“Aku hamil, Bray! Kau harus bertanggung jawab!” “Aku? Bukankah kau memiliki banyak kekasih? Lagi pula kau sendiri yang yakin kalau kita tidak melakukan apa-apa malam itu.” “Aku hanya tidur denganmu seumur hidupku, bajingan! Tak ada yang lain.” *** Lima tahun setelah memutuskan sang kekasih, Bryan Sanders, Shienna Miller tak menyangka bahwa takdir justru bekerja dengan sangat ajaib. Keduanya dipertemukan dalam situasi dan kondisi berbeda. Bryan, Lelaki yang dulu miskin dan ia sebut gemuk, muncul dengan tampilan berbeda: kaya raya dan memiliki perusahaan sendiri, dan satu hal yang tak mungkin ditolak oleh Shienna, penampilannya berubah menjadi tampan, gagah, dan seksi! Mereka dengan kesamaan: sama-sama patah hati dan kacau setelah menenggak banyak minuman beralkohol, lalu terbangun di atas ranjang yang sama, dan tengah berbagi selimut setelah menikmati malam panas bersama.
Lihat lebih banyak“Lihat saja, Shienna, kau tidak akan pernah bahagia dalam hidupmu! Kamu akan selalu gagal dalam percintaan, tidak akan ada lelaki yang menginginkanmu! Kamu tidak akan pernah mendapatkan jodoh—kecuali aku!” ucap seorang lelaki pada sang kekasih yang sudah memutuskannya secara sepihak.
Alasannya? Karena si lelaki hanyalah seorang penjual makanan cepat saji di sebuah truk makanan, ditambah lagi sang kekasih dengan terbuka mengatakan kalau lelaki itu makin lama tidak lagi menarik karena tubuhnya yang menggemuk.Sang perempuan tak menanggapi perkataan lelaki itu melainkan tetap melenggang sembari memasang handsfree di kedua telinganya, lantas masuk ke dalam mobil pribadi yang ia kendarai sendiri dan melesat meninggalkan kampus.***Lima tahun kemudian ...“Happy birth—day. Dave!? What the f—apa yang kalian lakukan?” pekik seorang gadis yang berniat memberi kejutan untuk ulang tahun sang kekasih. Namun, yang terjadi, gadis itu justru yang mendapat kejutan cukup menohok bahkan menghancurkan hatinya.“Shienna? Sedang apa kau di sini?”“Apa yang dia lakukan di sini, Dave? Kalian—“ Shienna tak mampu melanjutkan kalimat. Manik mata hazel yang berembun itu menatap nanar lelaki di hadapannya, tanpa busana dan tengah kebingungan menutupi tubuh yang polos. Shienna tak ingin bertanya lebih lanjut tentang apa dan siapa perempuan yang sedang menikmati momen mesra yang seharusnya dilakukan lelaki itu bersamanya.Gadis itu menatap lelaki dan perempuan di hadapannya secara bergantian kemudian menyeringai. “Jadi seperti ini perilakumu saat tidak bersamaku, Dave?”“Sayang, kau salah paham. Dengarkan aku dulu—“ Lelaki itu berusaha menjelaskan segala yang sudah jelas terlihat di depan mata Shienna.Shienna menggeleng, air mata sudah menggenang di pelupuk matanya. “Aku tidak menyangka kau setega ini, Dave. Apa salahku sampai kau lakukan ini padaku?”David, lelaki itu, tampak frustasi diberondong pertanyaan seolah dirinya adalah penjahat yang tertangkap basah. Padahal, apa salahnya meluapkan insting dasar yang memang dimiliki setiap manusia? Ia hanya bercinta dengan seorang perempuan untuk melepaskan hormon yang butuh untuk diregenerasi. Di mana salahnya?Jelas salah! Karena ia melakukan itu dengan perempuan lain. Yang artinya, ia sudah mengkhianati perasaan Shienna, tunangannya.“Kau tidak bersalah, Shie. Kau terlalu baik. Kau bidadari yang bahkan enggan untuk memberikan kenikmatan itu padaku.”“Kata siapa aku tidak mau? Kau hanya harus bersabar sebentar, Dave! Hari ini, ulang tahunmu dan aku berencana memberikan kejutan itu padamu.” Gadis itu menggeleng tak percaya. Ada rona kecewa tergambar di wajahnya. “Mulai sekarang kita tidak ada hubungan apa-apa lagi. Kita putus. Selamat ulang tahun.”Shienna melemparkan kue yang ia bawa tepat mengenai wajah David dan kemudian memutar langkah meninggalkan apartemen lelaki itu dengan hati kesal.Tiba di rumah, ia menghubungi sahabatnya untuk datang dan seharian penuh menjadi pendengar setia keluh-kesahnya.“Oh, aku turut sedih atas apa yang telah kau alami. Masih banyak lelaki di luar sana—tidak hanya David. Aku bisa mengenalkanmu pada lelaki lain. Atau mungkin kau mau mempertimbangkan kembaranku? Kau tahu, dia menyukaimu sejak dulu,” hibur sang sahabat yang sudah lelah mendengar tangisan Shienna selama dua hari ini.“Big NO! Saudara kembarmu sama mesumnya dengan si Dave. Aku tidak ingin patah hati lagi.” Shienna mengusap hidungnya yang beringus, mata dan wajahnya mulai sembab. “Aku ingin melarikan diri ...”“Hah? Kabur ke mana? Bagaimana persiapan konsermu? Apa yang harus kukatakan pada panitia dan media?”Shienna mengedikkan bahu, tak tahu bagaimana cara mengatasi patah hatinya. “Aku tidak tahu. Kau adalah manajerku. Jika mereka menghubungimu, katakan saja aku sedang dalam masa tenang. Please, pesankan tiket ke suatu tempat. Ke pulau paling sepi di dunia. Aku ingin menghilang!”Dan sang sahabat menuruti permintaannya. Dalam waktu satu hari, Shienna sudah berada di sebuah pulau tersepi di dunia yang hanya akan didatangi oleh turis yang menginginkan sebuah ketenangan.Shienna mengedar pandangan ke seluruh ruangan yang ia pesan. Sebuah cottage yang diperuntukkan bagi satu keluarga kini ia tempati seorang diri. Ia mendesah keras dan berusaha menahan rasa kesal dalam hatinya, karena sang sahabat salah memesankan tempat menginap untuknya.“Kenapa menghubungiku? Apakah belum satu malam kau sudah rindu padaku, hm?” goda sahabatnya, saat Shienna yang dengan hati dongkol menghubungi.“Serius, apakah kau sedang mengolok-olokku? Mengapa kau memesankan tempat seluas ini? Aku datang seorang diri dan melihat ruangan yang bisa kupakai bermain bola, membuatku semakin merasa kesepian,” gerutu Shienna melalui sambungan telepon. Sang sahabat yang mendengarkan omelan Shienna, hanya terkekeh.“Mungkin saja kau ingin meluapkan kekesalan karena mantan kekasihmu yang tukang selingkuh itu,” gelaknya. “Lagi pula, ada bagusnya kau mendapatkan ruangan yang luas, kau akan bisa lebih leluasa. Tenanglah, Shie ... semua akan baik-baik saja. Kau akan baik-baik saja. Nikmati liburanmu dan lupakan pria mesum itu, oke?”Ketika sang sahabat telah mengakhiri percakapan dengannya, Shienna kembali merasa kesepian. Ia berjalan berkeliling di seluruh ruangan di dalam cottage, berusaha menikmati liburannya meski tentu tak bisa. Bayang-bayang David yang berselingkuh terus saja berkelebatan di pikirannya.Tubuhnya melorot di lantai, menangis tersedu dan meratapi nasib cintanya yang kandas sekali lagi. Setelah sekian kali menjalin cinta dengan beberapa pria yang hanya bertahan satu tahun, kali ini, ia dan David berhasil menjalin hubungan cukup lama.Tiga tahun bukan waktu yang sebentar. Mereka bahkan sudah bertunangan dan berencana akan segera melangsungkan pernikahan. Namun, kebiasaan David yang suka bergonta-ganti pasangan ternyata tak pernah hilang meski sudah bertunangan dengan gadis secantik Shienna.Memang, Shienna tak pernah memberikan apa yang David inginkan. Selama berpacaran, bahkan setelah bertunangan, ia masih belum mengizinkan David untuk menyentuhnya. Dan sepertinya, lelaki itu tak sabar untuk terus menunggu.“Padahal aku sudah menyiapkan kejutan untukmu, Dave. Mengapa? Mengapa kau tidak mau bersabar?” rintihnya, bermonolog. Ia menangisi lelaki itu. Lelaki yang telah menyakiti perasaannya. Ia menangis, sampai kelelahan dan tertidur, hingga tak mendengar suara ketukan di pintu kamar yang ia sewa.Kejadian semacam itu terus berulang, hingga selama dua hari, Shienna hanya mengurung diri di kamar. Ia enggan untuk keluar, selain karena wajah dan matanya yang sembab, juga karena ia masih patah hati dan tak ingin bertemu siapa pun.Namun, hari ini ia sudah berdandan dan berniat untuk menikmati pemandangan atau sekadar berjalan-jalan. Ia akan berbelanja untuk persediaan makanan kecil selama dirinya berada di hotel. Mungkin menyediakan sebotol anggur juga tak ada salahnya.Shienna pergi berbelanja seorang diri, menikmati kesendirian yang akan menjadi teman selama beberapa hari ke depan. Persetan dengan para penggemar, panitia, atau deadline konser yang sudah dekat. Ia tak mungkin akan melakukan pekerjaan itu meski dirinya tidak pergi ke mana pun. Patah hati membuat otaknya buntu dan enggan untuk diajak berpikir.Gadis itu tiba di hotel setelah membeli berbagai macam yang ia inginkan, kemudian mulai menenggelamkan diri dalam kamar sembari menikmati anggur di tangannya.“Dasar David sialan! Tidak, tidak! Bukan David yang sialan, melainkan hidupku.” Sekali lagi gadis itu meratap. “Ini sejak bajingan bernama Bryan menyumpahiku. Bukan salahku jika aku tidak lagi tertarik padanya, bukan? Ia berubah menjadi gemuk dan tidak lagi menarik, lantas aku meninggalkannya. Apakah itu salahku? Bahkan selama menjalin hubungan dengannya, ia tak pernah mengatakan kalau dirinya hanyalah pedagang makanan cepat saji. Tentu tak serasi denganku yang putri keluarga terhormat.”Ia terus mengingat masa lalu yang ia anggap menjadi awal kesialan kisah cintanya. Ia meracau sendiri sembari menyesap minuman di tangannya. Matanya mulai terasa sepat dan tak sanggup terjaga.Shienna yang setengah teler memaksa tubuhnya untuk bangkit dan rebah di ranjang, tanpa memedulikan apakah ia sudah mengunci pintu atau belum. Dan satu hal lagi, ia tak menyadari bahwa dirinya tidak seorang diri di atas ranjang melainkan dengan seorang lelaki yang dalam kondisi tak jauh berbeda dengannya.Shienna berbalik, menemukan seraut wajah rupawan di hadapannya yang kini tengah memandangi dengan tatapan penuh cinta.“Kau sangat cantik hari ini. Aku sangat mencintaimu. Kumohon, jangan lagi tinggalkan aku,” ucap lelaki itu.“Dave? Aku tahu, kau tidak mungkin mengkhianatiku. Kau pasti kembali untukku. Aku mencintaimu, Dave. Kau boleh lakukan apa saja, aku milikmu sekarang.” Shienna melepaskan satu per satu pakaiannya dan menarik lelaki itu untuk berada di atasnya.“Apakah kau yakin akan melakukan ini?”Shienna mengangguk. “Perlahan saja. Aku masih perawan.” Ia terkekeh. Lelaki itu memandangi sepasang bola mata dibingkai bulu mata lentik milik gadis yang pasrah dalam impitannya. Ia lantas mendekat dan mengecup bibir ranum Shienna.“Bibirmu sungguh manis, sayang.” Lelaki itu memuji dalam racaunya. “Sial! Kau benar-benar seperti candu. Kau milikku selamanya.”Dan terjadilah apa yang tak pernah Shienna bayangkan saat itu. Lelaki yang ada di atasnya mulai beraksi, bergerak berirama dan mengambil apa yang ditawarkan oleh gadis itu tanpa terkecuali. Dan di akhir permainan mereka, keduanya mencapai puncak dan meraih pelepasan bersama, tanpa ada paksaan melainkan karena kerelaan.“Aku mencintaimu, sayang.”“I love you, Dave. Selamat ulang tahun, sayang.”“Apa yang terjadi padamu, Shie? Ayo kita kembali ke kamar, berpeganganlah.” Bryan menggendong sang istri yang tak lagi memiliki daya untuk melawan, bahkan untuk menghindar ketika sekali lagi aroma tubuh Bryan mengusiknya.Ia pasrah saja ketika Bryan membaringkannya di ranjang dan segera meraih ponsel untuk menghubungi Ryan Karl.“Ya, Bryan. Kawanku itu sudah dalam perjalanan. Ia mengabari beberapa menit lalu. Tunggulah.”Belum selesai pembicaraan keduanya, salah satu pelayan mengetuk pintu dan mengabarkan bahwa ada seorang dokter yang sudah menunggu di luar. Bryan meminta pelayan untuk mempersilakan dokter masuk dan segera melakukan pemeriksaan.“Apakah kau mengalami mual dan muntah hampir setiap hari?” tanya dokter sembari menempelkan stetoskop di dada Shienna dan memeriksa denyut nadinya.“Ya. Bahkan seperti setiap saat. Aku tidak menyukai aroma yang kusukai sebelumnya dan kurasa hasrat seksualku menurun sejak itu. Entahlah,” jawab Shienna sembari melemparkan tatapan pada sang suami
Bryan masih memikirkan nasib Amara setelah orang suruhan Edward mengepung dan menabrak mobil yang ia kemudian hingga terbakar. Namun, belum ada kabar lanjutan terkait peristiwa tersebut sehingga Edward mengambil kesimpulan kalau Amara pasti sudah tewas di tempat.Sementara itu, Shienna belum mengetahui apa pun mengenai hal itu. Bryan tak ingin sang istri menjadi gelisah dan berpikiran yang tidak-tidak terhadap Edward.“Mengapa kau tampak gelisah sejak tadi?” tanya Shienna sembari memeluk Bryan dari belakang. “Apakah Ed mengabarkan sesuatu yang buruk?”“Ya. Namun, aku tidak sedang memikirkan hal itu. Aku hanya membayangkan bagaimana jika kita memiliki bayi lagi?” tanya Bryan yang terus memandangi Shienna dengan tatapan penuh cinta.Shienna tak lagi takut untuk memiliki bayi, tetapi sanggupkah ia jika hanya anak mereka yang akhirnya menemaninya melewati masa tua?Bukankah itu ide bagus, memiliki sesuatu yang berasal dari Bryan agar ia bisa terus mengenang lelaki tercintanya jika ia perg
Dua bulan kemudian ... Shienna dan Bryan sudah pulih pasca menjalani operasi. Bryan tampak jauh lebih baik dan Ryan telah menyatakan kalau ia dalam kondisi yang prima. Banyak wejangan yang Ryan berikan untuknya, agar lebih menghargai apa yang ia miliki, termasuk kesehatan. Akan tetapi, ada hal yang tidak ia katakan pada Bryan melainkan hanya pada Shienna. “Mengenai kondisi ginjal dan organ lain, bisa kukatakan tak ada masalah. Namun, hasil tes menunjukkan kalau lupus yang ia derita masih aktif dan aku menyarankan agar ia tetap menjalani tritmen dengan obat-obatan.” “Apakah itu tidak akan mempengaruhi keadaan ginjalnya? Secara logika, ginjalnya tak lagi sama dengan miliknya yang sebenarnya, terlebih setelah menjalani operasi. Artinya, kondisinya akan memburuk sewaktu-waktu, kan?” Raut wajah Shienna mulai menegang. Terlebih setelah melihat respon dari Ryan, tubuhnya serasa tak bertulang. “Maksudmu, dia tetap akan pergi?” Keterdiaman Ryan membuat Shienna mengambil kesimpulan sendiri
Bryan akhirnya setuju dan segera menghubungi Edward dan pria itu datang bersama Jennifer. Di antara mereka tak ada satu pun yang bicara selama menunggu operasi Bryan dan Shienna berjalan lancar. Perawat keluar dari ruang operasi beberapa kali, saat itulah Edward menanyakan kabar Shienna dan Bryan.Beberapa jam berlalu, lampu di bagian atas pintu operasi menyala dengan warna hijau yang artinya operasi telah selesai. Edward bangkit dan segera menemui dokter yang baru saja keluar dari ruangan. Ryan dan beberapa dokter spesialis yang membantu jalannya operasi, tampak tergesa kemudian hanya Ryan yang akhirnya berhenti sejenak untuk menjawab kegelisahan sahabatnya.“Bagaimana kondisinya, Ryan?” tanya Edward dengan raut cemas yang tak bisa ia sembunyikan. Ini kali kedua Bryan melakukan operasi dan hal itu selalu sukses membuatnya begitu cemas.“Operasi berjalan lancar, kita tinggal menunggu Bryan dan Shienna siuman.”“Tolong tempatkan mereka di satu ruangan, itu akan mempercepat pemulihan k
Shienna berada di atas brankar yang bergerak cepat dalam kondisi setengah sadar. Ia sempat pingsan untuk beberapa waktu setelah dokter datang dan menemukannya bersimbah darah dengan sebilah pisau lipat menancap di pinggang sebelah kanan.Ia bisa melihat lampu terang menyorot dan membuat matanya merasakan silau. Ia memejamkan mata sejenak, tak kuasa menahan perih dan nyeri di pinggang serta mata yang terasa berat.“Shienna, buka matamu. Tetaplah sadar. Shienna!” Suara itu terus ia dengar memanggil namanya. Ia tak tahu di mana dirinya berada, tetapi sekilas, ia tahu kalau Ryan-lah yang ada di dekatnya.“Bryan ...” gumam Shienna dengan suara lirih. “Di mana suamiku?”“Aku akan segera mengabarinya.”Ryan hendak pergi, tetapi Shienna segera meraih lengan jasnya. “Tolong, jangan katakan apa pun padanya. Lakukan operasi pencangkokan sekarang tanpa memberi tahukan kondisiku padanya. Bisa, kan?”“Uhm, Shie—““Kumohon, kumohon ... aku akan bertahan. Aku janji. Tapi Bryan tak akan mendapat kesem
Bryan sudah meminta orang kepercayaannya untuk memeriksa loker sesuai yang Shienna informasikan dan menemukan banyak hal di sana. Namun, ia setuju untuk membiarkan semua file dan benda-benda milik Jun tetap aman dengan penjagaan tersembunyi. Ia harus memastikan terlebih dahulu kalau Jun akan membebaskan Edward dari tuntutannya.Jun pada akhirnya menarik tuntutan atas Edward dengan mengatakan bahwa ia telah salah menuduh Edward sementara yang terjadi padanya adalah murni sebuah kecelakaan. Ia juga membayar seorang petinggi polisi yang menangani kasus tersebut agar membebaskan Edward dari jerat hukum.Edward hari ini diputuskan untuk bebas bersyarat. Jennifer menjemput Edward, tetapi ia dan Bryan enggan pergi karena ada masalah lain yang harus mereka selesaikan. Meski Jun telah menarik tuntutannya, tetapi kasus yang akan mereka laporkan rupanya berhubungan dengan Jun.“Aku menemukan benda ini di penthouse Shienna dan di kamar ibuku. Aku tidak bisa memastikan ini milik siapa karena terl
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen