Kemarau Di Ujung Senja

Kemarau Di Ujung Senja

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-02
Oleh:  Serindu Mentari On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat. 4 Ulasan-ulasan
24Bab
1.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Lelaki mana yang tak akan pernah kecewa ketika cinta tulusnya dikhianati oleh orang yang amat dicintainya? Lelaki mana yang tak akan tinggal diam ketika melihat wanita yang dicintainya selingkuh di depan matanya sendiri? Gus Iqbal yang berniat memberikan kejutan dengan memberikan mukenah bordil terbaik dari seluruh Jeddah, dia harus merasakan kejutan jahat Mafayzah yang tak pernah ia duga. Semenjak itu, Gus Iqbal telah memulai hidup dengan tak mempercayai cinta lagi. Namun Ibu manakah yang tak akan sedih bila anak lelakinya harus trauma cinta? Umi -- sang ibunya, memperkenalkannya dengan santriwati yang solihah dengan kecantikan paripurna. Namun siapa sangka, bahwa anak lelaki yang dikenalkannya itu ternyata mengenal santriwati itu terlebih dulu sebelum Uminya. Akankah Gus Iqbal akan bersedia menikahi santriwati itu? Dan menjadi cinta terakhir di catatan perjalanan hidupnya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Pagi Bersama Umi

Gus Iqbal

"le, yang daftar jadi santri di pesantren kita makin banyak ya?"

Umi menghampiriku yang tengah menikmati secangkir kopi moka yang panas.

Hari ini, sebenarnya aku menginginkan untuk meminum kopi hitam, hanya saja aku cari di dapur tidak ada. Dan di dapur, yang ada hanya kopi susu sama kopi moka dalam kemasan instan. Maka kupilih yang ada di dapur saja. Dari pada, tidak meminum kopi sama sekali.

Lantai tiga, bagaikan tempat bersantai paling nyaman. Angin seakan berembus dua kali lipat. Dan di sini, dapat pula menikmati pemandangan lautan biru kehijauan bersama pasir putih yang berjarak kurang lebih delapan hingga sepuluh kilo dari sini. 

 Meski sesaat di balik kediaman yang melambat. Dan waktu yang memang terasa berjarak. Panorama yang terlihat, seakan mengambil jenuh yang pernah berpijak. 

"Nggih e Umi, Kulo sampai kebingungan buatin data sebanyak itu. Apa perlu kita buat tarjet tetap di setiap tahun? Kalau kita, tidak membatasi jumlah santri bisa-bisa kita semakin banyak menerima santri setiap tahunnya."

Aku menghadap ke Umi, sambil menaruh secangkir kopi yang barusan aku seruput sedikit. Sementara Umi mulai menduduki bangku rotan yang berada tepat di utara sofa. Dan Umi menatapku dengan wajah yang menujukan penuh tanya.

Mungkin Umi juga memikirkan sama halnya denganku, memikirkan para santri.

"Le, ya memang benar kalau memang sameannya mutusin itu, tapi kalau kita ngasih tarjet, bagaimana dengan para orang tua yang sudah jauh-jauh ke sini untuk memondokkan anaknya bila tidak keterima? Malah kecewa nanti, jadinya."

Aku tersenyum tipis sejenak.

Umi ada benarnya memang. Tidak salah.

"Umi ... teknologi dunia sekarang semakin canggih, kulo hanya perlu menginformasikan melalu media sosial. Mengumumkan pula kriteria dan aspek-aspek yang harus dipenuhi santri. Bukankah banyak santri luar kota datang ke sini, melalui informasi yang kulo buat di media sosial? Sebelum kakek buyut wafat dulu, pernah berpesan. Kalau kita harus menjaga pondok pesantren untuk tetap berkembang, namun kakek buyut tidak menyuruh untuk mencari santri banyak, melainkan santri yang bisa kita jaga dan kita lindungi itu sudah cukup sebagai kewajiban kita."

"Kalau samean mantapnya begitu, terus dan lanjutin saja. Umi sama Abahmu tetap dukung terus."

Belakangan ini, Umi agak sakit-sakitan. Abah juga, tetapi kalau Abah sedikit lebih kuat dari Umi jadi tidak begitu terlalu.

Hampir setiap malam hari aku dengar, kalau Umi batuknya tiada henti. Kemarin periksa ke dokter, katanya Umi kecapekan. Mungkin sudah saatnya, aku menjaga Umi lebih maksimal. Karena Umi adalah malaikatku di dunia ini yang pertama sebelum Abahku. Menjaga Umi agar tetap sehat itu adalah kewajibanku, di samping aku juga yang harus menjaga Abah. Apalagi aku anak yang paling di eman.

"Le, nanti samean ngajar di Madrasah Diniah?"

"Nggih, Umi. Masa tidak mengajar!"

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Nuripangeztu
bagus ceritanya alurnya juga gampang di pahami... jadi inget dulu waktu masih mondok aku suka disuruh ngajar diniyah
2023-02-04 15:45:55
0
user avatar
Serindu Mentari
cerita yang menarik
2023-02-01 18:47:41
0
user avatar
Junatha Rome
Suka banget deh cerita luar negeri gini... update terus ya Kaka author......
2022-12-11 21:46:16
0
user avatar
agneslovely2014
Bagus ceritanya seru banget! Kasian Ayu masa ditinggalin begitu saja oleh pamannya di RS, untung ada pahlawan penyelamat nyawanya yang jagain dia
2022-12-11 16:59:16
0
24 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status