Share

A3. Transaksi Narkoba

Penulis: Cheezyweeze
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-02 22:22:58

Ciruz City, 11.45 pm.

Malam semakin larut, sebuah klub malam di kota Ciruz justru malah semakin ramai. Salah satu klub yang memang sudah diincar oleh polisi. Klub itu sering sekali dijadikan area jual beli narkoba dan tempat mangkalnya para teroris beserta antek-anteknya.

Han Yura adalah salah satu wanita panggilan yang sedang bersenang-senang di klub malam tersebut. Dia datang bersama seorang gembong narkoba. Namun, kekasihnya Peter ikut serta berada di klub malam tersebut.

Floor dance dipenuhi dengan orang-orang yang sedang berdansa, gemerlap lampu mengikuti alunan musik membuat semua yang ada di lantai dansa menikmatinya. Han Yura wanita yang mempunyai postur tubuh seksi dengan tinggi 165 cm itu menikmati kebersamaannya dengan Eduardo.

Gemerlap kelap kelip lampu disko menambah suasana semakin erotis. Berbeda dengan keadaan di luar klub malam tersebut. Di luar tampak sebuah mobil van berwarna putih berisi empat orang polisi sedang memantau keadaan tempat itu, beberapa di antaranya sedang menyamar dan memantau di dalam klub malam. Mereka memata-matai Eduardo dan Yura.

Seorang pemuda yang berpakaian seperti pelayan klub malam mendekati Eduardo yang sedang duduk, dia terlihat berbisik-bisik dengan Eduardo. Han Yura hanya memperhatikan keduanya tanpa dicurigai oleh mereka berdua.

Setelah berbisik-bisik dengan Eduardo pemuda itu pun berdiri dengan membawa sebuah tas berukuran sedang. Dia berjalan menuju ruang ganti dan memasukkan tas itu ke dalam loker, lalu setelah itu dia kembali ke floor dance.

Danny merogoh sakunya mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi anak buahnya. Pria ini adalah Kapten dari rombongan yang sedang mengintai klub malam tersebut.

"Hei, kalian di mana" tanyanya.

"Kami sedang memutar, Pak. Sebentar lagi kami akan sampai," ucap seorang anak buahnya dari seberang.

Danny pun menyalakan lampu di dalam mobil van yang berisikan empat orang. Dia menatap satu persatu anak buahnya dengan seksama. "Bersiaplah kalian. Kita akan masuk," perintahnya.

Anggota yang lain membangunkan beberapa anggota polisi yang sedang tertidur.

"Ayo, bersiap. Dua orang berjaga di depan dan yang lainnya berjaga di tangga. Paham!" titah Danny.

"Siap!" jawab mereka serempak.

"Kalian harus bekerja sama. Kepung dia dan jangan melakukan secara individual. B*jing*n itu sangat kuat."

"Jika ada apa-apa, mintalah bantuan yang lain."

"Siap!" Mereka segera menyiapkan beberapa senjata mereka masing-masing.

"Ayo, cepat. Lekas kita bergerak dan kita akan akhiri dua bulan pengintaian kita," perintah Danny sambil mengarahkan kayu pada kedua anggota polisi yang lain. Danny segera mematikan lampu tengah mobil van tersebut.

Han Yura turun di floor dance dan dia menarik begitu sangat seksi dan erotis. Wanita itu mencoba mengalihkan perhatian seorang pemuda yang menggunakan pakaian seperti pelayan klub. Wanita itu mulai menggodanya, memancingnya agar pemuda itu mau mendekat ke arahnya. Akan tetapi Eduardo mendekatinya dan di sisi lainnya seorang petugas yang sudah memata-matainya menghubungi Danny untuk melaporkan kejadian di dalam klub.

"Lapor, pak. Dia sudah bergerak mendekat," ucapnya.

"Cepat tangkap dia. Jangan hiraukan anak buahnya. Pastikan transaksinya berjalan terlebih dahulu. Paham!"

"Siap Pak!"

Danny dan yang lainnya segera turun dari mobil dan bergerak.

Eduardo tampak sedang menghubungi seseorang. Setelah beberapa menit, mendekatlah seorang pria menggunakan jaket hitam dan bertopi. Dia menyerahkan sebuah tas warna hitam kepada seorang pemuda yang duduk dekat Eduardo. Tas berwarna hitam tersebut pun sudah berpindah tangan. Pemuda tersebut segera mengambil tas itu dan beranjak meninggalkan tempat tersebut.

Danny yang mendengar laporan tas sudah berpindah tangan dengan segera mengerahkan anak buah untuk masuk ke dalam klub tersebut.

Sedikit keributan terjadi di pintu masuk karena para penjaga klub tidak mengizinkan mereka untuk masuk dan akhirnya mereka masuk secara paksa.

Lain halnya di ruang ganti, Yura bersembunyi di sebuah lemari baju tanpa pintu. Seakan dia tahu jika pemuda tersebut akan masuk ke dalam ruang ganti.

Tepat sekali dugaan Yura, pemuda yang memakai jaket hitam dan bertopi masuk dan dia cepat-cepat berganti pakaian. Pemuda itu sedang fokus dengan ponselnya untuk menjawab sebuah panggilan masuk.

"Sudah ku dapatkan barangnya. Akan kubawa barang itu keluar sekarang," ucap pemuda tersebut.

Saat ada kesempatan dan pria itu lengah. Han Yura keluar dari persembunyiannya, dengan berjalan pelan-pelan mendekati pria tersebut. Yura membawa sebuah alat kejut listrik yang sudah dia siapkan. Saat pria tersebut sedang melepas bajunya, Yura langsung mengarahkan alat tersebut ke punggung pria itu. Seketika pria tersebut tersengat listrik lalu pingsan menubruk pintu loker dan akhirnya tergeletak di lantai.

Yura dengan cepat meraih tas tersebut, membuka tas itu dan langsung memeriksanya. Ketika dia sudah menemukan barang yang dia cari dan dia pun mengeceknya kebenaran barang tersebut. Yura segera pergi dari ruangan ganti tersebut meninggalkan seorang pria yang sedang pingsan.

Di sisi lain, di dalam klub Eduardo yang sudah merasa transaksinya sudah berhasil segera meneguk segelas alkohol dan beranjak pergi meninggalkan tempat duduknya.

Seperti biasa, mata-mata anggota polisi tersebut melaporkan pada Danny.

"Si gendut itu sudah bergerak," katanya. "Apa yang harus aku lakukan?" lanjutnya.

"Kau yakin tentang transaksinya?" tanya Danny.

"Ya, aku melihatnya sendiri," jawabnya masih membuntuti Eduardo.

"Lalu kenapa dia tidak segera keluar?" Danny masih terus menanyakan kebenaran akan transaksi tersebut.

"Sudah kubilang aku melihatnya sendiri, transaksi itu benar-benar terjadi," ucapnya kekeh sambil berbisik-bisik mendekatkan ponselnya dan dia pun masih terus membuntuti Eduardo.

"Aku sergap atau tidak?" lanjutnya. "Jangan sampai di pintu keluar, tamatlah sudah," ucapnya meninggikan suaranya hingga Eduardo menoleh ke arahnya dan dia buru-buru bersembunyi.

"Pak, perintahkan sesuatu padaku," teriaknya dengan menekan kata-katanya sendiri.

"Tangkap dia sekarang," perintah Danny.

Beberapa anak buat Danny langsung mengeluarkan senjata dan menghampiri Eduardo. Namun, karena badan Eduardo sangat besar, anak buah Danny kalah. Eduardo melemparkan salah seorang yang mencoba berusaha memukulnya dengan kayu ke arah kaca.

Pyaaaarr!!!!

Kaca pecah dan beberapa pengunjung klub berhamburan keluar. Terjadilah perkelahian di klub tersebut. Eduardo membanting beberapa anggota polisi sampai ada yang pingsan.

Danny yang melihatnya langsung menyambar sebuah botol, membuang isi botol tersebut sembari berjalan ke arah Eduardo.

"Hei, Eduardo b*ngs*t!" teriaknya kemudian memukul kepala pria berbadan besar itu dengan gelas yang dia pegang. Ternyata pukulan itu sama sekali tidak berpengaruh walaupun kepala si pria tambun itu berdarah. "Cepatlah. Jangan membuatku untuk menunggu lebih lama lagi. Ada banyak cemilan yang menunggumu di kantor," ucapan Danny sedikit meledek.

"B*jing*n!" teriak Eduardo keras mendekati Danny dan langsung memukul Danny tepat di perutnya, akan tetapi Danny menangkisnya dan segera mengunci tubuh Eduardo. Segeralah di banting tubuh itu di meja kaca hingga seorang Eduardo pingsan.

"Menyusahkan saja!" ujar Danny mengelap peluhnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite   A71. Tawaran Kontrak Kerja (2)

    Yura membaca kertas yang disodorkan oleh Ronald. Pria itu menyuruh Yura untuk membacanya dengan detail. Ronald tidak ingin ada kesalahpahaman atau hal yang buruk terjadi."Aku tidak ada maksud buruk denganmu atau mungkin kau berpikir aku akan mengubah isi surat itu setelah kau tanda tangani." Ronald meyakinkan Yura yang tampak masih ragu.Ada rasa takut saat Yura ingin menatap Ronald. Yura sangat tahu betul siapa Ronald. Ronald dan Benigno memang tidak jauh beda. Mereka berdua sama-sama berkecimpung di dunia hitam."Yura——namamu, bukan?" tanya Ronald dan dijawab anggukan kepala dari Yura. "Aku sudah tahu keadaanmu. Kau punya seorang anak yang masih butuh biaya banyak. Rumah yang masih mengontrak, tidak punya suami, dan terkadang susah untuk makan." Ronald menatap Yura dan Yura membalas tatapan Ronald. Yura mengangguk. Ronald mengembuskan napas dan menyandar ke head board. 'Jadi semua informasi yang dicari Pablo benar, lalu apa hubungan wanita ini dengan Peter? Apa mereka berdua sep

  • Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite   A70. Ronald Bertemu Yura

    Waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 siang. Hanya ada sisa waktu satu jam tiga puluh menit. Padahal jarak tempuh dari apartemen Peter ke rumah Yura kurang lebih sekitar 45 menit. Belum lagi waktu yang ditempuh untuk sampai ke klub malam.Akhirnya Peter meminta pada Yura untuk datang ke apartemennya, jadi pria itu masih punya banyak waktu untuk mempersiapkan diri.Beruntung Yura wanita penurut. Wanita itupun sanggup untuk datang ke apartemen Peter siang itu juga. Entah kenapa Yura begitu patuh dan nurut pada Peter atau karena Yura terlalu cinta pada Peter sehingga wanita itu rela melakukan apapun yang diperintahkan oleh Peter.Jawabannya ada pada si Author hehe ....Setelah mengiyakan panggilan dari Peter, Yura langsung mempersiapkan diri untuk segera menyusul ke apartemen Peter.Tidak butuh waktu lama Yura sampai di apartemen, karena untungnya siang itu tidak terlalu macet.Sesampainya di apartemen, Peter pun sudah siap dan dia pu

  • Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite   A69. Tawaran Kontrak Kerja (1)

    Jantung Brandon berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Apakah kesempatan dia hidup hanya sampai hari itu? Brandon berpikir jika Ronald akan akan membunuhnya. "Apa maumu?" tanya Brandon. "Mauku ... hmm, soal klub malamku yang kau porak porandakan itu." Diam menatap Brandon. "Ah, sud———" "Jadi kau ingin menuntutku?" potong Brandon. Ronald memalingkan wajahnya untuk menatap Brandon. Alis sebelah kiri terangkat. "Aku tidak akan menuntutmu, tapi aku akan menawarimu sebuah pekerjaan," balas Ronald. Kini giliran Brandon yang alisnya menukik tajam. Menatap tajam dengan tatapan seolah pria itu tengah mempermainkannya. Brandon tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya. "Benar-benar aneh!" cicitnya. "Aku akan melepaskanmu jika kau menerima tawaran ku. Tentunya kau juga butuh uang untuk hidup. Sedangkan kau sudah tidak punya pekerjaan lagi," papar Ronald. Brandon kembali diam. Kepalanya menunduk. Dalam hatinya dia berkicau dan memaki. 'Persetan dengan gengsi. Aku

  • Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite   A68. Cari Mati

    Brandon masih merasa asing dengan suara tersebut. Pria itu masih bertanya-tanya siapa dia? Bahkan tidak bisa dipungkiri jika hati Brandon juga tengah berdebar-debar. Ada rasa takut? Pastinya iya karena dia merasa jika dirinya sudah dikepung. Brandon terus menggerakkan kedua tangannya yang terikat dan sepertinya rasa perih sudah menjalar ke lengan atasnya.'Siap sekali aku ini, huh! Kenapa tali ini susah sekali untuk dibuka?' keluhnya dalam hati.Antara pasrah dan ikhlas jika memang hidupnya harus sampai di hari itu saja. Brandon tidak bisa berteriak dan dalam keadaan terikat. Tenaganya sudah terkuras habis hanya untuk berteriak dan bergerak berusaha melepaskan diri, akan tetapi nihil. Hal itu tidak mungkin terjadi.Brandon masih memasang telinganya dengan tajam. Pria itu masih penasaran di mana dia berada dan siapa mereka. Jika terbukti mereka adalah orang suruhan Alex, maka Brandon akan membuat perhitungan dengan pria itu."Tuan, kami sudah membawanya ke sini," ujar Pablo."Hm, jadi

  • Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite   A67. Suara Siapa?

    Peter membawa Yura ke sebuah klub malam guna menawarkan sebuah pekerjaan. Sebenarnya bukan Peter yang menawarkan pekerjaan, tapi bos-nya Peter.Yura sendiri memang sedang membutuhkan pekerjaan karena bagaimana pun juga ketika wanita itu sedang nge-fly, dia butuh serbuk putih yang banyak. Maka dari itu tentunya dia pun butuh uang banyak.Wanita itu mengikuti saja kemauan kekasihnya. Peter pun tidak bisa terus menerus memberi Yura serbuk putih gratis, karena Peter pun mendapatkannya dengan uang juga alias membelinya."Kau yakin menyuruhku kerja di sini?" Yura menatap Peter."Terus kau ingin bagaimana? Tidak mungkin aku terus memberimu secara gratis," ucap Peter ketus.Memang sangat menyakitkan, tapi Yura pun paham akan hal itu. Wanita itu tidak mungkin harus terus bergantung pada Peter. Mengingat Yura punya rasa trauma pada sosok ayah dari Zea. Seorang pria brengsek yang tidak mau bertanggung jawab. Pria bodoh yang begitu saja menghilang bak ditelan bumi."Bagaimana?" Peter menyakinkan.

  • Kembalinya Sang Mantan Pasukan Elite   A66. Diculik (1)

    Zea melangkah naik ke atas sambil tersenyum. Senyum yang begitu bahagia dan lega ketika melihat seseorang yang baru saja sampai. "Paman pulang." Berlari menghampiri Alex. "Paman tahu kalau aku punya keyakinan paman akan pulang hari ini." Alex tidak menjawab Zea. Pria itu terus melangkah naik ke lantai dua diikuti oleh Zea. Alex menghentikan langkahnya saat melihat sesuatu. Ya, sebuah kantung berisi susu dan sandwich. Alis Alex berkerut saat mendapatkan bungkusan yang lainnya tergeletak di sudut dinding. Zea muncul dari belakang Alex dan kepalanya terangkat menatap pria itu. Kini tatapan Zea beralih ke bekas bungkus sampah botol susu dan plastik bungkus sandwich. "Maaf, paman." Zea menatap Alex dengan mimik wajah takut, lalu menundukkan kepalanya. "Aku tidak mencurinya. Aku hanya membantu memakannya agar tidak basi dan aku sudah meminta izin pada paman," lanjutnya menjelaskan. Alex menoleh menatap Zea. Bocah itu mundur satu langkah. Bahkan Zea mendengar embusan napas kasar dari

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status