LOGINMelihat kedatangan sekelompok orang yang dipimpin oleh seorang Jenderal kekaisaran, Feng Longwei tidak membuang waktu. Dalam sekejap, ia mengaktifkan lapisan tipis Qi untuk mengubah penampilannya. Topeng putih polos tanpa ekspresi menutupi setengah wajahnya, dan pakaiannya yang robek serta hangus sebelumnya dengan cepat berganti dengan seragam baru berwarna biru gelap.Ia berdiri tegak di samping gundukan abu mayat Phoenix sebelumnya, menunggu kedatangan mereka. Tian Moran berdiri sedikit di belakangnya, pedang besarnya kini kembali disarungkan, menunjukkan postur seorang pengawal.Derap langkah kuda berhenti tidak jauh dari lokasi. Jenderal Shu Nian, seorang pria paruh baya dengan aura pemimpin yang kuat, bergegas turun dan melangkah maju."Permisi, Tuan," sapa Jenderal Shu Nian dengan nada hormat, menangkupkan tangan di depan dada. "Saya adalah Jenderal Shu Nian, Komandan Divisi militer Dinasti Yan yang bertugas di wilayah ini."Shu Nian menatap Feng Longwei dengan mata penuh pertan
Tian Moran telah menerima perintah dari Feng Longwei, mengerahkan semua energi yang tersisa dalam tubuhnya. Ia melompat tinggi ke udara dengan kecepatan luar biasa, menyamai posisi Phoenix Kegelapan di langit. Ia tahu ini adalah serangan pengalihan yang harus sukses, apapun risikonya.Sedetik kemudian, pedang besarnya terhunus ke depan dengan dorongan menusuk yang kuat. Energi Qi dari tubuhnya mengalir deras dari pergelangan tangan ke bilah pedang. Dalam sekejap, tusukan pedangnya menciptakan kilau energi biru tua yang tajam dan terkondensasi, memancarkan aura dingin yang mengancam."Samudra Penembus Langit!" seru Tian Moran, suaranya dipenuhi determinasi.Wuzz!Tusukan energi melesat seperti paku biru raksasa, menerjang ke arah Phoenix Kegelapan dengan kecepatan yang luar biasa, seolah-olah pusaran tajam mematikan muncul dari kedalaman laut. Udara di ketinggian berdesir tajam dan ruang bergetar seakan pecah karena tekanan Qi.Phoenix Kegelapan itu meraung ganas. Meskipun fokus utaman
Setengah jam yang lalu, saat ledakan dahsyat di hutan terjadi, Tian Moran sudah melesat dengan kecepatan penuh menuju sumber getaran. Namun, sebelum ia mencapai bibir hutan, kedatangan Phoenix Kegelapan yang besar dan menakutkan itu mencegatnya secepat kilat. Meskipun ukurannya hampir menyamai gunung, kecepatan terbang burung itu sungguh di luar dugaan, menunjukkan bahwa ia belum mengerahkan kekuatan penuh saat menghadapi Feng Longwei sebelumnya.Phoenix itu terbang menuju Kota Linglong, melewati jalur yang seharusnya dilalui Tian Moran."Tuanku menghadapi binatang ini seorang diri. Apakah ia berhasil dikalahkan?" gumam Tian Moran penuh kecemasan. Sebagai seorang Grandmaster yang setia, ia tahu betul perbedaan kekuatan ranah kultivasi. Jika ledakan tadi adalah benturan terakhir, dan Phoenix ini masih hidup, itu hanya bisa berarti satu hal: Feng Longwei telah kalah.Baginya, Feng Longwei adalah sosok agung yang penuh kehormatan. Tidak ada yang lebih penting untuknya lakukan selain tun
Di kehidupan masa lalunya, Feng Longwei tidak pernah menyadari adanya bencana besar yang terorganisir seperti ini. Memang ada serangan binatang buas di perbatasan, tetapi tidak pernah ada koordinasi kemunculan monster sekelas Phoenix ini di tiga provinsi secara serentak. Sekarang, di saat ia kembali dan berjalan di dunia yang luas, banyak hal aneh mulai terungkap.Ia tahu, kebangkitannya seharusnya tidak menyebabkan dampak signifikan pada garis waktu, namun kemunculan Dark Sorcerers yang terorganisir ini menunjukkan adanya percepatan konflik. Mungkinkah garis waktu ini berkelok ke arah lain tanpa ia ketahui sebabnya? Atau mungkinkah tindakannya telah memicu reaksi berantai yang lebih cepat dari prediksi aslinya?Tapi Feng Longwei menyingkirkan pemikiran itu sekarang. Fokus utamanya adalah bertahan hidup. Ia fokus pada meditasinya, memulihkan kultivasi.Baru beberapa menit berlalu setelah tubuhnya sembuh total dari kehancuran, dan Feng Longwei sadar bahwa meskipun ia telah selamat dari
Dahsyatnya serangan Phoenix Kegelapan itu bukan main-main. Petir ungu yang ia panggil terasa selayaknya Kesengsaraan Surgawi yang siap menghukum pendosa besar. Energi primordial yang terkontaminasi itu begitu pekat sehingga ruang di sekitarnya melengkung dan berderak.Feng Longwei, yang sudah kehabisan energi dan tanpa persiapan pertahanan kuat, berusaha keras mencari celah untuk menghindar. Ia tak bisa mengandalkan Langkah Dewa Angin dalam kondisi ini. Petir ungu itu, yang dipandu oleh insting ganas Phoenix, seolah-olah hidup, mengunci targetnya ke satu tempat. Petir itu melingkari area sekitarnya, meninggalkan Feng Longwei di pusat badai.Feng Longwei menatap dengan mata terbelalak, pupilnya bergetar hebat. Ia merasakan ancaman kematian yang nyata, berpikir bahwa ini adalah akhir dari hidupnya yang baru dimulai kembali. Ia tidak punya waktu untuk menghindar; bahkan berkelit ke samping pun hanya akan memakan waktu sepersekian detik, dan mustahil baginya untuk lolos dari dampak ledaka
Gejolak amukan binatang buas tidak hanya pecah di Provinsi Guangli. Dalam waktu tiga hari yang mencekik, laporan darurat beruntun tiba di pos militer kekaisaran. Kekacauan serupa, dengan tingkat kerusakan yang mengerikan, juga meletus di Provinsi Haozang dan Provinsi Tangyin—kedua wilayah yang berbatasan langsung dengan hutan perbatasan.Laporan yang paling mengkhawatirkan adalah munculnya tiga binatang buas dengan kultivasi setara ranah Core Formation puncak di ketiga provinsi tersebut secara serentak. Ini adalah koordinasi serangan yang mustahil terjadi secara alami.Kabar ini sontak menyebabkan Jenderal Mo Fuchen, yang memimpin pasukan kekaisaran di Gunung Yuhan, harus membagi lagi pasukannya yang sudah terbatas dan segera mengalihkan fokus pada gejolak binatang buas yang lebih besar dan berbahaya.Menyisir dari arah selatan Gunung Yuhan, Jenderal Mo terpaksa mengubah rute, menuju Provinsi Haozang terlebih dahulu. Ia sebenarnya berniat untuk memperkuat Provinsi Shutian, wilayah yan







