Share

Bagian Lima

Tidak terasa Taro sudah bekerja sangat lama disana. Dia mengusahakan semua cara untuk bisa mengeluarkan perusahaan ini untuk jauh dari kata kebangkrutan. Tapi usahanya itu masih belum bisa merubah banyak di perusahaan itu. Taro setiap malam harus begadang di perusahaan itu supaya bisa menyelesaikan masalah ini.

Apa mungkin perusahaan ini akan bangkrut pada akhirnya.—batin Taro.

Hanya itu yang ada di dalam pikirannya itu tetapi karena tekadnya yang kuat, membuat Taro menjadi semangat kembali untuk menjalani harinya bekerja disana. Dia melihat jam sekarang sudah menunjukkan pukul delapan malam. tapi dia tetap mengerjakan semuanya itu sampai bisa mengembalikan kesejahteraaan perusahaan ini.

Taro akhirnya melanjutkan pekerjaanya itu lagi untuk bisa segera membuat masalah ini bisa selesai. Dia sampai tidak menghiraukan jam yang berada di atasnya itu. Saat sedang bekerja tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dari ruangan Taro.

Tok. Tok. Tok.

Taro akhirnya terkejut saat ada yang mengetuk pintu itu.

“Siapa itu? jangan nganggu saya. Saya cuma mau menyelesaikan semuanya ini. Setelah ini saya akan pergi dari sini.” Taro merasa ketakutan karena dia sangat takut apa bila ada kejadian yang tidak-tidak. Sekarang dia berani karena tujuannya tiba di sini menutupi ketakutannya itu.

Pintu itu terbuka dan langsung menampakkan seorang perempuan di sana sedang berdiri. “Ini aku.”

Saat seseorang masuk Taro langsung memegang dadanya karena ktakuran dan ternyata itu adalah Moly. “Ternyata kamu. Hampir saja aku tinggal nama saja di sini.”

“Maaf karena aku tidak bicara untuk tiba ke sini. Karena aku melihat beberapa hari ini kamu tidak pulang tepat waktu. Saat saya bertanya kepada security dia mengatakan bahwa kamu selalu pulang malam jadi aku mencoba untuk berkunjung ke sini untuk melihatnya dan ternyata benar kamu masih berada diruangan ini.” Moly mengatkanya kepada Taro.

“Itu karena aku tidak bisa melihat teman aku kesusahan seperti itu. Selain itu aku juga senang dengan pekerjaan ini.” Taro melanjutkan pekerjaanya.

“Aku bangga kepada kamu karena sangat gigih sekali untuk melakukan semua hal.”

“Mungkin cuma ini yang bisa aku lakukan sekarang ini.” Taro berbicara sambil menyelesaikan pekerjaanya itu.

Setelah semua perkataan itu Moly merasa senang sekali karena bisa merasakan di dalam diri Taro itu seperti dulu saat bersekolah bersama. Moly mendekatkan diri di sebelah Taro.

“Ini aku bawakan kamu makan malam dan juga minuman jahe. Aku tahu bahwa kamu sangat membutuhkan ini.”

“Terima kasih sudah membawakannya Moly. Kalau tidak ada kamu pasti aku tidak bisa bertahan sampai jam sembilan nanti.”

“Aku yang seharusnya berterima kasih kepada kamu. karena sudah menyuruh aku untuk bekerja di sini. Jadi semua kesukaan aku itu tidak ada yang hilang lagi.”

“Kalau begitu. Aku akan antarkan kamu pulang nanti. Karena sudah malam begini pasti tidak ada kendaraan umum di luar sana.” Moly menawarkan kepada Taro untuk menumpang di kendaraanya.

“Tidak usah sampai seperti itu. Aku bisa jalan sampai ke rumah. Atau aku numpang sama motor security jadi besok pagi bisa dikembalikan. Kalau tidak bisa seperti itu, aku bisa berjaga dengan security dan tidur disini juga tidak masalah.” Taro menyampaikannya kepada Taro.

“Aku tidak mau kamu sampai sakit. Jadi aku akan megantarkan kamu. Jangan menolaknya.” Moly mengeras kepada Taro.

“Kalau kamu sudah memaksa. Aku tidak akan bisa menolaknya kembali. Kalau kamu mau tunggu sja sebentar lagi. web perusahaan ini sudah jarang di buka oleh orang lain. Karena admin dari web ini sudah aku tukar dan juga memindahkan file penting dari web kepada penyimpanan sendiri di luar.” Taro menyampaikanya kepada Moly.

Moly melihat apa yang di kerjakan dari Taro itu. Dia membongkar semua coding dari pembuatan web itu untuk menambahkan sebuah skrip tentang pengamanan jadi tidak akan bisa di akses oleh orang lain lagi.

Saat menunggu Taro, Moly lansung tertidur karena capek sekali dan juga dia tidak melakukan apapun di sana. Dia sangat nyenyak untuk tidur di atas meja itu. tetapi taro masih saja melihat ke arah komputer itu. Dia tidak menyadari bahwa Moly sedang tidur di meja itu.

**

Satu jam sudah lewat, Taro akhirnya bisa menyelesaikan semuanya untuk hari ini. Saat dia memutar kursinya itu dan terlihat bahwa Moly sedang tidur di sana. Taro langsung menutup nadannya itu dengan jaket yang dia bawa dari rumah karena dia akan pulang malam. Jaket itu menutupi semua badan dari Moly. dan dia akhirnya menyantap makanan yang sudah di bawa oleh Moly.

Ternyata itu adalah makanan kesukaan dari Taro yaitu Bakso. Padahal semua orang di sekolah itu kecuali Celo dan nenek lampir itu. tidak mengetahui bahwa itu adalah makanan kesukaan dari taro. Dia menyantapnya dengan lahap dan tidak ada yang tersisa di atas piringnya itu. semuanya habis dimakan oleh Taro.

setelah selesai makan, Taro melihat Moly ternyata dia sudah bangun dari tidurnya.

“Astaga.” Taro terkejut karena melihat mata dari Moly. “Bicara kalau sudah bangun tidur. Ini malah diam.”

“Hihihi. Maaf aku bukannya maksud mau mengejutkan tapi cuma tidak mau menganggu kamu saat sedang fokus makan tadi.”

Setelah itu Moly duduk seperti biasa dan bertanya kepada Taro.

“Sudah selesai kerjanya?”

“Ini sudah mau beres lagi. Tinggal jalan pulang.”

“Kalau begitu aku tunggu kamu di atas mobil, ya.” Moly langsung pergi keluar dari ruangan itu.

Taro membereskan meja kerjanya dan keluar dari ruangan itu serta menguncinya dari luar. Dia berjalan di antara ruangan-ruangan yang berada di sebelah kiri dan kanannya itu. Dan akhirnya dia sampai di depan perusahaan itu. Ternyata Moly di sana sudah bersiap-siap untuk berangkat. Taro masuk ke dalam mobilnya itu dan akhirnya mereka melanjutkan perjalanan.

**

Taro terbangun dari tidurnya dan itu sudah menunjukkan jam 06.00 pagi saatnya dia untuk bersiap-siap kerja di perusahaan itu lagi. Semakin hari semangatnya semakin tinggi. Karena hal ini merasa menantang bagi dirinya. Perusahaan yang seharusnya bangkrut masih bisa bertahan sedikit oleh adanya Taro. Itu membuat dia semakin lebih percaya diri lagi untuk bisa mengembalikan semuanya ke dalam jalannya lagi.

Beberapa jam kemudian Taro sudah berada di depan perusahaanya itu. Tidak seperti biasanya yang rami di perusahaan itu. tetapi hari ini sangat sepi dari pada malam saat dia bekerja. Tidak ada tanda seorangun yang berada di luar perusahaan itu. Taro menjadi bigung kenapa ini bisa terjadi.

Apa mungkin ini penutupan perusahaan ini. Bukannya seharusnya masih ada waktu lagi untuk memperbaiki ini.—batin Taro.

Dia melihat ke kiri dan kanan di sana ada mobil dari Moly. dan dia akhirnya menuju ke ruangan itu dengan tergesah-gesah. Setiba di sana, Taro mendapati Moly yang sedang menangisi sesuatu di ruangan itu.

“Ini kenapa, Moly? semua orang tidak ada berada di sini. Kenapa cuma kamu saja yang ada di sini.”

“Itu karena ini akhir dari perusahaan ini.”Moly mengatakanya kepada Taro.

“Maksudnya? Apa mungkin perusahaan ini akan tutup?”

Taro terkejut karena perkataan dari Moily bahwa perusahanan ini tidak memiliki kelanjutannya lagi dan berhenti sampai di sini saja.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status