"Terima kasih, Carol. Aku tidak percaya kau masih mau menerimaku lagi." Wilson mengecup bibir Carol berulang kali seolah ingin menunjukkan betapa ia sangat merindukan wanita itu. "Berjanjilah kau tidak akan melukaiku lagi, Wilson. Kau tahu bagaimana sakitnya aku, bukan?" Carol menatap Wilson lembut, lelaki yang baru saja kembali menjadi suaminya itu. "Jangan cemas, aku terlalu bodoh jika menyakitimu lagi, Carol. Kau adalah wanita yang sangat baik. Maaf karena aku buta kala itu." Wilson meraih Carol ke dalam pelukannya, mencium leher Carol lembut. "Carol, aku sangat rindu padamu. Malam ini aku akan membuatmu kembali ke masa itu, masa di mana hanya ada kita berdua, Sayang." Wilson menatap Carol lembut, tangannya yang terampil menarik tali piyama yang melingkar di pinggang istrinya itu. Menjatuhkan gaun berkain lembut itu ke lantai. "Bukankah sudah lama, Carol? Kau pasti sangat merindukan sentuhan itu, bukan?" Carol memejamkan matanya, saat Wilson perlahan mulai menyusuri tubuh wanita
"Kau sakit, Carol? Wajahmu pucat." Tegur Athena, saat wanita itu berkunjung ke rumahnya sore ini. Carol duduk, wanita itu terlihat murung."Hei, ada apa dengan pengantin baru kita, hmm? Kau punya masalah, katakan saja padaku?" Kata Athena yang kini duduk di dekat Carol sembari menatapnya lembut.Carol menghela napas panjang, ia bingung harus memulai dari mana. Mengingat Athena sendiri belum pernah menjalani kehidupan berumah tangga seperti dirinya."Carol," panggil Athena ketika melihat wanita itu hanya diam saja."Athena, aku benar - benar bingung dan tidak tahu harus memulai dari mana. Rasanya aku juga malu mengatakan ini padamu."Athena tersenyum, ia meraih tangan Carol lembut, menatapnya dengan penuh rasa simpati, "Sejak kapan kau menjadi orang asing bagiku, Carol? Kau adalah orang pertama yang menyambutku saat aku datang dan tinggal di sini. Kau bisa mengatakan apapun padaku, jangan cemas, oke?""Ini soal aku dan Wilson.""Kenapa? Dia menyakitimu lagi?" Athena berkata dengan nada
"Proyek ini tak memiliki kemajuan, Thanos. Bagaimana kau akan mengatakannya?" Cal meletakkan proposal itu di hadapan Thanos. Dan lelaki bertubuh tegap itu hanya menatapnya sekilas."Kenapa? Apakah lelaki tua itu memaksamu untuk bertanya padaku?" Thanos menyeringai, lalu menatap Cal tajam."Aku harus bagaimana? Dia selalu bertanya padaku setiap saat. Kenapa kau tidak mengunjungi dia? Sudah lama kau tidak pulang, kan?" tanya Cal yang juga merasa putus asa itu."Pulang? Aku tak memiliki tempat di sana, tepatnya setelah wanita itu menggantikan posisi ibuku. Aku bahkan benci caranya yang seolah ingin terlihat sebagai ibu yang baik. Munafik!" Thanos meraih proposal itu, membacanya."Yah, kurasa kau butuh waktu untuk itu, Thanos. Memiliki ibu tiri yang cantik dan masih mudah memang terlihat aneh." Cal terkekeh merasa lucu dengan keadaan ini. "Wanita muda mana yang rela menikahi pria tua kalau bukan karena harta? Dia mengincarnya. Dan, aku benci itu. Aku tak akan pernah membiarkan dia mendap
Athena masih merasa canggung saat kembali berhadapan dengan Thanos. Tatapan mata lelaki itu terlihat begitu menyelidik saat menatapnya lekat. Thanos tersenyum tatkala Athena berdiri di hadapannya dengan wajah yang begitu tegang."Aku senang bertemu denganmu lagi, Athena. Kau bisa duduk sekarang." Mata Thanos memberi isyarat kepada Athena untuk duduk di sebuah sofa yang berada di tengah ruang kerjanya itu."Saya di sini saja," sahut Athena yang merasa aneh jika harus duduk berdekatan dengan Thanos seperti itu."Kenapa? Kau menolak perintahku? Duduklah." Thanos menepuk sisi kosong di dekatnya, membuat Athena tak bisa menolak lagi."Bagus. Dengan begitu aku bisa melihatmu dengan sangat jelas, Athena." Lelaki itu kembali mengulaskan senyuman, dan Athena hanya bisa terdiam di sana. "Apa kau tahu kenapa aku memanggilmu?"Athena menaikkan alisnya, jauh di dalam hati wanita itu menduga kalau Thanos mungkin akan membicarakan soal tawaran yang ia ajukan beberapa waktu yang lalu. Dan Athena tid
"Itu kejutan, Athena. Dia datang tanpa kau mencarinya. Kau menerimanya, kan?" Carol terlihat senang saat Athena menceritakan tentang proyek hotel itu.Athena menghela napas panjang, membuat Carol menatap heran. "Hei, ada apa? Kau terlihat tidak bersemangat dengan itu.""Aku bingung, Carol. Aku senang karena masuk ke dalam tim mereka. Itu bukan tim biasa. Tapi di sisi lain...""Ya?" ucap Carol saat melihat keraguan di dalam diri Athena."Dia mengatakan sesuatu yang membuatku terpaku, Carol. Sejujurnya, aku sangat terkejut. Sesuatu yang aneh dan tidak biasa. Kurasa itu juga tidak normal," kata Athena."Coba jelaskan, aku tidak mengerti, Athena. Apa yang dia katakan padamu? Kau sedang membicarakan CEO itu, kan?"Athena mengangguk, "Ya. Dengan jelas dia mengatakan rasa sukanya kepadaku. Dia ingin aku menjadi miliknya tapi kurasa dia tak ingin membuat sebuah ikatan. Sepertinya itu yang kutangkap dari kata - katanya tadi."Carol berdecak heran, wanita itu menyandarkan kembali punggungnya ke
"Kami menemukan dia!" Seru lelaki bertopi yang masuk ke dalam salah satu ruang di gedung kepolisian itu. Mereka semua yang terlihat duduk di meja masing - masing seketika menoleh dan menatap serius."Siapa yang kau maksud?" Tanya seorang anggota kepolisian di sana."Pembunuh Erica! Aku menemukan dia!"Semua yang berada di sana seketika berdiri, tanpa aba - aba seluruh ruangan menjadi kosong seketika."Di mana dia?""Ruang interogasi.""Bagus, kasus ini akan segera terungkap!""Kerja bagus, bagaimana kau menangkapnya?" Tanya seseorang yang berjalan cepat menuju ruangan yang dimaksud."Dia sedang berada di pusat perbelanjaan ketika kami menemukannya. Dia tidak melakukan perlawanan," sahutnya.lelaki itu menautkan alisnya, "Bahkan tanpa perlawanan? Kurasa dia sudah menyerah setelah menjadi buruan selama ini. Tapi, berani juga dia menunjukkan dirinya.""Ya, kurasa begitu."..."Jadi, kau pelakunya?" Lelaki dengan perawakan cukup itu bertanya, ia duduk tepat di depan pria yang diduga adala
"Kau tidak salah dengar, Zen? Mereka menemukan pelakunya?" Mata Brian berbinar saat mendengar kabar tentang penangkapan lelaki yang diduga adalah sang pelaku."Ya, tapi kabar itu masih simpang siur, Brian. Mereka masih melakukan penyelidikan. Berita itu belum dimuat, tapi aku mendapatkan kabar itu dari seorang teman yang bekerja di kepolisian." Jelas Zen."Aku ingin bertemu dengannya, Brian. Bisakah kau membantuku?""Tidak semudah itu. Polisi belum bisa memutuskan apakah dia tersangka atau saksi.""Memangnya, apa yang dia katakan? Sehingga mereka meragukannya?""Dia mengatakan ada orang lain yang datang ke hotel itu selain dirinya. Seseorang yang tak ia kenali."Brian meremas tangannya, wajahnya memerah marah saat mendengar cerita itu. "Maksudmu Erica membawa dua lelaki dalam waktu yang sama? Itu tidak mungkin! Dia pasti mengarang cerita!""Tenanglah, semua itu akan terbukti nantinya. Tapi, apakah kau juga tahu kalau adikmu itu memiliki beberapa kekasih? Itu dugaan sementara."Mata Br
"Thanos, mereka menangkap pria itu." Cal mengatakan itu dengan terburu - buru, membawa kabar bagi Thanos yang sedang duduk di meja kerjanya. Thanos mendongak, menatap Cal yang kini berdiri tepat di depannya."Sepertinya itu kabar buruk, bukan? Apakah dia akan mengatakan yang sebenarnya kepada polisi?"Cal menautkan alisnya heran, "Apa maksudmu? Kau menyembunyikan sesuatu?"Thanos meletakkan ponselnya, menatap Cal, "Dia melihatku, Cal. Tapi mungkin tidak mengenaliku.""Kau bertemu dengannya?""Tepat di muka pintu kamar wanita itu." Jawab Thanos. "Tapi, kau sudah menghapus semua bukti keberadaanku di sana, kan?""Ya, seperti yang kau perintahkan. Mereka tidak akan menemukan pria lain selain orang itu.""Jadi, mereka tidak akan percaya kalau tidak ada bukti walaupun dia mengatakan kebenaran. Baguslah, apa yang harus kucemaskan. Dia akan menanggung segalanya. Dia adalah pria terakhir yang bertemu Erica." Senyum terulas di bibir Thanos, tapi Cal melihat kejanggalan di sana."Sebenarnya, ap