"Aku senang kau mau ikut denganku, Athena. Kau suka tempat ini?" Thanos menunjukkan wajah gembira seraya melihat ke sekeliling restoran. "Aku memesan semua meja di sini, Athena."
"Tapi untuk apa? Kita hanya butuh satu meja, kan?" tanya Athena heran. Thanos mencondongkan tubuhnya, lebih mendekat ke arah Athena, lelaki itu lalu berkata pelan. "Karena tak seorangpun boleh melihatku bersama seorang wanita. Jika bertemu klien tentu saja aku akan membawa Cal atau yang lain, Athena." Athena menarik napas panjang saat mendengar itu, entah kenapa bayangan menakutkan tentang semua yang dikatakan Jane tadi muncul memenuhi kepalanya. Memangnya kenapa? Pertanyaan itu hanya berada di ujung bibir Athena tanpa berani ia ucapkan. Bagaimanapun juga lelaki yang sekarang berada di depannya adalah CEO di mana ia bekerja, sesuatu yang tak pernah Athena sangka sebelumnya. Dirinya akan duduk satu meja dan hanya berdua dengan Thanos. Thanos tersenyum lagi saat melihat Athena hanya diam saat mendengar alasannya itu. "Aku senang karena kau tidak banyak bertanya, Athena. Kau pasti tahu posisiku. Sebagai seorang CEO perusahaan besar, semua gerak gerikku akan diawasi. Bahkan saat itu menyangkut urusan pribadiku. Itulah kenapa aku harus menyewa semua meja di sini. Kau paham, kan?"Athena tersenyum kecil, sepertinya apa yang ia pikirkan tadi adalah salah. Benar, kenapa ia harus memikirkan semua ucapan Jane tadi? Bukankah nama Thanos bahkan tidak ada di artikel tentang tewasnya wanita itu? Jadi, apa yang harus ia cemaskan sekarang? "Saya mengerti," jawab Athena. Thanos menatap ke arah beberapa pelayan yang sudah menunggu di sana, dan semua bergerak menyajikan makanan terbaik di atas meja mereka. "Aku tidak terbiasa dengan ini," kata Athena yang merasa aneh dengan semua pelayanan di sana. "Tidak perlu kau pikirkan, anggap saja aku menyambut kedatanganmu di perusahaanku, Athena. Kuharap kau menyukai semua yang dihidangkan di meja ini." Thanos meraih gelas yang telah diisi wine merah itu, menyodorkannya kepada Athena, "Untuk pertemuan pertama kita, Athena." Athena sungguh tak mengerti dengan perkataan Thanos, mungkinkah lelaki ini akan mengundangnya lagi? Tapi kenapa? Kenapa harus Athena? "Pertemuan pertama kita?" Athena bertanya ragu dan Thanos mengangguk membenarkan. "Kenapa? Kau tidak suka bertemu lagi denganku, Athena?" "Bagaimana mungkin begitu, kau adalah CEO-nya." Athena berkata gugup, membuat Thanos tertawa senang. "Bagus! Karena memang tidak pernah ada yang bisa menolakku." Thanos tersenyum miring, membuat Athena kembali merasa tak nyaman. Athena menatap lelaki itu, saat Thanos terlihat begitu menikmati makan malamnya yang hangat. Baru beberapa menit ia duduk bersama Thanos, tapi ia sudah merasa kalau lelaki ini tidak bisa dibantah. "Apa yang kau pikirkan?" Thanos bertanya tiba - tiba, membuat Athena terkesiap. "Eh, tidak... Anu..." "Hmm? Kau tidak suka makanannya atau kau sedang memikirkan sesuatu tentangku?" Athena mengatupkan kedua bibirnya, tatapan Thanos membuatnya semakin tertekan di sana. "Kenapa tidak menjawabku, Athena?" "Aku tidak memikirkan apapun, sungguh." Athena menjawab tegas, seakan untuk menutupi rasa cemasnya itu. "Baiklah, tapi aku bisa dengan mudah membaca mimik wajahmu itu, Athena. Kau bisa mengatakan padaku tentang semua hal. Kuharap kau tidak mendengar cerita buruk tentangku." Thanos mengatakan itu dengan tegas sembari menyesap semua winenya. "Tentu saja tidak. Aku tidak mendengar apapun tentang anda." "Bagus! Kau ingin minum lagi?""Tidak, sudah cukup." Athena menghela napas panjang, rasanya ia ingin segera pergi dari hadapan Thanos. Sebenarnya apa yang sedang terjadi di sini, lelaki itu terus mengatakan sesuatu yang tak bisa dibantah. "Di mana kau tinggal, Athena? Mungkin suatu hari nanti aku ingin berkunjung. Kau tidak keberatan, bukan?" "Ya?" "Pertanyaanku cukup jelas, bukan?" Kau tidak ingin aku datang?"Athena menyentuh anak rambut yang jatuh di keningnya, bibirnya mengulaskan sedikit senyuman. "Rumahku tidak besar, kurasa anda tidak akan nyaman di sana." "Itu tidak masalah, kalau kau mau aku bisa membeli sebuah rumah untukmu, jadi kau tidak akan keberatan kalau aku datang, kan?" "Tidak, itu tidak perlu.""Jadi, di mana kau tinggal, Athena? Tuliskan saja alamatnya, aku bisa mencarinya sendiri." Thanos menyodorkan ponselnya, dan lagi - lagi Athena tidak bisa menghindar. "Baiklah, terima kasih. Kau tinggal dengan siapa di sana, Athena?" Lagi - lagi pertanyaan itu membuat Athena berdebar, dan sialnya Thanos dapat membaca perubahan wajah wanita itu. "Barangkali aku bisa membawa hadiah untuk mereka, tidak mungkin aku datang dengan tangan kosong, bukan?" Thanos tersenyum, kembali meneguk minumannya itu. "Kebetulan saya sendirian, tapi rumah kami saling berdekatan sehingga saya tidak merasa sendiri." Athena menegaskan seolah untuk mengingatkan Thanos agar tidak macam-macam padanya. "Kami? Siapa yang maksud?" "Para tetangga, dan hubunganku cukup baik." Thanos tersenyum tipis, ia bukan lelaki bodoh yang tak mengerti maksud Athena. "Kalau begitu, aku bisa membawa sesuatu untuk mereka." "Apa?" Athena lagi - lagi menunjukkan wajah terkejut, tapi Thanos justru tertawa lebar. "Astaga, baru kali ini aku bertemu wanita yang takut kepadaku. Memangnya apa yang akan kulakukan padamu, Athena?" "Tidak, kurasa anda salah paham. Maksudnya saya belum terbiasa dengan semua ini. saya hanya merasa aneh." Athena meremas kain penutup di pangkuannya, ia benar - benar tak sanggup berhadapan dengan Thanos lebih lama lagi. "Oke, kau akan terbiasa dengan ini, Athena." Thanos menyeka mulutnya setelah menghabiskan wine itu. Ia lalu kembali menatap Athena dengan seringai di bibirnya. "Setelah ini aku masih ada urusan, Athena. Aku akan memanggil driver untukmu." Athena menarik napas lega mendengar itu, ia berharap segera meninggalkan tempat ini. "Sebentar lagi drivernya datang, Athena. Kutemani sampai kau masuk ke dalam mobil, oke?" "Oh, saya bisa sendiri. Anda pasti sangat terburu - buru." Kata Athena yang tak ingin memiliki interaksi lebih dengan lelaki ini. "Aku sama sekali tidak terburu - buru. Mereka bisa menunggu. Jangan cemaskan soal itu." Thanos melihat jam di tangannya, lelaki itu kembali tersenyum saat Athena menatap tak sengaja. "Aku senang bersamamu malam ini, Athena. Kuharap kau bisa bersikap lebih santai saat bersamaku. Di luar aku bukan CEO-mu, kau mengerti?" Athena memejamkan matanya, sepertinya pertemuan malam ini bukanlah yang terakhir bagi mereka. Dan Athena yakin ia tak akan pernah bisa menolak Thanos, bahkan setiap perkataan lelaki itu adalah perintah baginya. "Itu mobilmu, Athena. Kau akan sampai ke rumah dengan selamat. Dia sopir pribadiku," Thanos mengatakan itu seraya tertawa lebar dan Athena melihat Cal di dalam sana. "Cal? Astaga, saya bisa pulang sendiri tanpa merepotkan orang lain." Athena tak menyangka kalau Thanos akan memanggil Cal untuk mengantarnya pulang. "Masuklah, Athena. Cal akan menjadi drivermu malam ini." Thanos membuka pintu mobil itu bagi Athena dan Cal menatapnya dengan heran. Seperti yang sudah Cal duga, mungkin Thanos memang memiliki tujuan saat menanyakan wanita itu."Aku tak menyangka kau yang bersama Thanos, Athena." Cal membuka suara saat mereka telah meninggalkan restoran itu. "Ya, dia mengundangku. Dan aku tidak bisa menolaknya." Athena mengatakan itu dengan lirih, jelas terlihat kalau wanita itu cukup tertekan. "Ah, kau terlihat sangat tidak nyaman dengan Thanos, ya? Dia memang begitu." Cal tertawa kecil mencoba untuk bersikap lebih tenang. Athena menoleh, menatap Cal sesaat. "Apakah dia kerap meminta pegawainya untuk menemani makan malam, Cal? Tapi kenapa aku merasa ini sangat aneh.""Aneh? Kenapa?" Cal berpaling menatap Athena di sisinya. "Karena aku bukan pegawai yang memiliki jabatan khusus, kan? Kenapa dia memintaku? Cal, kau sangat dekat dengannya. Kau tahu sesuatu?" Cal menautkan alisnya, "Tahu tentang apa?" "Rumor itu. Seseorang mengatakannya padaku." Cal terhenyak, lelaki itu dengan cepat kembali berpaling ke arah Athena, "Rumor... Tentang apa?" "Sebenarnya, aku juga tidak percaya tapi aku hanya ingin tahu. Erica, kau pasti
"Kau mendekati Athena sekarang?" Cal menatap lurus ke arah Thanos, saat lelaki itu sedang menikmati minumannya di sebuah bar. Thanos menoleh, merasa pertanyaan itu tak menyenangkan bagi telinganya. "Apa maksudmu? Seolah aku terlalu sering bermain dengan wanita?" Cal tersenyum tipis, "Apa aku salah? Athena berbeda, Thanos. Dia bukan seperti wanita yang kau kenal selama ini."Thanos menjilat giginya, menunjukkan wajah kesal dengan ucapan Cal yang seperti itu. "Memangnya apa yang akan kulakukan kepada Athena, hah? Jangan katakan kalau kau menyukai dia." "Aku hanya memberitahumu, jangan sampai kau memperlakukan Athena seperti yang sebelum - belumnya. Athena tahu tentang berita itu, Thanos." Cal menatap sayu, membuat Thanos terkejut. "Berita itu? Maksudmu?" Lelaki itu menautkan keningnya, menatap Cal dengan matanya yang tajam. "Soal Erica. Seseorang Memberitahunya. Dan, dia bertanya padaku apakah itu benar?" "Siapa yang mengatakan itu? Dia belum masuk ke perusahaan saat peristiwa itu
Brian meremas kertas di tangannya, lelaki itu terlihat begitu kesal. Bagaimana tidak, kalau mereka tak kunjung menemukan pelaku yang diduga terlibat dengan kematian Erica, adiknya itu. "Apakah begitu sulit untuk menangkap pelakunya,hah?!" Mata Brian menyipit saat tatapannya beradu pandang dengan Zen, kawan lamanya itu. "Karena pelakunya tidak terlihat jelas, Brian. Selain itu...Erica...bukankah dia memiliki hubungan dengan beberapa lelaki?""Maksudmu, Erica mengandung dari banyak pria?Begitu?" Brian terlihat marah saat mengatakan itu. Ditatapnya Zen dengan mata membesar. "Bukan begitu, tapi menemukan pelakunya memang tidak mudah. Mungkinkah Erica pernah menceritakan sesuatu padamu, Brian?"Brian menggeleng kesal, lelaki itu menghantam dinding dengan tinjunya. "Kurasa dia tidak ingin membuatmu cemas,Brian." Tukas Zen yang tahu benar bagaimana perasaan Brian di sana. "Aku gagal menjadi kakak yang baik, Zen. Aku bahkan tidak tahu kalau Erica mengandung. Aku benar-benar tidak berguna
"Sudah lama kau tidak ke mari, Thanos. Apakah kau sesibuk itu?" Wanita berbaju seksi itu duduk di sisi Thanos, bibirnya terus mengulaskan senyuman. "Kenapa? Kau mencariku?" Thanos membalas dengan seringainya, lelaki itu kembali menyesap wine yang telah diisi kembali."Tentu saja, kau klien yang selalu kunantikan. Kau suka dengan penampilanku malam ini?" Wanita itu mencondongkan tubuhnya ke depan, memperlihatkan sebagian tubuhnya yang terbuka. "Entahlah, tapi kurasa aku mulai bosan denganmu, Emyl. Tak adakah orang baru malam ini?"Wanita yang dipanggil Emyl itu tersenyum. Tampaknya ia tak peduli dengan kata-kata Thanos yang menyinggung itu. "Orang baru tak memiliki pengalaman sepertiku. Kau tak akan puas dengannya. Lagipula hanya aku yang bisa menjaga rahasiamu, kan?""Sial! Kau mulai mengancamku?"Emyl tertawa, memperlihatkan deretan gigi putih di balik bibir merahnya itu. "Ayolah, apa yang tak bisa kulakukan? Semua permainan yang kau suka, aku sanggup memerankannya."Thanos meraih
Lelaki paruh baya itu berjalan dengan tongkat di tangannya. Penampilannya yang bisa dibilang maskulin, serta guratan ketampanan seolah mengaburkan usia senja lelaki itu. Di belakangnya berjalan dua lelaki muda bertubuh tegap, mereka begitu setia mengawal tuannya. Tak sepasang matapun berani menatap, kecuali mereka yang dianggap memiliki jabatan di sini."Anda sudah datang, Tuan." Cal adalah orang pertama yang menyambut kedatangan Megan di De Aluna. "Di mana putraku, Cal?" Megan menatap Cal dengan tajam, persis seperti tatapan Thanos ketika harapannya tak terpenuhi. "Dia belum datang, Tuan. Bagaimana kalau menunggu sebentar di ruangannya? Saya akan menghubungi dia." Kata Cal dengan begitu sopan. Megan menghela napas panjang, ia merasa kesal karena Thanos mengabaikan kedatangannya hari ini. "Baiklah, katakan padanya untuk segera datang." Megan kembali berjalan dan masuk ke dalam ruangan Thanos. ...Cukup lama Megan menunggu, rasanya ia mulai tak sabar dengan perilaku putranya itu.
"Ayo, pulang denganku, Athena." Thanos menghampiri Athena dengan mobilnya. Athena yang tergeragap tampak begitu bingung di sana. "Masuk!" Perintah Thanos yang telah membuka pintu mobilnya dari dalam. "Tapi, saya..." kata Athena ragu. "Aku tak memiliki banyak waktu untuk menunggu, Athena. Kuantar kau pulang hari ini." Tegas Thanos yang tentu saja menolak penolakan dari Athena. Athena tak memiliki pilihan kecuali menurut, bukankah memang seperti itu? Wanita itu duduk di sisi Thanos, sesuatu yang kembali membuat rasa tak nyaman di dalam dirinya. Kalau tahu begini, Athena akan memilih untuk pergi bersama staff lainnya tadi. "Tunjukkan jalannya, oke?" Suara Thanos memecah kegelisahan wanita itu. "Apa?" "Jalan menuju ke rumahmu, Athena. Aku mengantar kau pulang," kata Thanos menegaskan kalimatnya. "Cal bahkan tidak tahu kau tinggal di mana. Dia tidak menjalankan perintahku dengan benar." "Eh, itu. Saya yang memintanya. Saya tidak ingin merepotkan Cal. Mungkin sebaiknya saya juga tur
Athena memperhatikan Jane, wanita yang duduk di sudut ruangan ruang kerjanya itu. Cukup lama ia menatap wanita yang terlihat sibuk dengan laptopnya itu. Sesekali ia tampak menautkan alisnya.Athena bangun dan memilih untuk menghampiri wanita itu di sana, duduk di depannya tanpa suara."Hei, kau butuh sesuatu?" Jane bertanya lembut, seakan senang karena Athena tiba - tiba datang ke mejanya seperti itu. sesuatu yang bahkan jarang Athena lakukan padanya."Kau punya janji makan siang dengan seseorang, Jane?" "Ehm, sepertinya tidak. Kalaupun ya paling dengan teman - teman di sini saja. Kenapa? Kau butuh bantuanku?" tanya Jane dengan senyum di bibirnya."Begini, Bagaimana kalau kita makan siang berdua. Ada hal yang ingin kutanyakan padamu." Athena mengatakan itu lirih, tak ingin orang lain mendengar obrolan mereka.Jane menatap Athena dengan mata membulat, seakan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar. "Sepertinya sangat penting? Oke, aku setuju.""Terima kasih." Athena kembali ke mejanya
"Itu sangat mengerikan, Athena. Sebaiknya kau menghindari orang seperti itu." Carol meletakkan secangkir teh di depan Athena, lalu kembali duduk di sana dan menatap kawannya itu dengan cemas."Kalau aku bisa, Carol. Tapi aku tidak ingin kehilangan pekerjaanku." Jawab Athena setelah ia menceritakan semuanya perihal Thanos kepada Carol. "Kau benar, posisimu bisa dibilang tidak mudah. Aku juga tahu bagaimana kau sangat ingin bekerja di sana. Tapi, bagaimana bisa kau terlibat dengan dia setelah bekerja beberapa bulan di sana?""Itulah dia, Carol. Tiba - tiba dia memanggilku dan mengatakan sesuatu yang aneh. Seolah dia hanya ingin tahu seperti apa aku dan bagaimana aku. Aku juga tidak tahu pastinya kapan kami bertemu sebelum aku masuk ke dalam ruang kerjanya. Carol, aku sangat tidak nyaman dengan ini." Athena meneguk teh itu dan menghabiskannya seketika."Kau mau lagi?" tawar Carol."Tidak. Jantungku masih berdebar setiap kali aku mengingat tawaran itu. Datang ke kantor seperti masuk ke d