Share

BAB 3. Dia Kembali

Penulis: o.vian
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-19 14:27:58

“Sungguh, Tuan Ghazam akan kembali?” tanya pria bernama Janu dari seberang dengan antusias yang memuncak.

“Sejak kapan aku selalu mempermainkan ucapanku, Janu?” ujar Ghazam dingin.

Wajah sendunya berubah dingin. Sorot mata menajam, rahang mengeras. Inilah Ghazam yang sebenarnya.

Bukan pria payah, bukan suami miskin, bukan menantu benalu, dan jelas bukan pencuri.

Ghazam J. Manggala adalah pewaris tunggal keluarga Jorrel, konglomerat yang menguasai berbagai sektor bisnis di Asia, Eropa, hingga Amerika.

Lima tahun terakhir, ia memilih hidup sebagai orang biasa. Bukan tanpa alasan.

Pertama, ia muak dengan dunia kekuasaan yang merenggut ibu dan adik perempuannya. Ia ingin tahu siapa yang benar-benar tulus. Alasan kedua… masih ia simpan rapat-rapat.

“Tidak, Tuan. Kalau begitu, saya akan mempersiapkan semua,” jawab Janu akhirnya. “Oh, apa saya perlu memberitahu Tuan Besar sekarang?”

“Tidak usah, nanti aku akan muncul di hadapannya langsung,” ujar Ghazam langsung. “Satu lagi, siapkan berkas untuk membeli semua saham milik Galenka Corp.”

Janu terdiam sejenak, seperti sedang terkejut, lalu berkata dengan sedikit ragu, “Tuan, saham kita di sana sudah ada sekitar 20% dan perusahaan itu juga sepertinya tidak begitu menjanjikan di masa mendatang. Jadi, untuk apa Tuan membeli perusahaan itu?”

“Lakukan saja apa yang kuperintahkan, Janu.” Suara Ghazam terdengar lebih dingin, seperti vonis yang tak bisa lagi dibantah. Dan tanpa menunggu jawaban sang tangan kanan, Ghazam langsung memutuskan sambungan telepon itu.

Dulu, ketika Galenka Corp diambang kebangkrutan, Ghazam memang memberikan idenya untuk menolong perusahaan itu. Namun, hampir semua perusahaan tak ada yang mau bertaruh nasib untuk berinvestasi pada mereka.

Akhirnya, Ghazam terpaksa merancang ide yang sangat cocok untuk diajukan pada JOR Industries, anak perusahaan JX Global, perusahaan milik keluarga Jorrel yang bergerak di bidang properti.

Dan kini, demi menjalankan salah satu amanah terakhir Kakek Darma untuk menjaga keberhasilan Galenka Corp, terpaksa Ghazam harus menggunakan cara terakhirnya, yaitu mengambil alih perusahaan itu. Sebab, semenjak perusahaan itu dipegang oleh Johan, sebenarnya sama sekali tak ada kemajuan. Pria itu tak mengerti apa-apa soal bisnis.

**

Setelah meninggalkan kantor polisi, Ghazam pergi ibukota, tepatnya di area hunian mewah milik para elit Ibukota Asera. Taksi yang membawa Ghazam berhenti di depan sebuah gedung Penthouse.

Dengan kaos kusut, celana bahan hitam yang lusuh, juga sendal murah, wajah babak belur, dan bau amis yang menyengat, Ghazam berjalan memasuki gedung tersebut, membuat beberapa orang yang berada di halaman gedung  memandangnya aneh.

“Kenapa ada pengemis di gedung mewah seperti ini?”

“Astaga, apa dia orang gila? Bau sekali tubuhnya.”

“Di mana petugas keamanan gedung? Kenapa bisa pengemis dibiarkan masuk?”

Beberapa cacian masuk ke telinga Ghazam, tetapi ia tidak peduli. Hingga akhirnya, seorang petugas keamanan menghampirinya di depan lobby gedung.

“Selamat malam, Pak. Anda sedang mencari siapa?” tanya petugas itu.

Pria itu mengenakan setelan jas hitam dengan earpiece di telinga kirinya, menatap Ghazam dengan tatapan remeh, seperti sedang melihat pengemis yang menerobos masuk gedung mewah.

Namun, Ghazam tidak menjawab. Ia hanya menatap pria itu sejenak, lalu kembali berjalan masuk.

“Pak, tunggu … Anda tidak bisa masuk tanpa izin,” cegah petugas keamanan tersebut, bahkan ia tak segan menarik tangan Ghazam untuk menghentikan langkahnya, meskipun sambil menahan napas karena bau dari tubuh Ghazam. “Selagi saya masih bersikap sopan, tolong ikuti aturan di gedung ini.”

Ghazam menatap pria itu sekilas dengan dingin, lalu berkata, “Kau orang baru di sini?”

Pria itu mengernyitkan dahinya. Ia memang baru bekerja satu bulan. Namun, sekarang itu bukanla masalah yang utama, bukan?

“Itu tidak penting untuk Anda, Pak,” jawab pria itu, lalu kembali menyeret Ghazam untuk keluar dari area gedung. “Sebaiknya Anda cepat pergi dari sini, atau manajemen gedung akan menyeret Anda ke Dinas Sosial.”

Beberapa orang yang ingin keluar atau masuk gedung berhenti sejenak untuk melihat apa yang sedang terjadi. Sebagian kembali berjalan dan tidak peduli, tetapi sebagian kembali berbisik-bisik.

“Ada apa ini?”

Suara seorang wanita tiba-tiba muncul, membuat penjaga tersebut melepas cengkramannya pada Ghazam dan langsung membungkuk memberi salam.

“Bu Diana,” sapa petugas tersebut. “Ada pengemis yang memaksa masuk, Bu.”

Diana, manajer Seraphine Tower, mengernyitkan dahinya. “Apa maksudmu?”

Namun, ketika Diana melihat Ghazam yang berdiri di belakang petugas keamanan tersebut, ia langsung membelalakkan matanya.

“Tuan Muda?” kata Diana tak percaya. Awalnya, ia memang tidak begitu mengenali Ghazam karena penampilannya yang sangat berbeda, bahkan kini terlihat jauh lebih kurus dari ketika terakhir kali mereka bertemu sebelum Ghazam benar-benar menghilang dari kehidupan mewahnya.

Diana langsung menarik petugas keamanan tersebut dan menatapnya dengan tajam. “Siapa yang kau sebut pengemis? Ini adalah Tuan Muda Ghazam, putra Tuan Althar Jorrel, pemilik gedung ini!”

Begitu mendengar ucapan Diana, petugas keamanan itu langsung membelalakkan matanya. Ia langsung berlutut di depan Ghazam.

“Tuan Muda, maafkan saya karena tidak mengenali Anda,” ucap petugas keamanan tersebut, ia bahkan hampir bersujud karena takut. Bagaimana tidak, orang yang ia kira pengemis bahkan ia seret keluar itu ternyata adalah putra pemilik gedung tempat ia bekerja.

“Tuan Muda, mohon maafkan staf baru kami. Dia baru bekerja selama satu bulan, jadi belum banyak tahu,” sahut Diana, mencoba membela staf barunya meskipun rasanya hampir tidak bisa diselamatkan.

“Bangunlah, kau malah semakin memancing keributan,” kata Ghazam dingin.

Pada dasarnya, Ghazam memang bukan tipikal orang yang dengan mudah naik darah atau membalas jika ia direndahkan. Ia memiliki ukuran sendiri untuk hal-hal yang perlu dibalas dengan sesuatu yang lebih kejam. Terlebih, ia memiliki cara sendiri untuk membalas.

Mendengar ucapan Ghazam, beberapa orang yang ada di sekitar tampak terkejut. Terutama, wanita-wanita yang tadinya menatap remeh, kini justru berbanding terbalik.

Pun dengan si penjaga keamanaan. Ia langsung berdiri dan beberapa kali membungkukkan badan kepada Ghazam, sambil berkata, “Tuan Muda, sekali lagi maafkan kelalaian saya.”

“Setelah ini, pastikan semua staf baru mendapat pelatihan yang intens,” kata Ghazam pada Diana, sambil melirik petugas baru tersebut.

Diana mengangguk, “Baik, Tuan Muda.”

Setelah itu, Ghazam langsung melangkah meninggalkan keduanya. Ketika mereka mengucapkan terima kasih, Ghazam bahkan hanya mengangguk pelan tanpa menoleh sedikitpun.

Lift melaju menuju lantai paling atas, salah satu Super Penthouse yang ada di gedung ini. Perlu diketahui, di gedung ini hanya memiliki 15 lantai. Masing-masing lantai memiliki 2 Penthouse, sementara di lantai 14 dan 15 adalah Super Penthouse.

Ketika pintu itu dibuka, Ghazam terdiam sejenak. Pandangannya menyapu sekeliling. Hampir lima tahun ia absen dari rumah mewahnya ini. Dan kini, rumah itu ternyata terasa lebih dingin.

Langkah Ghazam berlanjut ke arah sebuah ruangan, ruang kerja sang ayah. Ia tahu, di jam seperti ini ayahnya pasti ada di sana.

Ketika pintu itu terbuka, pria paruh baya yang semua fokus pada layar tablet di mejanya langsung beralih. Dahinya mengernyit, lalu bibirnya mengulas senyum tipis, seolah tak terkejut dengan kemunculan Ghazam. Namun, ia tetap mengernyit ketika melihat keadaan Ghazam yang kacau.

“Setelah bertahun-tahun pergi, kau kembali dengan keadaan seperti ini, anakku?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Pewaris Berdarah Dingin   BAB 8. Mainkan Dirimu Di Depanku

    Avenhall Hotel, salah satu hotel bintang lima milik keluarga Jorrel.Di salah satu kamar tipe Royal Suite, Cindy telah berdiri dengan gelisah. Ia benar-benar hanya memakai pakaian dalam renda berwarna merah, sangat kontras dengan kulit putihnya.Dadanya yang penuh terlihat sangat menantang, seolah ingin segera keluar dari bra yang mengikat. Pun pantatnya yang menonjol juga seolah tak mampu ditutupi celana dalam kecil itu.Sejujurnya, ia ingin pergi, tetapi baginya kerjasama ini adalah harga mati. Sebab, brand fashion miliknya telah banyak mengalami penurunan. Dan jika ia mampu bekerjasama dengan JXVAIN, jelas itu akan membawa pengaruh besar.Setelah hampir 15 menit Cindy menunggu, pintu kamar hotel dibuka. Ghazam masuk masih dengan pakaian kerjanya. Wajahnya dingin, seolah semakin mengintimidasi kegugupan Cindy.Pandangan Ghazam langsung menangkap sosok Cindy yang berdiri kaku di depan ranjang king size itu. Matanya menyapu tubuh Cindy dari ujung rambut hingga ujung kaki, membuat Cind

  • Kembalinya Sang Pewaris Berdarah Dingin   BAB 7. Dua Wanita

    Serina terdiam. Hatinya mencelos. Bukan karena takut, tapi karena ia sadar bahwa ini bukan lagi pria yang bisa ia atur dengan ego atau air mata. Ghazam yang dulu ia remehkan, kini mengunci langkahnya hanya dengan satu kalimat.Serina menggigit bibir bawahnya, berusaha menjaga wibawa. Namun, gengsi yang dulu kokoh mulai runtuh. Perlahan, ia duduk kembali di kursi, meski dadanya bergemuruh tak karuan.Tok! Tok!Pintu kembali diketuk. Suara hak tinggi terdengar cepat, lalu pintu terbuka. Seorang wanita muda melangkah masuk dengan anggun, percaya diri, dengan aura fashionista papan atas. Ia mengenakan gaun pastel sedikit di atas lutut yang membungkus tubuhnya dengan pas, membuat lekuk tubuhnya menonjol sempurna. Rambutnya dibiarkan tergerai rapi.Namun, langkahnya langsung terhenti begitu melihat siapa yang ada di balik meja CEO.Wajahnya mendadak pucat."Cindy Marella Arvenzo," gumam Ghazam pelan, menyebut nama itu seperti membaca ulang catatan utang.Cindy terpaku. Mulutnya terbuka, tap

  • Kembalinya Sang Pewaris Berdarah Dingin   BAB 6. Pilihan Sulit

    Serina terdiam. Tubuhnya menegang seketika, mata membesar, dan napas tercekat di tenggorokan. Ucapan Ghazam baru saja melemparkan dirinya ke jurang antara harga diri dan keputusasaan.Serina mencoba membuka mulut, tetapi tak satu kata pun keluar. Tenggorokannya kering, matanya menatap pria di depannya, antara syok, bingung, dan terluka. Ia bahkan tak yakin apakah yang ia dengar itu nyata.Namun, Ghazam tetap menatapnya tanpa goyah.Tatapannya datar, tak ada sedikit pun amarah dan justru karena itulah Serina merasa makin kecil. Tak dianggap penting, tak dilihat sebagai seseorang, hanya simbol dari masa lalu yang kini ia kuasai.Ghazam menyandarkan tubuh ke sandaran sofa, menyilangkan kaki, dan mengangkat alis tipis.“Kenapa?” tanya Ghazam pelan, nyaris seperti ejekan. “Tidak sanggup? Bukankah kau bilang akan melakukan apa pun?”Serina masih membeku. Hatinya seperti dihantam badai, dan logikanya mulai kabur. Yang ia tahu… permainannya barusan baru saja berbalik arah dan ia sekarang bukan

  • Kembalinya Sang Pewaris Berdarah Dingin   BAB 5. Syarat Gila

    JX Global gempar.Sang pewaris yang menghilang lima tahun terakhir kini kembali dan langsung mengambil alih tahta.“Ruang konferensi telah siap, Tuan,” kata Janu langsung.Pagi itu, seremonial pemindahan jabatan dari Althar kepada Ghazam akan berlangsung di ruang konferensi megah berlapis kaca kristal dan kayu walnut.Namun, bukan kemewahan ruangan atau nama besar Althar yang menyita perhatian, melainkan sosok muda yang melangkah masuk dengan tenang.Ghazam J. Manggala.Sorot matanya dingin dan tak terbaca. Luka di wajahnya telah sepenuhnya hilang. Setelan jas hitam membalut tubuh tegapnya, memancarkan kekuasaan dan ancaman diam bagi siapa pun yang berniat melawan.Satu per satu petinggi berdiri, bukan karena sopan santun, tetapi tekanan tak kasat mata yang menggantung di udara. Bahkan para komisaris asing pun bungkam.“Lima tahun menghilang, dan kembali seperti raja.” “Dia bahkan lebih menakutkan dari kabar yang beredar.”Tanpa perlu banyak ucapan, Althar hanya menyerahkan pin emas

  • Kembalinya Sang Pewaris Berdarah Dingin   BAB 4. Rencana-Rencana Baru

    Ghazam tertawa kecil.Sejak istri dan anak bungsunya meninggal, Althar tak pernah lagi memaksakan kehendaknya pada Ghazam. Bahkan, soal pernikahan Ghazam, ia juga mengetahuinya dan tidak memprotes. Althar sadar, terlalu tamak dan memaksakan sesuatu tidak selalu membawa kebaikan.“Aku sudah bercerai,” kata Ghazam langsung.Setelah pintu ruangan tertutup kembali, Ghazam melangkah masuk sambil mengusap ujung bibirnya yang semakin terasa nyeri. Ia duduk di sofa yang ada di tengah ruangan tersebut, lalu menyandarkan punggungnya. Wajahnya menatap lurus ke arah langit-langit ruang kerja yang didominasi nuansa coklat gelap dan material kayu solid.Althar bangkit dari kursi kerjanya, lalu berjalan mendekati Ghazam, sambil berkata, “Jadi, anakku pun menduda sekarang?”Ghazam hanya mengangkat bahunya sekilas ketika mendengar ayahnya tertawa. Ia menutup matanya sejenak, seolah sedang melepas penat yang selama ini bersemayam di kepalanya.“Aku bahkan belum sempat merasakan menimang cucu, tapi kau

  • Kembalinya Sang Pewaris Berdarah Dingin   BAB 3. Dia Kembali

    “Sungguh, Tuan Ghazam akan kembali?” tanya pria bernama Janu dari seberang dengan antusias yang memuncak.“Sejak kapan aku selalu mempermainkan ucapanku, Janu?” ujar Ghazam dingin.Wajah sendunya berubah dingin. Sorot mata menajam, rahang mengeras. Inilah Ghazam yang sebenarnya.Bukan pria payah, bukan suami miskin, bukan menantu benalu, dan jelas bukan pencuri.Ghazam J. Manggala adalah pewaris tunggal keluarga Jorrel, konglomerat yang menguasai berbagai sektor bisnis di Asia, Eropa, hingga Amerika.Lima tahun terakhir, ia memilih hidup sebagai orang biasa. Bukan tanpa alasan.Pertama, ia muak dengan dunia kekuasaan yang merenggut ibu dan adik perempuannya. Ia ingin tahu siapa yang benar-benar tulus. Alasan kedua… masih ia simpan rapat-rapat.“Tidak, Tuan. Kalau begitu, saya akan mempersiapkan semua,” jawab Janu akhirnya. “Oh, apa saya perlu memberitahu Tuan Besar sekarang?”“Tidak usah, nanti aku akan muncul di hadapannya langsung,” ujar Ghazam langsung. “Satu lagi, siapkan berkas u

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status