“Pasukanku masih mengawasi mereka hingga sekarang. Aku yakin mereka menyembunyikan sesuatu dari ayah. Kita hanya perlu sedikit bersabar untuk tahu kebusukan mereka. Jika kita sudah bisa mengendalikan Tonny Romildo, kita bisa mengendalikan yang lainnya lebih mudah.” Aaron tersenyum bengis, melirik Arnold sekilas. “Ya, kita semakin dekat dengan tujuan kita,” ujar Arnold seraya menoleh pada Aaron dan Andy. Ia tahu jika mereka bersekongkol di belakangnya. Arnold, Aaron, dan Andy tiba di kediaman setengah jam kemudian. Mereka memasuki rumah, melewati para pengawal dan maid, bertemu dengan Alan di depan kamar Anthony.“Bagaimana dengan keadaan Ayah sekarang, Alan?” tanya Arnold. “Master Anthony sudah membaik sekarang, Tuan. Dia sedang beristirahat sekarang. Dokter mengatakan jika Master Anthony harus beristirahat total.”Arnold, Aaron, Andy, dan Alan memasuki kamar, mengamati Anthony yang tertidur di ranjang. Pria tua itu tergeletak pingsan di bawah kamar dua hari lalu, dan mereka tentu
Jay dan para pegawai tengah mengecek semua persiapan. Mereka menunggu di lobi untuk menyambut pemilik perusahaan. “Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Aku sudah mengecek semuanya berkali-kali. Aku harus tenang dan memastikan semuanya berjalan sesuai rencana,” ujar Jay sembari mengamati keadaan sekeliling. Jay mendekat pada salah satu rekannya. “Di mana pemilik perusahaan sekarang, Don? Apa dia sudah memasuki pusat kota?”Don mengecek ponsel. “Tuan Tam masih berada dalam perjalanan menuju Lovatown. Dia kemungkinan akan tiba setengah jam lagi. Kita memiliki cukup banyak waktu untuk mengecek semua persiapan.”“Kita tidak boleh melakukan kesalahan sekecil apa pun. Jika Tuan Tam tahu apa yang sudah kita lakukan selama ini, dia akan sangat murka. Dia mungkin akan menyeret kita ke penjara dan menuntut ganti rugi,” ujar Jay. Don memberi tanda pada Jay untuk mengikutinya ke sebuah ruangan. Ia mengawasi keadaan sekeliling, menarik tangan Jay. “Aku baru saja mendengar desas-desus soal Tua
Jay memberi tanda pada Don untuk segera menyiapkan presentasi. Ia merasa tegang meski yakin jika semuanya berjalan lancar. Don dan para pegawai segera menyiapkan presentasi ketika Sammy dan para pengawal duduk di kursi. Para pelayan masih sibuk menghidangkan dan mengatur makanan. Althon mengamati Jay dan para pegawai. “Mereka tampak sangat sibuk dan bekerja dengan baik, padahal mereka bekerja malas-malasan selama ini. Apakah mereka berpikir mereka bisa lolos dari jebakanku? Tentu saja tidak.”Jay dan Don memaparkan presentasi dengan sangat baik. Mereka tampak percaya diri dan sangat meyakinkan. Beberapa pegawai menambahkan penjelasan. Sammy dan para pengawal yang berpura-pura terkejut dan terkesan. “Lihatlah pria itu dan pegawainya, Jay. Mereka sangat terkesan dengan pekerjaan kita. Kita berhasil membodohi mereka. Seperti yang aku katakan, Sammy hanya seorang bocah,” bisik Don. “Kau benar, Don.” Jay mengamati Sammy. “Akan tetapi, kita harus tetap waspada. Kemungkinan buruk masih s
Althon menahan tawa ketika melihat ekspresi Jay dan Don. “Mereka sangat pantas mendapatkan tamparan itu.”“Tuan Sammy.” Jay sontak memegang pipinya, menatap tanpa berkedip. Amarah membuatnya sangat sesak. “Dasar bocah sialan! Aku pasti menghabisimu,” gumamnya geram.Sammy mencengkeram baju Jay dan Don. “Kalian pikir aku akan mempercayai ucapan pembohong seperti kalian. Aku mengutus mata-mata kepercayaanku ke perusahaan ini. Dia melihat dan menyaksikan semua kebusukan kalian. Meski aku masih muda dan tidak memiliki banyak pengalaman seperti kalian, tetapi kalian tidak bisa membohongiku dengan dokumen buatan dan presentasi licik itu!”Sammy mendorong Jay dan Sammy hingga nyaris terjatuh. “Bawa semua pegawai sialan itu ke penjara sekarang juga!”Jay, Don, dan para pegawai seketika terkejut, apalagi ketika mereka melihat para polisi yang memasuki ruangan. Beberapa pegawai wanita mulai menangis ketakutan.Para polisi segera menangkap para pegawai, memborgol mereka. “Tuan Sammy, aku mohon
Kevin terbangun sepuluh menit kemudian. Ia memijat kepala berkali-kali, mengamati keadaan sekeliling. “Kenapa aku tidur di lantai?”Kevin sontak terkejut ketika mengingat semua hal yang terjadi. Ia bergegas mengecek ponsel, sontak membeku ketika melihat ratusan panggilan tidak terjawab dan puluhan pesan dari ayahnya. Ia bergegas berdiri, nyaris terjatuh karena masih terkejut. Kevin meneguk ludah berkali-kali. “Pemilik baru perusahaan sudah tahu keterlibatan perusahaan keluargaku dengan Jay dan para pegawai. Dia menuntut ganti rugi sebanyak seratus juta dolar dan melaporkanku dan keluargaku ke polisi.”Kevin terjengkang hingga ambruk di lantai. Napasnya terengah-engah karena terkejut. “Ayah pasti membunuhku. Apa yang harus aku lakukan?”Kevin sontak menutup mulut ketika ayahnya menghubunginya. Ia mengusap wajah berkali-kali, meneguk ludah. Ia membiarkan ponselnya terus berdering berkali-kali. “Tuan Kevin.” Seorang pengawal mengetuk pintu berkali-kali. “Brengsek!” Kevin terpaksa mene
Anthony terbaring di ranjang. Alan berada di sampingnya, sedangkan dua dokter sedang memeriksa keadaannya. Kondisinya mulai membaik meski harus tetap mendapatkan perawatan dan pengawasan dari dokter. Anthony sangat senang karena Althon berhasil menyelesaikan tugas dengan baik. Ia sangat percaya jika cucunya itu memiliki kemampuan dan kecerdasan yang mumpuni. Meski ia sangat rindu, tetapi keadaan semakin berbahaya karena Arnold, Aaron, dan Andy sering kali mendatangi rumah. “Aku tidak memiliki pilihan lain selain menjauhkan Althon dariku sekarang. Althon masih harus banyak belajar dan berlatih sebelum menghadapi Arnold, Aaron, dan Andy,” gumam Anthony dengan mata berkaca-kaca. Di saat yang sama, Althon tahu jika Anthony memberikan tugas baru karena keadaan berbahaya. Kebencian dan amarahnya pada Arnold, Aaron, dan Andy semakin membesar hingga membuat dadanya sangat sesak. Mereka bukan hanya bertindak sangat jahat padanya dan orang tuanya, tetapi mereka juga bertindak kasar dan
Rombongan mobil melewati sebuah hutan yang gelap gulita. Beberapa kendaraan berhenti, dan tak lama beberapa pria menyebar ke sekeliling hutan. Rombongan mobil terus melaju, menaiki jalanan menanjak. Sekumpulan pria tiba di sebuah bangunan kosong. Sampah berserakan di sekeliling halaman. “Dasar brengsek! Orang-orang itu sudah meninggalkan tempat ini. Mereka pasti sudah tahu mengenai kedatangan kita ke tempat ini,” ujar seorang pria. Ia mengawasi keadaan sekeliling, memberi tanda pada bawahannya untuk menyebar ke sekeliling. Para pria itu bergegas memeriksa bangunan, halaman, dan hutan bagian belakang. Pemimpin rombongan tampak kesal setelah cukup lama menunggu. Ia memasuki bangunan, mengawasi keadaan sekeliling. “Tempat ini seperti kandang hewan. Orang-orang yang menjadikan tempat ini sebagai markas pastilah hewan berkaki dua.”“Apa kalian menemukan sesuatu di tempat ini selain sampah-sampah menyedihkan ini?” tanya pemimpin rombongan ketika dua bawahannya menuruni tangga. “Kami ti
“Apa?” Kevin dan ayahnya sontak terkejut, mengamati Sammy saksama. “Tuan Sammy, apa maksud Anda?” tanya ayah Kevin, “aku harap Anda bisa menjelaskannya pada kami agar kami tidak kebingungan.”“Kevin dan perusahaan keluarga Drankon terlibat dalam upaya kejahatan yang dilakukan oleh para karyawan sehingga merugikan perusahaan hingga nyaris dua puluh juta dolar.” Sammy duduk di sofa, memberi tanda pada Kevin dan ayahnya untuk duduk. Kevin dan ayahnya saling menatap, duduk bersisian. “Aku bisa menuntut keluarga Drankon sepuluh kali lipat dari kerugian perusahaan, tetapi aku berbaik hati dengan memberi kalian kesempatan. Kevin harus menjadi petugas kebersihan di sebuah perusahaan selama enam bulan tanpa gaji. Aku hanya akan menuntut biaya ganti rugi sebanyak kerugian perusahaan sekaligus mencabut laporanku pada polisi jika Kevin setuju dengan permintaanku. Jika tidak, aku akan melempar kalian ke penjara sekaligus menuntut ganti rugi hingga sepuluh kali lipat.”“Aku menjadi petugas keber
“Bukankah aku harus siap, Ayah?” Althon merasa sangat bahagia karena semua impiannya sudah tercapai. Ia melewati banyak hal sulit untuk sampai di titik sekarang. Althon, Arthur, dan Adele keluar dari ruangan, berjalan menuruni tangga. Mereka bertemu dengan Anthony, Abraham, dan Adam di ruangan utama.“Apa kau sudah memiliki kekasih, Althon?” Adele bertanya. Althon tiba-tiba menunduk, malu. “Aku belum memikirkan hal itu sekarang, Ibu. Aku akan fokus pada pekerjaanku sekarang.”“Kau tampak luar biasa, Althon.” Anthony tersenyum. “Aku sangat bangga padamu.”Sementara itu, Lily memeriksa penampilannya, mengembus napas panjang. “Aku tidak boleh mengecewakan Master.”“Apakah kau sudah siap, Lily?” tanya Linda seraya berdiri dari sofa, memeriksa penampilan Lily. “Kau sangat menawan hari ini.”“Kami tidak menduga jika putra Master Arthur Leander memanggilmu ke kantor utama hari ini. Kami akhirnya bisa bertemu dengannya dan putranya hari ini,” ujar ayah Lily. “Aku akan melakukan yang terba
292“Selamat kau menang, Arthur.” Arnold tertawa. “Kau memang selalu menang dalam segala hal. Kau memang lahir untuk menjadi pemenang.”“Ayah,” gumam Alex, Alexa, dan Albert. Aaron dan Andy menoleh ke arah lain.Anthony mengembus napas panjang, menatap ketiga putranya berkaca-kaca. “Akulah yang bersalah dalam semua kejadian ini. Aku salah menunjukkan rasa sayangku pada kalian. Rasa iri dan benci sudah mendorong kalian untuk melakukan hal buruk.”Anthony menjeda sejenak. “Sebagai seorang ayah, aku merasa sudah gagal. Aku gagal menjadi penengah di antara kalian semua. Aku juga gagal menjadi sosok yang peka dan tegas.”“Meski begitu, semua itu tidak akan mengubah apa pun. Kalian akan mendapatkan hukuman atas semua perbuatan jahat kalian.”Alex, Alexa, Albert, Andrew, Aldhen, Alfie, dan Ana terdiam. “Aku akan tetap memberikan status ahli waris pada Arthur sesuai dengan keputusanku dahulu. Aku menilainya sebagai sosok yang paling layak.” “Sebagai hukuman atas kesalahan kalian, sembilan
Anthony menangis semakin kencang. Ia mengabaikan keadaan tubuhnya yang lemah. “Di mana Arthur? Aku ingin bertemu dengannya sekarang. Aku harus meminta maaf padanya.”“Kakek.” Althon memeluk dan menenangkan Anthony. “Semua sudah baik-baik saja sekarang, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi.”“Apa maksudmu, Althon? Di mana ayahmu sekarang?”Althon melepas pelukan, mengembus napas panjang. “Kakek, ayah sedang mengejar ketiga orang itu sekarang.”“Apa?” Anthony seketika menahan napas, menatap Abraham. “Mereka harus mendapatkan hukuman atas semua kesalahan mereka. Aku tidak akan lagi membela ataupun melindungi mereka.”Anthony memejamkan mata, membiarkan air mata menetes. “Aku seharusnya menghukum mereka saat aku tahu mereka adalah dalang di balik kejahatan bertahun-tahun lalu. Mereka pantas mendapatkan hukuman.”Arnodl, Aaron, dan Andy bergegas menyelamatkan diri. Sayangnya, pasukan Arthur menghadang mereka dari berbagai tempat. “Dasar brengsek!” pekik Arnold, mengepalkan
Tembakan dari Arnold menjadi genderang perang. Ali dan para pengawal segera melindungi Althon dari tembakan. Sayangnya, beberapa pengawal terkena tembakan hingga nyaris terjatuh. Suasana yang tegang berubah menjadi kacau saat suara tembakan terdengar di mana-mana. Dua kubu seketika saling berperang. Anggota keluarga Leander sontak terkejut, bergegas mengikuti arahan para pengawal mereka. “Jangan biarkan dia melarikan diri,” ujar Althon sembari menahan perih karena bahunya membentur lantai cukup keras.Arnold mendengkus kesal, memberi tanda pada para pengawalnya untuk segera pergi. Ia mengamati Arthur dan Althon yang berada dalam penjagaan para pengawal. “Dasar sialan! Aku cukup sulit menghabisi mereka sekarang. Aku sebaiknya pergi dari tempat sialan ini secepatnya! Aku bisa kembali mengatur rencana.”“Ayah!” teriak Alex saat melihat para pengawal membawa Arnold keluar ruangan. “Astaga! Kenapa semua ini harus terjadi?” Alexa menjerit seraya menutup telinga. “Bawa aku dari tempat i
“Siapa pria yang berteriak barusan?” tanya Arnold sembari mengamati dua sosok yang mirip dengan Adam di dekat Althon dan Abraham. “Dasar brengsek! Siapa di antara mereka yang merupakan sosok Adam asli? Apakah keduanya adalah sosok palsu?”“Lalu, suara teriakan barusan?” Arnold sontak menegang di tempat, menatap kedua tangannya yang bergetar hebat. Matanya terbuka sangat leba. “Suaranya sangat mirip dengan Arthur? Apa mungkin dia ....”“Di mana dia?” Arnold mengamati keadaan sekeliling, mengabaikan ketegangan yang terjadi. “Apa mungkin dia Arthur?”Ketakutan terlihat di wajah Arnold. Keringat mulai menetes dari dahi. Ia seperti mendengar teriakan Arthur dari berbagai arah, tetapi ia tidak melihat sosok adiknya itu. Arnold menatap sosok Adam di atas panggung, mengepalkan tangan erat-erat. “Pra itu adalah Arthur.”Aaron dan Andy merasakan ketakutan dan ketegangan yang sama. Mereka mengenal suara teriakan tadi.“Adam.” Aaron dan Andy terkejut saat melihat dua sosok Adam di dua tempat ber
Althon tersenyum, melirik ke belakang sesaat, merasa sangat tertolong. “Tanpa bantuan mereka, aku tidak mungkin bisa melakukan semua ini. Aku harus berterima kasih pada mereka, terutama pada Paman Adam.”“Kalian tidak bisa langsung mempercayai pria asing itu, Paman, Bibi. Dia hanya orang yang ingin mengacaukan acara ini sekaligus menjegalku dari posisi ahli waris,” kata Arnold penuh penekanan. “Bagaimana mungkin kalian bisa langsung mempercayai pria itu?”Abraham berdiri dari kursi roda, menarik napas panjang sebelum berbicara. “Anthony sudah menceritakan semua kebenarannya padaku. Pria itu memang putra dari Arthur. Dia tiba di rumah ini sekitar empat bulan lalu.”Abraham menatap tajam Arnold, Aaron, dan Andy. “Anthony juga memberi tahuku soal kejahatan kalian pada Arthur, Adele, dan Althon. Kalian bahkan merencanakan pembunuhan pada Anthony, ayah kalian sendiri. Tindakan kalian tidak mungkin bisa dimaafkan sehingga harus mendapatkan hukuman yang sangat berat.”“Tidak!” pekik Arnold s
Bukti-bukti kejahatan Arnold, Aaron, dan Andy terus bermunculan di layar. Semua orang bisa melihat foto dan video itu dengan sangat jelas. Suasana menjadi sangat riuh. Arnold, Aaron, dan Andy masih berada di tempat mereka berdiri, tetapi keadaan mereka terus terpojok saat tatapan sanak saudara mereka begitu sinis dan penuh selidik. Melihat reaksi Abraham, Arka, dan Anita, mereka bisa memastikan jika orang-orang itu sudah bekerja sama dengan Althon untuk mengacaukan acara ini.Arnold, Aaron, dan Andy sudah mengira jika Althon ataupun Arthur kemungkinan akan muncul dan membuat kerusuhan di acara. Akan tetapi, mereka tidak menduga Abraham, Arka, dan Anita akan tahu soal kejahatan mereka. “Semua video dan foto itu adalah palsu! Pria sialan itu hanya ingin mengacaukan acara ini! Penjaga segera singkirkan sampah itu dari tempat ini sekarang juga!” teriak Arnold sembari menunjuk Althon. Aaron memekik kencang. “Sampah itu hanya berpura-pura sebagai putra dari Arthur! Dia hanya pembohong! J
“Hentikan semua ini!” teriak Althon dengan penuh kesungguhan. Ia menatap tajam Arnold yang nyaris menerima pedang di tangannya. Hampir semua anggota keluarga Leander sontak terkejut, menoleh pada pasukan bersenjata yang memasuki ruangan. Hujan yang mengguyur deras mendadak berhenti. Althon terus berjalan di tengah-tengah pasukan bersenjata. Ia melihat pasukan Arnold, Aaron, dan Andy mulai bersiaga, mengarahkan pistol padanya dan pasukannya.“Apa?” Arnold seketika menoleh, menatap tajam. “Apa yang terjadi? Siapa mereka? Bagaimana mungkin mereka bisa masuk dan lepas dari penjagaan?”Arnold mengepalkan tangan erat-erat. “Apa mungkin dia ... Arthur?”Aaron dan Andy juga sangat terkejut. Mereka saling melirik, memberikan tanda pada pasukan mereka untuk bersiaga penuh. “Siapa orang yang berteriak tadi?” tanya Alex sembari mengamati pasukan yang terus mendekat. “Dasar bajingan! Apa mungkin apa yang ayah takutkan benar-benar terjadi?”“Maksudmu Paman Arthur datang?” Alexa tampak ketakutan.
Anthony masih belum sadarkan diri hingga sekarang. Arnold, Aaron, Andy, dan keluarga mereka menjenguk pria itu sebelum acara dimulai. Dokter mengatakan kondisi Anthony sudah mulai membaik. Sayangnya, pria itu tidak bisa hadir di lokasi acara. Arnold mengamati Anthony lekat-lekat. Ia menggenggam tangan ayahnya dengan erat-erat, tersenyum. “Aku tidak akan mengecewakanmu, Ayah. Aku berjanji.”Aaron dan Andy menatap sinis Arnold, menahan kekesalan. Abraham berkata sembari mengelus rambut Anthony, “Berdasarkan aturan keluarga, Anthony seharusnya yang memimpin pengukuhanmu sebagai ahli waris keluarga. Akan tetapi, karena kondisi Anthony yang masih belum menunjukkan tanda-tanda sadarkan diri serta untuk menghindari hal buruk, maka tugas itu berada di tanganku sekarang. Aku harap kau tidak keberatan, Arnold.”“Aku sangat mengerti, Paman.” Arnold menoleh pada Arka dan Anita. “Kau adalah sosok yang paling tepat untuk menggantikan posisi ayah. Paman Arka dan Bibi Anita juga sudah setuju dengan