalam bidang arsitektur

  • Kekasih Pura-Pura CEO   Pertemuan Profesional

    Setelah meminta izin pada Ralph, Cassie pergi menemui James untuk bertemu dengan kolega yang dimaksud oleh sahabatnya itu. Mereka bertemu langsung di lobby hotel Vetle Venesia, tempat Ralph dan Cassie menginap, sekaligus hotel milik keluarga Murphy. "Hi, James Arthur! What's up!" sapa Cassie pada James yang sedang berbicara dengan salah satu pegawai hotel. James menoleh setelah mendengar sapaan Cassie. Dilihatnya sosok perempuan yang berjalan anggun dengan blouse hitam lengan tiga per empat yang dipadukan loose pants berwarna krem. "Hai, aku baik. Bagaimana denganmu Nona Smeraldo?" James balik bertanya, kemudian mereka tertawa bersama. "Seperti yang kau lihat," balas Cassie seraya memeragakan gerakan melompat meski dirinya memakai heels. "Oh tidak, jangan lakukan itu, Cassie. Aku lebih menyayangkan heels Cristian Louboutin yang kau beli di musim dingin tahun lalu itu." Ungkap James yang menatap miris pada sepatu hak tinggi milik Cassie. "Tidak, ini aman. Tapi kau jahat, ka

  • Kekasih Pura-Pura CEO   Pengakuan

    "Cassiel?" suara Ralph yang memanggilnya, menyadarkan Cassie pada kenyataan. "Ya?" Cassie mendongak dan lagi-lagi tatapan mereka bertemu. "Ingin mencobanya denganku?" tanya Ralph sungguh-sungguh. Cassie memilin jemarinya, rasa gugup dan ragu masih menyelimuti hati dan pikirannya. "Mencoba apa?" "Menjadi kekasih sungguhan." Ucap Ralph penuh keberanian. Manik matanya tak lepas memandangi Cassie. "Bagaimana jika ..." Cassie menggantung kalimatnya, sedangkan Ralph masih setia menunggu lanjutannya. Entah mengapa, melihat Ralph yang begitu tulus membuat Cassie tak ingin melukai hati pria muda itu. Perasaan ini jelas berbeda dengan perasaannya pada James. Inikah perasaan yang dimiliki oleh ibunya? Yang menjadi buta akan segala hal buruk yang dilakukan oleh ayahnya? Yang menjadi tuli akan cacian semua orang yang ditujukan padanya? Yang selalu siap untuk berkorban dan setia kepada pasangannya. "Apakah ada hal ata

  • Kekasih Pura-Pura CEO   Venesia Bersamamu

    "Jadi, kita mau pergi kemana?" tanya Cassie sembari menatap Ralph dari samping. Lelaki bermarga Holt itu hanya berdeham rendah seraya mengetikkan sesuatu di ponselnya. Hal itu berlangsung beberapa saat, sampai Cassie hampir kesal menunggunya. Ketika Cassie akan membuka suaranya, Ralph sudah lebih dulu berbicara. "Hari ini kau tour guide-nya, nona." "Bagaimana, nona? Tempat apa yang akan kita kunjungi pertama?" Jovan ikut bertanya setelah Ralph selesai berbicara. Cassie mengambil napas, kemudian tersenyum. "Baiklah, akan kuperkenalkan kalian pada kampung halamanku." "Karena waktu sudah siang, kita pergi ke Grand Canal terlebih dahulu." Lanjut Cassie. Mobil Rolls Royce Phantom itu terus melaju di jalanan kota Venesia menuju sebuah destinasi wisata yang menjadi incaran utama para turis. Grand Canal adalah terusan perairan yang berada di kota Venesia. Grand Canal terkenal di seluruh dunia karena istana-istana berusia berabad-abad yang berdiri di kedua sisi air. Sebagian besar beras

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status