Share

Bab 7 Kesan pertama terhadap Thanos

"Aku senang kau mau ikut denganku, Athena. Kau suka tempat ini?" Thanos menunjukkan wajah gembira seraya melihat ke sekeliling restoran. "Aku memesan semua meja di sini, Athena." 

"Tapi untuk apa? Kita hanya butuh satu meja, kan?" tanya Athena heran. 

Thanos mencondongkan tubuhnya, lebih mendekat ke arah Athena, lelaki itu lalu berkata pelan. "Karena tak seorangpun boleh melihatku bersama seorang wanita. Jika bertemu klien tentu saja aku akan membawa Cal atau yang lain, Athena." 

Athena menarik napas panjang saat mendengar itu, entah kenapa bayangan menakutkan tentang semua yang dikatakan Jane tadi muncul memenuhi kepalanya. Memangnya kenapa? Pertanyaan itu hanya berada di ujung bibir Athena tanpa  berani ia ucapkan. Bagaimanapun juga lelaki yang sekarang berada di depannya adalah CEO di mana ia bekerja, sesuatu yang tak pernah Athena sangka sebelumnya. Dirinya akan duduk satu meja dan hanya berdua dengan Thanos. 

Thanos tersenyum lagi saat melihat Athena hanya diam saat mendengar alasannya itu. "Aku senang karena kau tidak banyak bertanya, Athena. Kau pasti tahu posisiku. Sebagai seorang CEO perusahaan besar, semua gerak gerikku akan diawasi. Bahkan saat itu menyangkut urusan pribadiku. Itulah kenapa aku harus menyewa semua meja di sini. Kau paham, kan?"

Athena tersenyum kecil, sepertinya apa yang ia pikirkan tadi adalah salah. Benar, kenapa ia harus memikirkan semua ucapan Jane tadi? Bukankah nama Thanos bahkan tidak ada di artikel tentang tewasnya wanita itu? Jadi, apa yang harus ia cemaskan sekarang? 

"Saya mengerti," jawab Athena. 

Thanos menatap ke arah beberapa pelayan yang sudah menunggu di sana, dan semua bergerak menyajikan makanan terbaik di atas meja mereka. 

"Aku tidak terbiasa dengan ini," kata Athena yang merasa aneh dengan semua pelayanan di sana. 

"Tidak perlu kau pikirkan, anggap saja aku menyambut kedatanganmu di perusahaanku, Athena. Kuharap kau menyukai semua yang dihidangkan di meja ini." Thanos meraih gelas yang telah diisi wine merah itu, menyodorkannya kepada Athena, "Untuk pertemuan pertama kita, Athena." 

Athena sungguh tak mengerti dengan perkataan Thanos, mungkinkah lelaki ini akan mengundangnya lagi? Tapi kenapa? Kenapa harus Athena? 

"Pertemuan pertama kita?" Athena bertanya ragu dan Thanos mengangguk membenarkan. 

"Kenapa? Kau tidak suka bertemu lagi denganku, Athena?" 

"Bagaimana mungkin begitu, kau adalah CEO-nya." Athena berkata gugup, membuat Thanos tertawa senang. 

"Bagus! Karena memang tidak pernah ada yang bisa menolakku." Thanos tersenyum miring, membuat Athena kembali merasa tak nyaman. 

Athena menatap lelaki itu, saat Thanos terlihat begitu menikmati makan malamnya yang hangat. Baru beberapa menit ia duduk bersama Thanos, tapi ia sudah merasa kalau lelaki ini tidak bisa dibantah. 

"Apa yang kau pikirkan?" Thanos bertanya tiba - tiba, membuat Athena terkesiap. 

"Eh, tidak... Anu..." 

"Hmm? Kau tidak suka makanannya atau kau sedang memikirkan sesuatu tentangku?" 

Athena mengatupkan kedua bibirnya, tatapan Thanos membuatnya semakin tertekan di sana. 

"Kenapa tidak menjawabku, Athena?" 

"Aku tidak memikirkan apapun, sungguh." Athena menjawab tegas, seakan untuk menutupi rasa cemasnya itu. 

"Baiklah, tapi aku bisa dengan mudah membaca mimik wajahmu itu, Athena. Kau bisa mengatakan padaku tentang semua hal. Kuharap kau tidak mendengar cerita buruk tentangku." Thanos mengatakan itu dengan tegas sembari menyesap semua winenya. 

"Tentu saja tidak. Aku tidak mendengar apapun tentang anda." 

"Bagus! Kau ingin minum lagi?"

"Tidak, sudah cukup." Athena menghela napas panjang, rasanya ia ingin segera pergi dari hadapan Thanos. Sebenarnya apa yang sedang terjadi di sini, lelaki itu terus mengatakan sesuatu yang tak bisa dibantah. 

"Di mana kau tinggal, Athena? Mungkin suatu hari nanti aku ingin berkunjung. Kau tidak keberatan, bukan?" 

"Ya?" 

"Pertanyaanku cukup jelas, bukan?" Kau tidak ingin aku datang?"

Athena menyentuh anak rambut yang jatuh di keningnya, bibirnya mengulaskan sedikit senyuman. "Rumahku tidak besar, kurasa anda tidak akan nyaman di sana." 

"Itu tidak masalah, kalau kau mau aku bisa membeli sebuah rumah untukmu, jadi kau tidak akan keberatan kalau aku datang, kan?" 

"Tidak, itu tidak perlu."

"Jadi, di mana kau tinggal, Athena? Tuliskan saja alamatnya, aku bisa mencarinya sendiri." Thanos menyodorkan ponselnya, dan lagi - lagi Athena tidak bisa menghindar. 

"Baiklah, terima kasih. Kau tinggal dengan siapa di sana, Athena?" Lagi - lagi pertanyaan itu membuat Athena berdebar, dan sialnya Thanos dapat membaca perubahan wajah wanita itu. 

"Barangkali aku bisa membawa hadiah untuk mereka, tidak mungkin aku datang dengan tangan kosong, bukan?" Thanos tersenyum, kembali meneguk minumannya itu. 

"Kebetulan saya sendirian, tapi rumah kami saling berdekatan sehingga saya tidak merasa sendiri." Athena menegaskan seolah untuk mengingatkan Thanos agar tidak macam-macam padanya. 

"Kami? Siapa yang maksud?" 

"Para tetangga, dan hubunganku cukup baik." 

Thanos tersenyum tipis, ia bukan lelaki bodoh yang tak mengerti maksud Athena. "Kalau begitu, aku bisa membawa sesuatu untuk mereka." 

"Apa?" Athena lagi - lagi menunjukkan wajah terkejut, tapi Thanos justru tertawa lebar. 

"Astaga, baru kali ini aku bertemu wanita yang takut kepadaku. Memangnya apa yang akan kulakukan padamu, Athena?" 

"Tidak, kurasa anda salah paham. Maksudnya saya belum terbiasa dengan semua ini. saya hanya merasa aneh." Athena meremas kain penutup di pangkuannya, ia benar - benar tak sanggup berhadapan dengan Thanos lebih lama lagi. 

"Oke, kau akan terbiasa dengan ini, Athena." Thanos menyeka mulutnya setelah menghabiskan wine itu. Ia lalu kembali menatap Athena dengan seringai di bibirnya. 

"Setelah ini aku masih ada urusan, Athena. Aku akan memanggil driver untukmu." 

Athena menarik napas lega mendengar itu, ia berharap segera meninggalkan tempat ini. 

"Sebentar lagi drivernya datang, Athena. Kutemani sampai kau masuk ke dalam mobil, oke?" 

"Oh, saya bisa sendiri. Anda pasti sangat terburu - buru." Kata Athena yang tak ingin memiliki interaksi lebih dengan lelaki ini. 

"Aku sama sekali tidak terburu - buru. Mereka bisa menunggu. Jangan cemaskan soal itu." Thanos melihat jam di tangannya, lelaki itu kembali tersenyum saat Athena menatap tak sengaja. 

"Aku senang bersamamu malam ini, Athena. Kuharap kau bisa bersikap lebih santai saat bersamaku. Di luar aku bukan CEO-mu, kau mengerti?" 

Athena memejamkan matanya, sepertinya pertemuan malam ini bukanlah yang terakhir bagi mereka. Dan Athena yakin ia tak akan pernah bisa menolak Thanos, bahkan setiap perkataan lelaki itu adalah perintah baginya. 

"Itu mobilmu, Athena. Kau akan sampai ke rumah dengan selamat. Dia sopir pribadiku," Thanos mengatakan itu seraya tertawa lebar dan Athena melihat Cal di dalam sana. 

"Cal? Astaga, saya bisa pulang sendiri tanpa merepotkan orang lain." Athena tak menyangka kalau Thanos akan memanggil Cal untuk mengantarnya pulang. 

"Masuklah, Athena. Cal akan menjadi drivermu malam ini." Thanos membuka pintu mobil itu bagi Athena dan Cal menatapnya dengan heran. Seperti yang sudah Cal duga, mungkin Thanos memang memiliki tujuan saat menanyakan wanita itu. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status