Beranda / Romansa / Kembalinya Sang Istri Sah / 3. Kembali Bermain-Main

Share

3. Kembali Bermain-Main

Penulis: Luisana Zaffya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-12 07:48:37

Tubuh Cara ditarik keluar dari dalam kolam. Duduk bersimpuh ditepi kolam sambil terbatuk-batuk. Matanya terasa perih dan tenggorokannya serasa seperti diiris. Ia minum air kolam terlalu banyak.

‘Jadi, kau mau menjadi kekasihku sekarang?’

Tatapan Cara kembali menunjukkan penolakan ketika menjawab tidak dengan jelas.

Seringai kepuasan Ethan kembali membeku. ‘Well, aku sudah mencoba membersihkan pikiran dan tubuhmu tetapi kau masih dibutakan oleh kekeras kepalaanmu, ya?’

Cara menyentakkan tangan Ethan di wajahnya. Yang membuat pria semakin berang bukan main. Menyambar pergelangan tangan Cara, menyeret  gadis tak berdaya itu ke dalam rumah setelah menyuruh Zaheer dan Mano untuk pulang.

Begitu keduanya sampai di dalam, Ethan membanting tubuh basah Cara ke sofa panjang.

‘Kau tak memberiku pilihan, manis.’ Ethan menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Cara sebelum gadis itu sempat menyadari apa yang akan dilakukannya. Menangkap kedua tangan Cara dan memakunya di atas.

‘A-apa yang akan kau lakukan?’ cicit Cara tanpa sempat mencerna keterkejutannya.

‘Tentu saja bersenang-senang.’ Wajah Ethan menunduk. Menahan rontaan tanpa daya Cara dengan tubuh besarnya sebelum kemudian membuka kedua kaki mungil gadis itu.

Dan kali, Zevan terlambat menyelamatkannya.

*** 

“Lepaskan!” Cara berusaha melepaskan cekalan Zaheer dan Mano yang menyeretknya pada Ethan. Mendaratkan tubuhnya di atas pangkuan pria itu, yang langsung menahan pinggangnya.

“Aku sudah menduga kau akan melakukan hal ini.” Ethan menangkap rahangnya, membawa pandangan sang istri. “Sepuluh tahun, bukankah sudah cukup kalian bersenang-senang?”

Cara menggeliatkan tubuhnya. Pesta di bandara? Ia masih dikejutkan dengan kekuasan Ethan. Jika pria itu bisa memanipulasi penerbangannya, entah apa yang akan dilakukan pria itu pada Zevan.

“Waktunya kembali ke hidupmu, Cara,” timpal Mano, mengambil tempat duduk di seberang. Kedua lengannya melebar di punggung kursi dan satu kakinya bertumpu pada lutut yang lain. Melemparkan satu kerlingan untuk Cara.

“Persetan denganmu,” umpat Cara.

“Ck, mulutmu masih manis saja. Sayangnya Ethan tak mengijinkan istrinya disentuh oleh kami.” Mano menjilat bibir bagian bawahnya dengan gerakan yang sensual.

Cara menelan ludahnya. Bukan rahasia kalau Ethan suka berbagi kekasih-kekasihnya dengan Zaheer dan Mano. Lingkaran setan ini benar-benar terkutuk. Dan bagaimana ia berakhir sebagai istri Ethan? tentu saja ada pistol yang menempel di kepalanya. Bahkan pernikahan mereka terjadi tepat di umurnya yang ke 17. Pernikahan yang tak pernah ia akui dan cincinnya sudah ia buang ke danau yang ada di halaman belakang rumah Ethan.

“Kau membiarkanku pergi dengan Zevan, kan? Bukankah itu artinya kau sudah melupakan semua tentang kami?”

“Zevan ya, tapi … bagaimana mungkin aku melupakanmu, istriku?”

Cara menggeram, berusaha melompat dari pangkuan Ethan, hanya untuk dibanting kembali di kursi di samping pria itu.

“Kau mencemaskan Zevan?”

Cara tak menjawab. Jawabannya hanya akan membuat Ethan semakin murka, seperti yang sudah-sudah. Ia meringis, menahan rasa sakit oleh cengkeraman Ethan di tangannya. “S-sakit.”

“Diam artinya ya, sayang. Aku berusaha membuatmu bersuara.” Ujung bibir Ethan menyeringai.

Tak hanya kejam, Ethan juga gila. Tangan Cara yang lain berusaha melepaskan cengkeraman pria itu yang semakin kuat. Seolah memang sengaja ingin meremukkan tulang lengannya. 

“Artinya kau tidak mencemaskannya,” putus Ethan dengan kilat kegilaan yang begitu kental di kedua bola manik abu-abu gelapnya. “Jawaban yang bagus, sayang. Kau tahu aku suami yang pencemburu,kan?”

Cara tak mampu membendung air matanya. Rasa sakit yang diberikan Ethan tak main-main. 

“Lepaskan dia, Ethan?!” Suara Zevan yang bergemuruh oleh amarah berhasil menarik perhatian ketiga pria tersebut dan Cara. Cekalan Ethan melonggar, tetapi tetap tak melepaskan Cara.

“Hai sepupu, kau merindukan kami?” Zaheer yang pertama kali membelah ketegangan di antara Ethan dan Zevan.

“Well, pesta dimulai,” lirih Mano yang hanya didengar oleh Zaheer yang duduk di sampingnya.

Zevan melangkah mendekat. Tatapan tajamnya seketika membuat Mano dan Zaheer berpaling. Keduanya hanya perlu menjadi penonton daripada harus terlibat ketegangan di antara Ethan dan Zevan. Yang masih saja membara meski sudah sepuluh tahun berlalu.

“Kau sudah datang?” Ethan mengangkap wajahnya. Tatapannya tajamnya lebih santai dibandingkan Zevan yang diselimuti amarah.

“Sejak awal, kau yang mengatur semua ini, kan?”

Ethan tertawa kecil. “Ck, seharusnya kau melakukannya lebih rapi, Mano.”

“Ya, maafkan aku,” timpal Mano tanpa penyesalan sedikit pun. Lamaran pekerjaan Cara dan juga penerbangan, semua memang rencananya.

“Jangan salahkan mereka. Kalian yang memutuskan kembali ke negara ini, kan?”

“Kau sudah cukup bersenang-senang dengannya, Ethan. Sekarang apalagi yang kau ingin darinya?”

“Kenapa kau mempertanyakannya?” tanya Ethan setengah tertawa geli. “Kenapa kau perlu mempertanyakan apa yang akan kuinginkan dari istriku sendiri?”

“Istri kau bilang?” dengus Zevan. “Seperti ini kau memperlakukan istrimu, hah?”

Ethan mendesah kasar. Menampilkan raut tersinggung yang dibuat-buat. “Ck, Kenapa pula kau jadi sok ingin tahu apa yang akan kulakukan pada istriku sendiri?”

Cara memekik ketika pegangan Ethan pada lengannya terlepas dan cengkeraman pria itu beralih para rambutnya. Mendongakkan wajahnya hingga terdongak keras dan berhadapan pada Zevan.

Bibir Zevan menipis keras, wajahnya menggelap oleh amarah.

“Maju satu langkah dan aku akan membuat semua ini lebih sulit untuk kalian berdua,” ancam Ethan. Kali ini wajahnya dipenuhi kebengisan. 

Langkah Zevan membeku. “Berengsek kau, Ethan.”

“Aku tahu.” Ethan melepaskan rambut Cara, kembali membawa tubuh mungil Cara ke atas pangkuannya. Jemarinya menyelinap di antara helaian rambut Cara yang berantakan, memaksa perhatian sang istri hanya untuknya. Tanpa mengalihkan pandangan dari wajah pucat Cara, Ethan kembali berucap, “Bagaimana kamar tante Cindy?”

Zevan menggeram.

Ethan sedikit memiringkan wajahnya ke samping, mengedipkan salah satu matanya pada Zaheer. “Aku sudah mengatakan padamu, kan? Cepat atau lambat dia akan kembali untuk ibunya.

Zaheer mendesah dengan berat. “Oke. Pulau itu milikmu.”

Ethan tersenyum puas.

“Ck, seharusnya aku juga ikut bertaruh,” gerutu Mano penuh sesal.

Zevan mendengus mengejek. “Betapa kekanakannya kalian.”

“Kau sendiri yang membuat permainan ini semakin menarik, Zevan. Biarkan Ethan mengurus urusannya sendiri.”

Zevan melemparkan delikan tajam yang membuat Mano menelan ludah dan membuang pandangan ke samping. Saat kembali memberikan perhatiannya pada Ethan, pria itu sudah mencium paksa bibir Cara dengan lumatan yang panjang. Kalau begitu, kita buat permainan ini lebih menarik lagi.

“Cara sedang hamil.” Zevan berhasil membuat Ethan menghentikan lumatannya. Ujung bibirnya menyeringai sebelum melanjutkan. “Milikku.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Istri Sah   Extra Part 3

    My Lovely Wife“Jadi apa yang kau katakan?”Ethan menggeleng. “Ponselku berdering. Theo sudah di bawah.”Zaheer hanya manggut-manggut. “Tapi menurutmu sampai kapan dia akan berpikir dirinya masih hamil?”“Kapan pun itu, tak akan lama. Ck, aku tak tahu kehamilan. Menurutmu berapa minggu perut harus terlihat besar?”“3-4 bulan biasanya sudah mulai terlihat perkembangannya. Seperti Yang dikatakan Cara. Apalagi ini kehamilan keduanya.”Napas Ethan tertahan sejenak. “Aku tak tahu bagaimana cara memberitahunya.”“Kau akan menemukannya.” Zaheer mengedikkan bahu. “Seperti biasanya.”Ethan tak membalas.“Setelah keguguran itu, rahimnya juga sudah kembali normal.”Tambahan penjelasan Zaheer yang sudah diketahuinya itu membuat Ethan semakin dilanda dilema. Tak ada cara selain menghadapinya. Cara memang perlu tahu.Pada akhirnya, setelah empat hari masih dalam pengawasan intens dokter Faryal

  • Kembalinya Sang Istri Sah   Extra Part 2

    Jangan Meninggalkan Kami“E-ethan?” lirihnya dengan suara yang lemah. Tenggelam di antara isakan Ethan yang mulai membasahi punggung tangannya, yang menempel di wajah pria itu. Cara mulai menepikan rasa pusing yang menggelitik kepalanya. Entah bagaimana ia berada di tempat ini, terbangun dan menemukan Ethan yang terisak di sampingnya.‘Kami benar-benar membutuhkanmu, sayang.’ Bisikan yang diucapkan dengan penuh permohonan tersebut adalah kalimat pertama yang menyambutnya begitu kesadaran perlahan mulai muncul dan menguasainya. Istriku. Itu adalah panggilan terindah yang pernah diucapkan oleh Ethan. Dengan penuh ketulusan yang menghangatkan dadanya. Akan tetapi, kenapa suara Ethan terdengar begitu sedih? Kenapa pria itu bahkan … menangis? Tangannya mulai bergerak pelan. Menatap kepala Ethan yang masih tertunduk dengan menggenggam tangannya. Genggamannya semakin kuat, tetapi setidaknya tangannya masih bisa digerakkan, untuk mendapatkan perhatian Ethan

  • Kembalinya Sang Istri Sah   Extra Part 1

    Kembalilah, Kami Membutuhkanmu“Mama masih tidur?” gumam Cheryl, menjatuhkan kepalanya di pundak sang papa. Sementara Darrel yang berdiri di samping Ethan hanya menatap lurus pada ranjang pasien. Tempat sang mama berbaring dengan mata terpejam. Dengan dua mesin di samping kanan dan kiri ranjang yang mengeluarkan bunyi konstan, terhubung dengan tubuh rapuh Cara sebagai penunjang hidup. Sementara ketiganya berdiri di balik dinding kaca. Sejak tiga puluh menit yang lalu. Ethan merasakan genggaman tangan Darrel yang menguat. Pertanyaan Cheryl juga pertanyaan yang tak diucapkan sang putra. Sekaligus pertanyaan yang belum ia temukan jawabannya. Mereka masih menunggu. Berharap di tengah keputus asaan yang seolah tak ada ujungnya.“Sudah lima menit.” Ethan lebih memilih mengalihkan pembicaraan.  Ini sudah kedua kali Cheryl meminta tambahan lima menit setelah tiga puluh menit rutinitas yang wajib mereka lakukan setiap hari ini.Cheryl tak menjawab, t

  • Kembalinya Sang Istri Sah   75. Berakhir (End)

    “Tuan?” Suara benda jatuh dari seberang mengaktifkan sikap siaga Theo. Tubuh pria itu menegang. Menyusul erangan sang tuan yang seolah mengumpat dan suara lain yang terdengar.‘Kau bersama Cara?’Ujung mata Theo melirik ke samping. Menyadari sang nyonya yang tiba-tiba peka dengan keterkejutannya. Tatapan keras wanita itu melirik ponsel yang masih menempel di telinga.“Aku ingin bicara dengan Ethan. Berikan padaku.” Tangan Cara terulur, tetapi reaksi Theo tentu saja bergerak menjauh. Untuk selanjutnya ia membeku dengan suara Zevan dari seberang.‘Well, turuti kemauannya atau kepala bosmulah yang kulubangi selanjutnya.’‘Sialan kau, Zevan!’ umpat sang tuan yang tertahan.‘Kenapa kau begitu percaya diri kalau dia akan menyelamatkanmu, Ethan? Meski Cara bisa, dia tak akan melakukannya.’Mata Theo terpejam dengan percakapan yang terdengar. Sembari kepalanya berpikir keras mencari cara menyelamatkan sang tuan. Kepala pengawal

  • Kembalinya Sang Istri Sah   74. Patah Hati

    Suara dering ponsel yang terdengar dari balik pintu mengalihkan perhatian Ethan dan Mano. Ethan beranjak dan gegas mendekati pintu ruangannya yang didorong terbuka oleh Cara sebelum ia sempat menyentuh gagang pintu.“Ponselmu sejak tadi berbunyi. Sepertinya ada urusan yang penting.” Cara mengulurkan benda pipih tersebut. Memuji dirinya sendiri akan suaranya yang keluar setenang air danau meski hatinya terasa remuk redam.Ethan menunduk, menatap nama Bianca. Tak biasanya wanita itu menghubunginya malam-malam begini. Dan melihat riwayat panggilan yang menunjukkan belasan panggilan tak terjawab, sepertinya ada sesuatu yang serius. Tanpa berpikir dua kali, ia menjawab panggilan tersebut.“Ada apa?”Ethan mengerjap terkejut, kepalanya berputar dan langsung bertatapan dengan Mano. Keseriusan merebak di seluruh permukaan wajahnya, mengirim pesan pada Mano yang langsung menangkap sinyal tersebut dan menghampirinya.“Kita harus ke rumah sakit,” uc

  • Kembalinya Sang Istri Sah   73. Pernikahan Bisnis

    “Ada yang ingin kubicarakan denganmu.” Suara Zevan memecah ketegangan yang membentuk di sekitar keempat orang tersebut.Cara mundur satu langkah. Zevan yang berdiri di hadapannya bukan lagi Zevan yang ia kenal. Ah, ia tak pernah benar-benar tahu siapa Zevan yang berdiri di depannya saat ini juga sebelum-sebelumnya.Pandangan Zevan melirik kedua anak buah Ethan yang ada di samping kanan dan kiri Cara. Tak perlu bertanya apa yang ada di balik jas kedua pria besar dan tinggi tersebut. Akan tetapi … pandangannya beralih pada Cara. Satu-satunya yang paling lemah dan kesempatan yang dimilikinya untuk menghancurkan Ethan.Ia menekuk lututnya, memastikan raut penyesalan dan menyedihkan yang sempurna sebelum berbicara dengan penuh permohonan. Zevan melepaskan jaket hitamnya dan mengangkat kedua tangan pada dua pria tersebut, menunjukkan tak ada ancaman apa pun yang akan dilakukannya pada Cara.“Hanya lima menit,” ucapnya menatap lurus kedua mata Cara. “Mer

  • Kembalinya Sang Istri Sah   72. Tak Ada Alasan

    ‘Kau membunuhnya. Dia melakukan apa pun untuk mempertahankanmu.’  Jeda yang cukup lama, menciptakan keheningan di antara keduanya. ‘Hingga detik ini, kakek masih merasa apa yang dikatakannnya memang benar.’Mata Zevan terpejam mengingat kalimat terakhir Arman sebelum ia keluar dari ruangan tersebut. ‘Seharusnya dia tak melakukan itu. Itu adalah kesalahan terbesar di hidupnya yang menyedihkan. Kalian yang terlalu lemah.’Tak ada penyesalan apa pun telah mengucapkan kata yang berasal dari hatinya yang terdalam. Ia adalah kesalahan. Wanita itu melakukan kesalahan. Semua hidupnya yang menyedihkan menurun dari wanita itu. Ia hanya sedikit berbaik hati untuk mengakhiri nasib menyedihkan itu. Sebagai anak yang berbakti. Ujung bibirnya tertarik ke atas. Membentuk seringai tipis.*** “Apa maksudmu kakek tak sadarkan diri?” Kepala Ethan terangkat dari ponsel di tangannya pada Zaheer yang duduk di ujung sofa. Kecemasan menyelimuti wajah sang sepupu. “Hasil

  • Kembalinya Sang Istri Sah   71. Pengkhianatan Sang Cucu Kesayangan

    “Sepertinya ada banyak hal yang mengganggumu?” gumam Ethan saat keduanya berbaring dan sudah mendapatkan posisi nyaman di atas tempat tidur. Akan tetapi wanita itu tak juga tertidur setelah setengaha jam lebih.Cara menoleh ke belakang. “Kau belum tidur?”Ethan memutar tubuh Cara menghadapnya. “Apa yang sedang kau pikirkan?”“Hmm, bukan hal yang penting,” senyum Cara.“Tetapi mengganggumu.”Cara menghela napas rendah. Masih dengan senyum yang tersungging lebar, telapak tangannya menyentuh wajah Ethan. Mengusapkan jemarinya di rahang Ethan dengan lembut. “Seberapa pun kerasnya aku berusaha tak memikirkan semuanya, semua itu hanya semakin menggangguku, Ethan. Apa yang sebenarnya terjadi?”“Aku tak mungkin di sini jika rencana Zevan memang berhasil, Cara.”“Kenapa dia melakukan semua ini padamu? Pada Cheryl? Juga padaku dan anak …” Kalimat Cara seketika terhenti.Mata Ethan memicing tajam. Ekspresi wajah pria itu seketika berubah tegang. “Apa yang dilakukannya padamu?”Cara mengerjap. C

  • Kembalinya Sang Istri Sah   70. Tidak Ada

    Arman Anthony menunggu di balik pintu kaca gelap yang ada di sampingnya, ketika pintu itu bergeser membuka, sang cucu melangkah keluar dari ruang interogasi bersama seorang pria berjaket hitam dengan tubuh besar yang menampilkan sikap dan ekspresi datar sebelum berjalan meninggalkan cucu dan kakek tersebut.“Kenapa aku tak terkejut?” Ethan bergumam rendah. Kedua pengacaranya memberikan satu anggukan hormat pada Arman Anthony, kemudian berpamit pergi bersama dua pengacara kiriman sang kakek yang berhasil membawanya keluar dari ruangan tersebut. “Aku bisa melakukannya sendiri. Apakah Mano yang membuat masalah? Atau Zaheer? Ck, mereka begitu tak sabaran.”“Kenapa kakek pun tak terkejut kau tak mengucapkan terima kasih, Ethan.”Ethan mendesah pelan. Ada kejengahan yang tersirat di kedua mata abu gelapnya. “Karena aku tahu bukan itu yang kakek inginkan dariku.”Arman tersenyum tipis. “Sepertinya mereka tidak memberimu makanan yang layak. Kakek akan mak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status