Share

Impian Tercapai

Author: Astri Wibowo
last update Last Updated: 2024-09-19 18:51:52

Hanung terdiam beberapa detik ketika mendapatkan pertanyaan tersebut dari Mala. Kemudian tak lama ia tersadar seraya menghembuskan nafas kasar setelah Mala memanggilnya dengan suaranya yang parau.

“Jawab Mas, apa aku hanya menjadi permainanmu saja selama ini?”

Suara Mala terdengar lirih, bahkan hampir tak terdengar. Walaupun sebenarnya Mala juga sadar jika semua yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Namun karena semuanya sudah terlanjur, dan Mala juga mendapatkan dukungan dari sang Mama dan juga kakak pertamanya, akhirnya Mala pun sudah tidak bisa berbuat apa–apa lagi selain meneruskan semuanya.

“A–aku mencintaimu Mala, sungguh. Aku nggak bisa membohongi hati kecilku, jika kamu memang sangat sempurna menjadi seorang wanita. Jika dibandingkan dengan paras cantikmu, wajah Aisyah tidak ada apa–apanya. Makanya aku mohon sama kamu, berikan aku waktu untuk memutuskan semuanya sayang. Jika memang suatu saat Aisyah hamil, maka aku akan tetap berterus terang jika kamu sudah aku nikahi. Ta–tapi Mala—”

Hanung menghentikan ucapannya, lalu ia menatap kedua manik mata Mala yang digenangi oleh air mata.

“Tapi apa Mas?”

Mala menatap Hanung dengan nanar, kedua air matanya terus berjatuhan membasahi kedua pipinya.

“Jika Aisyah hamil, kemungkinan aku tidak akan menceraikannya. Tapi aku akan menjadikanmu istri keduaku, apa kamu tidak keberatan sayang?”

Sontak Mala pun langsung terkejut, karena jelas itu di luar rencananya.

“Gila kamu Mas! Kamu gila!” pekik Mala yang merasa sudah dibohongi oleh kakak iparnya itu. “Jika aku tahu sejak awal kalau kamu tidak akan menceraikan Mbak Aisyah, dari dulu aku tidak akan pernah mau melayanimu, Mas! Kamu tahu nggak kalau sekarang aku sedang hamil? Dan tadinya aku akan menggugurkan kandunganku ini! Kalau keputusan kamu kayak gini, baiklah lebih baik aku buang saja bayi ini!”

Mendengar kabar yang baru saja diucapkan oleh Mala, seketika senyum itu pun tersungging dari bibir Hanung.

“A–apa? Ka–kamu hamil Ma–Mala?” tanya Hanung yang langsung berbinar–binar. Terlihat sekali jika ia sangat bahagia mendengar kabar baik tersebut.

Mala menganggukkan kepalanya pelan, mengiyakan pertanyaan Kakak ipar yang saat ini sudah menjadi suami siri nya itu. Dan sebentar lagi sang Kakak ipar pun akan menjadi ayah biologis dari bayi yang ada di dalam kandungannya itu.

“Iya Mas. Baru tadi pagi aku test sendiri pakai tespek, dan ternyata aku positif hamil. Makanya aku kesal sama kamu, aku nggak mau di gantung seperti ini, apalagi dengan kondisi aku yang kini sudah berbadan dua.”

“Mala aku senang sekali mendengar kabar baik ini, sumpah aku kira selama ini aku yang mandul karena gaya hidupku selama ini. Tapi setelah aky tahu kalau kamu hamil, aku sangat yakin jika Aisyah lah yang mandul. Terbukti setelah tiga tahun pernikahan kami, dia belum juga bisa memberikanku keturunan. Ah Malaku, aku sangat bahagia mendengar kabar ini, sayang.”

Hanung lalu memeluk erat tubuh mungil itu, ia pun kemudian menghujani Mala dengan banyak ciuman di keningnya.

“Mulai sekarang, kamu nggak boleh kerja lagi ya, sayang. Kamu diam di rumah aja, pokoknya kamu harus banyak–banyak istirahat. Mala,kamu harus menjaga bayi kita, karena ini adalah anak yang kelak akan menjadi penerus perusahaan ku, sayang!”

Akhirnya Mala pun bisa tersenyum lega, saat ini ia merasa sangat bahagia karena akhirnya kesabarannya selama ini membuahkan hasil. Mala sangat yakin jika saat ini sang kakak ipar pasti akan benar–benar meninggalkan kakaknya. Karena saat ini Mala sedang mengandung anaknya Hanung.

“Lalu bagaimana kalau nanti Mbak Aisyah bertanya?”

“Nggak akan, dia nggak akan pernah tahu soal hidupmu, karena setelah ini aku akan membelikan rumah baru untuk kamu tinggali. Sayang, sekarang kamu nggak usah berangkat ke kantor, kita nyari rumah baru untuk kamu, malam ini juga kamu harus pindah dari rumah itu. Agar kamu bisa fokus dengan kehamilan kamu ya sayang.”

Bak gayung bersambut, mala seperti seperti kejatuhan durian runtuh. Semua impiannya benar–benar sudah terwujud di pagi ini. Walaupun tadi pagi sempat ada drama yang sangat menyebalkan, namun akhirnya Mala saat ini bisa tersenyum dengan bahagia. Karena waktu yang di tunggu–tunggu selama ini, akhirnya datang juga.

“Akhirnya akulah yang menjadi pemenangnya! Hmm ternyata tidak sia–sia ya aku hamil, tadinya aku pikir Mas Hanung akan menyuruhku menggugurkan kandunganku ini. Mbak Aisyah, maafkan aku ya, karena terpaksa akhirnya aku rebut suamimu. Karena aku juga ingin merasakan ada di posisimu seperti apa,”

Mala tersenyum miring seraya bergumam dalam hati ketika mendengar Hanung langsung menelpon asisten pribadinya, untuk mencarikan rumah mewah yang terletak di kawasan elit untuk menjadi tempat tinggal baru untuknya.

“Okay, okay Hans. Saya meluncur sekarang ya!” ucap Hanung ketika mengakhiri panggilan tersebut.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Di Talak

    “Bagaimana bisa kamu di pecat dari perusahaan itu Mala? Bukankah kamu bilang kalau boss kamu sudah sangat cocok sama kinerja kamu selama ini?” tanya Hanung ketika ia baru masuk ke rumah baru milik Mala yang beberapa hari lalu baru ia belikan itu.“Aku gak tahu Mas, karena tiba–tiba saja aku dipecat tanpa tahu kesalahanku apa? Mereka hanya bilang kalau aku sudah melanggar kontrak kerja, tapi mereka sendiri tidak memberikan aku penjelasan apa–apa.” Hanung berdecak kesal, tak menyangka di posisinya yang serba sulit seperti saat ini, tiba–tiba Mala pun dipecat dari perusahaan tempat ia bekerja. “Kenapa kamu bersikap seperti itu Mas? Kamu seolah tidak suka dengan kabar ini? Bukankah waktu itu kamu pernah bilang, kalau tanpa perlu aku bekerja pun kamu akan selalu mencukupi semua kebutuhanku dan juga calon anak kita. Lalu kenapa sekarang kamu berubah, Mas? Mana janji yang sudah kamu ucapkan itu di hadapan semua keluargaku hmm?”Mala yang sedikit kaget dengan perubahan mimik wajah yang ditu

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Kabar Buruk

    “Apa? Kenapa bisa sampai sebanyak ini tagihan untuk perusahaan kita Sarah? Bagaimana bisa semua klien kita membatalkan proyeknya hanya dari satu pihak saja? Sedangkan semuanya sudah deal kan?” Hanung membulatkan bola matanya seketika ketika ia mendapatkan laporan dari sekretaris dan juga asisten pribadinya.“Betul Pak, tadi Pak Dodi sudah menghubungi pihak sana, dan mereka memang membatalkan proyek–proyek ini. Jadi mau tidak mau kita harus mengembalikan uang mereka Pak.” terang Sarah seraya memberikan bukti dokumen yang diberikan oleh Dodi.“Benar begitu Dodi?” tanya Hanung dengan tatapan tajam menghunus ke arah sang asisten pribadinya.“Betul Pak.”“Kenapa kamu tidak mencoba untuk membujuk mereka. Paling tidak kamu berusaha terlebih dahulu agar mereka tidak jadi membatalkan proyek ini.” “Sudah Pak, saya sudah mencobanya tapi nyatanya mereka tetap membatalkan proyek yang hampir berjalan ini. Dan ada kabar buruk lagi Pak,” ucap Doni dengan wajah yang belum apa–apa saja sudah merasa

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Persiapan Balas Dendam

    Setelah kepergian Aisyah, Erna dan juga Restu yang mengantar Aisyah ke kamarnya, Mala kemudian menarik paksa tangan Hanung yang masih menatap kepergian istrinya itu dengan lekat. “Mas, kamu apa–apaan sih bersikap seperti tadi sama Mbak Aisyah? Memangnya kamu ini masih mencintai Mbak Aisyah apa?” Mala menatap Hanung dengan kesal, wajahnya terlihat sangat badmood dan juga dongkol. Mengingat saat tadi Hanung memohon–mohon sama Aisyah hingga dirinya berlutut di hadapan Aisyah. Sedangkan Hanung sendiri sudah berjanji kalau ia akan segera menceraikan Aisyah.“Sayang di sana kan ada Erna dan juga Restu, ya kamu tahu sendiri kan Mas masih harus akting. Agar Mas bisa membujuk Aisyah agar mau menyerahkan perusahaannya sama kamu. Memangnya kamu nggak mau jadi ibu CEO menggantikan posisi Aisyah?”Hanung beralasan, ia berusaha untuk meyakinkan Mala agar tak banyak protes, padahal ia sendiri sebenarnya sedang merasa ketakutan dengan sadarnya kembali Aisyah dari komanya.Ia takut jika sampai Aisy

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Mulai Balas Dendam

    “Aisyah! Aisyah! Kamu ingat sama Mas kan sayang? Ini aku Hanung. Hanung suami kamu Aisyah. Kamu ingat aku kan sayang?” Hanung berusaha mendekat ke arah Aisyah, walaupun ia sudah dilarang oleh Erna dan juga Restu tapi Hanung tetap memaksa untuk mendekati Aisyah. Bahkan kini Hanung bersimpuh di hadapan Aisyah, dan memegangi tangan Aisyah dengan eratnya.“Mas!” Bentak Mala, ia yang tak terima jika Hanung sampai berlutut seperti itu terhadap Aisyah yang harusnya sudah diceraikan oleh Hanung.“Aisyah, ini Mas. Kita sudah menikah lima tahun yang lalu. Sebelum ini rumah tangga kita sangat harmonis dan juga bahagia, sayang. Aisyah, kamu ingat sama mas kan Aisyah?” Hanung meremas dengan erat kedua jari–jari tangan Aisyah, namun tak disangka oleh Hanung jika Aisyah langsung melepaskan genggaman tangannya tersebut.“Kamu siapa? Aku nggak ingat sama kamu,”Ekspresi wajah Aisyah terlihat datar, cuek seperti orang yang tak saling mengenali. Benar–benar tak terlihat ada pancaran cinta di sana.“

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Pulang Kerumah

    “Siapa yang sudah berani menuduh aku melakukan ini semua, Mas? Padahal aku nggak tahu apa–apa dengan masalah ini, Mas?” tanya Mala yang seketika langsung menaruh sendok dan garpu yang sedang ia pegang.Mala mencoba membela diri di hadapan Hanung, merasa tak terima jika dirinya sudah dituduh dengan sengaja mengirimkan foto–foto mesranya dengan Hanung pada Aisyah.“Lalu kamu pun tak ada niat untuk membela aku di hadapan mereka ya, Mas? Kalau kamu fiam, itu tandanya kamu mengiyakan tuduhan mereka Mas.” tanya Mala ketika Hanung menanyakan soal foto dan video mereka yang kini ada di ponselnya Erna dan Mala itu.“Erna, sayang, Erna lah yang bilang kalau kamu sudah sengaja mengirimkan foto–foto pribadi kita itu pada Aisyah. Dan Erna juga bilang kalau foto dan video itu adalah penyebab kecelakaan yang terjadi pada Aisyah.” terang Hanung, yang disaksikan oleh Bu Seruni dan juga Mbak Sum yang juga ada di sana. “Mas juga nggak yakin kalau itu kamu yang mengirimkannya. Tapi kalau bukan kamu, si

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Pura-pura Koma

    Setelah Hanung dan Mala pergi meninggalkan ruangan Aisyah, Erna yang telah selesai makan malam itu pun bergantian dengan Restu. Ia pun langsung masuk ke dalam ruangan tersebut setelah Restu pergi mencari makan. Namun betapa kagetnya Erna ketika melihat Aisyah yang ia ketahui sedang tak sadarkan diri sejak beberapa hari terakhir, ternyata saat ini Aisyah sedang duduk sambil menangis sesenggukan dengan suaranya yang tak terlalu keras.“A–Aisyah! Ka–kamu sudah sadar Ais?” Kedua bola mata Erna membulat sempurna, menyaksikan keajaiban yang selama ini ia dan Restu tunggu–tunggu. “ Ah syukurlah Aisyah, Alhamdulillah ya Allah akhirnya kamu sadar juga Ais. Ais sebentar ya biar aku panggil suster dulu ya!”Dan saat Erna hendak memanggil suster, Aisyah pun langsung melarangnya. “Jangan Erna! Jangan lakukan itu! Karena mereka semua sudah mengetahuinya kok!” cegah Aisyah pada Erna yang terlihat sangat semangat itu.Erna langsung berhenti, tak lama ia pun langsung berbalik menghampiri sahabat se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status