Share

BAB 23. MARISSA KERACUNAN

Barra berlari cepat ketika melihat Marissa tergeletak, dan disaat itu juga Barra menyadari darah mengalir dari tangan kanan Marissa. Rahang wajahnya menegang, suaranya maracau berteriak berusaha membuat Marissa sadar.

“Icha, Icha!” tangannya menepuk halus wajah Marissa yang sudah terpejam. Suhu tubuh wanita itu naik, semakin membuat kalut Barra. Tanpa pikir panjang lagi Barra mengangkat Marissa dan membawanya masuk mobil meninggalkan kerumunan bahkan dia pun tidak peduli dengan sekitar.

Sang provokator dan juga satu orang yang tangannya dipatahkan oleh Marissa sudah diserahkan pada pihak berwajib, Tegar kini harus ikut ke kantor Polisi untuk dimintai keterangan.

“Tunggu sebentar, saya harus memastikan keadaan orang tua saya. Jika ada sesuatu dengan mereka, saya akan buat perhitungan,” ucap Tegar.

***

Sesampai di rumah sakit, Barra segera membopong Marissa sambil sedikit berlari. Tubuh Marissa yang ramping terlihat sangat ringan dalam pelukan lelaki tersebut. Beberapa suster be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status