Share

Akhirnya Datang

Aku tidak berani bilang ke Mafayzah kalau aku habis menolong seorang gadis. Apalagi aku bilang pada dirinya, kalau aku sedang ada di rumah sakit.

"Kamu sudah makan?"

"Kalau siang sudah, kalau sore belum."

"Kasihan ... apa Mas mau aku anterin makan?"

"Tidak usah, aku tidak apa-apa kok. Lagian masih kenyang."

Sebenarnya aku juga lapar, tapi bagaimana lagi?

Semisal aku menjawab memang lagi lapar, yang ada malah Mafayzah datang ke ndalemnya Umi dan malah tidak ketemu aku.

"Benaran, Mas?"

"Iya, Mafayzah."

"Ya sudah, aku mau sholat dulu, Mas. Kamu sudah sholat?"

"Eh iya, belum eq. Iya habis ini sholat, kok."

"Wassalamu'alaikum, Mas. Cepat pulang."

"Wa'alaikumsalam."

***

Aku membawa obat yang barusan aku ambil di resep pengambilan itu, kemudian kutaruh obat itu di meja yang tak jauh dari ranjang.

Sesekali kulirik ke singgah gadis itu berbaring tanpa daya di atas ranjang rumah sakit yang beralas spons itu, lalu berjalan untuk mengambil kursi yang terletak di bawah ranjangnya agar aku tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status