Kekasih Pura-Pura CEO

Kekasih Pura-Pura CEO

By:  Bambii  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
37Chapters
504views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Cassiel Smeraldo adalah gadis yang bekerja sebagai seorang seniman dan sejak kecil tumbuh berdekatan dengan seni lantaran sang ayah merupakan salah satu seniman terkenal di negaranya. Cassie sangat dekat dengan sang ayah, hingga perselingkuhan ayahnya yang menyebabkan kedua orang tuanya bercerai, membuat Cassie membenci ayahnya dan sangat membenci cinta juga pernikahan. Menurut Cassie, semua omongan laki-laki itu bulshit, dan cinta itu tidak pernah ada. Karena khawatir sang putri tidak akan menikah di umurnya yang sudah matang, ibu Cassie sering menyuruh Cassie ikut kencan buta yang sudah diatur olehnya. Berbagai cara telah Cassie lakukan agar bisa menghindari kencan buta itu. Namun, semua itu selalu berakhir sia-sia. Hingga Cassie bertemu dengan Ralph Oliver Holt, seorang CEO perusahaan arsitektur yang baru saja putus dengan kekasihnya dan terpaksa harus mencari kekasih pura-pura untuk menghadiri acara keluarganya. Mereka berdua pun sepakat memainkan peran sebagai kekasih pura-pura hingga batas waktu yang ditentukan.

View More
Kekasih Pura-Pura CEO Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
37 Chapters
PROLOG
Cassiel Smeraldo—nama lengkap dari gadis yang kini sedang duduk di kursi bar dengan segelas martini di tangan kanannya. Dia tampak menawan dengan gaun sabrina yang memiliki belahan dada rendah. Warna merah maroon pada gaun tersebut juga terlihat sangat kontras dengan kulitnya yang seputih salju.Sesekali dia tampak menyesap martininya, kemudian beralih pandang pada jajaran minuman beralkohol di hadapannya. Samuel, sang bartender terkadang mengajaknya berbincang ringan. Mereka tampak akrab, karena memang pada kenyataannya seperti itu. Cassie sering mendatangi bar ini setiap malam minggu untuk mengusir kepenatannya. Dia sibuk bekerja setiap hari dan akan melupakan segala masalahnya di malam ini."Kudengar ibumu menyuruhmu pergi kencan buta lagi," kata Samuel saat Cassie menyesap kembali martininya."Dari mana kau tau?" tanya Cassie menatap Samuel penuh selidik."Ibumu yang bercerita langsung padaku akhir pekan lalu saat kami sedang makan siang bersama." Samuel menjawab dengan santai.Ca
Read more
Menawarkan Bantuan
"Kenapa kau melihatku dengan pandangan seperti itu?" tanya Ralph dengan raut was-was. Pasalnya Samuel memandanginya dengan senyum mencurigakan."Sepertinya aku punya solusi untukmu." Ucap Samuel sambil menaik turunkan alisnya.Ralph mendesah lesu. "Apa yang akan kau tawarkan padaku?"Pria muda itu sungguh lelah dengan segala hal yang mengganggunya akhir-akhir ini. Memang orang tuanya tidak begitu menyetujui hubungannya dengan Abigail Bloom, tentunya bukan karena kasta, karena Abigail berasal dari keluarga terpandang juga. Hanya saja pekerjaan Abigail sebagai model itu mengharuskan dia bergaul dengan banyak model pria, bahkan terkadang dia juga menerima tawaran foto intim dengan lawan jenis. Bagi keluarga Ralph sendiri, hal tersebut bisa mencoreng nama baik keluarga. Oleh karenanya, keluarga Ralph tidak terlalu menyetujui hubungan keduanya.Walaupun hubungan Ralph dan Abigail telah berakhir sebulan yang lalu, dan Ralph juga sudah mulai melupakan Abigail, tapi bukan berarti dia akan den
Read more
Sepakat
Cassie memutar kepalanya ke samping. "Bantuan apa yang akan kau tawarkan?" tanya Cassie dengan ragu-ragu. Sejujurnya dia memang tidak yakin dan tidak ingin berurusan dengan lelaki yang dia temui di bar ini, tapi dia penasaran dengan tawaran itu."Menjadi kekasih pura-pura." Ralph menjawab dengan santai. Tangan kirinya masuk ke dalam saku celana pendeknya, sedangkan tangan kanannya masih memegangi tali Rex.Dalam diam kedua mata Cassie bergerak memindai tubuh Ralph dari atas ke bawah, seolah mempertanyakan apakah Ralph pantas menjadi kekasih pura-puranya? Ehm, salah. Sepertinya lebih pada, apakah Cassie pantas menjadi kekasih pura-pura Ralph?Lihatlah, hari ini untuk mengajak Rex jalan-jalan saja Ralph memakai kaos polo berwarna putih dan celana pendek berwarna khaki. Jangan lupakan kepalanya yang ditutupi dengan topi berwarna senada dengan bajunya. Ralph nampak mahal dan keren."Bagaimana?" tanya Ralph setelah menunggu jawaban yang cukup lama dari Cassie.Mendeng
Read more
Membutuhkan Peranmu
Bel apartemen berbunyi ketika Cassie baru saja selesai memasang kedua antingnya. Dia bergegas pergi untuk melihat siapa yang bertamu malam-malam.Sebelum membuka pintu apartemen, dia melirik pada jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Mungkinkah itu Ralph yang datang menjemputnya? Tetapi lelaki itu bahkan tidak mengetahui tempat tinggalnya.Cassie mengintip dari lubang pintu untuk melihat seseorang di depan sana. Seorang pria muda memakai tuxedo berwarna hitam berdiri di depan pintu apartemennya. Cassie tidak salah mengenali, itu memang Ralph.Gadis bergaun itu segera membuka pintu apartemennya. Kedua matanya langsung berserobok dengan sepasang mata berwarna biru laut milik pria di depannya ini. "Hai," sapa Cassie ringan. Sementara itu, Ralph hanya membalas dengan dehaman.Diam-diam Ralph memperhatikan penampilan Cassie malam ini. Gadis itu tampak cantik dengan gaun hitamnya. Rambut bergelombangnya dibiarkan tergerai di punggungnya. Riasan yan
Read more
Makan Malam Keluarga Holt
Kedua pasangan itu berjalan bergandengan menuju sebuah ruangan yang terdapat di dalam mansion keluarga Holt. Mereka tampak serasi dengan pakaian berwarna hitam. Sesekali rambut bergelombang milik sang gadis terombang ambing seiring dengan langkahnya yang tegas dan percaya diri. "Selamat malam, Dad, Mom." Sapa Ralph saat mereka telah tiba di ruang makan. Cassie semakin mengeratkan genggaman tangannya, sementara tangan kanan Ralph mengusap permukaan tangan Cassie untuk menenangkan. Perilaku dua insan itu tidak luput dari semua pandangan manusia yang berada di dalam ruang makan. Charles Holt, selaku kepala keluarga Holt duduk di tengah menghadap pada pintu ruang makan. Dia tersenyum saat melihat putra sulungnya benar-benar menepati ucapannya. Ralph membawa seorang gadis malam ini dan yang lebih mengejutkan lagi adalah gadis yang dibawanya tidak setipe dengan para gadis sebelumnya. "Selamat malam, Kiddo. Silakan duduk," ujar Charles sembari m
Read more
Sebuah Rencana
Pagi ini Cassie sudah berada di studio lukisnya sendirian. Beberapa teman pelukis lain yang tergabung dalam studio lukisnya belum datang. Sembari menunggu, dia memakan sarapannya terlebih dahulu. Tadi sebelum berangkat Cassie sempat membuat sandwich. Dia duduk di sebuah sofa single, kemudian memakan sandwich-nya dengan tenang. Pikirannya tiba-tiba melayang pada kejadian semalam. Iya, dimana dia ikut makan malam bersama keluarga Holt. Entah harus dia syukuri atau tidak, tetapi dia senang diterima oleh keluarga Holt. Ngomong-ngomong soal itu, setelah mengantarnya pulang semalam, Ralph tidak menghubunginya lagi. Dunianya nampak kembali tenang seperti sedia kala. Dia merasa seperti seorang cinderella yang datang di pesta dansa. Tidak sadar jika sedari tadi dia melamun, teman Cassie—Terra Amore yang baru datang merasa heran, tidak biasanya Cassie melamun sambil makan. "Selamat pagi, nona Roosevelt." Sapanya dengan suara dibuat seformal mungkin. Sapaan itu menarik Cassie yang tenggelam
Read more
James Arthur
Di salah satu gedung pencakar langit, Ralph duduk di kursi kebesarannya dan disibukkan dengan berbagai dokumen penting yang bertumpuk di atas mejanya. Terus menerus dia membuka dokumen, membacanya, lalu membubuhkan tanda tangan di sana. Bagi sebagian orang mungkin kegiatan itu terlihat monoton dan tidak membutuhkan otak, tetapi pada kenyataannya Ralph harus benar-benar memeriksa dan memastikan dokumen yang ditanda tangani olehnya tidak akan merugikan perusahaan.Terhitung sudah lima tahun sejak dia lulus menjadi sarjana arsitektur, dia sudah berkiprah dan menjabat sebagai CEO Paradiso Architecture Corp. Muda, kaya dan berbakat adalah tiga kata yang dapat menggambarkan Ralph. Semenjak PA Corp dikendalikan olehnya, perusahaan ini telah berkembang jauh lebih pesat dari sebelumnya. Hingga sekarang PA Corp telah menduduki peringkat pertama perusahaan terbaik di Eropa.Suara ketukan pintu mengambil atensi Ralph dari dokumennya. "Masuk," ucap Ralph dengan suara baritonnya yang berat dan ding
Read more
Surat Kontrak
Ralph mengernyit. "Cassie?" gumam Ralph tidak menyangka.Gadis ber-jumpsuit itu benar-benar kekasih pura-puranya. Apa hubungan antara Cassie dengan sahabatnya? Mengapa James tidak pernah menceritakan bila dia sedang dekat dengan seorang perempuan?"Tuan Ralph," panggilan dari Carlo mengambil seluruh kesadaran Ralph. Dia tidak lagi memikirkannya lantas memasuki mobil dan pergi meninggalkan CS Studio.Di sisi lain, Cassie masih bersama dengan James di kafe CS Studio. Mereka duduk di meja yang sebelumnya James tempati bersama Ralph. "Kapan kau pulang ke Roma?" tanya Cassie penasaran.James menyilangkan kakinya. "Dua hari lalu. Kenapa? Kau merindukanku, kan?" James tertawa penuh percaya diri.Melihat reaksi James yang kepedean itu membuat Cassie malas. Dia memutar bola matanya dan bersedekap dada. "Rugi besar bila aku merindukanmu."Tawa James semakin keras saat mendengar jawaban Cassie. Gadis keturunan Asia itu selain cantik juga lucu dan menarik."Jadi, bagaimana tour konsermu ke Amerik
Read more
Kencan Pertama
Cassie mengernyit. "Apa maksud dari situasi diluar kendali? Dan—" "Haruskah berkencan setiap minggu?" Cassie menatap Ralph dengan perhatian penuh. Sementara itu Ralph terkekeh kecil, tawanya terdengar dipaksakan. "Tentu saja untuk menghindari kecurigaan. Kau tentu tidak mau ketahuan kita hanya kekasih kontrak, kan?" Cassie terdiam setelah mendengar jawaban Ralph. Dalam hati dia menyetujuinya. "Oke. Aku setuju." Setelah itu mereka pun memesan makanan dan makan malam bersama. Tidak ada obrolan yang menarik di sana. Baik Cassie maupun Ralph hanya diam seraya menyantap pizza. Selesai makan malam, Cassie dan Ralph berjalan bersama keluar dari restoran pizza tersebut. Di belakang mereka terdapat Carlo dan beberapa pengawal yang setia menemani Ralph kemanapun lelaki itu pergi. "Kau pernah ke air mancur Trevi?" tanya Cassie saat mereka telah berada di depan restoran. Ralph menaikkan salah satu alisnya. Bukan dia tidak tahu air mancur yang satu itu, bahkan air mancur itu tidak jauh dari
Read more
Mengadu Peruntungan
"Kita sudah sampai!" pekik Cassie gembira.Gadis itu mendongak untuk menatap Ralph, dan kedua manik mata mereka berserobok. "Cantik." Ralph berujar lirih.Tubuh Cassie menegang, tidak menyangka Ralph akan mengatakan hal itu. Apalagi dia berbicara sambil menatapnya. "Iya, air mancurnya memang cantik. Ayo kita ke sana!" ajak Cassie.Dia menggeret Ralph hingga mereka berdiri di dekat air mancur Trevi. Genggaman tangan mereka terlepas. Sekarang Cassie memandangi bangunan seperti kastil di depannya ini. Tidak ada yang berbicara. Tidak ada orang lain juga di sini selain mereka. Selama beberapa menit, hanya suara air yang terdengar."Apakah kau sering datang ke sini?" tanya Ralph memecah keheningan di antara mereka.Cassie mengalihkan perhatiannya pada Ralph, kemudian mengangguk dan tersenyum tipis. "Aku akan menyempatkan datang setelah mengantar lukisanku, atau setelah lukisanku berhasil dilelang dengan harga tinggi."Kening Ralph terlihat berkerut. "Semacam tradisi, huh?"Tawa kecil keluar
Read more
DMCA.com Protection Status