Home / Romansa / Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy! / Bab 1. Jangan Membawa Pergi Ketiga Bayiku!

Share

Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!
Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!
Author: Te Anastasia

Bab 1. Jangan Membawa Pergi Ketiga Bayiku!

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-07-14 17:44:56

"Vidia? Kau mau membawa anakku ke mana?"

Chloe Valencia yang baru saja terbangun dari tidurnya, menatap bingung pada sahabatnya yang tengah memindahkan bayinya ke dalam boks dorong dengan tergesa.

Dua hari yang lalu, setelah melalui persalinan yang panjang, Chloe melahirkan lima anak kembar sekaligus.

Kebingungannya berubah menjadi panik saat Chloe menyadari bahwa tiga dari lima ranjang bayinya kini sudah kosong, hanya menyisakan dua bayi di ranjang masing-masing. Sementara tiga bayi lainnya sudah dipindahkan ke dalam boks dorong yang dibawa oleh Vidia.

"Tunggu, Vidia!" seru Chloe saat melihat Vidia bergegas ke arah pintu sambil mendorong boks bayi tersebut.

Chloe berpegangan pada tepian ranjang dan terbungkuk memegangi perutnya yang perih bekas jahitan operasi. "Kau mau membawa mereka ke mana?!" serunya panik.

"Aku akan membawa mereka pergi bersamaku,” kata Vidia ringan. Seolah itu adalah hal yang sangat lumrah untuk dikatakan.

“Apa maksudmu?” tanya Chloe cemas. “Ini sudah tengah malam!”

Vidia mendengkus. “Selama delapan bulan kau tinggal denganku, kau pikir itu gratis?" katanya dengan wajah sinis.

Chloe benar-benar bingung sekaligus tak percaya. Wanita yang ada di hadapannya kini seolah bukan Vidia, bukan sahabat yang selalu menemaninya dalam suka maupun duka.

Wanita itu seperti orang lain, yang menyimpan benci yang terlihat jelas lewat tatapan matanya.

“Anggap saja bayi-bayimu ini adalah bayaran atas kebaikanku padamu!” kata Vidia, kemudian mendorong boks bayi itu keluar dari kamar inap yang ditempati Chloe.

"Tidak, tidak, Vidia. Tunggu—akh!"

Chloe meringis memegangi perutnya. Namun, ia berusaha berjalan dengan menyeret kakinya, mengabaikan nyeri hebat di bagian perut.

Sakit ini sama sekali tidak sebanding dengan rasa kecewa dan takut yang menyelimuti hati Chloe. Ia tidak menyangka Vidia akan melakukan hal ini.

Setahun yang lalu, tepat di malam kelulusannya, Chloe dijebak hingga akhirnya ia menghabiskan satu malam panas dengan pria asing. Chloe tidak tahu siapa yang telah menjebaknya. Ia juga tidak tahu siapa laki-laki yang telah menidurinya.

Orang tua angkatnya mengusirnya dari rumah saat mereka tahu Chloe hamil tanpa suami. Vidialah yang menolong Chloe dan mengajaknya tinggal bersama di Nantes.

Vidia membantunya bangkit dari keterpurukan, hingga akhirnya Chloe berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai asisten dokter di rumah sakit yang sama dengan tempatnya melahirkan ini.

Tapi mengapa Vidia melakukan ini? Bagaimana mungkin, orang yang selama ini ia anggap teman baik, justru tega membawa lari ketiga bayinya?!

"Jangan bawa anak-anakku, Vidia!" seru Chloe berjalan dengan kaki gemetar.

Air mata jatuh membasahi pipinya. Dadanya terasa nyeri. Baru dua hari yang lalu ia melahirkan kelima bayinya dengan taruhan nyawa, bahkan rasa sakitnya belum sirna, tetapi kini anak-anaknya diambil begitu saja oleh orang yang ia kira tulus kepadanya.

"Vidia, apapun yang kau inginkan akan aku berikan, tapi jangan bawa anak-anakku!"

Namun, seruan putus asa itu hanya bergema di ruangan yang sepi. Sosok Vidia yang membawa ketiga anaknya sudah tidak terlihat lagi.

Chloe terduduk di lantai yang dingin, meraung meminta tolong pada kesunyian malam.

"Kembalikan anakku!"

Chloe menangis histeris di ambang pintu kamar rawat inapnya. Suara tangisannya diikuti oleh tangisan dua bayi kembar laki-lakinya yang masih berada di dalam ranjang bayi.

"Tolong! Dokter ... Suster!" teriak Chloe, ia bersimpuh di lantai menahan sakit di perut dan juga hatinya melihat anaknya dibawa pergi.

Dari ujung lorong, pintu kaca buram terbuka. Tampak beberapa dokter dan perawat segera berlari cepat ke arahnya.

Mereka semua tampak panik mendengar jeritan tangis di tengah malam.

"Chloe, apa yang terjadi?" Dokter Amelia—atasan Chloe—bergegas mendekatinya dan merangkulnya.

"Vidia membawa ketiga bayiku, Kak Amelia! Anakku dibawa pergi!" tangis Chloe pecah, ia lunglai dalam pelukan Amelia.

Para dokter dan suster yang berada di sana pun terkejut mendengarnya. Kamar inap Chloe berada di ujung lorong, cukup jauh dari tempat perawat berjaga sehingga mereka tidak mendengar keributan sebelumnya.

"Cepat kejar! Laporkan pada pihak berwajib!" seru seorang dokter laki-laki di sana.

Suasana seketika menjadi heboh. Tapi Chloe sudah tidak memiliki tenaga bahkan untuk menegakkan tubuhnya.

Hatinya hancur melihat tiga dari lima anaknya dibawa kabur. Padahal, mereka adalah alasan mengapa Chloe ingin tetap hidup.

"Anak-anakku…!" Chloe mengepalkan kedua tangannya dan memukul-mukul lantai.

"Chloe, tenangkan dirimu. Vidia pasti tertangkap," ujar Amelia kembali memeluk dan menenangkannya.

Chloe menatap nanar tiga ranjang bayi yang sudah kosong. Sedih saja tidak cukup untuk menggambarkan perasaannya saat ini. Ia hancur.

Namun, tangisan dua bayi laki-lakinya yang tersisa menyadarkan Chloe. Ia menatap mereka dengan perasaan tidak karuan.

Tidak … ia tidak boleh hanya diam dan membiarkan kesedihan ini menelannya terlalu lama. Ada dua anaknya yang lain yang saat ini sangat membutuhkannya.

Chloe masih punya mereka. Dan dua bayi tidak berdosa itu kini hanya bisa menggantungkan hidupnya pada Chloe saja.

Wanita itu terdiam dengan tangan mengepal erat. "Aku akan mengambil anakku kembali, Vidia," geramnya lirih. Suaranya dipenuhi oleh sebuah tekad. "Aku akan membalas perbuatanmu!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Erpina Siagian
pusing mikirin ya ...
goodnovel comment avatar
Ida Pariastuti84
banyak amat sampai 5 anakanya
goodnovel comment avatar
endanglestari2603
Kehilangan anak terlalu menyedihkan,sahabat luknut yng sangat kejam.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 278. Si Kembar Tiga Ikut Oma dan Opa

    Menjelang musim dingin akhir tahun, sekolah si kembar telah libur panjang. Kelima anak itu menghabiskan banyak waktunya di rumah. Mereka juga jarang pergi jalan-jalan, karena tidak mau meninggalkan Mommy-nya di rumah sendirian. Begitu juga dengan Chloe. Sepanjang hari ia menghabiskan waktu di rumah, dan melakukan kegiatan-kegiatan kecil setiap harinya untuk menyambut kelahiran bayinya nanti. Seperti hari ini, Chloe dan si kembar tengah sibuk menata barang-barang bayi di dalam sebuah kamar yang nantinya akan menjadi kamar si kecil. "Mom, Diego mau bantu Mommy. Ini barang-barang adik ditaruh mana?" tanya anak itu mendongak menatap Chloe yang tengah melipat baju-baju bayi. "Taruh di lemari kaca saja, Sayang. Bonekanya, ditata saja di rak kayu di dekat sini," ujar Chloe. Alvano dan Dylan yang tengah menempelkan stiker di dinding, anak-anak itu menggerutu. Terutama Dylan yang cemberut sambil menatap Alvano yang bersenandung kecil. "Dulu waktu kau masih kecil, kau juga punya kamar se

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 277. Kebersamaan

    "Anak-anak, sebentar lagi kalian akan punya adik baru. Tidak lama lagi, adik akan lahir. Mommy harap kalian bisa menjadi Kakak yang baik untuk adik." Chloe memandang kelima anaknya yang kini tengah berbaring bersamanya di dalam kamar. Anak-anak itu baru saja pulang sekolah dengan wajah murung dan langsung mencarinya. Di samping Chloe, ada Diego yang kini memeluknya. "Kalau adik sudah lahir, Mommy janji ya, sayang juga sama kami, jangan sayangi adik saja," pinta anak itu. Chloe terkekeh mendengarnya. "Iya, Sayang. Mana mungkin Mommy pilih kasih. Apalagi 'kan—""Princess harus tetap Princess!" sahut Adele dengan nada kesal. "Kau tetap saja menjadi Kurcaci," sahut Dylan sambil mendendang-nendang kecil kaki Alvano, anak yang tengkurap di sampingnya. "Adiknya nanti diberi nama siapa, Mom?" tanya Alvino, ia menyangga dagu dengan kedua tangannya sambil menatap Chloe di sampingnya. "Bagaimana kalau kita beli nama Mickey saja, lucu bukan?" seru Diego dengan mata berbinar-binar. "Mickey

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 276. Untung Saja Ada Polina

    Dua bulan kemudian...Usia kandungan Chloe saat ini sudah memasuki usia delapan bulan. Aktivitas yang Chloe jalani juga semakin berkurang. Ia memilih banyak beristirahat di rumah. Sementara Caesar, laki-laki itu menjadi suami yang siap siaga yang selalu dua puluh empat jam di samping Chloe. Siang ini, Caesar menemani Chloe jalan-jalan di taman rumah. Saat anak-anak sedang bersekolah, mereka hanya berduaan tanpa ada gangguan dari si kembar yang biasanya sangat banyak tingkah. "Sebentar lagi akan masuk musim gugur, udara semakin dingin. Bunga-bunga di taman akan mati sebagian," ujar Chloe menatap bunga-bunga di taman rumahnya. "Heem. Setidaknya masih ada beberapa bunga yang bertahan, Sayang," ujar Caesar merangkulnya. Chloe mengembuskan napasnya panjang dan ia duduk di sebuah bangku taman. Diam di sana menatap air mancur di halaman belakang rumahnya. Caesar tersenyum menatapnya. Entah mengapa, sejak Chloe hamil, Caesar selalu gemas menatapnya, padahal Chloe tidak gemuk, tapi juga

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 275. Mama Mertuaku yang Menyayangiku

    Hari ini si kembar sedang libur sekolah, anak-anak itu memiliki banyak waktu di rumah. Begitupun dengan Caesar yang juga tidak ke kantor. Pagi-pagi sekali, Caesar sudah menemani si kembar berenang di kolam renang rumah mereka. Sedangkan Chloe hanya bisa memandangi mereka saja. Chloe meluruskan kakinya pada sofa, ia mendongakkan kepalanya menatap langit cerah pagi ini dan memejamkan kedua matanya. 'Aku tidak pernah membayangkan kalau aku akan berada di posisi ini. Memiliki suami yang baik, dan anak-anakku yang pintar.' Chloe membuka kedua matanya, ia tersenyum tipis. 'Aku pikir, dulu aku hanya akan hidup bertiga dengan Dylan dan Diego. Tetapi, ternyata takdir berkata lain. Aku justru bersatu dengan laki-laki itu...' Pandangan Chloe lurus tertuju pada Caesar. Laki-laki yang kini naik ke atas permukaan sambil menggendong Diego di punggung dan menggandeng Adele. "Mommy...!" Adele dan Alvano berlari ke arah Chloe. Chloe langsung tersenyum manis, ia menyiapkan beberapa handuk untuk me

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 274. Baru Kali ini Dylan Memangis

    Dylan terbangun saat anak itu merasakan tangannya merayap ke arah samping mencari-cari di mana Mommy-nya. "Mommy..." Dylan terbangun dan ia langsung duduk. Anak itu cemberut saat membuka mata, ia tidur di pinggir, sedangkan di sampingnya ada sang Papa yang tidur tepat di samping sang Mama. Dylan memang anak sulung, tapi usianya tetap saja masih hampir enam tahun. Dia masih kecil, dan juga ingin bermanja-manja. "Daddy, minggir, Dad! Dylan ingin tidur di samping Mommy, Dad!" pekik anak itu, ia mengepalkan tangannya memukuli tubuh Caesar. "Apa, Sayang?" Caesar membuka mata dan langsung memeluknya. "Sini, tidur dengan Daddy saja..." "Tidak mau. Dylan mau dipeluk Mommy!" seru anak itu. "Kenapa Dylan bangun-bangun sudah ada di sini? Siapa yang pindah Dylan di pinggir? Kalau Dylan jatuh bagaimana? Daddy tega sekali...!" Suara uring-uringan Dylan membuat Chloe pun terbangun dari tidurnya. Wanita itu menoleh ke belakang di mana Dylan kini tampak sedih, mengucek kedua matanya dan mengome

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 273. Caesar Tidur di Sofa Gara-gara Dylan

    Hari sudah malam, jam menunjukkan pukul sepuluh. Si kembar sudah tidur, tetapi tidak dengan Dylan. Anak laki-laki dengan balutan piyama berwarna putih bergambar Teddy Bear itu, berjalan membawa selimutnya menuju ke arah kamar Chloe dan Caesar. Dylan berlari kecil karena ketakutan. Anak itu mengira di kamarnya ada hantu, karena jendela kamarnya terus seperti diketuk-ketuk dari luar. Dylan berdiri di depan pintu kamar Chloe dan mengetuk pintu itu dengan pelan. "Mommy..." "Iya, Sayang?" Pintu kamar terbuka, Chloe tersenyum manis menatap Dylan yang berdiri mendongak menatapnya sambil memeluk selimut miliknya. "Daddy di mana, Mom?" tanya anak itu, ia berjalan masuk ke dalam kamar Chloe. "Daddy sedang mandi, Sayang," jawab Chloe sambil menutup pintu kamar. "Asikk ... akhirnya Dylan bisa bobo sama Mommy! Huwaa ... Dylan kangen dipeluk Mommy, tidak ada yang lain yang ganggu Dylan!" seru anak itu, ia berbaring memeluk Chloe dengan erat. Chloe terkekeh gemas, ia membalas pelukan putra

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status