Share

7. Kegagalan Jessika.

Kembalinya Cia, di samping dua sahabatnya tidak membuatnya melupakan tindakan Jessika padanya. ancaman yang di berikan Jessika bukanlah sekedar ancaman. melainkan sebuah kenyataan yang harus ia ikuti. mengingat usaha ibunya menjadi taruhannya.

"Cia! apa yang kau pikirkan? apakah dia menganggu mu lagi?" Tanya Anna pada Cia.

"Tidak! dia tidak mengatakan apapun padaku." Kata Cia. dia tidak ingin dua sahabatnya menjadi korban karena dirinya.

"Kamu, tidak lagi berbohong kan Cia." Lanjut Anna yang melihat wajah Cia yang jelas terlihat cemas.

"Aku, tidak akan bisa berbohong dengan kalian bukan!" Kata Cia dengan wajah di buat marah.

"Aku, percaya denganmu Cia!" Cika memeluk Cia.

"Aku juga Cia. aku tidak ingin kamu menyembunyikan apapun dari kami. ingat kami adalah temanmu, apapun yang kamu alami kami juga ikut merasakannya Cia." Mereka memeluk tubuh Cia. air matanya tidak lagi bisa tertahan mengingat bagaimana bahagianya memiliki sahabat seperti mereka.

"Pengumuman!" Suara Rio terdengar menggema di dalam hutan dan mereka, menoleh kearah dimana Rio tengah berdiri di tengah-tengah lampangan.

"Ingat. dan dengarkan! yang aku katakan. untuk acara nanti malam, akan ada game dimana para siswa. akan menaklukkan kerasnya ketua OSIS kita. Ahhh itu urusan nanti. untuk acara hari ini kalian semua mengambil amplop berwarna putih yang ada di ketua OSIS kita dan lihat apa yang kalian dapatkan." Lanjutnya dengan suara lantang.

Para mahasiswa berebut ke arah ketua OSIS. untuk mengambil amplop berwarna putih yang berada di tangan Aaron sang ketua OSIS.

"Apa kalian sudah Menganti amplop untuk Cia? aku tidak ingin ia satu team dengan Aaron!" Ucapnya pada dua sahabatnya.

"Kamu tenang saja Jes. Cia tidak akan satu team dengan Aaron." Jawa mereka bersamaan.

"Kerja bagus!" Jessika menatap Cia dengan pandangan sinis.

Suara Rio kembali terdengar, kali ini ia berdiri di tengah-tengah lapangan.

"Apa. kalian sudah mendapatkan amplop warna putih yang seperti ini!" Ucap Rio dengan suara keras.

Berapa siswa yang belum mendapatkan amplop menggelengkan kepalanya. diantara mereka yang belum mendapatkan adalah Cia dan dua temannya.

"Kalian. duduk saja biar ketua OSIS yang mengantarkannya!" Ucap Rio saat melihat barapa siswa yang berdiri untuk mengambil amplop yang berada di Aaron.

Aaron mendekati para siswa yang tengah menunggunya. langkahnya mendekati satu-satu siswa yang tengah duduk. tidak berapa lama langkah Aaron berhenti di depan tiga gadis yang tengah duduk di bawah pohon jauh dari lapangan.

"Cia. ambillah satu amplop dan buka apa yang kamu dapatkan dan umumkan nanti saat berada di tengah lapangan. agar kamu tau siapa yang akan menjadi ketua kelompok kamu." Ucap Aaron dengan suara lembut. namun sorot matanya. tidak lepas dari wajah Cia yang memalingkan wajahnya kearah lain.

"Terima, kasih kak Aaron." Ucap mereka bersamaan. yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Aaron.

"Hitungan ke tiga, kalian harus membuka amplop putih itu. satu, dua, tiga. buka sekarang!" Semua siswa membuka amplop yang berada di tangan mereka dan melihat isi di dalam amplop yang mereka terima.

"Sudah semua. dengar baik-baik. jika kalian mendapatkan huruf A itu artinya kalian satu team dengan Aaron ketua OSIS kita. jika kalian mendapatkan huruf R itu artinya saya. jika kalian sudah mendapatkan huruf kalian membuat bentuk lingkaran dan berikan bunga yang barada di dalam amplop itu pada ketua team kalian cepat!" Lanjutnya.

Semua siswa membukanya dan mendapat huruf dan dengan cepat mereka membuat lingkaran.

"Cia apa yang kamu dapatkan?" Tanya cika pada Cia. Cia menunjukan huruf yang berada di kertas. membuat dua temannya tertawa.

"Selamat. aku yakin kak Aaron memang menyukaimu Cia." Cika memeluk tubuh Cia yang terlihat cemas.

"Ayo, kita bersiap." Ucap Anna dan menarik pergelangan tangan Cia.

Kini mereka membuat lingkaran. tidak lama Aaron mendekati lingkaran dan memberikan sambutan pada siswa yang satu team dengannya.

"Selamat, sore. maaf acara banyak yang tertunda dan di batalkan karena adanya kendala. tapi untuk acara nanti malam, sudah di pastikan berjalan dengan lancar. baik sebagai satu team dengan saya, apa kalian bisa kompak?" Tanya Aaron pada teamnya. yang di jawab dengan anggukan kepala.

"Oke. untuk nanti malam aku minta kalian jangan ada kata ragu oke! ya sudah sekarang kalian bisa istirahat dan persiapkan diri kalian." Aaron keluar dari lingkaran dan para siswa satu teamnya memberikan bunga yang terdapat di amplop. Aaron yang menunggu Cia memberikan bunga padanya dengan hati yang berdebar.

"Kak, terimalah bunga dari Cia." Ucap Cia dengan suara kaku dan memberikan bunganya pada Aaron.

"Seharusnya tidak seperti itu Cia. caranya memberikan bunga pada ku." Kata Aaron. tangannya tidak melepas genggaman tangan Cia yang masih memegang bunga mawar putih pada Aaron.

"Aku, ingin. bicara denganmu berdua Cia?" Ucap Aaron berbisik di telinga Cia.

"Maaf, kak. aku tidak bisa. Permisi!" Cia melepas tangannya dan berlari kearah teman satu teamnya.

Jessika yang melihat bagaimana perlakuan Aaron pada Cia semakin membuatnya cemburu. dengan segala cara ia lakukan namun lagi-lagi rencananya gagal.

"Apa kerja kalian hah! mana buktinya jika kalian telah menukar amplop untuk jalang itu hah!" Jessika berteriak di depan dua sahabatnya.

"Maafkan aku Jessika. sungguh aku sudah menukarnya. seharusnya Cia satu team denganmu atau dengan yang lain yang pasti tidak dengan Aaron." Lajut Luna. dengan tubuh bergetar, ia tidak ingin Jessika marah padanya yang berimbas dengan ayahnya yang bekerja di kantor ayahnya Jessika.

"OKE! kali ini kalian aku maafkan. tapi tidak untuk nanti malam. jika kalian gagal lagi maka kalian akan mendapatkan hukumannya." Ucap Jessika dengan wajah merah padam.

Waktu berjalan dengan cepat, kini di area tenda mereka di sulap sedemikan indah dan romantis. Cia yang malam ini memakai setelah panjang, rambutnya yang panjang ia biarkan tergerai.

Tiga sahabat kini berada di antara ratusan siswa Maria School. ketua OSIS dan berapa senior melangkah mendekati siswa yang tengah duduk dengan melingkar. 

"Selamat malam semua!" Ucap James dengan seuara tegasnya.

"Acara, segera di mulai. jadi dengarkan jangan merasa takut ataupun merasa bersalah ini adalah murni permainan. OKE ! kalian harus bisa mendapatkan cap kuasa dari Aaron atau apapun dari ketua atau pun dari kami sebagai senior kalian. ingat ini permainan jebakan. jika kalian bisa memecah lermaiann ini. itu artinya kamulah pemenangnya. sekarang mulai!" Setelah James mengatakan dan mengarahkan tiba-tiba semua siswa mendekati dan merebut apapun yang bisa mereka dapatkan.

Setelah satu jam mereka berhasil mundur dari para senior. tidak sedikit yang terluka akibat permainan itu, namun mereka tidak marah ataupun membalas. Jessika yang sekujur tubuhnya remuk akibat merrkanyang mengambil kuku bahkan rambutnya tidak lepas dari incaran mereka.

"Permainan selesai. sekarang perlihatkan hasil yang kalian dapatkan." Ucap Rio dengan suara tinggi. semua siswa menunjukan hasil yang mereka dapatkan dan para senior mengambil dan memberikan selamat. namun saat berada di depan tiga siswa yang tengah menundukan wajahnya. membuat Aaron berhenti dan berapa senior mengikutinya dari belakang.

"Perlihatkan, apa yang kalian dapatkan?" Tanya Aaron dengan suara lembut.

"Kami, tidak mendapatkan apapun kak." Jawab mereka serentak. Aaron tersenyum mendengar jawaban gadis yang berada di depannya.

"Kalian berdiri di tengah dan katakan apa alasan kalian yang tidak mendapatkan apapun." Aaron kembali tersenyum saat Cia mengangkat wajahnya tepat di depan wajahnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status