Share

Sakitnya Abah

Aku tidak tahu apakah Umi sudah menyiapkan makan di meja makan ataukah belum. Setahuku jam segini, nasi sudah pada dingin semua. Mungkin aku akan ke rumah makan Masakan Padang saja, di sana pasti ada lauk yang aku sukai. Sudah lama juga, aku tidak mampir makan di sana.

"Jangan, Le! Tunggu dulu, ini kami membawakan samean makanan. Masih hangat."

Aku memperhatikan bungkusan nasi dengan air minum jus buah apokat. Sepertinya enak, tetapi aku sungkan saja kalau menerima makanan itu. Mungkin aku tolak halus saja.

"Tidak usah repot-repot, Pak. Terima kasih."

Aku menepis pelan bungkusan makanan itu, niatku tidak ingin merepotkan ke dua orang tua gadis itu saja. Gadis itu yang luka-luka, pastilah membutuhkan banyak perawatan. Bahkan aku mengerti soal biaya yang akan ditangguh oleh ke dua orang tuanya itu. Memang apa penyebab peristiwa tadi?

"Kami tidak repot, Nak. Kami justru banyak berterima kasih, Le."

"Nggih, Pak. Nasinya Bapak sama Ibu makan saja. Kulo tidak apa."

"Ya sudah Le, kami
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status