Cia yang mewakili teamnya berdiri di tengah-tengah lapangan. dengan rasa takut ia memberanikan diri untuk memberikan alasannya.
Suara teriakan terdengar, membuat Cia menundukkan kepalanya. Namun sentuhan lembut membuatnya mengalihkan perhatian pada seseorang yang berada di sampingnya.
"Bicaralah, katakan alasannya. kenapa kamu tidak mengambil apapun dari kami?" Ucap Rio dengan suara lembut.
"Sebenarnya, tidak ada permainan apapun di sini. kenapa senior mengatakan. ambil apapun yang ada pada senior. pada kenyataannya tidak dibenarkan, ini adalah jebakan. dan itu artinya tidak ada, itu sebabnya kami tidak mengambil apapun dari senior. yang pada akhirnya melukai para senior. dan yang terjadi sebenarnya tidak di benarkan." Ucap Cia dengan menundukkan kepalanya.
Semua terdiam mendengarkan penjelasan dari Cia, dan baru mereka menyadari jika yang mereka lakukan adalah kesalahan dan berakibat melukai teman sendiri.
Suara tepukkan tangan membuat Cia mengangkat wajahnya, dan matanya bertemu dengan sorot mata yang hitam. yang menatapnya dengan senyum yang mengembang.
"Yang, di katakan Cia benar adanya. ternyata kalian masih berfikir untuk menjatuhkan teman sendiri demi keuntungan pribadi. sudah aku katakan jika ini jebakan dan kalian tidak mengerti dengan kode dari saya. OKE! jadi pemenangnya adalah team Aaron!" Ucap Rio dengan suara lantang.
"Oke! sekarang waktunya ketua OSIS kita. yang memberikan pengumuman pada kalian." Rio mengakhiri ucapanya dan memberikan tempat pada Aaron.
"Selamat, malam semua. sesuai dengan rencana bagi siapapun yang memenangkan game ini maka dia akan berkencan dengan saya." Aaron menatap Cia yang berdiri di tengah-tengah. berlahan Aaron mendekati Cia dan membisikkan kata-kata yang membuat Cia gelagapan.
"Malam, ini kamu adalah kekasihku." Ucapnya dan berlalu dari hadapan Cia.
Suasana semakin ramai saat acara pesta di mulai. acara hari jadi yang di lakukan Maria School di rayakan oleh para siswa yang tengah melakukan pelajaran di luar ruangan. walau pada kenyataannya pelajaran di luar ruangan di tiadakan.
Cia yang duduk dengan dua temannya, hanya memandang, para siswa yang tengah mencari pasangan. bahkan di antara mereka tengah menikmati makan yang telah di siapkan.
"Cia, kenapa kamu tidak bersiap? bukankah kamu pemenangnya?" Cika yang melihat Cia tanpa minat.
"Lebih, baik kita nongkrong bertiga. aku malas untuk megikuti kegiatan begini." Jawab Cia.
"Tapi Cia, kamu tidak ingin berkencan dengan ketua OSIS kita?" Anna yang penasaran dengan Cia yang tidak ingin berkencan dengan Aaron.
"Kalian, di sini dulu. aku akan pergi sebentar." Cia berdiri dan melangkah menuju tenda. Namun seseorang menarik pergelangan tangan Cia dengan kasar.
"Jangan, berharap kamu bisa berkencan dengan kekasihku!" Cia yang terkejut dengan kehadiran Jessika berlahan mundur namun langkahnya terhenti ketika Luna menahan Punggungnya.
"Apa, yang kalian lakukan padaku?' tanya via dengan suara bergetar.
"Apa!"
"Kamu. bertanya apa yang ingin kami lakukan?" Gelak tawa Jessika memenuhi tenda milik Cia.
"Katakan apa salahku pada kalian?" Tanya Cia.
"Salah kamu? Oke akan aku katakan salahmu! pertama, kenapa kamu bisa masuk ke sekolah Maria School, dan kamu kenapa menggoda putra pemilik sekolah!" Jelas Jessika pada Cia. yang di jawab gelengan Cia.
"Jika, kamu. terus menggoda Aaron maka toko kue milik ibumu akan aku hancurkan."
Jessika mendorong tubuh Cia hingga teejungkal ke belakang.
"Ayo! kita tinggalkan tempat ini." Jessika meninggalkan Cia yang terjatuh akibat ulah Jessika cs.
Cia yang tengah bersembunyi di tenda membuat dua temannya mengikuti apa yang Cia lakukan.
" Kenapa kalian ada disini?" Tanya Cia.
"Bagaimana, kami. disana jika teman kami berada disini." Ucap Anna. mereka memeluk tubuh Cia erat.
"Cia, kenapa kamu. tidak mengatakan pada kami, apa yang mereka lakukan padamu." Kali ini suara Cika dengan Isak tangisnya.
"Aku, tidak ingin. membuat kalian cemas." Ucap Cia dengn suara pelan.
Anna menarik tangan Cia, dan membawanya ke lapangan di dimana acara tengah di mulai. Acara perayaan Maria School. acara yang semakin malam semakin ramai, para siswa tengah mencari pasangan.
Di tempat yang tidak jauh Jessika yang tengah mencari Aaron. di buat kecewa ketika pria yang ia cintai tidak menampakkan hidungnya.
"Kalian, apa melihat Aaron?" Tanya Jessika pada dua sahabatnya.
"Tidak, bukankah tadi berada di tendanya bersama dengan geng nya." Jawab Luna. Jessika melangkah meninggalkan dua sahabatnya dan menuju tenda Aaron. namun lagi-lagi dia kecewa melihat tenda Aaron kosong.
"Jessika, apa yang kamu. lakukan disini?" Tanya Rio yang sebenarnya mengikuti Jessika.
"Aku, mencari Aaron. apakah kamu melihatnya?" Tanya Jessika.
"Tidak, mungkin dia mencari pasangan makam ini. bukankah malam ini dia harus kencan dengan Cia!" Ucapnya dengan suara mencemooh. Rio tidak menyukai Jessika yang kelewat menuntut pada Aaron. walau sebenarnya Aaron tidak menyukai Jessika.
"Apa, maksudmu. mereka sedang berkencan sekarang?" Tanya Jessika dengan suara bergetar menahan amarah.
"Ya, seperti itu kira-kira. aku sih setuju. kalau Aaron beneran cinta sama Cia. dia gadis yang cantik juga anggun. bukankah kamu tau jika Cia adalah tipe gadis yang Aaron sukai. dan selama ini di sekolah tidak ada gadis yang Aaron cari dan sekarang. kehadiran Cia membuat hati Aaron menghangat." Ucap Rio panjang lebar. Membuat Jessika semakin membenci Cia.
Jessika meninggalkan Rio yang tersenyum puas setelah mengerjai dirinya. ya sejujurnya di mengetahui jika Aaron sebenarnya telah jahu hati pada Cia, namun gengsinya telah mengalahkan segalanya.
Di lapangan Cia yang berjalan bersama dua temannya. tiba-tiba tangannya ditarik seseorang yang berada di belakangnya. tarikan yang kencang membuat tubuh Cia menghantam dada bidang milik pria yang di takuti disekolah.
"Ikut, denganku!" Ucap Aaron tepat di telinga Cia.
Aaron membawa Cia ke tengah hutan, namun di dalam tidak seperti hutan kebanyakan. di dalam hutan terdapat sebuah taman bunga yang indah berbagai macam bunga di tanam di sana.
"Cia, katakan. apa yang mereka lakukan padamu?" Tanya Aaron tepat di eajah Cia.
"Maksud, kak Aaron apa?" Cia kembali bertanya pada Aaron.
"Jangan, menutupi apapun dariku. karena aku mengetahui semuanya." Kini Cia yang terlihat menegang.
"Kak, bisakah. kita lupakan acara kencan kita?" Tanya Cia pada Aaron.
"Tidak! aku tidak mau!" Aaron tidak ingin rencana yang sejak lama ia tunggu-tunggu kini hancur berantakan.
"Cia, mulai malam ini kamu adalah kekasihku." Ucapnya dengan suara lembut tepat di wajah Cia.
"Tidak, kak jangan pernah menjadikan aku sebagai kekasih mu kak." Ucap Cia dengan suara bergetar.
"Tidak! Cia. aku Aaron Ramsey tidak akan pernah menarik kata-katanya yang telah keluar dari bibir ku, bahwa malam ini Cecilia Mandalika adalah kekasih Aaron!" Ucapnya dengan suara lantang. Membuat wajah Cia memerah.
"Cia, jawablah perasaan ku ini?" Kata Aaron dengan suara pelan.
"Aaron Ramsey, kau harus mati!!" suara menggelar bersamaan dengan suara dan teriakan para tamu undangan. Aaron berlari membawa tubuh Cia meninggalkan pelaminan, di ikuti dengan kedua orang tuanya."Sayang kamu tetap disini, jangan meninggalkan tempat ini sebelum aku datang. Kamu akan aman bersama orang tuaku," ucap Aaron menangkup wajah Cia yang terlihat pucat."A– Aaron, aku takut," Cia menggenggam tangan Aaron erat. "Jangan takut, semua akan baik-baik saja. Tetaplah bersama dengan Mama dan ayah," Aaron mengecup kening Cia dan beralih pada kedua orang tuanya."Pergilah, ayah akan menjaga istri dan Mama. Mereka akan aman bersama dengan ayah," ucap David."Ayah aku menyiapkan berapa pengawal disini, lagi pula tempat ini tidak ada yang tahu selain Rion dan James." "Pergilah, selesaikan semuanya dan kembali bersama kami secepatnya." "Mama tahu semuanya, pergilah nak," Aaron meninggalkan kedua orang tuanya bersama dengan wanita yang baru saja menjadi istrinya. Ia kembali keluar denga
"Ameera!!""Jaga ucapanmu! Kamu pikir siapa dirimu hah!" Kemarahan Aaron tidak terbendung lagi, saat wanita yang sangat ia cintai mendapatkan perlakuan tidak baik. "Aaron, kamu lupa dengan janjimu? Kamu bilang akan menikahi aku. Tapi apa yang aku dapatkan sekarang? Kamu akan menikahi wanita seperti dia, kamu jahat Aaron!" Ameera memukul Aaron, beruntung Agam tidak ada bersama dengan mereka, mati lebih dulu meminta pada pelayan untuk membawanya pergi lebih dulu sebelum pembicara yang penting."Janji? Kamu bicara apa Ameera, aku menyelamatkan dirimu. Janji yang aku ucapkan bukan untukmu Ameera, tapi untuk Cia wanita yang aku cintai.""Cia duduklah, aku ingin kamu mendengar langsung dariku," Aaron menarik napasnya sebelum ia memulai mengatakan yang sebenarnya pada Cia. Mengingat pernikahannya yang hanya menghitung jam, Aaron dengan tegas mengatakan siapa Ameera sebenarnya."Ameera, Aku tidak tahu sampai kapan kamu akan membohongi keluargaku. Terlebih pada wanita yang akan aku nikahi ta
"Oke, akan aku katakan padamu. Aku adalah wanita di masa lalu Aaron dan dia adalah, anaknya." Ucapnya menyakinkan. Cia terdiam di tempat ia tidak berfikir lagi, saat ini pengakuan seorang wanita dan anak kecil yang mengaku sebagai bagian dari masa lalu calon suaminya. Cia berusaha untuk mengukir senyum, Walau ia tahu senyumnya terlihat di paksakan."Untuk apa kamu datang kesini?" tanya Cia, setelah mampu menetralkan detak jantungnya."Aku hanya ingin bertemu dengan Aaron, anakku merindukan ayahnya. Apakah kamu akan berdiri disana? Tanpa meminta kami untuk masuk kedalam?" Cia kembali terdiam, dan itu membuat Ameera tersenyum penuh kemenangan."Maaf aku tidak bisa menyuruhmu masuk kedalam. Tapi jika kamu ingin menemui Aaron, kamu bisa menemuinya di tempat yang kamu ketahui," ucapnya berbalik meninggalkan Ameer bersama putranya."Cia, kamu seorang wanita. Bagaimana kamu bisa membiarkan kami disini tanpa betemu dengan Aaron," ucap Ameera."Jadi apa yang kamu inginkan sebenarnya? Bertemu d
"Cecilia Mandalika, maukah kamu menjadi istriku. Menjadi ibu untuk anak-anakku?" "Aaron, kamu?" Cia menutup mulutnya, hatinya menghangat mendapatkan perlakuan istimewa dari Aaron."Cia, semua keputusan ada padamu. Tapi aku hanya ingin mendengar kata ya, darimu. Aku tidak ingin kehilangan kamu, untuk kesekian kalinya," ucap Aaron."Bagaimana jika aku menolaknya?" tanya Cia."Aku akan memaksamu, Cia. Aku tidak akan membiarkan kamu tetap disini seorang diri tanpa perlindungan dari siapapun termasuk aku. Satu lagi, aku tidak akan diam jika kamu tetap menolaknya," ucap Aaron menyakinkan Cia, jika apa yang dikatakan itu adalah benar adanya."Lalu, untuk apa kamu bertanya padaku? Apakah aku menerimamu atau tidak. Jika kamu sendiri sudah tahu jawabannya." Cia menatap penuh manik coklat milik Aaron. "Cia, kamu," ucapnya terbata."Ya, Aaron. Aku bersedia menjadi istrimu dan aku bersedia menjadi ibu untuk anak-anakmu," bulir yang bening keluar dari kelopak mata Aaron, tidak ada kata yang terin
"Ayah tahu kamu berbohong. Katakan apa yang terjadi? Jelaskan, juga pada ayah, luka tembak di lenganmu itu, Aaron Ramsey." Aaron terdiam, tidak ada cara lain selain ia mengatakan siapa dirinya yang sebenarnya. Sudah cukup ia menutupinya."Ayah, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan semua ini dari ayah ataupun Mama. Semua aku lakukan demi keselamatan kalian dan juga ketenangan hidup kita. Karena apa yang aku lakukan akan mempengaruhi kehidupan ayah dan juga Mama, dan maafkan aku karena selama ini menyembunyikan identitas ku. Bukan hanya pada ayah atau pun pada Mama. Tapi juga pada dunia aku menyembunyikan semua ini. Semakin sedikit orang mengetahuinya maka sedikit kemungkinan musuh mengetahui siapa aku dan orang terdekat ku, tapi semua kejadian ini murni aku yang melakukannya," kata Aaron lirih."Ceritakan semua pada Ayah, jangan membuat Ayah seperti orang bodoh yang tidak tahu siapa anak ayah yang sebenarnya. Dan tidak tahu apa yang dilakukan anak yang selalu membuatny
Aaron yang kini berhadapan dengan Rainer Quennel yang menginginkan kekuasaannya, tanpa merasa bersalah Rainer meminta tanpa adanya kekerasan. Aaron terkekeh mendengar perkataan Rainer yang dengan lantangnya bicara padanya."Anda yakin menginginkannya?" tanya Aaron."Anak ingusan, jangan mengajakku untuk bercanda. Kamu tahu siapa aku, bukan?" kata Rainer lantang. Aaron hanya mengangguk dengan santainya ia menjawab, "Saya tahu siapa anda. Tuan Rainer Quennel seorang mafia yang berani menipu saudaranya, hanya karena kursi kekuasaan. Apakah saya salah atau benar, Tuan Rainer Quennel?" wajah Rainer pias, namun dengan keahlian menipu dengan cepat berubah dan kembali dengan tatapan tajam kearah Aaron."Jangan banyak bicara kamu Aaron!" seru Rainer melayangkan pukulan pada Aaron.Baku hantam antara Aaron dan Rainer tidak terhindar lagi. Aaron tidak begitu saja membiarkan Rainer terlepas. Ia arahkan senjatanya tepat di keningnya."Kenapa kamu sembunyikan kejahatan mu. Dengan menuduh kami yang
"Secepatnya aku kembali. Tetaplah disini sampai aku kembali," Aaron mendekati wajah Cia, memberikan kecupan di keningnya sebelum ia pergi."Aku akan menunggumu disini."Aaron bergegas meninggalkan kediamannya, saat berada di depan pintu sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depannya. Senyum menghiasi wajahnya, saat mendapati orang yang sangat ia sayangi kini berada didepannya."Mama, ayah, kalian tidak apa-apa?" tanya Aaron."Tidak nak, kami baik-baik saja. Dimana wanita yang kamu katakan itu? Mama ingin bertemu dengannya, apakah dia ada di dalam?" Aaron mengulas senyum mendengar pertanyaan dari wanita yang telah melahirkan dirinya."Mama tidak sabar ingin bertemu dengannya? Cia ada di dalam kamar mandi. Kita tunggu sampai dia keluar," Aaron mengajak orang tuanya menuju ruang keluarga mereka. Seorang pelayan datang dengan membawa teh hangat dan berapa cemilan di atas napan."Terima kasih Mbok," ucap Maria ramah."Aaron, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu ingin kami
Di tempat yang berbeda seorang laki-laki menatap rumah mewah yang menjadi saksi bisu pertumbuhan dirinya bahkan sejak dia kecil hingga saat ini rumah mewah yang di tempati oleh ayah angkatnya menjadi rumah ternyaman untuknya. Namun saat ini ia merasa sesuatu yang sulit ia ungkapan dalam kata-kata. Sesaat ia terdiam sampai seseorang menyadarkan dari lamunan."Tuan muda, anda di tunggu oleh Tuan besar di ruang kerja." Kata salah satu pria yang berbadan besar. Tuan muda adalan panggilan untuknya. Sejak kecil saat ia datang di kediaman Rainer Quennel seorang mafia yang terkenal dengan kelicikan dan ambisi dimana ia akan melakukan apapun demi tujuannya tercapai. Tidak peduli jika akan menghabisi nyawa orang lain sekalipun."Hum," Amar melangkah dengan cepat untuk menemui ayah angkatnya. Banyak hal yang ingin ia ketahui tentang kejadian yang merenggut nyawa kedua orang tuanya."Halo boy, kamu sudah datang? Kamu tahu ayah sudah lama menunggu kamu. Tapi kamu lambat dua puluh menit. Cepatlah
Sementara itu Rion yang saat ini memilih untuk menemui Kinanti yang terbaring di rumah sakit. Sudah lama ia mencoba untuk menyembunyikan perasaannya terhadap Kinanti. Wanita yang di pilih menjadi pengawal rahasia Cia walau berapa kali harus mengalami percobaan pembunuhan, namun dengan kepandaian yang ia miliki mampu melepaskan diri dari para musuh yang ingin menyingkirkan dirinya dan untuk mendapatkan Cia sebagai senjata untuk menyerang Aaron. Rion menatap wanita yang kini terbaring lemah di atas tempat tidur pasien wajahnya yang pucat tidak menutupi kecantikannya yang alami. "Kamu ada disini?" suara lirih namun terdengar lembut menyadarkan lamunan Rion."Apakah kedatanganku mengganggumu?" tanya Rion."T– tidak, ada apa?" "Kenapa kamu balik bertanya? aku ingin melihat kondisi kamu. Tapi kamu bertanya padaku." Kata Aaron. Ia menarik kursi dan duduk di samping tempat tidur."Aku tidak apa-apa, bagaimana dengan Cia apakah dia mengalami luka? aku tidak tahu apa yang terjadi jika Cia tid