Share

Usaha semakin maju

Riana melihat ibunya menahan tangis di sepanjang jalan yang mereka lalui. Riana memejamkan mata, bibirnya terasa kelu, tak mampu mengucap sepatah katapun.

Mereka tiba di rumah, Riana membantu ibu turun dari mobil dan menuntunnya ke kamar. Sementara Mario langsung mengembalikan mobil itu ke rumah Om Dedy.

"Ibu istirahat, ya. Aku mau memasak makan malam untuk kita," kata Riana.

"Nanti saja, Nak. Duduklah dahulu di sini! Temani Ibu sebentar saja," ucap wanita yang sangat dicintai oleh Riana itu.

Riana mengurungkan niatnya untuk meninggalkan ibunya, ia duduk di tepi tempat tidur.

"Ibu pasti sangat sedih karena melihat ayah bersama dengan wanita itu," kata Riana.

Ibu menghela nafas panjang, tak bisa dipungkiri hatinya berdenyut nyeri.

"Sudahlah, Nak. Biar ayahmu menjalani pilihan hatinya," jawab ibu.

"Apa Ibu tahu siapa wanita itu?" Riana tak dapat lagi menanyakan pada ibunya tentang hal itu.

"Ibu tidak mengenal dia, yang Ibu tahu, dia adalah cinta pertama ayahmu,"

"Jadi Ibu suda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status