Share

Bab 1114

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2025-05-15 23:40:18

Malam itu, mobil hitam mengantar mereka menuju kediaman keluarga Arteta. Rumah besar dengan arsitektur kuno bergaya Eropa itu menyambut mereka dengan lampu-lampu temaram yang menambah suasana misterius. Scholar, dengan jubah mewah dan senyum penuh pesona, menyambut Nathan secara langsung di halaman depan.

Saat melihat sosok pemuda yang memasuki kediamannya, Scholar mendekat dengan wajah senang. “Hahaha! Nathan!” serunya, menggenggam tangan Nathan erat. “Akhirnya aku bisa melihat langsung pemuda yang selama ini diceritakan Bachira. Luar biasa, benar-benar luar biasa!”

Nathan menunduk sopan. “Terima kasih atas undangannya, Kepala Keluarga.”

Perjamuan sudah disiapkan. Meja bundar besar dipenuhi hidangan lezat dari berbagai penjuru dunia. Scholar mempersilakan Nathan duduk di sebelahnya, posisi terhormat yang menunjukkan bahwa malam itu, Nathan adalah tamu utama.

“Anggap saja ini rumah sendiri,” kata Scholar ramah. “Aku senang Bachira punya teman seperti dirimu.”

Ia menoleh pada anaknya d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1268

    Nathan sedang berjalan santai di jalanan Moniyan yang ramai.Dia sengaja. Setelah gagal menyelamatkan Sarah, dia tidak langsung kabur. Dia tahu Martial Shrine pasti sedang kalang kabut mencarinya, dan dia ingin memberi mereka apa yang mereka cari. Dia ingin memancing mereka keluar.‘Kekuatanku sekarang mungkin belum cukup buat meluluhlantahkan seluruh markas mereka,’ pikirnya. ‘Tapi hanya untuk melayani beberapa cecunguk yang mereka kirim, sih, gampang.’Apalagi sekarang ia punya token giok. Jika situasinya gawat, kabur itu urusan gampang. Jadi rencananya simpel, pancing, jika bisa dilawan, hajar. Jika tidak bisa ya kabur. Dia tidak akan membiarkan orang-orang Martial Shrine tidur nyenyak selagi Sarah menderita.Saat sedang berjalan tanpa tujuan, dua aura tiba-tiba masuk ke dalam radarnya. Anehnya, aura itu terasa lemah. Mungkin hanya setingkat puncak penguasa Ingras awal.‘Serius?’ batinnya geli. ‘Martial Shrine ngirim orang selevel ini untuk melawanku?.’Meski begitu, ia tetap waspa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1267

    "Dirasuki roh jahat?" timpal yang lain dengan suara ngeri. "Jadi yang kita hadapi ini hanya cangkangnya aja?"Sancho langsung membantah. "Tidak mungkin. Ryujin sudah beberapa kali bertemu dengannya. Kalau ada roh jahat, orang setingkat Ryujin pasti bisa merasakannya.""Tapi kemampuannya menyerap kekuatan orang lain itu jelas bukan ilmu biasa!" sahut yang lain lagi. "Itu ciri khas ilmu sesat!"“Sudah, sudah!" Sancho membanting tangannya ke meja, hentikan diskusi liar itu. "Dirasuki atau tidak, biar aku yang cari cara untuk memastikannya. Yang jelas," ia menatap tajam ke semua orang, "Bocah ini harus mati. Kalau dibiarkan, cepat atau lambat dia yang akan menyingkirkan kita semua."Jazer tersenyum tipis. "Ngomong-ngomong soal menyingkirkan, Ketua Sancho. Bukankah Anda sudah mengirim beberapa aset untuk menyingkirkannya? Kudengar mereka gagal, ya?"Wajah Sancho langsung mengeras mendengar sindiran halus itu. "Jangan bahas itu lagi," geramnya.Ia menarik napas dalam-dalam, lalu membuat se

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1266

    Nathan terhuyung keluar dari portal, kembali ke gang sempit yang pengap di sebelah Martial Shrine. Ia tidak langsung pergi. Ia hanya berdiri di sana, bersandar ke dinding yang dingin, membiarkan rasa sakit dan kegagalannya meresap. Bayangan jeruji besi dan lengan Sarah yang penuh bekas jarum terus berputar di kepalanya.Setelah beberapa lama, suara langkah kaki dari jalan utama menyadarkannya. Ia menarik napas dalam-dalam, menekan semua emosinya, lalu menghilang ke dalam bayang-bayang.Beberapa detik kemudian, Sancho dan seorang anak buahnya tiba di gang itu."Ketua Aliansi, sepertinya dia kabur lewat sini," lapor anak buahnya. "Energi dari senjata teleportasinya masih terasa.""Perketat formasi sihir di penjara bawah tanah!" perintah Sancho, wajahnya gelap. "Buat jadi berlapis-lapis! Aku mau tempat itu jadi sangkar yang bahkan lalat pun tidak bisa masuk atau keluar!""Siap laksanakan!"Sancho kembali ke aula utama Martial Shrine, suasana hatinya lebih buruk dari cuaca badai. Tekanan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1265

    Benturan itu tidak menghasilkan suara keras, hanya suara desisan mengerikan saat api darah mencoba melahap sihir pertahanan kuno itu. Getarannya begitu kuat hingga tangan Nathan robek, darah segar mengalir deras dari pergelangan tangannya.Dan hasilnya tetap sama.Pedang Aruna jatuh dari genggamannya yang lemas, berdentang keras di atas lantai. Nathan merosot ke lantai, terduduk lemas. Matanya yang tadinya membara kini kosong, dipenuhi keputusasaan yang tak berdasar."Kenapa..." bisiknya pada keheningan. "Kenapa bisa seperti ini?"Ia telah menggunakan segalanya. Kekuatan. Sihir. Bahkan darahnya sendiri.Tapi ia tetap gagal. Ia bahkan tidak bisa menyelamatkan satu orang yang paling ia cintai.Sarah menatap pergelangan tangan Nathan yang terluka parah. Tanpa ragu, ia merobek selendang sutra yang ia kenakan, memasukkannya melalui celah jeruji, dan dengan tangan gemetar, ia mulai membalut luka Nathan dengan lembut.Nathan menatapnya, air mata amarah dan kesedihan akhirnya tumpah. "Sarah,"

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1264

    Melihat air mata Nathan, Sarah justru tersenyum lembut. Ia mengulurkan tangannya yang bebas, mencoba menyeka pipi Nathan melalui jeruji. "Hei, pria dewasa kok menangis," bisiknya. "Aku baik-baik saja, sungguh. Mereka memberiku makan dengan baik, tempat ini bersih. Mereka tidak berani macam-macam padaku."Keberanian dan kebaikan hati Sarah di tengah penderitaannya sendiri membuat hati Nathan semakin hancur."Sarah," katanya, suaranya serak karena amarah yang tertahan. "Mundurlah. Aku akan mengeluarkanmu sekarang."Sarah mundur ke belakang sel. Nathan menatap pintu jeruji besi yang tebal itu. Ia mengepalkan tangannya, dan cahaya keemasan meledak. Dengan raungan, ia menghantamkan seluruh kekuatannya ke pintu itu.BRAKK!Suara benturan logam yang tumpul menggema, tetapi jeruji itu bahkan tidak bergetar. Kekuatan puluhan ribu pon miliknya seolah lenyap ditelan oleh logam hitam itu.‘Formasi sihir?’Nathan memanggil Pedang Aruna. Bilah pedang itu berkobar dengan api naga yang ganas. Dengan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1263

    "Benarkah?"Tawa Ryuki berhenti. Ia menoleh perlahan ke arah Andez, sebuah senyum yang sangat menyeramkan dan tidak wajar terukir di wajahnya.Perasaan tidak enak yang luar biasa menyergap hati Andez. Ia refleks melangkah mundur.Tapi sudah terlambat."Terima kasih telah membebaskanku, Guru," bisik Ryuki. Dengan kecepatan kilat, tangannya yang pucat terulur, bukan untuk memukul, tetapi untuk dengan lembut menepuk pipi Andez.Sentuhan itu terasa sedingin es. Sebelum Andez bisa bereaksi, tangan itu mencengkeram kepalanya seperti cakar baja.Dalam sekejap, kekuatan hidup Andez mulai disedot secara liar oleh murid yang baru saja ia selamatkan.***Di sebuah gang yang sunyi di belakang Martial Shrine, Nathan menarik napas dalam-dalam. Di tangannya, Token Giok terasa dingin. Ia menyuntikkan kekuatan spiritualnya, dan artefak itu bersinar dengan cahaya redup. Tanpa ragu, ia melemparkannya ke dinding di hadapannya.Sebuah portal gelap yang berputar seperti pusaran air muncul, menelan cahaya d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status