Share

Bab 635

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-02 19:57:39

“Oh, tadi aku tidak sengaja menyalakan rokok!” Nathan tidak memberitahu yang sebenarnya pada Sarah dan hanya bisa berbohong padanya, dia takut Sarah akan sulit menerimanya. "Dan itu tiba-tiba rokok itu terjatuh dan membakar sofa."

Karena sudah bertahun-tahun Sarah selalu merasa dirinya adalah orang biasa, jika memberitahu dia adalah titisan dari Dewa Shamman Mamono saat ini, dan sudah tidak sama lagi dengan orang biasa, sepertinya dia akan sulit menerimanya. Apalagi Zephir hanya menebak-nebak dan belum bisa memastikan Sarah adalah titisan sang Dewa api—Shamman Mamono—sepenuhnya atau bukan, memberitahu Sarah saat ini sepertinya terlalu cepat.

“Sarah, saat berlatih tadi, apakah kamu merasakan sesuatu?” Zephir bertanya pada Sarah.

Sarah mengernyitkan keningnya dan berpikir sejenak lalu berkata. “Tidak, hanya saja, aku merasa tubuhku sangat panas.”

“Apakah kamu merasa perut bagian bawahmu terasa menggembung? Seperti ada sesuatu di dalamnya?” Nathan bertanya dengan buru-buru.

Jika Sarah da
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1343

    Seketika, rasa sakit yang luar biasa tajam menghantam benaknya, membuatnya berteriak dan memegangi kepalanya."Sudah kubilang," suara serak di benaknya kini terdengar sangat marah, setiap katanya adalah sebuah ancaman maut. "Jangan pernah berpikir untuk macam-macam dengan gadis itu. Jika kau berani menyentuhnya, bukan hanya kau, bahkan aku pun akan terbakar menjadi abu, terhapus dari eksistensi, dan tidak akan pernah bisa terlahir kembali selamanya."Di dalam benaknya, ancaman sang roh masih terasa dingin, membuat Kaidar merinding. Dia buru-buru menyingkirkan semua pikiran serakah dan tidak patuh itu. Dia sadar, sekecil apa pun niat yang terlintas di kepalanya, entitas yang bersemayam di dalam dirinya itu akan mengetahuinya.Dia baru saja berhasil menenangkan dirinya kembali saat seorang anggota Martial Shrine masuk dengan tergesa-gesa dan membungkuk hormat. "Wakil Ketua, Kepala Keluarga Zellon, Tuan Jazer, meminta izin untuk bertemu. Apa yang harus kami lakukan?"Wakil Ketua.Gelar i

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1342

    Di tengah keheningan aula utama Martial Shrine yang luas dan dingin, pria berjubah perunggu itu berdiri sendirian. Sisa dari pertemuan para bayangan tadi seakan masih tertinggal di udara. Perlahan, dia menurunkan tudungnya. Cahaya rembulan yang menerobos masuk melalui jendela tinggi menyinari sebuah wajah yang seharusnya sudah lama mati.Kaidar seolah telah terlahir kembali, namun dengan cara yang salah. Kulitnya yang dulu terbakar matahari kini menjadi putih dan halus, memberinya aura yang sedikit feminin. Namun di matanya, kilatan dingin yang familier itu masih ada, kini diperdalam oleh kebencian yang telah mendarah daging. Senyum sinis yang bengis tersungging di bibirnya.‘Nathan... kau selamanya tidak akan pernah menduga, bukan?’ pikirnya, rasa kemenangan yang manis membanjiri dirinya. ‘Bahwa aku tidak hanya akan bergabung dengan Martial Shrine, tetapi juga akan memegang kendali atas seluruh organisasi ini. Hari pembalasanku sudah dekat!’"Sudahlah, jangan terlalu narsis." Tiba-ti

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1341

    Menyadari apa yang terjadi, Nathan meraung dan menghantamkan telapak tangannya ke cahaya itu. BANG!Sebuah ledakan dahsyat terjadi, tetapi serangannya justru terpental kembali dan menghantam tubuhnya sendiri, membuatnya terlempar ke belakang. Dia baru menyadari, dia telah dijebak di dalam sebuah ruangan yang dilindungi oleh formasi terlarang yang luar biasa kuat. Dia telah dikurung."Paul! Apa artinya semua ini?!" Raungan marah Nathan menggema di dalam ruangan yang kini menjadi penjaranya. Dia memegang Pedang Aruna, dan dengan amarah yang meluap, menebas gerbang besi di hadapannya dengan sekuat tenaga.KLANG!Suara dentang yang memekakkan telinga terdengar. Kekuatan serangan balik yang mengerikan dari formasi terlarang itu membuatnya terlempar mundur beberapa langkah, pergelangan tangannya mati rasa. Di atas gerbang besi yang kokoh itu, tebasannya yang dahsyat hanya meninggalkan sebuah goresan tipis. Melihat itu, dia kembali mengayunkan pedangnya dengan membabi butaKLANG! KLANG! KLA

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1340

    Di saat yang bersamaan, puluhan kilometer jauhnya.Sancho ambruk di bawah sebatang pohon, menahan rasa sakit yang luar biasa. Wajahnya pucat pasi. Menyadari Nathan tidak lagi mengejarnya, barulah dia berani mengatur napasnya. Melihat lengannya yang kini buntung, hatinya dipenuhi oleh amarah yang membara. Kehilangan satu lengan akan mengurangi kekuatannya secara drastis. Dia semakin tidak akan menjadi tandingan Nathan."Nathan," desisnya perlahan, matanya berkilat gila. "Sampai dendam ini terbalaskan, aku bersumpah tidak akan menjadi manusia lagi."Dia perlahan bangkit, menatap ke arah Kota Moniyan lalu berbalik. Dia tahu, kembali ke sana sama saja dengan bunuh diri. Untuk membalas dendam, dia butuh bantuan. Bantuan dari kekuatan yang lebih gelap.Setelah berpikir sejenak, dia berbalik dan berjalan menuju ke selatan. Menuju lautan tak berujung. Di tepi pantai, dia menemukan sebuah perahu kecil. Tanpa menoleh ke belakang, dia mendorong perahu itu ke air dan mulai berlayar, menjauh ke da

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1339

    Nathan mengerutkan kening. Tanpa zirah emasnya, dia menyambut serangan itu dengan tangan kanannya yang terkepal, cahaya keemasan yang suci berkilauan di atasnya."Pukulan Naga Penghancur!"BAAM!Sebuah ledakan dahsyat terjadi.Tubuh Sancho terdorong mundur beberapa langkah, tetapi Nathan terlempar mundur hingga belasan langkah sebelum akhirnya berhasil menyeimbangkan diri. Melihat pemandangan ini, kepercayaan diri Sancho kembali sepenuhnya.Dia menatap Nathan dengan tatapan merendahkan. "Kau ingin membuatku merasakan penderitaan?" ejeknya. "Sayang sekali, kau tidak punya kemampuan untuk itu.""Baiklah," kata Nathan, menarik napas dalam-dalam. Suaranya tenang, tetapi menandakan bahwa permainan telah berakhir. "Aku sudah tidak ingin bermain denganmu lagi." Dia membuka tangan kanannya.Pedang Aruna seketika muncul di genggamannya. Saat bilah kelabu yang tenang itu muncul, langit dan bumi di sekitarnya seakan berubah warna. Udara menjadi berat, dan pedang itu sendiri mengeluarkan suara de

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1338

    "Dasar bocah tidak tahu diri!" raung Sancho, harga dirinya hancur lebur. Dia membalas dengan pukulan terkuatnya.BAAM!Setelah suara ledakan yang memekakkan telinga, tubuh Sancho terlempar mundur beberapa langkah. Perisai energinya hancur berkeping-keping. Dia menatap Nathan dengan dingin, napasnya terengah-engah.Dari kejauhan, sang Tetua menatap dengan ngeri. Dia bisa melihatnya dengan jelas: Nathan bertarung dengan santai, sementara Sancho sudah mulai kewalahan. Keseimbangan kekuatan dan keyakinan telah bergeser.Sancho juga memahami hal ini. Dia tahu, dalam pertarungan adu kekuatan seperti ini, dia sudah kalah. "Masalah sudah sampai di titik ini," desis Sancho, matanya berkilat dengan cahaya yang gila. "Aku tidak peduli jika kau tahu lebih banyak."Sebuah cahaya hitam dan keemasan yang cemerlang mulai bersinar dari bola di tangannya. Dalam sekejap, tubuh Sancho diselimuti oleh lapisan zirah berwarna hitam legam yang dihiasi oleh pola-pola emas yang rumit. Kabut hitam pekat berputa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status