Share

Bab 1014

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 23:01:18

Di tengah keributan yang membara, Ryuki meraung dengan amarah yang menyala. "Nathan, dengarkan! Aku akan mengajarkan padamu akibat berani menghina Keluarga Zellon!” Aura di sekelilingnya kembali meningkat, dan tinju raksasa bercahaya merah tampak menggeliat lebih besar, menyimpan kekuatan yang seakan menyerap tenaga alam semesta.

Menghadapi pukulan itu, raut wajah Nathan berubah serius. Setiap sisik di tubuhnya bersinar dengan cahaya keemasan, seolah kekuatan Naga Ilahi dalam dirinya bangkit. Dalam sekejap, dia tampak diselimuti oleh sosok naga emas yang megah.

BAAM!

Pukulan tirani Ryuki menghantam Nathan dengan kekuatan yang membuat kilatan cahaya bagaikan kembang api meletus di langit malam. Gelombang udara yang tak bertuan menyapu seluruh arena, perisai pelindung yang semula menyelimuti mereka hancur berkeping-keping. Hawa panas yang dihasilkan langsung menguasai udara, membuat para seniman bela diri yang berada di sekitar pun terhuyung-huyung oleh kekuatan itu.

Tubuh Nathan terhem
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1015

    “Aku masih belum mati,” terdengar suara yang mengungkapkan keheranan sekaligus kemarahan. "Pengumuman itu terlalu ceroboh dari Martial Shrine!”Saat sebagian besar penonton bersiap meninggalkan arena, tiba-tiba suara gemuruh seperti guntur pecah dari dalam lubang besar di tengah arena. Semua mata tertuju ke sumber suara itu, bahkan orang-orang yang telah melangkah pergi pun berhenti.Di antara asap dan debu, sosok Nathan perlahan muncul kembali. Pakaiannya compang-camping, cahaya keemasan di tubuhnya meredup, namun aura yang menyelimutinya tetap terpancar kuat, seolah tak terpengaruh sedikit pun oleh serangan mematikan sebelumnya. Suasana pun berubah drastis, tak seorang pun percaya bahwa sosok pemuda itu masih mampu berdiri.“Bagaimana ini bisa terjadi?” bisik para penonton yang terpana.“Seorang yang dikagumi sebagai puncak kekuatan Ingras, seharusnya sudah hancur lebur oleh pukulan tirani Ryuki!”Beberapa di antara mereka bertanya-tanya. "Apakah Nathan ini masih manusia?” Sementar

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1016

    Melihat pemandangan itu, raut wajah Nathan berubah serius. Otot-ototnya menegang, dan dia segera menyempurnakan kekuatan Naga Ilahi dalam dirinya. Cahaya keemasan yang menyelimuti tubuhnya pun semakin menyala, menandakan kesiapan untuk menghadapi serangan maut.“Nathan, kamu terlalu meremehkanku!” seru Ryuki dengan nada penuh kemarahan.Ryuki mengendalikan kabut darah itu, hingga seketika berubah menjadi seutas kawat hidup yang menyerap petir dari awan gelap. Nathan mengernyit, menyadari bahwa Ryuki berusaha menggabungkan kekuatan petir dengan keperkasaan fisiknya.“Matilah!” teriak Ryuki sambil melambaikan kedua tangannya.Kabut darah itu pun melayang cepat, menyelimuti tubuh Nathan, diikuti oleh sambaran petir dari langit yang menakutkan. Petir itu, seolah kekuatan alam yang menindas, menghempas Nathan dengan kekuatan dahsyat.Dalam kepedihan yang mencekam, Nathan berteriak. “Aa-aahhh!” Cahaya keemasan di tubuhnya menyala semakin terang, dan seketika, sosok naga emas muncul menyatu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1017

    BAAM!Suara keras menggema, membuat Ryuki yang baru bangkit terhempas kembali ke dalam lubang. Asap dan debu beterbangan, menutupi sejenak arena dalam kekacauan.Jazer, yang menyaksikan dengan mata terbelalak, segera bangkit berdiri. Raut wajahnya berubah drastis, dilingkupi kekhawatiran dan amarah. Ryuki adalah putra tunggalnya, dia tidak akan membiarkan apapun terjadi pada anaknya, meski pertarungan ini telah melewati batas kewajaran."Kepala Keluarga," ujar Jazer, suara serak penuh emosi. Namun, Kieran dengan cepat mendekat, menahan lengan Jazer. "Tenanglah. Jika kamu turun tangan sekarang, Keluarga Zellon akan menjadi bahan tertawaan dunia bela diri. Tuan Muda belum mengeluarkan senjata ajaibnya; artinya, situasi belum kritis."Jazer terdiam, keringat dingin mengucur. Mereka pun tahu, Ryuki belum menggunakan kartu asnya, langkah gegabah tak akan membawa kebaikan bagi siapa pun.“Haaaaa!” Tiba-tiba, dari dalam lubang terdengar teriakan marah Ryuki yang menggema, disertai pancaran c

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1018

    Di arena yang penuh debu dan asap, Nathan berdiri dengan aura keemasan yang menyilaukan, sebuah kekuatan yang melebihi dugaan orang-orang. Di sisi lain, Ryuki, yang baru saja terlempar dan terjerembab ke dalam lubang, berjuang untuk bangkit meski tubuhnya sudah babak belur, tulang rusuknya patah dan dada tampak cekung. Namun, ketika kepalanya muncul ke permukaan, Nathan melangkah maju dengan langkah penuh tekad, seakan bayangan maut yang melayang mendekat.Dengan tatapan penuh kebencian, Ryuki menatap Nathan. "Nathan, apa kamu berani membunuhku? Kalau kamu berani, bukan hanya Keluarga Zellon yang akan memburu, tapi Martial Shrine pun tak akan melepaskanmu!”Namun, dengan ketegasan yang dingin, Nathan mengepalkan tinjunya, ingatan pahit akan ibunya yang disiksa di Keluarga Zellon membakar jiwanya. “Aku tidak takut pada siapa pun!” teriaknya, membalas dengan serangan yang dipenuhi dendam dan kemarahan, menghantam tubuh Ryuki yang sudah penuh luka hingga tak berdaya.Buuuugggggghhhh!Dal

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1019

    “Kamu terlalu percaya diri,” desis Nathan, sambil aura menggelegak di sekelilingnya. Ledakan kekuatan yang mendadak itu mengundang keheranan di wajah Ryuki. “Kekuatanku .… tidak berpengaruh?” gumamnya, terperangah oleh keuletan lawannya.Pedang aruna yang telah lama menjadi bagian dari jiwanya kembali terangkat, siap untuk menantang nasib. Ryuki, yang dengan cepat membunyikan lonceng lagi, memicu gelombang kekuatan yang mengalir ke seluruh arena. Suara lonceng yang merdu namun mematikan mengguncang setiap sudut medan, membuat penonton terpaku dan terdiam dalam ketakutan.Melihat Nathan yang tetap teguh di tengah badai kekuatan, Ryuki membuang loncengnya ke udara. Dalam hitungan detik, lonceng itu membesar dan menggantung megah, memancarkan aura kuno yang perlahan menyebar, seakan menekan setiap jiwa yang berada di sekitarnya. Tekanan yang mendalam itu seolah menurunkan beban dunia ke atas Nathan, namun dengan kekuatan Taiju, tubuhnya berpendar dengan cahaya keemasan, menolak setiap s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1020

    Cahaya emas menyelimuti sekeliling medan pertempuran, seketika membuat lonceng itu terhenti. “Hahaha! Sudah kukatakan, sia-sia saja kau berjuang. Terimalah nasibmu! Berlututlah, dan mungkin aku akan berbaik hati untuk tidak membunuhmu,” ejek Ryuki dengan senyum sinis, menatap Nathan yang kini berada di ambang kehancuran.Namun, Nathan tak membiarkan kata-kata itu menggoyahkan tekadnya. Kekuatan Taiju dalam dirinya kembali meledak, namun kali ini bukan hanya mengalir melalui tubuhnya. Energi itu langsung terfokus ke dalam batu mata naga yang tersembunyi dalam dirinya, memancarkan cahaya dualistik yang memukau, setengahnya merah menyala seperti api yang berkobar, setengah lagi biru dingin bagai es yang tajam.Sorot mata para penonton semakin tertuju pada keajaiban yang terjadi, tubuh Nathan perlahan berubah menjadi transparan, seolah dia mulai menghilang. Sementara batu mata naga mengambang keluar, memancarkan sinar yang menyaingi cahaya matahari. Aura yang dihasilkan bagai gelombang la

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1021

    Plak! Plak! Plak!Saat Ryuki berusaha mengungkapkan bantahan, tamparan demi tamparan kembali meluluhlantakkan sisa harga dirinya, wajahnya berubah seketika menjadi simbol kehancuran.Di tengah kekacauan, Jazer bangkit dengan aura membunuh yang menyala, menantang keberanian Nathan. “Berhenti, bedebah!”“Kepala Keluarga Zellon, ini adalah pertarungan, bukan tempat untuk melanggar aturan!” seru Milan dengan nada penuh kemarahan yang tertutup kepedihan, dia membayangkan menjadi seorang ayah yang melihat putranya terhina.Bachira, yang menyaksikan dengan ngeri, segera berteriak memperingatkan. "Jazer, awas, jangan biarkan amarah menguasaimu!”“Persertan dengan kalian semua!” Jazer berteriak penuh amarah.Saat itu pula, dua aura puncak penguasa Ingras muncul, melindungi Bachira yang berdiri dengan keberanian, meski terjebak dalam konflik keluarga yang memanas. Ketegangan semakin memuncak ketika Sancho, Ketua Martial Shrine, dengan suara dingin namun penuh wibawa, menginstruksikan. "Kembali

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1022

    “Ryuki!” gumam Jazer dengan keprihatinan mendalam, menyaksikan putranya yang kini tampak hancur.“Kepala Keluarga, sebaiknya kita segera bawa Tuan Muda ke rumah sakit untuk menyelamatkan nyawanya,” saran Kieran berjalan mendekat dengan wajah yang cemas, menyimpan kepuasan terselubung atas kejatuhan musuhnnya.Melihat Jazer membawa Ryuki pergi, Nathan menatap Ging dengan tatapan penuh amarah. "Ryuki telah pergi, maka kau yang akan menggantikannya untuk mati!” suaranya rendah namun menggema jelas ke seluruh arena, sebuah tantangan terbuka yang seakan memancing pertarungan yang tak terhindarkan.Ging tersenyum sinis. "Nak, kau terlalu arogan. Apa kau kira karena sudah mengalahkan Ryuki, kau sudah tak terkalahkan?” balasnya dengan dingin.Nathan menjawab. "Aku tak peduli soal ketangguhan. Yang kupastikan, hari ini kau harus mati! Kau telah menangkap wanitaku, dan itu tak akan kuampuni!”Pada momen itu, amarah Nathan meledak bagaikan badai, aura membunuhnya memenuhi udara, matanya berubah

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1101

    Dan saat dia berlayar menuju laut, jauh dari kota yang penuh dengan persekongkolan ini, di dalam sebuah kamar hotel, sebuah pesan telah sampai ke telinga Darwin."Ketua," seorang murid dari organisasi Fushi bergegas mendekat, wajahnya tegang dan cepat berbicara. "Sentinel telah menaiki kapal dan berlayar. Sepertinya dia pergi mencari Nathan."Darwin menatapnya sejenak, pikirannya berputar. Matanya menyipit, menimbang perkataan muridnya dengan hati-hati. "Ya," jawabnya dengan suara rendah namun penuh ketegasan. "Tidak disangka Nathan cukup cerdas, tahu cara bersembunyi di laut. Itulah sebabnya kita tak dapat menemukannya selama ini."Ada kilatan sinis di mata Darwin. Dia melangkah ke jendela, menatap keluar ke kota yang sibuk, namun pikirannya melayang jauh, menuju jauh lebih dalam, ke dalam kekuatan yang lebih gelap dan lebih kuat dari sebelumnya."Sekarang, mari kita pastikan saja. Kalau dia ingin bersembunyi di laut, kita akan membuatnya terperangkap di sana."Darwin kemudian membuk

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1100

    Waktu berlalu. Hari-hari damai di Pulau Berlian bagaikan embun pagi, tenang, namun sementara.Dalam setengah bulan, dunia bela diri di benua utama mulai melupakan nama Nathan. Forum-forum kultivasi mulai sunyi, hanya meninggalkan bisik-bisik samar tentang pembunuh siluman laut yang hilang tanpa jejak.Namun, kekuatan Nathan justru melonjak.Tingkatan dari penguasa Ingras tingkat akhir kini telah menjadi miliknya—Tahap Langit dalam Kultivator. Aura tubuhnya telah berubah. Dia tidak lagi hanya manusia dengan pedang dan amarah, dia telah menjadi noda cahaya di tengah kehampaan. Langkahnya tak terdengar, tapi setiap gerakannya mengguncang medan spiritual sekitarnya.Jika diberi waktu, Nathan yakin, dia akan mencapai tahap Villain atau setara dengan Tahap Surga. Dan dengan itu... memasuki Jiwaraga, tingkat suci yang menjanjikan keabadian.Tapi saat langit terlalu tenang, badai akan datang. Hari itu, matahari menggantung rendah di langit. Sentinel sedang duduk di halaman, mengenakan pakaian

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1099

    Wajah Hones memucat, dia menggertakkan gigi, lalu menekan telapak tangannya ke kepala siluman. Mata monster itu membara, ekor panjangnya mencuat dari air, lalu menyapu ke arah Nathan.BANG!Serangan dahsyat itu menghantam Nathan, melemparkannya sejauh puluhan meter ke belakang. Tubuhnya melayang di atas air, lalu menghentak permukaan laut. Ombak menggulung, dan sejenak tiba-tiba terdiam.Tapi ketika kabut mengendap, Nathan sudah berdiri kembali. Tubuhnya tak bergeming. Darah mengalir di bibirnya, namun matanya tetap dingin dan penuh murka. Dia tahu makhluk ini bukan siluman biasa. Itu hewan spiritual kelas atas, kekuatannya setara dengan sosok penguasa ingras tingkat akhir. Namun, kelemahan monster seperti ini jelas, mereka tak punya pikiran, hanya kekuatan dan tanpa strategi.Di seberang, Hones mulai tertawa getir. “Kau hebat di darat, Nathan! Tapi ini bukan medanmu! Di laut, kekuatanmu berkurang! Dan siluman ini, dia adalah dewa laut. Kalau kau menyerah sekarang, aku akan—”“Kau aka

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1098

    Mereka tiba di sebuah tempat sunyi, di mana bau tanah tercampur dengan aroma kematian. Tanah di situ pernah menjadi kuburan rahasia, berisi mayat dan tengkorak dari korban kekejaman mereka.Dengan tenang, Nathan mengangkat tangannya. Dua bajak laut seketika tersedot ke arahnya seperti diseret oleh kekuatan tak kasat mata. “Gali di sini,” katanya singkat.Kedua bajak laut itu saling berpandangan dengan bingung, lalu melirik ke arah Hones, menanti perintah. Namun keraguan mereka justru menjadi hukuman.PLAK!CRAACK!Dengan satu kibasan ringan dari Nathan, kepala mereka meledak, darah menyembur ke tanah seperti bunga merah berduri. Suasana seketika sunyi mencekam.“Kalian berdua! Giliran kalian, atau ….”Tanpa sepatah kata, dua bajak laut lainnya segera menggali dengan tubuh gemetar. Tak butuh waktu lama, mayat-mayat mulai bermunculan. Ada tulang belulang yang terkubur setengah, bahkan beberapa tengkorak kecil milik anak-anak. Udara mendadak membeku, seolah kematian menari di sekitar mer

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1097

    "Berhenti di situ," kata Nathan tenang, mengangkat satu tangan. "Kalau kamu tidak bisa membuat orang mati karena takut, kamu bisa saja membuat mereka mati karena bau."Suasana hening sesaat dan Hones membeku. Seumur hidupnya, belum pernah ada orang yang berani berbicara padanya seperti itu. Terlebih lagi soal bau tubuhnya."Dasar bajingan! Kau ingin mati rupanya!" Vriss meraung, melangkah cepat dengan niat menghajar Nathan.Namun baru setengah langkah mendekat, tubuh Vriss tersentak. Aura luar biasa yang memancar dari Nathan menabraknya seperti gelombang tak kasatmata. Tanpa sempat bereaksi, tubuhnya terangkat dari tanah dan menghantam dinding batu. Darah menyembur dari mulutnya, meninggalkan cipratan merah di permukaan batu yang retak.Semua terdiam. Wajah Hones memucat. Vriss bukan sembarangan, kekuatannya hampir setara dengan Hones, seorang puncak. Tapi kini, bahkan menyentuh lawannya pun tidak sempat.Nathan berdiri tak bergeming. Cahaya keemasan mulai merayap dari kulitnya, meman

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1096

    Kapal pesiar itu mulai berlayar ke arah yang tidak jelas, menuju sebuah pulau kecil yang terlihat dari kejauhan. Pulau itu tampak terisolasi, dengan bebatuan gundul yang tersebar, seakan tak ada kehidupan di sana. Namun saat mereka mendekat, bau darah yang menyengat mulai tercium, mengingatkan Nathan pada sesuatu yang sangat buruk.Di atas perahu motor cepat yang membawa mereka ke pulau itu, Nathan merasa ada sesuatu yang salah. Dengan tatapan gelap, dia melihat sekitar, kerangka tulang yang tersebar di tanah, dan yang paling mencurigakan, banyak tengkorak manusia yang tergeletak di sana, tengkorak yang hilang bagian kepalanya. Bau busuk yang menusuk membuat perutnya mual.Langit mendung menggantung di atas Pulau Berlian, pulau yang namanya indah namun menyimpan kengerian yang tak terperi.Nathan berdiri terpaku di depan tumpukan tengkorak yang menggunung. Kaki para awak kapal gemetar hebat, tubuh mereka nyaris roboh, dan hanya bisa disangga oleh rekan-rekannya yang juga gemetaran. Pe

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1095

    Bajak laut itu mengedipkan matanya kepada yang lain, memberi isyarat untuk memeriksa. Beberapa bajak laut bergegas pergi, melangkah cepat menuju bagian dalam kapal untuk memastikan kebenaran kata-kata awak kapal itu.Setelah beberapa saat, mereka kembali, wajah mereka tidak menunjukkan ekspresi apapun, hanya kebosanan yang samar."Memang benar hanya ada satu penumpang di sini," salah satu bajak laut itu melapor, suara datar tanpa emosi.Namun, ketegangan yang ada tak kunjung surut. "Ketua," salah satu bajak laut bertanya dengan cemas. "Apakah kita hanya akan membiarkan mereka hidup begitu saja? Apa yang harus kita lakukan setelah ini?"Bajak laut dengan tengkorak merah di dadanya mengerutkan kening, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam. "Sial, hanya sedikit orang. Tapi, ini masih lebih baik daripada tak mendapatkan apapun."Dia memutar tubuhnya dengan tidak sabar, menyapu tangan ke udara seperti menepis gangguan kecil. "Bawa mereka semua kembali. Dan soal apa yang akan ter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1094

    Di atas lautan yang luas dan sunyi, kapal pesiar mewah itu melayang di atas ombak yang tenang.Kapal itu terlihat seperti benda asing di tengah kebiruan, tak ada tujuan yang jelas selain mengambang. Di dalam, hanya ada Nathan, yang seakan mengasingkan diri dalam hening yang menyesakkan. Dalam kamar yang sederhana, tanpa hiasan berlebihan, dia duduk bersila.Setiap tarikan napasnya terasa berat, seolah seluruh tubuhnya menanggung beban yang jauh lebih besar dari sekadar fisik. “Jika aku bisa mencapai tahap Surga,” pikirnya, memejamkan mata dan merasakan aliran energi di dalam tubuhnya. "Mungkin aku bisa menyelamatkan ibuku dan Sarah. Jika bukan itu, setidaknya aku bisa menyelamatkan diri sendiri dari kejaran semua orang yang ingin menghabisiku.”Namun, perjalanan itu tidaklah mudah. Tahap Surga bukan hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang kesetiaan terhadap diri sendiri. Setelah mencapai tahap ini, tubuhnya akan terasa abadi, seolah tidak terikat oleh hukum dunia. Namun, seperti sem

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1093

    Raut wajahnya dingin dan penuh percaya diri. “Sekarang, sudah cukup alasan bagimu untuk tunduk?”Tubuh Darwin menegang, dan untuk sesaat, hanya ada keheningan. Lalu dia membungkuk dalam-dalam. “Perintah diterima.”Sancho melemparkan sebuah amplop ke atas meja, yang mendarat dengan suara tumpul. “Di dalamnya ada target, bunuh dia. Gagal atau berhasil, namaku tidak pernah disebut. Anggap saja aku tidak pernah ada.”“Siap laksanakan,” jawab Darwin tanpa ragu, meski ada jejak ketegangan di suaranya.Begitu Sancho menghilang ke balik bayangan, Darwin membuka amplop itu dengan hati-hati. Sebuah foto tergelincir keluar dan wajah yang muncul membuat darahnya berdesir.“Nathan?”“Tuan Ketua Martial Shrine. kau ternyata menyembunyikan lebih dari yang kutahu!”Sementara itu, dunia bela diri tengah bergolak.Di forum-forum rahasia, nama Nathan menjadi pusat badai. Harga kepalanya terus meroket. Tidak hanya uang dan ramuan, bahkan artefak langka ditawarkan untuk sekadar mendapatkan jejak keberadaa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status