Beranda / Romansa / Kembalinya Sang Pangeran / Bab 74. Belati Bidadari.

Share

Bab 74. Belati Bidadari.

Penulis: Ine Time
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-30 23:16:04

“Untuk apa dia menyimpan belati itu? Apa bagusnya? Menyebalkan!”

Xiumei yang sedang menyisir rambut tuannya, menahan senyum gugup. “Penarinya ... memang memukau, Nyonya. Mungkin Yang Mulia ingin menghargai sebuah karya seni dengan menyimpan satu kenang-kenangan.”

Jiali mendengus. “Menghargai karya seni? Kenang-kenangan? Seharusnya dia memuji musikus, bukan menerima pemberian dari wanita bercadar yang menari ingin menggoda dia!”

Xiumei mengatupkan mulut, sadar jawaban itu bukan untuk dibantah.

“Kita mungkin akan tinggal lebih lama di ibu kota,” ucap Yuwen yang masuk tiba-tiba ke kamar Jiali lalu melepas jubah luar dan memberikannya pada Yu Yong yang mengekor di belakangnya. “ada beberapa hal yang ingin aku cari tahu,” sambungnya.

“Apa? Tentang penari itu?”

Yuwen tak langsung menjawab. Ia menatap Jiali lalu berjalan mendekat kemudian duduk di sisi tempat duduknya. “Aku belum sempat mengatakan apa-apa, tapi kau merasa ada yang aneh darinya juga, kan?”

Jiali menyilangkan tangan di dada, m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 129. Jerat yang Tidak Bisa Aku Patahkan.

    Suasana ruang tahanan yang semula sunyi, mendadak riuh oleh gema langkah sepatu bot prajurit di lorong baru. Kasim Hong menoleh cepat. Tampak waspada. Ketika ia melihat beberapa prajurit bersenjata lengkap berbaris rapi, merangsek masuk, ia menarik lengan pakaian Jiali, berharap Jiali sedikit bersembunyi di balik tubuhnya. Jantung sang kasim berdetak lebih kencang ketika Pangeran Mahkota Qing Yunqin yang berjalan paling depan menyapu seluruh penjuru ruangan dengan tatapan membara. Kasim Hong membungkuk hormat, termasuk Jiali yang menundukkan kepala. “Salam hormat, Yang Mulia,” ucap Kasim Hong. Yunqin tidak peduli, ia mendekati Yuwen. “Di mana Jiali?” bentak Yunqin keras sampai menggema di dinding batu. Yuwen mengangkat kepala. Luka di pipinya pecah kembali akibat gerakan tiba-tiba itu, tetapi ia tak menunjukkan rasa sakit. “Untuk apa kau mencarinya?” tanya Yuwen dengan suara serak, “apa urusanmu dengan istriku?” Mata Yunqin semakin menyala. Tanpa peringatan, ia menarik pedang

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 128. Belum Selesai Memarahimu.

    Langkah kaki para dayang dapur berderap pelan di lorong bawah tanah yang sempit. Udara lembap bercampur bau karat dan jamur menyergap begitu mereka memasuki ruang tahanan istana. Xiumei berada di depan, mengenakan kerudung tebal dan kain penutup wajah. Di belakangnya, seseorang yang berjalan lebih pelan, menyembunyikan wajahnya di balik tudung putih, membawa baki makanan. Han Jiali. Tangannya gemetar ketika menggenggam piring-piring kayu berisi bubur dan air. Dari balik tudungnya, ia menatap sekeliling. Dinding batu yang lembap, jeruji besi tua, dan deru napas penghuni penjara, menyayat telinga. Xiumei berhenti di depan tiap sel, meletakkan makanan tanpa bicara. Sesekali ia menoleh ke belakang, memastikan Jiali tidak bertindak di luar rencana, tetapi perempuan itu hanya diam. Matanya menatap lurus ke arah tengah ruangan. Menatap Qing Yuwen tergantung dalam pasungan, tangannya terikat rantai ke atas. Darah kering menodai bagian dalam bajunya yang robek. Beberapa luka terbuka tampa

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 127. Menjemput Langkah Berikutnya.

    “Apa kau gila?” desis Menteri Xi begitu Kasim Hong mendekat. “Setelah semua yang terjadi, kau masih berharap pangeran mahkota akan mengalah?”Udara di ruang arsip terasa semakin pengap. Kertas-kertas kuno yang tergulung rapi di rak-rak tinggi menjadi saksi bisu pembicaraan ini.Kasim Hong melirik ke sekeliling, memastikan tidak ada mata atau telinga asing di sekitarnya sebelum menanggapi umpatan Menteri Xi. “Tuan, harap bersabar. Hamba memang tidak berpikir kalau pangeran mahkota akan mundur, tapi saat ini keselamatan Yang Mulia Pangeran Kedua dan Selir Agung harus menjadi yang utama. Hamba yakin Yang Mulia Kaisar berada di tempat aman bersama Gu Yu Yong.”“Gu Yu Yong?”Kasim Hong mengangguk. “Benar, tangan kanan setia Yang Mulia Pangeran Kedua.”“Kau yakin?”Sekali lagi Kasim Hong mengangguk. “Rombongan Tuan Putri Qing An tidak pernah pergi ke Guan. Hamba juga ingat saat hari keberangkatan, Yang Mulia Pangeran Kedua melarang hamba untuk memeriksa barang-barang di kereta perbekalan.

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 126. Tanpa Ragu Menuju Penjara.

    Ketika tiba di gerbang utama istana, langit semakin mendung. Jiali dan Xiumei turun dari kereta. Dua prajurit yang berjaga tampak terkejut ketika Jiali berjalan mendekat ke arah mereka. “Buka gerbangnya!” perintah Jiali tegas. Salah satu penjaga memberi hormat. “Maaf, Nyonya Han. Kami tidak bisa membiarkan Nyonya masuk.” Dahi Jiali berkerut. “Tidak boleh masuk? Kenapa? Atas perintah siapa?” Sebelum menjawab, prajurit itu menoleh ke arah prajurit lain. “Perintah dari Yang Mulia Pangeran Kedua.” Jiali terdiam. Satu bagian dari hatinya seperti hancur mendengar nama itu. “Apa maksudmu? Yuwen memerintah kalian untuk tidak mengizinkanku masuk?” “Iya, Nyonya.” “Tidak mungkin. Itu tidak masuk akal. Aku istrinya! Kenapa aku tidak diizinkan masuk? Aku harus bertemu dengannya. Aku—” “Maaf, Nyonya,” potong prajurit lainnya, “kami hanya menjalankan tugas.” Jiali menatap mereka bergantian. Dadanya naik turun menahan emosi. Ia berbalik pergi dengan langkah berat, tetapi baru beberapa langka

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 125. Skenario yang Tidak Aku Setujui.

    Burung-burung di dahan pohon pir di halaman kediaman Han tidak berkicau pagi itu. Seolah larut dalam kesedihan yang belum Jiali sadari.Di dalam kamar utama, Jiali duduk di sisi ranjang ayahnya, sementara embusan napas Han Dunrui terdengar berirama. Terlalu berirama untuk seseorang yang katanya sedang demam tinggi.Jiali menatap wajah ayahnya yang tampak terpejam. Dahi Dunrui tidak lagi berkeringat. Bahkan bibirnya tampak kembali merah, tetapi anehnya demam sang ayah belum turun “Ayah, sebaiknya kita panggil tabib kerajaan. Aku rasa suamiku akan mengijinkan salah satu tabib istana memeriksa ayah.”“Ti-tidak, Putriku. Ayah tidak mau merepotkan menantu Ayah.”“Tidak, Yuwen tidak akan keberatan. Ayah, aku bingung, demam Ayah turun bila dikompres seperti ini, tapi tidak lama, Ayah akan demam lagi.”“Ayah sudah tua. Mungkin memang perlu waktu lebih lama untuk sembuh,” kilahnya terbatuk sekali.Jiali menarik napas dalam-dalam lalu menoleh ke arah pintu. “Kenapa Xiumei lama sekali? Aku hany

  • Kembalinya Sang Pangeran   Bab 124. Mahkota Tidak Bisa Berpihak.

    Udara lembap bercampur bau darah menyambut Kasim Hong saat ia melangkah masuk ke ruang tahanan terdalam istana.Di sel kiri, Junsu duduk diam. Wajah pucat serta rambutnya yang berantakan, sekilas membuat semua orang sulit percaya kalau ia adalah seorang Permaisuri Agung.Bagian bajunya yang robek memperlihatkan luka-luka lebam bekas cambukan, sebagian membiru, sebagian lagi menghitam. Sesekali ia tampak memejamkan mata, entah apa yang saat ini ia pikirkan.Junsu menoleh ke sel yang berada di sebelahnya. Suara tangis Qiongshing tidak lagi membuatnya lega. Ia juga tidak penasaran tentang penyebab wanita kesayangan suaminya itu berada dalam posisi yang sama dengannya.Sementara di hadapannya, seseorang yang dulu pernah menjadi salah satu pesaing terberat dalam memperebutkan tahta tampak tidak kalah menyedihkan. Tubuhnya dipaksa tetap berdiri. Kedua tangan diikat ke atas oleh rantai besi. Luka di pipi kirinya masih mengalir perlahan. Darah menodai bagian bahu dan dada dari pakaiannya ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status