Kaidar berdiri di balkon lantai tiga rumah besar keluarga Winaya. Dari tempat itu, dia menyaksikan Soyir dan pasukannya menghilang di ujung jalan. โNathan, kau pikir bisa melawanku? Terlalu naif,โ gumamnya sambil menyeringai sinis.Dia menoleh ke bawah, ke arah salah satu bawahannya yang setia. โBagaimana? Sudah kau kumpulkan semua anggota kuat?โโSebagian besar sudah, Tuan Muda. Tapi, ada beberapa yang menolak hadir tanpa perintah langsung dari Tuan Besar.โKaidar mengumpat sambil mengepalkan tangan. โSialan! Ayahku sedang mengasingkan diri, dan mereka masih saja tak menghormatiku sebagai pewaris sah keluarga Winaya?!โNamun, amarah itu cepat berubah menjadi senyuman licik. โTak masalah. Mereka yang datang sudah cukup. Jika Wilford dan Matilda saling menghancurkan, kita akan menjadi pihak yang terakhir tertawa.โMata Kaidar bersinar dengan kelicikan dan ambisi. โDan begitu Nathan mati, semua harta karun itu akan menjadi milikku!โSoyir mungkin terlihat garang. Tapi dalam permainan in
Kaidar menggigit lidahnya, tubuhnya menegang sepersekian detik. Tapi wajahnya tetap tenang, seolah tak gentar berdiri di hadapan seorang singa yang baru kehilangan anaknya. โNathan .โฆโ katanya, pelan namun jelas. โTuan Muda Gill dibunuh oleh Nathan!โSoyir mengernyit. Nama itu asing, namun penuh dendam. โNathan?โ ulangnya pelan. โSiapa dia?โSebelum Kaidar sempat menjawab, kepala pelayan tua melangkah maju, membisikkan informasi di telinganya. Nama, latar belakang, dan keterlibatan Nathan, semua disampaikan cepat dan ringkas.Wajah Soyir mengeras. Matanya menyipit seakan menganalisis kepingan teka-teki yang tak masuk akal. โKeponakanku tidak memiliki urusan dengan orang seperti itu. Mengapa dia harus membunuhnya?โโItu karena saya yang memperkenalkan soal menara kegelapan,โ kata Kaidar, berpura-pura tulus. โGill ingin menyelidikinya lebih lanjut dan menemui Nathan. Dia membawa beberapa orang dari pihak saya, lalu tak pernah kembali.โKaidar menyampaikan kisah itu dengan presisi nyaris
Kaidar menyeka pedangnya dengan ujung jubahnya, perlahan, seolah dia bukan baru saja membunuh orang-orang yang bersumpah setia padanya. "Mereka akan mengira Nathan yang melakukan ini," gumamnya sambil menyeret tubuhnya yang terluka kembali ke kediaman Keluarga Winaya. "Dan tidak akan ada satu pun saksi yang bisa berkata lain."***Keesokan paginya.Matahari terbit enggan dari balik celah dua gunung raksasa yang menjulang seperti rahang iblis yang siap menelan siapa pun yang berani masuk.Di sanalah, organisasi Matilda berdiriโatau lebih tepatnya, tersembunyi. Sebuah lembah sempit yang tampak kecil dari kejauhan, namun berubah menjadi ruang luas dan suram penuh gua batu alami ketika dimasuki. Angin menderu di antara celah batu seperti rintihan jiwa-jiwa yang tersesat.Nathan dan Beverly berjalan beriringan, langkah mereka berat namun mantap. Di belakang, Zephir menyusul, tampak rapuh setelah kehilangan kekuatannya. Herold telah mengirim pengawal untuk melindunginya, tanda bahwa bahkan
Sementara itu, Beverly, yang sedari tadi menatapnya dengan mata berkaca, akhirnya berkata lirih. โBolehkah aku ikut bersamamu? Aku tak sanggup tinggal di sini, hanya untuk terus mengkhawatirkanmu โฆ.โNathan menatapnya dengan lembut, lalu menggeleng pelan. โTidak, Eve, Jika kau bersamaku, kau justru dalam bahaya. Aku tak cukup kuat untuk melindungi orang lain saat ini. Dan kau pun harus mulai melatih dirimu sendiri. Siapa tahu, nanti, aku yang akan membutuhkan perlindungan darimu.โ Ucapannya dibungkus senyum hangat.Beverly tahu, itu adalah keputusan final. โYa, Tetua Herold juga sedang meracik banyak ramuan obat untukku,โ katanya sambil mencoba tersenyum. โAku akan berlatih keras.โNathan mengangguk, lalu membuka cincin ruangnya. Dari dalamnya, dia mengeluarkan lukisan aliran sunyi. โIni untukmu. Kamu tahu cara menggunakannya, kan? Ini akan mempercepat kultivasimu.โBeverly terkejut. โKenapa kamu memberikannya padaku? Bukankah kamu lebih membutuhkannya?โNathan tertawa kecil. โAku su
Bagi Nathan, bisa berkultivasi dengan tenang seperti para pendekar lainnya adalah kemewahan yang nyaris mustahil.Dunia tak memberinya waktu untuk bernapas.Satu-satunya harapan saat ini adalah meminjam perlindungan organisasi Matilda, tempat terakhir yang mungkin bisa memberinya waktu untuk tumbuh.Saat Nathan mengutarakan niatnya pada Zephir untuk menyelamatkan ibunya dari Keluarga Zellon dan Sarah dari Martial Shrine sebelum tahun naru.Zephir hanya menggeleng, sorot matanya serius. โNathan, jangan bodoh. Ini bukan sekadar misi penyelamatan. Ini perang melawan dua kekuatan terbesar di dunia bela diri!โโKeluarga Zellon dan Martial Shrine. Mereka bukan hanya apa yang terlihat di permukaan. Kau hanya melihat puncak gunung esnya!โ Zephir berjalan pelan ke arah jendela, menatap langit kelam. โKau tahu kenapa Ryujin begitu ingin melindungimu sekarang? Dia sedang memakai tanganmu untuk mengguncang dunia.โโSemakin kau menggila, semakin banyak monster lama keluar dari persembunyian mereka
Pecahnya pertempuran antara Kaidar dan Gill langsung menyeret semua anak buah ke dalam kekacauan. Dua kubu berbenturan seperti ombak ganas di malam yang gelap, tinju, pedang, dan energi spiritual bertabrakan hingga langit mendesah.Gill, meskipun jumlah anak buahnya lebih sedikit, memiliki kekuatan luar biasa. Kedua tinjunya bersinar terang, mengirimkan gelombang energi setiap kali menghantam lawan. Di sisi lain, Kaidar mengandalkan jumlah dan strategi licik untuk mengimbangi kekuatan brutal Gill.Namun, Nathan tidak tinggal untuk menyaksikan hasilnya. Baginya, siapa yang menang atau kalah, tidak ada bedanya. Tanpa suara, dia berbalik dan menghilang ke kegelapan, meninggalkan medan tempur berdarah.***Saibu Care.Udara di dalam Saibu Care terasa tenang namun tegang saat Nathan muncul dengan pakaian compang-camping, wajah pucat, dan langkah terhuyung."Nathan?!" Zephir, Herold, dan yang lainnya berdiri terkejut.Beverly yang sudah hampir sebulan tak melihat Nathan, menutup mulutnya de
"Kami bukan bagian dari Keluarga Wilford," salah satu dari mereka berkata datar."Kami di sini hanya untuk harta karun. Hidup atau matinya Gill, bukan urusan kami."Gill menoleh cepat, matanya menyipit penuh amarah. "Kalian .... sialan, kalian mengkhianatiku?"Sebelum sempat mendapat jawaban, suara tawa berat dan bergema memecah malam, menambah tekanan di dada siapa pun yang mendengarnya."Hahaha! Ucapan bawahanmu ternyata benar juga."Sosok Kaidar muncul dari balik kabut bersama sekelompok pria berbaju hitam berikat lengan lambang Keluarga Winaya. Matanya menyala saat melihat Gill dalam posisi lemah."Gill, kau memang Tuan Muda Keluarga Wilford. Tapi di sini, di Kota Moniyan, siapa kau sebenarnya? Tanpa Wilford, kau hanyalah seekor anjing pincang!"Gill meraung marah. "Kaidar! Kita punya kesepakatan! Harta dibagi rata!""Kesepakatan? Itu hanya kata-kata bodoh untuk membuatmu bekerja untukku. Ini wilayahku, Gill. Bukan Wilford! Aku ingin semuanya! Termasuk kepala Nathan!"Nathan menyi
Empat, bukan, enamโNathan mengoreksi perhitungannya dalam hati. Dua di antaranya bahkan lebih kuat dari Gill. Mereka semua adalah puncak penguasa Ingras tingkat akhir, kekuatan elit yang bisa menghancurkan kota dalam satu malam.Nathan mengerutkan kening. Dalam keadaan biasa, dia mungkin bisa bertarungโatau setidaknya melarikan diri. Tapi inti spiritualnya nyaris kering, seperti api kecil yang hampir padam. Tidak ada waktu untuk pulih.Gill melihat wajah Nathan yang menegang. Dia tertawa lebih keras, menyeringai dengan kesenangan seorang pemburu yang tahu mangsanya tak punya jalan keluar. "Serahkan semua yang kau miliki, dan mungkin aku akan memberimu kematian yang cepat," ucap Gill, suaranya menukik tajam."Kau yang membuat Menara Kegelapan runtuh, bukan? Harta karun dari dalamnya pasti sudah ada di tanganmu. Tak ada alasan lain menara itu bisa hancur."Nathan tetap diam. Namun dalam diam itu, pikirannya bergerak cepat. Matanya bergerak, menilai posisi musuh, jarak pohon terdekat, ar
Sementara itu, Nathan berlari di tengah jalan setapak Kota Moniyan yang mulai lengang saat senja turun. Angin membawa aroma debu dan darah, membalut tubuhnya yang lelah dan penuh luka."Aku terlalu bodoh," Nathan mengumpat dalam hati. Dia mengira Moniyan sudah aman, bahwa badai telah berlalu. Namun hari ini membuktikan sebaliknya, Moniyan hanyalah danau tenang yang di dasarnya tersembunyi ratusan hiu lapar.Di bawah cahaya bulan pucat, Nathan mengarahkan langkah ke Saibu Care. Tujuannya jelas, membawa Zephir pergi, kembali ke organisasi Matilda, satu-satunya tempat yang bisa memberinya perlindungan nyata. Namun belum separuh jalan, hawa tajam menyayat udara di sekitarnya. Nathan berhenti mendadak.Delapan aura kuat tiba-tiba mengurungnya dari segala arah.โSecepat itu?โ pikirnya, bibirnya menyeringai getir. โArteta benar-benar tidak tahu malu!โ Dia mempercepat langkahnya, namun tubuhnya tak kooperatif.Tenaga spiritualnya telah menipis, dan taiju-nya hampir habis. Satu-satunya yang ma