Share

Bagian Empat

“Ini ruangan saya untuk bekerja?” Taro bertanya kepada asisten itu.

“Betul sekali pak. Ini adalah ruangan untuk bapak bekerja.” Asisten itu menjawab perkataan dari Taro. “Saya pamit dulu, Pak.”

Taro tinggal di dalam ruangan itu sendiri dan dia langsung untuk pergi ke ruangan OB dengan mengambil sapu dan juga pel untuk membersihkan. Dan itu juga di bantu oleh pekerja OB itu.

Aku tidak boleh bermalasan lagi. Wadah untuk saya bekerja sudah ada bahkan ini adalah pekerjaan yang sangat aku sukai. Jadi harus lebih semangat lagi.—batin Taro.

Dia akhirnya mengambil sapu untuk membersihkan lantai karena sudah lama tidak di pakai. Begitu juga dengan sarng laba-laba yang berada di ujung ruangan itu. Semuanya di lakukan untuk membuatnya nyaman bekerja disana. Sedikit demi sedikit semuanya sudah hampir selesai untuk di bersihkan.

“Bapak ini berkas juga mau di bersihkan?” karyawan OB itu ertanya kepada Taro.

“Itu biar saya saja, Pak. Karena bisa sekalian untuk di susun dengan teratur jadi bisa untuk mendapatkan apa yang di butuhkan dengan secepatnya pak.”

Taro kemudian menurunkan semua berkas yang berada di lemari itu. Membersihkan semua berkas itu dan menyusunnya sesuai dengan abjad dari bagian bagiannya. Beberapa jam untuk menyusun itu, dia kemudian melirik komputer yang sudah lama tidak di pakai sampai semuanya sampai berabu. Termasuk itu di dalalm CPUnya.

Taro mencoba untuk membuka cover dari CPU itu. membuka cooling processor dan terlihat disana bahwa termal paste dari processor itu sudah mulai mengering. Membuka memori Ram dari mother board. Menarik GPU dari sana, dan juga memori ssd nvme serta ssd sata. Tidak ketinggalan power suply dari komputer itu  juga di buka. Sekarang semuanya sudah di buka oleh Taro satu persatu.

Dia mengambil vakum untuk menyedot semua debu yang berada disana sampai bersih. Melapnya dengan alkohol semua perangkat itu sampai bersih tanpa debu lagi. di kuas semua sisi kecil dari cover CPU itu. setelah semuanya sudah di bersihkan kemudian dia akhirnya langsung memasangnya dengan teliti.

Kemudian taro mengembalikan semua alat itu di tempat semula dan mencoba untuk menhidupkannya lagi. ternyata Crash saat menghidupkannya dan saat Taro melihatnya kembali ternyata ada yang aneh saat melihat di bagian mother board ternyata ada yang patah dari satu sisi mother baord itu menjadinya tidak bisa di hidupkan.

Taro mengambil sebuah kertas untuk di tuliskan bahwa apa saja yang kan di ganti untuk bisa di hidupkan kembali. Saat semuanya sudah dia teliti bahwa ada beberapa komponen yang memang harus di ganti. Kemudian dia langsung menuju ke ruangan dari Moly.

Tok. Tok. Tok.

Moly menyadari bahwa ada yang mengetuknya dari luar. “Masuk.”

Kemudian Taro masuk ke dalam ruangan itu, menutupnya dan juga duduk di depan Moly.

Taro meletakkan kertas di hadapan Moly. “Ini adalah komponen yang di ganti untuk bisa menghidupkan komputer itu.”

“Ini biasanya berapa Tora. Aku tidak tahu soal yang begini.”

“Mother board ini rata-rata ada di kisaran satu juta, kalau yang lainnya itu nanti bisa menyesuaikan dengan kebutuhan saja.” Taro menjelaskannya kepada Moly.

“Aku akan buatkan bonnya kemudian kamu bawa ke tempat keuangan supaya bisa untuk di cairkan uangnya.”

“Aku akan segera menyelesaikan ini.”

Moly langsung membuatkan notanya untuk di bawa oleh Taro. Dan akhirnya Taro membawa nota itu dan kemudian keluar dari ruangan itu.

Ini yang aku nantikan dari Tora. Mungkin perasaan aku ini masih ada karena sudah menunggu lama untuk bisa satu kerja dengannya. Ku berusaha untuk menjadi pemimpin di suatu perusahaan supaya bisa memasukkanya di sana dan bisa berdekatan kembali dengannya. Dan ini juga waktu yang tepat untuk bisa aku mengungkapkan perasaan aku kepadanya.—batin Moly.

Moly tidak menyangka bisa seperti ini. Jadi dia tidak akan menyia-nyiakan waktunya ini lebih lama lagi. Karena ini waktu yang tepat menyatakan semua yang sudah dia pendam dari sekolah dulu. dan dia juga akan menyiapkan janjinya itu kepada Tora.

**

Tora langsung menuju ke ruangan keuangan untuk meminta dana untuk bisa membeli semua peralatan itu. Beberapa menit menunggu untuk mengeluarkan dananya dan dia sudah mendapatkan itu di tangannya. Dia berjalan menuju ke luar untuk mencari dimana toko elektronik komputer terdekat supaya bisa membelinya tanpa harus kejauhan. Memang lebih cepat mencarinya di online shop tetapi itu membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di perusahaan itu.

Dia menelusuri ke kiri dan ke kanan untuk mencari toko itu berada. Dia berjalan setiap trotoar kemudian mendapatkan plang toko komputer disana dia langsung masuk ke dalam itu. Taro mencari apa yang di butuhkan untuk membetulkan komputer itu kembali supaya bisa dia mulai bekerja kembali untuk membangun perusahaan itu kembali ke jalannya lagi.

Beberapa menit kemudian Taro sudah membawa semua barangnya itu kembali ke perusahaanya. Berjalan menelusuri jalan untuk sampai kembali. Dan akhirnya dia sudah berada di depan pintu perusahaanya itu. taro masuk ke dalam dan menuju ke ruang kerjanya itu.

Taro duduk di atas meja kerjanya karena lelah berjalan dari tempat itu menuju perusahaannya itu

Lelah ini akan terobati karena aku bisa membaut perusahaan ini kembali berkembang lagi dan aku tidak akan menyerah sampai disini. Ini adalah pekerjaan yang aku sukai dan juga ini milik teman aku saat sekolah dulu.—batin Taro.

Akhirnya Taro menyelesaikan semua peralatannya itu. Saat di hidupkan akhirnya bisa di selesaikan dengan sekejap mata dan komputer itu sudah bisa di hidupkan kembali. Taro menyusun semua berkas yang ada di dalam komputer itu satu demi satu. Menhapus yang tidak di butuhkan lagi dan langsung meyelesaikannya dengan sekejap mata.

Saat Taro sedang bekerja tidak terasa hari sudah siang. Saatnya untuk beristirahat, tapi dia masih tetap untuk bekerja sampai semuanya selesai baru dia akan istirahat. Tapi baginya sekarang bukan waktunya bersenang-senang. Apa bila dia lalai sedikit saja mungkin semua usahanya ini akan secepatnya selesai.

**

Moly melihat di ruang istirahat ternyata tidak ada Taro disana. dia mencarinya dengan teliti karena dia sudah janji untuk membelikan makan siang untuk taro. Moly dari dulu apa bila berjanji pasti dia akan secepatnya melunasi hutangnya itu. Dan akhirnya Moly langsung bertanya kepada asistennya itu.

“Apa kamu melihat dimana keberadaan dari taro?”

“Aku tadi lewat ruangannya Bu. Tapi tidak ada tanda-tanda dari Pak Taro keluar dari ruangannya Bu.”

Kemudian Moly memesan makanan dan membawanya ke ruangan kerja taro. Dan saat berada di depan pintu masuk ke ruangannya Moly mengetuk pintunya.

Tok. Tok. Tok.

Tidak berapa lama kemudain Taro membukakan pintunya.

“Ada apa kesini, Moly?” Taro bertanya kepada Moly.

“Ini aku bawakan makan siangnya. Aku tadi sudah janji kepada kamu.”

“Tidak perlu sampai seperti ini. Aku bekerja di sini untuk bisa bekerja dengan sungguh-sungguh karena kamu pasti lagi mencari seseorang untuk memecahkan masalah ini. Dan kamu memanggil aku untuk bisa berada di ruangan ini. jadi aku tidak akan menyerah untuk membuat perusahaan ini kembali kepada jalannya lagi.” Taro menyampaikan tujuannya bisa bekerja disini.

“Kalau begitu. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh supaya bisa membuat perusahaan ini kembali bangkit lagi. Aku berharap banyak kepada kamu.”

“Tidak perlu di bilang aku juga akan melaksanakan itu. Aku tidak mau perusahaan milik kamu itu menjadi bangkrut dan sampai aku tidak bekerja lagi. Tapi selain itu terima kasih sudah membawakan ini. Aku jadi bisa fokus lagi dalam bekerja.”

Taro mengambil piring dan juga gelas yang di bawa oleh Moly dan membawanya ke dekat meja kerjanya itu.

Ini yang aku suka dari kamu. Yaitu ke gigihan kamu untuk menyelesaikan sebauh masalah ini. Dan itu juga yang aku suka dari kamu dari saat kita sekolah dulu.—batin Moly.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status