Share

Bab 2. Kembali Merebut Anakku

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-07-14 17:45:22

Lima Tahun Kemudian.

"Diego ... ayo, Sayang! Jangan marah dong, anak tampannya Mommy. Itu Dylan sudah menunggu."

Chloe menatap salah satu anak laki-lakinya yang tampak merajuk. Anak kecil itu bersedekap dengan bibir mengerucut di tengah kerumunan orang di bandara internasional Paris.

Dengan sabar, Chloe mendekatinya dan membungkukkan badan untuk mensejajarkan tatapannya dengan si kecil.

"Tadi sebelum berangkat, Diego sudah janji pada Mommy untuk tidak nakal, kan?" Chloe mengusap pucuk kepala anak tersebut.

"Diego ‘kan sudah bilang tidak mau ke sini! Ayo kembali ke Nantes, Mom!" seru anak itu menggembungkan pipinya yang memerah.

Berbeda dengan kembarannya yang merajuk, Dylan—si sulung yang merasa sudah dewasa, bersedekap dengan alis mengerut tajam, menatap jengah pada kembarannya. Tangannya memegangi koper kecil miliknya dan kembarannya.

"Cih! Anak kecil memang selalu saja merepotkan!" ketus Dylan, seolah mereka tidak seumuran.

Wajah Diego semakin keruh. "Kakak, kita hanya beda beberapa menit! Kau juga masih anak kecil!" balasnya dengan suara memekik kesal.

“Tidak sama. Aku tidak suka merajuk sepertimu karena aku lebih dewasa!” kata Dylan sinis.

“Huh! Kakak menyebalkan! Diego tidak suka!” serunya sambil menghentak-hentakkan kedua kaki di lantai bandara

Chloe menghela napas. Ia segera memeluk si kecil yang tengah tantrum setelah perjalanan yang cukup panjang.

Kedua anaknya memang kembar, tetapi mereka memiliki perbedaan sifat yang sangat mencolok. Diego mudah merajuk, cerewet, dan juga hangat pada Chloe. Berbeda dengan Dylan yang sedikit dingin dan selalu bersikap sok dewasa karena dia seorang Kakak.

Lima tahun membesarkan mereka berdua dan hidup bertiga di Nantes, Chloe selalu berusaha menjadi sosok Mama yang kuat untuk mereka.

Chloe memperdalam pendidikannya di bidang kesehatan. Berkat kepintarannya, juga kebaikan hati Amelia—temannya yang membantunya—mengantarkan Chloe pada kesuksesan. Ia berhasil menjadi seorang Dokter Spesialis Anak yang hebat dan cukup terkenal karena kinerjanya yang baik.

Bahkan, Chloe mendapatkan promosi ke rumah sakit ternama di Paris, karena itu hari ini ia kembali ke kota tempat kelahirannya tersebut.

Tidak hanya untuk kariernya, kedatangannya ke Paris juga untuk mencari Vidia yang telah membawa ketiga anak kembarnya lima tahun lalu.

Setelah Chloe mencari tahu, ternyata alasan Vidia membawa ketiga anaknya tak lain untuk meminta pertanggungjawaban pada seorang presdir perusahaan terkemuka di Prancis, yaitu Caesar Leopold.

Pria itu yang telah menghabiskan malam panas dengan Chloe beberapa tahun yang lalu. Dialah ayah kandung quintuplets—si kembar lima.

Vidia mengaku sebagai gadis yang ditiduri Caesar. Karena itu, Caesar menikahinya.

"Mommy, kopernya biar Dylan yang bawa. Mommy tenangkan saja si cengeng daripada tangisannya mengguncang bandara," ujar Dylan.

Lamunan Chloe buyar mendengar suara Dylan. Putra kecilnya itu meraih gagang koper di tangannya.

"Tapi ini berat, Sayang," kata Chloe, hendak meraihnya kembali sambil menggendong Diego yang masih merajuk. Tapi Dylan menggeleng dan menatapnya serius.

"Mom, Dylan sudah besar. Menyeret koper itu urusan kecil," ujarnya dengan nada sedikit ketus, seolah Chloe telah menyinggungnya.

Chloe terkekeh melihat raut Dylan yang justru tampak gemas di matanya. “Baiklah kalau begitu. Kakak Dylan yang bantu Mommy. Terima kasih ya, Sayang.”

"Chloe...!"

Suara teriakan itu membuat Chloe menoleh. Seorang perempuan melambaikan tangan dari arah pintu masuk kedatangan.

Chloe tersenyum lebar dan membalas lambaian tangan wanita itu.

Dia adalah Amelia, rekan dokter sekaligus teman yang banyak membantu Chloe selama berkarier beberapa tahun di Nantes.

Amelia berjalan ke arah mereka. Chloe langsung memeluknya dengan erat.

"Ya ampun, Kak Amelia, bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukanmu."

Amelia melepas pelukan mereka. Wajahnya tampak sumringah. "Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja, Chloe."

Wanita itu beralih menatap si kembar yang cemberut padanya. "Astaga! Aku belum menyapa dua keponakanku yang manis-manis ini. Diego yang mana dan Dylan yang mana?"

"Diego yang paling tampan dan manis, Tante. Anak Mommy yang paling hebat!" jawab Diego sambil mengangkat botol susu kotak yang ia minum.

"Aku tidak butuh pengakuan, tampangku sudah membuktikan kalau aku bibit unggul Mommy!" sahut Dylan sambil membenarkan posisi kaca mata hitam yang ia pakai.

Amelia tertawa geli melihat tingkah gemas mereka. "Iya, iya, kalian berdua sama tampannya, kok."

Tatapan Amelia yang begitu hangat dan bahagia, perlahan berubah menjadi terenyuh. Amelia kembali menatap Chloe.

"Harusnya, kau hidup berenam dengan mereka, Chloe," ujar Amelia.

Wajah Chloe menjadi mendung mendengarnya, teringat ketiga anaknya yang entah bagaimana keadaan mereka sekarang.

"Karena itu aku datang ke Paris. Selain untuk bekerja, aku juga ingin mengambil anakku dari Vidia," kata Chloe bertekad.

Amelia mengangguk. "Omong-omong, apakah berkas surat kerjamu sudah kau kirimkan ke manajemen rumah sakit?"

"Sudah. Mulai malam ini aku bisa langsung bekerja."

"Baguslah, kalau begitu. Ayo, aku antarkan kalian pulang ke rumah baru kalian di Paris! Let’s go, boys!" Amelia menggiring Dylan dan Diego untuk berjalan ke arah parkiran mobil.

Chloe menatap pemandangan sekitar dengan senyuman tipis di sudut bibirnya. Ia sudah siap mengambil kembali harta berharganya yang dicuri.

Dadanya berdebar-debar, tak bisa membayangkan rasa senang berjumpa dengan ketiga anak kembarnya yang bertahun-tahun terpisah darinya.

“Anak-anak, Mommy telah datang. Mommy tidak sabar ingin memeluk kalian bertiga.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ida Pariastuti84
waduhh, vidia 2 langkah diatas Chloe, pinter Dan licik diaa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 278. Si Kembar Tiga Ikut Oma dan Opa

    Menjelang musim dingin akhir tahun, sekolah si kembar telah libur panjang. Kelima anak itu menghabiskan banyak waktunya di rumah. Mereka juga jarang pergi jalan-jalan, karena tidak mau meninggalkan Mommy-nya di rumah sendirian. Begitu juga dengan Chloe. Sepanjang hari ia menghabiskan waktu di rumah, dan melakukan kegiatan-kegiatan kecil setiap harinya untuk menyambut kelahiran bayinya nanti. Seperti hari ini, Chloe dan si kembar tengah sibuk menata barang-barang bayi di dalam sebuah kamar yang nantinya akan menjadi kamar si kecil. "Mom, Diego mau bantu Mommy. Ini barang-barang adik ditaruh mana?" tanya anak itu mendongak menatap Chloe yang tengah melipat baju-baju bayi. "Taruh di lemari kaca saja, Sayang. Bonekanya, ditata saja di rak kayu di dekat sini," ujar Chloe. Alvano dan Dylan yang tengah menempelkan stiker di dinding, anak-anak itu menggerutu. Terutama Dylan yang cemberut sambil menatap Alvano yang bersenandung kecil. "Dulu waktu kau masih kecil, kau juga punya kamar se

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 277. Kebersamaan

    "Anak-anak, sebentar lagi kalian akan punya adik baru. Tidak lama lagi, adik akan lahir. Mommy harap kalian bisa menjadi Kakak yang baik untuk adik." Chloe memandang kelima anaknya yang kini tengah berbaring bersamanya di dalam kamar. Anak-anak itu baru saja pulang sekolah dengan wajah murung dan langsung mencarinya. Di samping Chloe, ada Diego yang kini memeluknya. "Kalau adik sudah lahir, Mommy janji ya, sayang juga sama kami, jangan sayangi adik saja," pinta anak itu. Chloe terkekeh mendengarnya. "Iya, Sayang. Mana mungkin Mommy pilih kasih. Apalagi 'kan—""Princess harus tetap Princess!" sahut Adele dengan nada kesal. "Kau tetap saja menjadi Kurcaci," sahut Dylan sambil mendendang-nendang kecil kaki Alvano, anak yang tengkurap di sampingnya. "Adiknya nanti diberi nama siapa, Mom?" tanya Alvino, ia menyangga dagu dengan kedua tangannya sambil menatap Chloe di sampingnya. "Bagaimana kalau kita beli nama Mickey saja, lucu bukan?" seru Diego dengan mata berbinar-binar. "Mickey

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 276. Untung Saja Ada Polina

    Dua bulan kemudian...Usia kandungan Chloe saat ini sudah memasuki usia delapan bulan. Aktivitas yang Chloe jalani juga semakin berkurang. Ia memilih banyak beristirahat di rumah. Sementara Caesar, laki-laki itu menjadi suami yang siap siaga yang selalu dua puluh empat jam di samping Chloe. Siang ini, Caesar menemani Chloe jalan-jalan di taman rumah. Saat anak-anak sedang bersekolah, mereka hanya berduaan tanpa ada gangguan dari si kembar yang biasanya sangat banyak tingkah. "Sebentar lagi akan masuk musim gugur, udara semakin dingin. Bunga-bunga di taman akan mati sebagian," ujar Chloe menatap bunga-bunga di taman rumahnya. "Heem. Setidaknya masih ada beberapa bunga yang bertahan, Sayang," ujar Caesar merangkulnya. Chloe mengembuskan napasnya panjang dan ia duduk di sebuah bangku taman. Diam di sana menatap air mancur di halaman belakang rumahnya. Caesar tersenyum menatapnya. Entah mengapa, sejak Chloe hamil, Caesar selalu gemas menatapnya, padahal Chloe tidak gemuk, tapi juga

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 275. Mama Mertuaku yang Menyayangiku

    Hari ini si kembar sedang libur sekolah, anak-anak itu memiliki banyak waktu di rumah. Begitupun dengan Caesar yang juga tidak ke kantor. Pagi-pagi sekali, Caesar sudah menemani si kembar berenang di kolam renang rumah mereka. Sedangkan Chloe hanya bisa memandangi mereka saja. Chloe meluruskan kakinya pada sofa, ia mendongakkan kepalanya menatap langit cerah pagi ini dan memejamkan kedua matanya. 'Aku tidak pernah membayangkan kalau aku akan berada di posisi ini. Memiliki suami yang baik, dan anak-anakku yang pintar.' Chloe membuka kedua matanya, ia tersenyum tipis. 'Aku pikir, dulu aku hanya akan hidup bertiga dengan Dylan dan Diego. Tetapi, ternyata takdir berkata lain. Aku justru bersatu dengan laki-laki itu...' Pandangan Chloe lurus tertuju pada Caesar. Laki-laki yang kini naik ke atas permukaan sambil menggendong Diego di punggung dan menggandeng Adele. "Mommy...!" Adele dan Alvano berlari ke arah Chloe. Chloe langsung tersenyum manis, ia menyiapkan beberapa handuk untuk me

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 274. Baru Kali ini Dylan Memangis

    Dylan terbangun saat anak itu merasakan tangannya merayap ke arah samping mencari-cari di mana Mommy-nya. "Mommy..." Dylan terbangun dan ia langsung duduk. Anak itu cemberut saat membuka mata, ia tidur di pinggir, sedangkan di sampingnya ada sang Papa yang tidur tepat di samping sang Mama. Dylan memang anak sulung, tapi usianya tetap saja masih hampir enam tahun. Dia masih kecil, dan juga ingin bermanja-manja. "Daddy, minggir, Dad! Dylan ingin tidur di samping Mommy, Dad!" pekik anak itu, ia mengepalkan tangannya memukuli tubuh Caesar. "Apa, Sayang?" Caesar membuka mata dan langsung memeluknya. "Sini, tidur dengan Daddy saja..." "Tidak mau. Dylan mau dipeluk Mommy!" seru anak itu. "Kenapa Dylan bangun-bangun sudah ada di sini? Siapa yang pindah Dylan di pinggir? Kalau Dylan jatuh bagaimana? Daddy tega sekali...!" Suara uring-uringan Dylan membuat Chloe pun terbangun dari tidurnya. Wanita itu menoleh ke belakang di mana Dylan kini tampak sedih, mengucek kedua matanya dan mengome

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 273. Caesar Tidur di Sofa Gara-gara Dylan

    Hari sudah malam, jam menunjukkan pukul sepuluh. Si kembar sudah tidur, tetapi tidak dengan Dylan. Anak laki-laki dengan balutan piyama berwarna putih bergambar Teddy Bear itu, berjalan membawa selimutnya menuju ke arah kamar Chloe dan Caesar. Dylan berlari kecil karena ketakutan. Anak itu mengira di kamarnya ada hantu, karena jendela kamarnya terus seperti diketuk-ketuk dari luar. Dylan berdiri di depan pintu kamar Chloe dan mengetuk pintu itu dengan pelan. "Mommy..." "Iya, Sayang?" Pintu kamar terbuka, Chloe tersenyum manis menatap Dylan yang berdiri mendongak menatapnya sambil memeluk selimut miliknya. "Daddy di mana, Mom?" tanya anak itu, ia berjalan masuk ke dalam kamar Chloe. "Daddy sedang mandi, Sayang," jawab Chloe sambil menutup pintu kamar. "Asikk ... akhirnya Dylan bisa bobo sama Mommy! Huwaa ... Dylan kangen dipeluk Mommy, tidak ada yang lain yang ganggu Dylan!" seru anak itu, ia berbaring memeluk Chloe dengan erat. Chloe terkekeh gemas, ia membalas pelukan putra

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status