Compartilhar

Bab 224

Autor: Imgnmln
last update Última atualização: 2024-06-06 23:19:27

“Marco?” Sarah merasa terkejut. “A-apa yang kamu lakukan?!”

“Tidak, kamu salah sangka, Rendy yang menangkapmu, sedangkan aku kemari untuk menolongmu,” Sambil berbicara, dia maju untuk melepaskan tali yang mengikat Sarah.

Melihat Marco membantunya melepaskan tali ikatan, hati Sarah yang gelisah seketika merasa lega, raut wajahnya juga kelihatan membaik.

“Sebenarnya apa yang sedang terjadi?” Sarah bertanya sambil mengelus pergelangan tangannya yang terasa nyeri.

“Rendy sangat membenci Nathan, jadi dia menangkapmu untuk memancing Nathan kemari agar bisa membunuhnya!” Marco memberi penjelasan kepada Sarah, senyuman picik tersungging di sudut bibirnya.

Mendengar perkataannya, Sarah seketika menjadi panik. “Marco, berikan ponselku, aku akan menelpon Nathan, jangan sampai dia terjebak!”

Didalam mata Marco terlintas perasaan cemburu melihat tampang Sarah yang mengkhawatirkan keselamatan Nathan. “Sarah, dia hanyalah seorang mantan narapidana, mengapa kamu sangat peduli terhadapnya?”

Sarah ter
Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App
Capítulo bloqueado
Comentários (1)
goodnovel comment avatar
Azka Aghazzi
udah nunggu lama update nggak niat
VER TODOS OS COMENTÁRIOS

Último capítulo

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1430

    "Ketua Sancho, rumor mengatakan dia adalah Hemin. Apa menurut Anda itu mungkin?" tanya Ryuki."Tidak mungkin," Sancho menggelengkan kepalanya dengan keyakinan penuh."Mengapa Anda begitu yakin?""Saat itu, kami melihatnya sendiri melompat dari tebing. Mayatnya kemudian ditemukan, meskipun sudah dimakan binatang buas. Bagaimana mungkin orang yang sudah mati selama dua puluh tahun bisa kembali?" Sancho menyajikan analisisnya dengan tenang. "Lagi pula, Hemin saat itu adalah seorang Villain tingkat puncak saat itu. Setelah dua puluh tahun, kekuatannya pasti sudah mencapai tingkat yang tak terbayangkan. Seorang ahli setingkat itu, jika ingin balas dendam, apa masih perlu bersembunyi dan menyerang diam-diam?"Analisis Sancho yang logis itu membuat Ryuki mengangguk. Perkataan Sancho memang benar.Setelah mengantar ayah dan anak keluarga Zellon itu pergi, Sancho berjalan sendirian, menuruni tangga menuju ke penjara bawah tanah Martial Shrine. Tempat ini adalah rahasia terdalam aliansi, sebuah

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1429

    Setelah ayah dan anak itu pergi, Sancho segera mengirim orang untuk menyelidiki. Ia sendiri harus pergi menenangkan para anggota klan yang ketakutan.Tetapi kepanikan sudah menyebar seperti api. Berita tentang pesan yang terukir di tubuh para korban—Mereka yang bergabung dengan Martial Shrine akan mati—menyebar dengan cepat. Menghadapi ancaman dari pembunuh misterius yang begitu kejam, beberapa klan yang baru saja bergabung mulai berpikir dua kali.Untuk melindungi diri mereka sendiri, satu per satu, mereka mulai mengumumkan pengunduran diri mereka dari Martial Shrine. Fondasi kekaisaran baru Kaidar dan Sancho mulai retak.Meskipun beberapa klan telah mengundurkan diri dari Martial Shrine, pembantaian tetap berlanjut. Saat ini, seluruh komunitas seni bela diri di kota Moniyan berada dalam cengkeraman teror. Beberapa klan bahkan mulai mengemasi barang-barang mereka, pindah dari kota untuk menghindari nasib mengerikan yang datang di tengah malam.Di tengah kepanikan itu, sebuah nama dar

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1428

    Keesokan paginya, seluruh komunitas seni bela diri di kota Moniyan gempar.Dalam satu malam, tiga belas klan dan keluarga dibasmi sepenuhnya. Lenyap. Semua ahli di atas tahap Villain ditemukan sebagai mayat kering, kekuatan mereka telah disedot habis."Siapa yang berani melakukan ini?""Klan-klan ini baru saja bergabung dengan Martial Shrine! Ini adalah tamparan langsung di wajah mereka!""Pasti perbuatan kultivator hitam! Lihat cara mereka mati!"Diskusi dan kepanikan yang tak terhitung jumlahnya membanjiri forum-forum bela diri.Di dalam markas besar Martial Shrine, suasana terasa begitu dingin. Beberapa mayat kering yang paling penting tersusun rapi di depan Sancho. Dan di dada setiap mayat, terukir satu kata dengan goresan yang dalam. Jika digabungkan, tulisan itu berbunyi.[Mereka yang bergabung dengan Martial Shrine akan mati.]"S-siapa…" amarah Sancho meledak. "Siapa yang berani menantang kita?!"Namun pada saat itu, Kaidar berjongkok dengan tenang, meletakkan tangannya dengan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1427

    "Membunuhku?" Hoga kebingungan. "Adakah dendam di antara kita? Mengapa kau ingin membunuhku?""Mengapa?" Nathan mendengus dingin. Ia segera melepas topengnya.Saat Hoga melihat wajah Nathan, seluruh tubuhnya langsung membeku. Wajahnya yang tadinya angkuh berubah menjadi topeng teror murni."Nathan... kau... belum mati?" ulang Hoga, suaranya bergetar, tidak bisa mempercayai hantu yang berdiri di hadapannya."Tentu saja aku belum mati," kata Nathan, suaranya tenang namun terdengar lebih dingin dari angin malam. "Aku tidak hanya belum mati, tapi kekuatanku telah meningkat pesat. Tidak bisakah kau merasakannya?"BRAKK!Tubuh Nathan sedikit bergetar. Seketika, sebuah tekanan yang menakutkan, berat dan tak terlihat, turun dari langit dan menghancurkan semua yang ada di aula. Hoga merasakan jantungnya diremas, seteguk darah hampir tersembur keluar, tetapi ia berhasil menahannya, kakinya gemetar hebat.Namun, anggota keluarga Benoa lainnya tidak seberuntung itu. Di bawah tekanan spiritual Nat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1426

    Kreeek~Tetapi tepat saat ia hampir mencapainya, embun beku di tubuh Ryuki mulai retak. Dengan raungan marah, Ryuki melepaskan diri dari penjara esnya, tinjunya yang diselimuti aura hitam menghantam tubuh Prisly.BRAKK!Prisly terlempar ke belakang seperti layang-layang putus, mendarat dengan keras di tanah."Prisly!"Melihat itu, mata Abel memerah karena marah dan putus asa. Ia menyerbu ke arah Ryuki sekali lagi."Huh. Tidak tahu diri." Ryuki melambaikan tangannya dengan santai. Tubuh Abel terlempar, jatuh tepat di samping Prisly, memuntahkan seteguk darah."Abel! Abel!" Prisly bangkit dan memanggilnya dengan gugup.Ia tidak terluka parah berkat perlindungan zirah di tubuhnya. Tetapi Abel berbeda. Tulang rusuknya patah, organ dalamnya terluka parah.Darah terus menyembur dari mulutnya. Ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada kata yang keluar."Jangan katakan apa pun," kata Prisly, menggenggam tangannya dengan erat, air matanya mulai mengalir. "Jika kau mati, kita mati bersama."

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1425

    Kesedihan menyelimuti Saibu Care seperti kabut tebal yang menolak untuk sirna. Di atas bukit yang menghadap ke timur, ke arah lautan yang telah menelan Nathan, Prisly berdiri di samping Beverly."Kak Eve," bisik Prisly lembut, "Aku bisa merasakannya. Kak Nathan pasti belum meninggal!"Tetapi Beverly tidak menjawab. Matanya yang dulu penuh semangat kini tampak lesu, tatapannya kosong tertuju pada cakrawala. Setiap hari, ia akan berdiri di sini, menanti sebuah sosok yang tak kunjung kembali. Hatinya menolak untuk menerima kenyataan."Prisly..."Sebuah suara memanggil. Abel datang dengan segenggam bunga liar berwarna kuning keemasan di tangannya. Melihatnya, ekspresi wajah Prisly berubah sedikit kesal. ‘Waktunya benar-benar tidak tepat,’ pikirnya."Apa yang kau lakukan di sini?" delik Prisly. "Tidak lihat aku sedang berbicara dengan Kak Eve?"Abel tampak malu. "Kak Eve," katanya dengan canggung, "Kak Nathan pasti akan baik-baik saja. Berita itu pasti palsu. Aku yakin sebentar lagi dia ak

Mais capítulos
Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status