Share

Mengungkap Kebenaran

Author: F Azzam
last update Last Updated: 2025-01-17 21:21:40

Suasana malam semakin kelam saat Clara dan Aryan melangkah cepat menuju arah utara, menelusuri jalan setapak di antara tumpukan sampah dan deretan bangunan kosong. Mereka merasa terjebak di antara bayangan dari kegelapan dan ketidakpastian, saat suara sirine ekor pengawal masih terdengar samar-samar di kejauhan. Clara menarik napas dalam-dalam, berusaha mempertahankan ketenangan saat mereka akhirnya tiba di sebuah pintu belakang yang menyimpan banyak rahasia.

“Ini dia,” Clara berbisik, menatap Aryan dengan penuh harap. “Alden menunggu di sini. Dia tahu banyak tentang apa yang terjadi di dalam Elysium.”

Dengan tangan yang sedikit bergetar, Clara membuka pintu, dan mereka melangkah ke dalam ruangan yang sempit dan remang-remang. Dindingnya terbungkus dengan poster-poster usang dan layar komputer yang menunjuk ke petakan informasi yang bersinar samar. Di sudut ruangan, duduklah seorang pria paruh baya dengan rambut berantakan, matanya fokus pada layar. Namun, saat pintu terbuka, ia m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Yoshua Tertinggal

    Dengan napas yang masih terengah-engah dan jantung berdebar, Aryan mengarahkan pandangnya ke Clara. “Kita tidak bisa terus melarikan diri selamanya,” ujarnya, otaknya bekerja cepat. “Kita harus menemukan Yoshua, dan kita harus melakukannya sekarang. Jika Zareth berhasil menemukan kita lagi, maka kita tidak akan memiliki kesempatan untuk melawan.”Clara mengangguk, mengerti akan kepanikan yang mendasari keputusan Aryan. Mereka berdua baru saja keluar dari kegelapan, dan kembali terjerumus dalam rasa takut yang membayangi akan takdir orang yang mereka cintai. “Tapi, Aryan, kita tidak tahu di mana dia berada. Kita mungkin hanya akan lebih dekat ke Jari Zareth.”“Justru itu, Clara,” jawab Aryan tegas. “Semakin cepat kita bergerak, semakin cepat kita bisa menemukan dia. Dan jika kita menemukan Yoshua, dia akan membawa banyak pengetahuan dan pengalaman yang bisa membantu kita menghentikan Zareth.”Clara merasa ada kebenaran dalam kata-kata Aryan, tetapi rasa takut akan keselamatan mereka te

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Cahaya di Ujung kegelapan

    Cahaya yang berkedip di kejauhan semakin jelas seiring langkah Clara dan Yoshua yang semakin mendekat, menciptakan harapan dalam kegelapan yang mencekam. Setiap langkah bergetar penuh ketegangan, diiringi dengan detakan jantung yang terengah-engah. Clara merasakan keberanian mengalir di dalam dirinya, meskipun ketakutan akan nasib Aryan terus menghantuinya. “Cahaya itu tampaknya berasal dari tengah laut,” kata Yoshua sambil melangkah perlahan, mengamati ombak yang bergejolak. “Apakah kau yakin kita harus pergi ke sana, Clara?” “Aku harus tahu. Jika Aryan ada di sana…” Clara menggigit bibirnya, menahan emosi yang menghantui. “Kita tidak bisa membiarkannya sendirian.” Mereka berdua akhirnya tiba di tepi air. Cahaya itu tampak bergerak, menari di atas permukaan laut yang gelap. Clara merasakan denyut kesadaran di dalamnya, seolah cahaya itu menyampaikan pesan, sesuatu yang mendesak untuk ditangkap. Mereka menatap ke laut, berharap untuk melihat lebih dekat. Hampir tidak ada suara

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Terjatuh Ke Laut

    Dunia berputar liar, seolah alam semesta sedang bergejolak dalam pusaran emosi Aryan yang tak terkendali. Di saat ia berusaha mencengkram. Seorang anak buah Zareth' tiba-tiba melepaskan tembakan, membuat cengkeramannya pada helikopter terlepas. Zareth' tersenyum puas menyaksikan. Aryan merasakan sensasi jatuh bebas yang memilukan, sensasi yang mengancam untuk merenggut nafasnya. Tawa Zareth yang terbahak-bahak. Kini hanya menjadi gema samar, hilang tertelan deru angin dan hempasan ombak. Tubuh Aryan menghantam permukaan air, dingin dan gelap, sebuah benturan keras yang merenggut kesadarannya. Air laut yang dingin menerjang, memaksa paru-parunya untuk berkontraksi. Dunia di sekelilingnya berubah menjadi kegelapan pekat, terisi oleh suara gemuruh air dan detak jantungnya yang menggila. Ia berjuang, berupaya untuk membuka mata, tetapi kegelapan terus memburunya, seperti bayang-bayang yang enggan melepaskannya. Otot-ototnya menegang, tubuhnya meronta dalam usaha sia-sia untuk naik ke

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Pertemuan di Tengah Lautan Gelap

    Udara malam yang begitu pekat, sarat dengan aroma garam dan misteri. Di bawah langit yang bertabur bintang, di antara gemuruh ombak yang tak pernah lelah, Aryan dan Clara tiba di pantai terpencil yang telah menjadi lokasi pertemuan mereka. Malam tanpa bulan, hanya sedikit cahaya dari bintang yang menembus kegelapan, menciptakan suasana yang mencekam. "Ini pasti jebakan," gumam Clara, suaranya hampir tak terdengar di tengah deru ombak. Ia memandang sekeliling dengan waspada, matanya menelusuri kegelapan, mencari tanda-tanda kehadiran musuh. Aryan mengangguk, meskipun hatinya juga diliputi keraguan. Namun, ia harus mengambil risiko ini. Yoshua, ayahnya, berada dalam bahaya. Ia tidak punya pilihan lain. "Mungkin memang jebakan," jawab Aryan. "Tapi kita harus tetap waspada." Mereka berdiri di tepi pantai, menunggu dengan sabar. Jantung mereka berdebar-debar, dipenuhi campuran harapan dan ketakutan. Waktu terasa berjalan sangat lambat, setiap detik terasa seperti menit. Tiba-tiba, di

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Upaya Pencarian Zareth'

    "Tidak mungkin! Mereka melarikan diri!" teriak Aryan, matanya menyapu sekeliling dengan marah. Udara dipenuhi dengan asap dan debu, sisa-sisa kehancuran yang ditinggalkan oleh kemarahannya. Clara, yang masih dalam pelukan Aryan, melepaskan dirinya. Ia menatap Aryan dengan tatapan khawatir. "Tenang, Aryan. Mereka akan mendapatkan balasan." Aryan mengangguk, mencoba menenangkan diri. Namun, rasa amarah dan frustrasi masih membara di dalam dirinya. Ia tidak akan membiarkan Zareth dan Liana lolos begitu saja. Desir angin menerpa wajah Aryan dan Clara, membelai rambut mereka saat mereka berdiri di dermaga yang hancur. Matahari senja mewarnai langit dengan warna jingga dan ungu, menciptakan pemandangan yang indah namun menyimpan rasa getir. Zareth dan Liana, bersama sisa-sisa pasukannya, telah lenyap. Jejak mereka hilang seperti buih di lautan. "Sialan," gumam Aryan, suaranya sarat kekecewaan. Ia mengepalkan tangannya, merasakan kemarahan yang baru saja ia kendalikan mulai merayap k

  • Kembalinya Sang Legenda Perang   Api Pembalasan (Kekuatan Mutant Dalam Diri Aryan)

    Ancaman Liana bagaikan bara api yang membakar amarah Aryan. Mendengar kata-kata pengkhianatan itu, hatinya hancur berkeping-keping. Seluruh tubuhnya bergetar, bukan hanya karena luka fisik, tetapi karena luka batin yang lebih dalam. Pengkhianatan Liana adalah pukulan yang tak terduga, menikam lebih dalam daripada pedang. "Kau… kau akan menyesal!" teriak Aryan, suaranya dipenuhi kemarahan yang meledak. Matanya berkilat, dan di saat itu, sesuatu dalam dirinya berubah. Sesuatu yang telah lama terpendam, kekuatan yang selama ini hanya ia gunakan untuk membela diri, kini bangkit dengan dahsyat. Ia bukan lagi hanya seorang pemuda dengan perisai energi. Ia adalah seorang prajurit, seorang pejuang yang telah memenangkan ribuan pertempuran, seorang mesin pembunuh yang dilatih untuk menghancurkan. Kemarahan Aryan mengamuk seperti badai. Ia melupakan luka-lukanya, melupakan rasa sakitnya. Ia melupakan segalanya kecuali satu tujuan, membalas dendam atas kebiadaban terhadap manusia yang tak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status