Share

5. Kontrak Pernikahan

Penulis: Kennie Re
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-28 10:09:05

Prosesi berjalan lancar dan khidmat. Baru kali ini, Shienna melihat perhelatan pernikahan secara langsung karena dialah mempelai wanitanya.

Sementara itu, raut wajah Bryan tidak menunjukkan semringah kebahagiaan, tidak juga tampak sedih. Bisa saja ia sengaja menyembunyikan perasaan karena ia sedang berusaha menjaga image.

Pastilah pernikahan ini bukanlah sesuatu yang mereka harapkan.

Beberapa pemburu berita mulai berdesakan di halaman hall Gladiola Palace, memastikan jalannya prosesi pernikahan Sang Diva dan pengusaha terkaya yang tak pernah terlihat bersama wanita mana pun. Artinya, rumor itu benar, bahwa mereka memang telah menghabiskan malam panas di Palmerston.

Kini para wartawan hanya menantikan klarifikasi dari yang pihak Shienna dan Bryan mengenai berita tersebut.

“Aku sudah meminta beberapa orang untuk datang ke rumahmu dan mengambil semua barang yang kau butuhkan,” ucap Bryan, saat mereka sudah berada di kamar pengantin Gladiola Hotel. Mereka tidak ingin menghabiskan malam untuk berhubungan seks, karena bukan itu yang mereka mau. Hanya saja, pencitraan adalah hal yang mereka butuhkan saat ini.

“Untuk apa?”

“Kau akan pindah ke penthouse-ku setelah kita menghabiskan bulan madu kita.”

Shienna mendengkus, masih menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong. Ia tak menyangka kehidupannya harus berakhir seperti ini. Andaikan stok pria di dunia ini habis sekalipun, ia lebih baik tidak menikah daripada harus menghabiskan hidup dengan pria ini. Namun, nasib berkata lain.

“Kau mulai berani mengatur hidupku hanya karena bersedia menikahiku.”

“Aku hanya ingin menjaga bayi itu. Dunia hiburan sangat kejam, Shienna. Bukankah kau tahu itu?”

“Itukah sebabnya kenapa kau tidak pernah terlihat bersama kekasihmu itu? Siapa namanya? Selena Denver, kalau aku tidak salah. Bukankah ia seorang model kenamaan yang juga menghiasi panggung dunia hiburan?”

Bryan tak memberikan respon atas perkataan Shienna. Ia sedang tak ingin membahas Selena. Ia lantas mendekati Shienna dan menyodorkan secarik kertas. Shienna membaca sekilas apa yang tertulis di sana.

“Apa ini? Tidakkah cukup hanya menikahiku dan membiarkanku pergi setelah anak ini lahir? Mengapa harus ada surat kontrak?”

“Agar tak ada satu pun dari kita yang melanggar batasan yang ada.”

Shienna tidak merespon perkataan Bryan, tetapi langsung menilik surat kontrak di tangannya. Ia membaca satu per satu dengan saksama, hingga sepasang matanya menangkap pasal ke sekian yang menyebutkan syarat yang bertentangan dengannya.

“Kau pasti sudah gila! Di sini tertulis aku tidak lagi boleh aktif di dunia entertainment? Apakah kau tahu apa arti profesi ini bagiku, huh?” sentak Shienna dengan kedua bola mata yang seolah nyaris mencelus, sementara Bryan hanya mengedikkan bahu.

“Kita menikah bukan atas dasar cinta, jadi aku tak peduli apakah kau begitu mencintai profesimu atau tidak. Yang kutahu adalah segala keinginanku terpenuhi.” Bryan menatap Shienna dengan tatapan dingin. “Lagi pula, kau tidak menolak atau memberi perlawanan ketika aku menjemputmu. Itu artinya, kau sudah setuju dengan apa pun yang kuinginkan dalam pernikahan ini.”

“Bajingan kau, Bryan! Siapa kau sebenarnya? Kau bahkan tidak seperti Bryan yang dulu kukenal.”

“Memang bukan. Bryan yang dulu sudah mati sejak kau mematahkan hatinya menjadi berkeping-keping. Sekarang, terimalah nasibmu sebagai istri dari Bryan Sanders sang konglomerat yang sebentar lagi akan jadi seorang ayah dari bayi yang kau kandung itu. Tanda tangani dan jalani kehidupan pernikahan kita dengan baik, sayang. Kupastikan kau tidak akan menyesali ini.”

Shienna menggertakkan gigi saking kesalnya. Ia mengambil pulpen yang ada di dalam map, tetapi yang ia lakukan bukan menanda tangani surat seperti yang Bryan inginkan. Ia justru mencoret-coret kertas di pangkuannya sembari terus berteriak histeris. Mirip seperti orang kurang waras.

“Sialan kau, Bryaaan! Kau tidak akan pernah mendapatkan tanda tanganku, bajingan!” Shienna bangkit, meremas kertas di tangannya dan melemparkan ke arah Bryan yang bergeming, tanpa reaksi sedikit pun.

Pria itu hanya mendengkus, kemudian menggeleng tak percaya, melihat tingkah perempuan yang baru beberapa jam menjadi istrinya.

“Bagaimana reaksi para fans-mu jika melihat tingkahmu yang seperti ini, Shienna?” Ia menggeleng lagi, lantas meraih handuk yang tergantung di rak dan melenggang menuju kamar mandi. Ia berhenti sebentar di depan pintu, menoleh pada perempuan yang masih berdiri menatap punggungnya. “Tenang saja, aku masih punya copy-annya. Dan jika sampai batas waktu yang kutentukan kau masih belum bersedia menanda tangani, artinya aku punya hak untuk menduplikat tanda tanganmu meski tanpa izin darimu.”

Bryan berbalik dan melangkah masuk ke kamar mandi meninggalkan Shienna yang kembali berteriak histeris memekakkan telinga.

***

Malam ini adalah malam pertama Bryan dan Shienna menikmati makan malam sebagai sepasang suami istri. Atau mungkin benar-benar malam pertama sepanjang hidup mereka sejak putus lima tahun lalu. Wajah Shienna masih memberengut dan enggan menatap ke arah sang suami, sementara Bryan, justru sebaliknya. Ia tak henti menyunggingkan senyum, meski terpaksa.

Bagaimana tidak? Para wartawan kini tengah berkerumun dan menjadi penonton atas kegiatan mereka, bahkan sejak keluar dari lift. Beruntungnya, Bryan tak pernah lepas dari pengawalan selama dua puluh empat jam sepanjang hari.

“Tersenyumlah, Shie. Kau akan menakuti wartawan dengan wajah cemberutmu itu,” ujar Bryan sembari menikmati steak-nya. Shienna yang masih kesal hanya menyunggingkan senyum terpaksa dengan keseluruhan gigi putih rapinya yang terlihat. “Nah, seperti itu. Meski tetap saja menyeramkan.”

“Aku masih marah atas surat kontrak tadi. Jadi aku tidak mau tersenyum. Biar saja mereka melihat kenyataan kalau aku tidak bahagia” jawabnya.

“Hmm ... baiklah, terserah kau saja. Tapi, mereka tak akan lupa peristiwa lima tahun lalu, Shie. Kau telah memutuskan seorang lelaki yang kini telah berubah menjadi miliuner. Dan kau masih juga menolaknya? Haha ... kau tak berubah sedikit pun. Masih tetap anak manja yang sombong.”

Shienna meletakkan alat makan di tangannya dengan cukup keras sehingga mengundang perhatian lainnya yang juga tengah menikmati makanan, sementara Bryan masih dengan tenang melahap makanan di piringnya tanpa peduli sikap sang istri.

“Kau harus mulai belajar menjaga perkataan dan tata kramamu, Tuan Sanders! Atau aku akan membuatmu merasakan malu seumur hidup.”

“Silakan saja. Kau rupanya tidak cukup mengenalku. Terlalu banyak gosip mencuat tentang diriku dan lihat apa yang kulakukan. Aku diam dan gosip itu ‘puff’ hilang begitu saja seperti magic.” Bryan menggerakkan tangan di udara saat mengucapkan kalimat panjangnya. “Justru sebaliknya. Lihat bagaimana berita tentang kita berkeliaran hingga kau tak lagi bisa menghadapi itu. Atau kau ingin melihatnya?”

Ia mengambil ponsel dari atas meja, menggulir sebentar dan menyodorkan pada Shienna.

‘Seorang artis multi talenta memutuskan sang kekasih, si kaya raya, karena ketahuan berselingkuh.’ Begitu yang tertulis di sana.

Melihat itu, wajah Shienna seketika merah padam.

“Itu baru satu berita. Lihat saja lainnya.”

‘Sang Diva multi talenta telah menghabiskan malam panas dengan seorang miliuner muda yang konon merupakan mantan kekasih yang ia putuskan lima tahun lalu. Apakah itu sebabnya Shienna Miller mengakhiri hubungan dengan David, Si Kaya Raya?’

“Sialan!” Shienna membanting benda pipih ke atas meja dan menatap Bryan tajam.

“Jangan menatapku seperti itu, Shie. Sudah kukatakan padamu, kaulah yang menarik bagi mereka entah itu baik atau buruk. Karena media juga memiliki preferensi. Jika ada kabar buruk mencuat, bisa dipastikan mereka adalah haters-mu.” Bryan menyeruput anggurnya. “Karena itu, lakukan saja apa yang kuminta. Kau hanya perlu menanda tangani surat itu, lalu sudah.”

Shienna tak menjawab, tetapi ketika mereka tiba di kamar, ia sudah mengulurkan tangan pada Bryan. “Bawa kemari surat kontrak yang lain. Aku akan menanda tanganinya.”

Bryan menyunggingkan senyum miring, lantas mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang. Tak berapa lama, seorang pria dengan pakaian rapi masuk setelah dipersilakan, lalu menyerahkan sebuah map berisi surat kontrak yang baru.

Shienna dengan cepat merebut benda itu dan membubuhkan tanda tangan di atasnya.

“Kau tidak membacanya terlebih dahulu? Kau tidak tahu kalau aku mungkin saja mengubah atau menambahkan pasalnya,” ujar Bryan. Shienna menyerahkan map pada pria itu kemudian mendengkus.

“Aku tidak yakin kau punya waktu melakukannya.” Shienna kemudian melenggang masuk ke kamar dan melepaskan perhiasan dan aksesoris yang ia kenakan. Sementara Bryan menatap ke mana Shienna pergi dengan tatapan tak terbaca.

“Tapi aku melakukannya, Shie. Aku telah menambahkan beberapa pasal baru di dalamnya. Dan kau sekarang tidak bisa mengelak dari apa pun yang kurencanakan.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 74

    “Apa yang terjadi padamu, Shie? Ayo kita kembali ke kamar, berpeganganlah.” Bryan menggendong sang istri yang tak lagi memiliki daya untuk melawan, bahkan untuk menghindar ketika sekali lagi aroma tubuh Bryan mengusiknya.Ia pasrah saja ketika Bryan membaringkannya di ranjang dan segera meraih ponsel untuk menghubungi Ryan Karl.“Ya, Bryan. Kawanku itu sudah dalam perjalanan. Ia mengabari beberapa menit lalu. Tunggulah.”Belum selesai pembicaraan keduanya, salah satu pelayan mengetuk pintu dan mengabarkan bahwa ada seorang dokter yang sudah menunggu di luar. Bryan meminta pelayan untuk mempersilakan dokter masuk dan segera melakukan pemeriksaan.“Apakah kau mengalami mual dan muntah hampir setiap hari?” tanya dokter sembari menempelkan stetoskop di dada Shienna dan memeriksa denyut nadinya.“Ya. Bahkan seperti setiap saat. Aku tidak menyukai aroma yang kusukai sebelumnya dan kurasa hasrat seksualku menurun sejak itu. Entahlah,” jawab Shienna sembari melemparkan tatapan pada sang suami

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 73

    Bryan masih memikirkan nasib Amara setelah orang suruhan Edward mengepung dan menabrak mobil yang ia kemudian hingga terbakar. Namun, belum ada kabar lanjutan terkait peristiwa tersebut sehingga Edward mengambil kesimpulan kalau Amara pasti sudah tewas di tempat.Sementara itu, Shienna belum mengetahui apa pun mengenai hal itu. Bryan tak ingin sang istri menjadi gelisah dan berpikiran yang tidak-tidak terhadap Edward.“Mengapa kau tampak gelisah sejak tadi?” tanya Shienna sembari memeluk Bryan dari belakang. “Apakah Ed mengabarkan sesuatu yang buruk?”“Ya. Namun, aku tidak sedang memikirkan hal itu. Aku hanya membayangkan bagaimana jika kita memiliki bayi lagi?” tanya Bryan yang terus memandangi Shienna dengan tatapan penuh cinta.Shienna tak lagi takut untuk memiliki bayi, tetapi sanggupkah ia jika hanya anak mereka yang akhirnya menemaninya melewati masa tua?Bukankah itu ide bagus, memiliki sesuatu yang berasal dari Bryan agar ia bisa terus mengenang lelaki tercintanya jika ia perg

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 72

    Dua bulan kemudian ... Shienna dan Bryan sudah pulih pasca menjalani operasi. Bryan tampak jauh lebih baik dan Ryan telah menyatakan kalau ia dalam kondisi yang prima. Banyak wejangan yang Ryan berikan untuknya, agar lebih menghargai apa yang ia miliki, termasuk kesehatan. Akan tetapi, ada hal yang tidak ia katakan pada Bryan melainkan hanya pada Shienna. “Mengenai kondisi ginjal dan organ lain, bisa kukatakan tak ada masalah. Namun, hasil tes menunjukkan kalau lupus yang ia derita masih aktif dan aku menyarankan agar ia tetap menjalani tritmen dengan obat-obatan.” “Apakah itu tidak akan mempengaruhi keadaan ginjalnya? Secara logika, ginjalnya tak lagi sama dengan miliknya yang sebenarnya, terlebih setelah menjalani operasi. Artinya, kondisinya akan memburuk sewaktu-waktu, kan?” Raut wajah Shienna mulai menegang. Terlebih setelah melihat respon dari Ryan, tubuhnya serasa tak bertulang. “Maksudmu, dia tetap akan pergi?” Keterdiaman Ryan membuat Shienna mengambil kesimpulan sendiri

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 71

    Bryan akhirnya setuju dan segera menghubungi Edward dan pria itu datang bersama Jennifer. Di antara mereka tak ada satu pun yang bicara selama menunggu operasi Bryan dan Shienna berjalan lancar. Perawat keluar dari ruang operasi beberapa kali, saat itulah Edward menanyakan kabar Shienna dan Bryan.Beberapa jam berlalu, lampu di bagian atas pintu operasi menyala dengan warna hijau yang artinya operasi telah selesai. Edward bangkit dan segera menemui dokter yang baru saja keluar dari ruangan. Ryan dan beberapa dokter spesialis yang membantu jalannya operasi, tampak tergesa kemudian hanya Ryan yang akhirnya berhenti sejenak untuk menjawab kegelisahan sahabatnya.“Bagaimana kondisinya, Ryan?” tanya Edward dengan raut cemas yang tak bisa ia sembunyikan. Ini kali kedua Bryan melakukan operasi dan hal itu selalu sukses membuatnya begitu cemas.“Operasi berjalan lancar, kita tinggal menunggu Bryan dan Shienna siuman.”“Tolong tempatkan mereka di satu ruangan, itu akan mempercepat pemulihan k

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 70

    Shienna berada di atas brankar yang bergerak cepat dalam kondisi setengah sadar. Ia sempat pingsan untuk beberapa waktu setelah dokter datang dan menemukannya bersimbah darah dengan sebilah pisau lipat menancap di pinggang sebelah kanan.Ia bisa melihat lampu terang menyorot dan membuat matanya merasakan silau. Ia memejamkan mata sejenak, tak kuasa menahan perih dan nyeri di pinggang serta mata yang terasa berat.“Shienna, buka matamu. Tetaplah sadar. Shienna!” Suara itu terus ia dengar memanggil namanya. Ia tak tahu di mana dirinya berada, tetapi sekilas, ia tahu kalau Ryan-lah yang ada di dekatnya.“Bryan ...” gumam Shienna dengan suara lirih. “Di mana suamiku?”“Aku akan segera mengabarinya.”Ryan hendak pergi, tetapi Shienna segera meraih lengan jasnya. “Tolong, jangan katakan apa pun padanya. Lakukan operasi pencangkokan sekarang tanpa memberi tahukan kondisiku padanya. Bisa, kan?”“Uhm, Shie—““Kumohon, kumohon ... aku akan bertahan. Aku janji. Tapi Bryan tak akan mendapat kesem

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 69

    Bryan sudah meminta orang kepercayaannya untuk memeriksa loker sesuai yang Shienna informasikan dan menemukan banyak hal di sana. Namun, ia setuju untuk membiarkan semua file dan benda-benda milik Jun tetap aman dengan penjagaan tersembunyi. Ia harus memastikan terlebih dahulu kalau Jun akan membebaskan Edward dari tuntutannya.Jun pada akhirnya menarik tuntutan atas Edward dengan mengatakan bahwa ia telah salah menuduh Edward sementara yang terjadi padanya adalah murni sebuah kecelakaan. Ia juga membayar seorang petinggi polisi yang menangani kasus tersebut agar membebaskan Edward dari jerat hukum.Edward hari ini diputuskan untuk bebas bersyarat. Jennifer menjemput Edward, tetapi ia dan Bryan enggan pergi karena ada masalah lain yang harus mereka selesaikan. Meski Jun telah menarik tuntutannya, tetapi kasus yang akan mereka laporkan rupanya berhubungan dengan Jun.“Aku menemukan benda ini di penthouse Shienna dan di kamar ibuku. Aku tidak bisa memastikan ini milik siapa karena terl

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 68

    Semua mata terbelalak dan tertuju pada wanita yang berdiri di hadapan Bryan. Tak ada luka yang terlihat, tetapi kemudian ia memegangi salah satu bagian tubuh yang mengucurkan darah segar.Nyaris limbung dan tersungkur, Bryan gegas meronta membebaskan diri dari pria yang memeganginya, lantas menghambur demi menopang tubuh sang istri.“Shienna!” Ia memanggil nama itu dengan perasaan cemas, memeriksa di mana bagian tubuh Shienna yang terkena tembakan, tetapi menemukan hanya lengan yang terluka. Ia melepaskan jaket dan membungkus luka tersebut. “Pegang ini kuat-kuat, oke?”Ia melepaskan Shienna yang bisa duduk dengan baik karena tak ada luka serius yang membuat Bryan bisa mengurus hal lain yang sudah seharusnya ia lakukan sejak tadi.Ia menghambur ke arah Jun, mencengkeram batang tenggorok lelaki itu dan membuatnya nyaris kehabisan napas.“Seharusnya aku menghabisimu sejak dulu, bajingan! Aku membiarkanmu hidup karena pelacurmu yang pandai berdusta itu. Ia tampaknya begitu memanjakanmu, s

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 67

    Shienna tiba di rumah lamanya, karena ia meninggalkan Bryan pagi-pagi sekali dan saat ia masuk ke rumah, ia tak menemukan siapa pun selain beberapa wanita yang tengah melakukan pekerjaan di dapur basah yang ada di bangunan belakang.Ia memeriksa ruangan lain, tetapi nihil. Tak ada tanda-tanda keberadaan Bryan di mana pun.“Apa Anda mencari Tuan Sanders, Nyonya?” tanya salah satu pelayan yang memerhatikan Shienna mondar-mandir dengan wajah bingung sejak tiba di rumah.“Ya. Apakah kau tahu dia di mana? Apakah ia meninggalkan pesan untukku?”“Tuan Sanders hanya mengatakan kalau ia sedang ada keperluan dan meminta Anda untuk makan siang lebih dulu. Ia akan segera kembali jika semua urusan telah selesai.”Mendengar perkataan pelayan, Shienna justru semakin cemas. Masalah apa yang tengah Bryan hadapi sehingga ia sama sekali tidak mengabari. Bryan juga tidak menghubungi Shienna, padahal ia pasti panik saat tak menemukan Shienna di mana pun, tetapi mengapa ia tidak membombardirnya dengan pang

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 66

    Mobil Bryan berhenti di halaman sebuah bangunan yang seharusnya tidak asing bagi Shienna. Namun, Bryan sengaja menutup mata Shienna sejak awal, karena tak ingin sang istri mengetahui ke mana tujuan mereka.Bryan membantu Shienna turun dan berjalan hingga tiba di sebuah pelataran yang sebelumnya hanyalah lahan kosong dan kini beberapa pegawai konstruksi tengah melakukan pembangunan gedung megah yang Bryan yakin akan membuat Shienna gembira jika mengetahuinya.Ia membuka penutup mata Shienna dan menunjukkan bangunan yang sudah mencapai 70% pembangunan dan tak lama lagi akan selesai. Bryan sudah meminta pekerja konstruksi untuk menyelesaikan dengan segera, karena ia tak bisa menjamin dirinya akan bertahan lebih lama.Shienna bungkam kala melihat apa yang ada di hadapannya. Bangunan lain yang pernah ia rencanakan akan ia bangun, meski tak yakin untuk tujuan apa, kini sudah hampir sepenuhnya berdiri.Ia menoleh pada Bryan yang masih menyunggingkan senyum, puas melihat mata sang istri berka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status