Share

Bagain Tiga

Taro sedang berada di depan pintu dan menjadi patung disebabkan dia merasa pernah sat sekolah dulu bersama pemimpin perusahaan itu.

“Bukannya kamu itu.” Taro memegang kepalanya untuk mengingat siapa orang itu.

“Aku yang serig kamu ejek dahulu saat di sekolah. Masih lupa siapa orangnya.” Moly memberikan clue kepada Taro.

Taro menunjuk ke atas dan mengingat sesuatu. “Kamu itu yang kutu buku dan sering memakai kaca mata itu kan.” Taro berteriak sampai asisten dari Moly sampai terkejut.

“Ehm.” Moly menempelkan tangannya dan berdehem disana. “Kamu bisa kembali bekerja lagi. Pak Taro silahkan duduk di sini.”

“Baik, Bu.” Asistennya itu pergi dari ruangan itu dengan menutup rapat pintu dari ruangan itu.

Taro kemudian menuju ke tempat duduk itu dan langsung memulai pembicaraanya.

“Kamu sudah berubah sekarang. berbeda dulu dari pada di sekolah. Apa lagi kamu sudah memiliki perusahaan ini” Taro terkejut karena melihat itu semuanya.

“Ini mungkin karena usaha aku dulu saat di sekolah.”

“Bisa jadi sih. Tapi pasti banyak juga yang mengantri untuk menjadi pendamping hidup kamu kan?”

“Itu mana mungkin. Aku masih sama seperti yang dulu masih menunggu seseorang itu datang kepada aku.” Moly malah curhat kepada Taro.

“Baguslah kalau begitu. Dari pada aku yang di tinggal oleh nenek lampir itu.”

“Siapa nenek lampir itu? kayaknya di sekolah dulu tidak ada apa mungkin aku yang sering belajar jadi melupakan hal seperti itu.” Moly memikirkannya itu siapa.

“Itu, Naomi.”

“Oh begitu ya.” Saat sedang asik berbicara Moly mengingat sesuatu yang aneh dari tadi. “Aku kan memanggil kamu untuk interview bukan malah curhat disini.”

“Iya aku sampai lupa karena aku terpesona karena paras dari kamu berbeda dari pada yang dulu.”

Kemudain Moly menatap semua lembarnya dan ijazah dari Taro. dia mengetahui bahwa semua nilainya itu tidak akan sampai setinggi dengan keahliannya yaitu soal semua hal yang berhubungan tentang komputer. Seperti pemograman, office dan juga lain sebagainya.

“Aku langsung ke intinya saja. Sebenarnya aku menelfon kamu  kemarin itu karena di perusahaan semua info tentang perusahaan ini sudah di bongkar oleh yang bekerja di bagian itu. jadi saat dia menyebarkan semuanya itu dan ada yang tertarik dengan itu. jadi dia menjual aset perusahaan ini tanpa sepengetahuan dari kami yang bekerja disini . kemudian dia keluar dari perusahaan ini dan tidak pernah kembali lagi. tapi beberapa hari kemarin ini ada seseorang yang datang ke sini membicarakan bahwa semuanya ini sudah atas nama orang itu. jadi dia meminta semua yang bekerja disini untuk keluar dari perusahaannya itu. tetapi aku menolak untuk pergi dari sini sebab ini semua aku mulai dari hanya aku yang bekerja di sini. Tapi aku tidak bisa membrikan semua uang yang sudah di tawarkan oleh orang itu kepada kami.” Moly menyampaikannya kepada taro.

“Memang berapa yang di butuhkan oleh orang itu?”

“Mungkin sekitar satu milyar. Dan kamu baru mengangsurnya setengah dari itu. jadi kamu Cuma ada waktu satu minggu untuk bisa mengembalikan semuanya itu. maka dari itu akuy mencari di surat lamaran yang lama siapa yang harus bisa membantu kami dari keterpurukan ini. Aku  membukanya satu demi satu lamaran dan ternyata ada lamaran kamu disana. Walaupun itu sudah hampir lima bulan yang kemarin tapi aku langsung menyuruh asisten saya untuk menelfon kamu. Mungkin dengan keahlian kamu dari sekolah dulu bisa kamu kembangkan untuk membangun perusahaan ini kembali.” Moly memohon kepada Taro.

“Mungkin kamu benar aku dahulu saat sekolah sangat ahli di bidang ini tetapi sekarang mungkin sudah banyak yang tidak aku ingat.” Taro meragukan kemampuannya saat ini.

“Tapi dasarnya kamu tahu kan?” Moly bertanya kepada Taro.

“Dasarnya aku masih ingat tapi untuk kelanjutannya aku masih harus mengulanginya lagi.” Taro bigung.

“Kalau kamu mau, aku akan membawa semua buku dari sekolah dulu. Karena saat belum ada orang yang menggantikan itu. Aku yang turun tangan untuk membuatnya tidak bisa di akses lai oleh orang lain dengan berbagai cara tetapi saat aku lihat kemarin. Admin dari website itu sudah banyak yang menggunakannya sampai rencana perusahaan ini untuk bisa berkembang malah semakin terpuruk di sebabkan sudah di tiru oleh semua perusahana lain. Jadi aku Cuma bisa mengamankan yang sebagian ini saja. Yaitu data karyawan dan juga semua yang bekerja disini.” Moly memperlihatkan laptop yang dia pakai untuk mengakses adminnya itu.

“Aku mau menerima pekerjaan ini. Karena mungkin aku dulu sangat bahagia ada pelajaran ini.” Taro menerima pekerjaan itu.

“Besok pagi aku akan membawa semua buku pelajaran itu.”

“Terima kasih atas bantuannya, Moly.” Taro mengucapkannya sambil mengacak data admin yang berada di laptop Moly.

“Aku yang seharusnya berterima kasih karena sudah mau membantu aku sekarang ini. Kamu bisa besok untuk mulai bekerja disini. “ Moly mengatakanya kepada Taro.

“Tapi kalau besok, aku tidak akan tahu sampai berkembang seperti apa data admin ini di pakai. Sedangkan ini saja sudah ada sampai dua puluh ornag yang memakai data admin ini.” Taro mengatakannya kepada Moly.

“Itu semua terserah kamu. Kalau kamu mau bekerja sekarang aku akan memberikan kamu  akan siang nanti. jadi soal yang lain tidak perlu kamu pikirkan lagi.”

Moly bahagia karena melihat dari perilaku taro yang sama dengan dahulu saat berada di sekolah.

“Kamu itu masih sama ya seperti dulu.”

“Apanya yang sama?” Taro bigung dengan perkataan dari Moly.

“Kamu itu kalau misalnya sedang mengerjakan sesuatu pasti tidak akan mengundur waktu. Karena itu saat aku melihat ada lamaran kamu di atas itu. Aku langsung sangat setuju bila kamu bisa bekerj disini. Aku juga tahu bagaimana kemampuan kamu dalam bidang ini.” Moly keceplosan.

“Jadi kamu itu dulu serin mengawasi aku ya? Pantesan saja kamu sangat tahu semuanya tentang aku.”

“Itu tidak juga kok. Karena kita dari kelas satu sampai tamat satu kelas dan kamu selalu berada di atas aku dalam pelajaran ini. Walaupun di setiap pelajaran kamu tidak ada yang bisa menguasainya dan hanya mengandalkan kemampuan kamu yang itu saja.” Moly menjelaskna kepada Taro.

Taro mengangguk untuk menandakan bahwa benar mereka berdua itu dulu satu kelas sampai tamat. Moly langsung mengambil teleponnya dan memanggil asistennya itu kembali ke ruangannya.

Beberapa detik kemudian pintu ruangan itu di ketuk oleh seseorang.

Tok. Tok. Tok.

“Masuk saja.” Moly menjawab ketukan itu.

“Ada apa bu menanggil saya kesini?” asisten itu bertanya kepada Moly.

“Sekarang kamu antarkan Pak Taro untuk pergi keruangannya itu.” Moly menyuruh asistennya itu untuk mengantarkan Taro.

“Baik, bu. Bapak Taro silahkan ikut dengan saya.”

“Baiklah. “ Taro langsung pergi meninggalkan ruangan itu.

Kemudain Taro berjalan menuju ke arah ruangannya itu yang tidak terlalu jauh dari ruangan milik Moly. Dan akhirnya dia berada di depan ruangannya itu. taro melihat dari pintunya saja sangat mewah sekali sampai menggunakan sebuah kode untuk masuk ke sana.

Pakai kode segala. Pasti isi dalamnya sangat bagus sekali seperti yang aku bayangkan apa bila bekerja di bagian ini.—batin Taro.

Asistennya itu mengetikkan kode ke pintu masuknya itu dan dia membuka pintu masuknya.

“Silahkan masuk, pak.” Asistenya itu menyuruh Taro untuk masuk.

“Iya terima kasih.” Taro sangat bahagia kerena pasti isi dalam itu sangat bagus sekali. Dia berjalan perlahan demi perlahan supaya dia bisa merasakan bahwa semuanya isi ruangan itu adalah memakai komputr dengan spek terbaru, meja dengan penuh layar. Dan juga di isi oleh berkas yang sangat teratur di setiap lemarinya.

Tetapi saat taro masuk, apa yang di lihatnya itu di luar dari ekspetasi pemikirannya itu. dan dia merasa terkejut dengan isi dari ruangan ini.     

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status