共有

Bab 149

作者: Imgnmln
last update 最終更新日: 2024-05-05 18:27:35

“.... Kamu boleh terus memanggil orang dari Klan Martyr, panggilah pemimpin klan Martyr, atau ….” Nathan berhenti di hadapannya dengan dingin. “Mati!”

Rendy menatap Nathan dengan ketakutan dimatanya, namun tangannya perlahan mengeluarkan ponselnya dengan gemetar. Melihat Nathan tidak menghentikannya, Rendy langsung menghubungi Richard.

[Tuan Muda Rendy, apa masalahnya sudah selesai, cepat sekali? Atau Tuan Muda mau mentransfer sisa pembayarannya?]

Sebegitu teleponnya tersambung, Richard bertanya dengan semangat.

“Kak Richard, semua orangmu sudah dilumpuhkan, mereka sama sekali bukan lawannya, anggota Klan Martyr kalian juga tidak berguna!” Rendy berkata dengan tidak puas, tiga puluh orang bahkan tidak bisa menandingi Nathan yang hanya seorang diri.

Richard yang mendengarnya seketika bangkit dari kursinya. “Apa katamu? Semua anggotaku dilumpuhkan?”

“Benar, ada yang kakinya patah, ada yang tangannya patah, sudah seperti dihantam bencana, kalau tidak percaya, coba dengarkan!” Rendy ber
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (1)
goodnovel comment avatar
Bang Oyas Situmorang
Apa penulis tidak letih meletakkan Nathan dalam posisi receh seperti ini? Berkelahi hanya karena hal hal sepele? Seharusnya Nathan itu sedang dalam proses upgrade dirinya, menemukan barang-barang gaib yang meningkatkan energinya, bertemu musuh yang lebih kuat, bercinta dengan hebat
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1280

    Saat Sancho sadar dirinya baru saja dikerjai dengan trik paling murahan, amarahnya meledak."Bajingan! Beraninya kau membohongiku!" raungnya seperti guntur. "Kejar! Senjata teleportasi itu jangkauannya terbatas! Temukan dia! Siapa pun yang menemukan jejaknya, lapor padaku!"Para anggota Martial Shrine yang tersisa berhamburan, menyebar untuk memulai perburuan.Sancho dengan napas terengah-engah karena marah, menoleh dan menatap tajam ke arah Jazer, yang sejak tadi hanya berdiri menonton pertunjukan tanpa bergerak sedikit pun."Jazer," desis Sancho. "Jangan lupa, Keluarga Zellon juga bagian dari aliansi ini. Anakmu dibuat lumpuh olehnya. Kenapa kau hanya diam saja?"Jazer menatapnya dengan senyum sopan yang menyebalkan. "Ketua Sancho, Anda ini kan ahlinya. Buat apa saya ikut campur? Malah merepotkan nanti. Lagipula, saya masih ada urusan keluarga. Permisi dulu."Tanpa menunggu jawaban, Jazer berbalik dan pergi dengan santai. Sancho menatap punggungnya, hampir mati karena jengkel, tapi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1279

    Di seberang jalan, Scholar dan Milan menahan napas, wajah mereka pucat pasi. Sementara itu, Sancho tersenyum puas. Selesai sudah.BRAKK! KLANG! BANG!Suara benturan logam yang kacau balau terdengar. Senjata-senjata itu patah berkeping-keping. Benang-benang energi itu putus. Dan yang paling mengejutkan, sisik-sisik emas di tubuh Nathan meledak ke luar seperti pecahan peluru.Serangan gabungan itu memang tidak berhasil menembus dagingnya, tetapi mereka berhasil menghancurkan pertahanan luarnya, Tubuh Vajra Naga Emas miliknya.Dari tengah kepulan asap dan debu, Nathan melangkah keluar. Tanpa baju zirah emasnya, tubuh fisiknya yang sempurna kini terekspos, otot-ototnya menegang dan memancarkan cahaya keemasan yang redup. Wajahnya dipenuhi amarah yang dingin."Matilah," desisnya.Ia melayangkan tinjunya. Seekor naga emas yang agung melesat dari kepalan tangannya, meraung, dan langsung menelan hidup-hidup musuh.Tanpa jeda, pukulan lainnya menghabisi nyawa orang lain. Dalam sekejap, pengepu

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1278

    Di dalam, Nathan bisa mendengar teriakan itu dengan jelas."Bachira!" kata Scholar dengan cepat. "Kumpulkan semua orang kita yang ada di kota! Kita akan mengawal Tuan Nathan keluar!"Tapi Nathan mengangkat tangannya, menghentikan mereka. "Tidak perlu," katanya tenang. "Kalian di sini hanya akan jadi target. Aku bisa bergerak lebih bebas kalau sendirian.""Tapi Tuan Nathan, mereka puluhan orang!" bujuk Scholar. "Dan Sancho, kekuatannya tidak bisa ditebak!""Aku punya perhitunganku sendiri," kata Nathan, senyumnya penuh keyakinan. Ia menepuk pundak Scholar, lalu berjalan keluar dengan langkah mantap.Saat ia melangkahkan kaki keluar dari gedung, puluhan anggota elit Martial Shrine langsung mengepungnya, aura membunuh mereka mengunci setiap pergerakannya."Nathan," cibir Sancho. "Berani juga kau keluar. Sekarang Ryujin sudah angkat tangan, aku ingin melihat kesombonganmu sampai kapan!""Berisik," balas Nathan, melirik kerumunan di sekelilingnya. "Jika kau memang berani, majulah.""Kau,"

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1277

    Wajah Sancho pucat pasi. Ia jatuh kembali ke kursinya, kalah telak. Skenario yang sudah ia bangun dengan susah payah hancur berkeping-keping hanya dengan satu lambaian tangan Ryujin.‘Kalau bukan dirasuki, lalu bagaimana mungkin kekuatan anak ini?’Di sisi lain ruangan, hanya Jazer yang tersenyum tipis penuh arti."Baiklah," kata Ryujin tiba-tiba, suaranya kembali normal. "Hari ini cukup sampai di sini. Waspadai para sosok berjubah hitam itu. Laporkan jika ada pergerakan. Rapat selesai."“Hah?”Semua orang melongo. Ratusan pemimpin klan dan keluarga dikumpulkan dari seluruh penjuru Moniyan, dibuat tegang setengah mati, hanya untuk rapat lima menit yang isinya bisa disampaikan lewat sepucuk surat?Ini... ini lelucon?Meskipun bingung, tidak ada yang berani protes. Mereka hanya bisa bangkit dan berpamitan dengan canggung.Saat itulah Sancho dalam upaya terakhirnya untuk menyelamatkan muka dan mungkin juga nyawanya, kembali berdiri. "Tuan Ryujin!" serunya. "Nathan telah membunuh anggota

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1276

    "Aku yakin kalian semua sudah lihat," kata Sancho, menunjuk ke arah Nathan. "Nathan! Dalam beberapa bulan, dari seorang pemuda biasa menjadi seorang Villain. Katakan padaku, apa ada manusia di dunia ini yang sebakat itu?"Nathan akhirnya menoleh, menatap Sancho dengan tatapan geli. "Iri, ya, Pak Tua?" ejeknya dengan santai.Wajah Sancho langsung memerah."Kalau memang punya kemampuan, kenapa tidak coba sendiri jadi Villain dalam beberapa bulan?" lanjut Nathan, senyumnya semakin lebar. "Kalau diri sendiri tidak mampu, jangan menggubris orang lain, paham?""Bajingan!" geram Sancho. Ia setengah bangkit dari kursinya, tapi tatapan tajam dari Ryujin membuatnya kembali duduk, menahan amarahnya yang meluap."Bakatmu boleh saja luar biasa," desis Sancho, mencoba kembali menguasai keadaan. "Tapi bagaimana kau menjelaskan soal teknik Seirei? Kau pikir tidak ada yang lihat saat kau menyerap kekuatan lawanmu di kediaman Wilford?""Kenapa aku harus menjelaskan padamu?" balas Nathan enteng. "Di dun

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1275

    "Tuan Ryujin, lantas..." Sancho mencoba protes.Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, Ryujin menoleh padanya. Hanya sebuah tatapan. Tapi tatapan itu terasa seperti gunung yang menimpa jiwa Sancho, membuatnya tercekik dan menelan kembali semua kata-katanya."Kubilang, rapat dimulai," kata Ryujin, suaranya ringan tapi mengandung tekanan yang tak terbantahkan. "Masalah lain bisa diurus nanti. Kalau ada yang tidak puas," ia berhenti sejenak, mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, "Pintu keluar ada di sana. Silahkan pergi sekarang."Siapa yang berani?Melihat tidak ada yang bergerak, Ryujin melanjutkan. "Aku mengumpulkan kalian semua hari ini untuk membahas satu hal, kebangkitan para kultivator hitam."Ia menceritakan laporan yang masuk dari berbagai daerah, tentang sosok-sosok berjubah hitam yang menggunakan teknik Seirei untuk menyerap esensi para kultivator."Karena mereka sudah berani terang-terangan, maka sudah menjadi kewajiban kalian melahap jiwasemua untuk membasmi mere

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status