Home / Romansa / Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy! / Bab 5. Mencari Daddy Baru untuk Mommy!

Share

Bab 5. Mencari Daddy Baru untuk Mommy!

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-07-14 17:48:17

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam saat Chloe tiba di tempat penitipan anak yang tampak sepi.

Chloe melihat satu putra kecilnya berdiri menunggu dengan wajah tertekuk sedih. Sementara satu lagi duduk di teras tempat penitipan.

"Mommy...!" Diego berlari saat melihat Chloe, lalu memeluknya erat. "Mommy kenapa lama sekali? Katanya tidak terlalu malam pulangnya!" protesnya sambil mengeratkan rengkuhannya.

"Maafkan Mommy ya, Nak. Tadi banyak pasien," kata Chloe.

Dylan beranjak dari duduknya, lalu bersedekap dan bersandar pada pilar.

"Si cengeng itu tadi menangis, Mom. Benar-benar tidak gentle man!" adu Dylan, melirik kembarannya yang masih memeluk erat sang Mama.

Chloe menatap Diego yang cemberut. "Diego kalau tidak suka bermain dengan teman-teman yang lain, main sama Kakak saja, Sayang."

"Tapi Kakak tidak mau diajak main gelembung, Mommy! Tidak seru!" ujarnya cemberut kesal.

"Aku sudah besar. Tidak suka bermain gelembung air!" seru Dylan membela diri.

Chloe terkekeh mendengarnya. Ia memahami kedua anaknya ini memang sangat bertentangan.

"Sudah, sudah ... jangan ribut. Sini, Mommy ingin memeluk kalian berdua dulu. Mommy kangen sekali dengan kalian," ujar Chloe pada mereka berdua.

Anak-anak itu langsung memeluknya dengan penuh kasih sayang. Chloe mengakui ia memang pulang terlambat, sebab ia sibuk mengumpulkan informasi tentang penyakit Alvino.

Diego melepaskan pelukannya dari Chloe. "Ayo pulang, Mom. Diego mau makan malam bersama Mommy."

"Iya, Nak. Ayo kita pulang, Mommy akan memasakkan makanan yang enak untuk kalian berdua."

"Yeaay ... asyik!" Diego bersorak kegirangan.

Sedangkan Dylan tampak sibuk mengambil tas miliknya dan milik Diego yang akan mereka bawa pulang.

"Mom, tas punya Mommy biar Dylan saja yang bawa. Mommy pasti sekarang sangat lelah setelah bekerja," ujar anak itu.

Chloe merasa tersentuh pada si sulung, tapi Dylan anak yang pantang ditentang.

"Boleh. Terima kasih, Kakak Dylan."

Anak itu tersenyum tipis. "Sama-sama, Mommy."

Setelah itu, Chloe segera berpamitan pada Madam Bree untuk mengajak si kembar pulang malam ini.

Sepanjang perjalanan dengan taksi, Chloe memeluk kedua anaknya yang tertidur.

Tak berapa lama, mereka sampai di rumah.

Si kembar sudah bangun dan langsung berlari lebih dulu masuk ke dalam rumah diikuti oleh Chloe.

"Mom ... Diego mau minum susu!" pekik Diego berlari ke dapur membawa botol susunya.

"Sebentar, Sayang. Mommy buatkan setelah Mommy mandi, ya," ujar Chloe pada mereka.

"Okay, Mom!"

Dylan dan Diego kembali mengekori Chloe dan ikut masuk ke dalam kamar. Kedua anak itu berbaring di atas ranjang dan bermain, sementara Chloe membersihkan dirinya di kamar mandi.

Diego mengangkat boneka ikan paus berwarna hitam miliknya. Kedua matanya yang semula berbinar-binar, tiba-tiba menjadi redup. Ia teringat pada beberapa anak di tempat penitipan yang tadi dijemput oleh ayah mereka.

Ia beralih menatap kembarannya yang tengah membuka laptop milik Chloe.

"Dylan, kira-kira wajah Daddy kita seperti apa, ya?" tanya Diego.

"Yang jelas sangat tampan sepertiku," jawab Dylan percaya diri.

Diego mencebik. "Andai saja kita punya Daddy, pasti Mommy tidak perlu bekerja dan meninggalkan kita setiap hari. Mommy pasti lelah," ujar Diego memeluk bonekanya. Lalu ia mendadak punya ide.

"Kita harus mencari Daddy yang tampan untuk Mommy!"

Dylan menoleh. Wajahnya tampak datar. "Tampan saja tidak cukup. Harus mapan, sabar, dan menyayangi Mommy.”

“Satu lagi,” kata Diego. “Seperti kata Auntie Amelia ... harus jantan dan berdompet tebal!”

Diego tertawa lebar. Ia lalu berdiri di atas ranjang mengangkat tangannya. "Tapi di mana kita bisa mendapatkan Daddy seperti itu?"

Dylan merotasikan kedua matanya. "Tenang saja. Mommy sangat cantik, pasti banyak yang ingin menjadi pasangan Mommy. Nanti, aku yang seleksi!"

Ekspresi senang dan antusias tampak menghiasi wajah tampak Diego.

Saat mereka saling diam, tiba-tiba terdengar suara dentingan pada ponsel milik Giselle di atas nakas.

Diego meraih ponsel milik sang Mama. Anak itu melebarkan kedua matanya dengan tangan menutup mulut dan wajah syok dibuat-buat.

"Oh my God, Dylan! Lihat…!" Diego menyerahkan ponsel milik Chloe pada kembarannya. "Ada pria tampan mengirim pesan pada Mommy kita!"

Dylan meraih ponsel itu dan melihat photo profil pengirim pesan tersebut. Tampak gambar seorang laki-laki tampan di sana, yang tak lain adalah Caesar Leopold.

"Hemm ... dari tampangnya yang lumayan, aku mencium aroma uang yang banyak!" Dylan tersenyum miring.

"Huh, dasar mata duitan!" Diego menepuk keningnya sebelum kembali menatap kembarannya. "Kira-kira apa orang ini kekasihnya Mommy?"

Kedua alis tebal Dylan menukik sebelum anak itu mengangguk ragu. "Emmm ... bisa jadi."

Saat keduanya sibuk dengan foto pria itu, mereka mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Dylan segera meletakan kembali ponsel milik Chloe di tempat semula.

Chloe berjalan keluar dari kamar mandi. Wanita itu tampak kikuk menatap si kembar kecilnya yang menatapnya dengan senyuman manis dan lucu.

Dari ekspresinya, pasti ada sesuatu.

"Kenapa kalian menatap Mommy seperti itu?" Chloe mengangkat kedua alisnya menatap mereka.

"Mommy mau merahasiakan sesuatu dari kita, ya?" tanya Diego dengan senyuman manis di bibir tipisnya.

Chloe terdiam sejenak. Rahasia?

"Mommy tidak merahasiakan apa-apa, Sayang." Wanita itu berjalan mendekati meja rias.

Dylan tersenyum tipis mengusap kepala kembarannya sambil melirik sang Mama dari pantulan cermin.

"Bocah cengeng, kau terlalu jujur. Mommy kita masih malu-malu!" Dylan menatap geram pada kembarannya.

Lantas, Diego turun dari atas ranjang dan berlari mendekati Chloe. Anak itu memeluk kedua kaki Chloe dan mendongak dengan wajah gemas.

"Emmm ... Mommy sudah punya kekasih 'kan?" goda anak itu.

"Hah?!" Chloe memekik ketika mendengar pertanyaan polos Diego. "Ke-kekasih apa, Sayang?!"

"Diego! Berhentilah menggoda Mommy!" sahut Dylan menatap tajam kembarannya.

Chloe menyergah napasnya panjang dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tidak menanggapi Dylan dan Diego yang memang setiap hari seperti ini.

"Mommy masih tidak mau mengaku?" Diego mendongak dengan mata mengerjap polos.

Chloe menunduk dan menyentuh lembut ujung hidung Diego dengan gemas. "Astaga Sayang, Mommy tidak memiliki kekasih—"

Ting, tong!

Ucapan Chloe terhenti saat ia mendengar suara bel pintu depan rumahnya berbunyi di lantai satu. Bahkan si kembar juga terdiam seketika, menyadari ada seseorang yang datang.

Chloe menatap kedua anaknya. "Kalian di sini dulu, Mommy akan turun untuk melihat siapa yang datang."

"Oke!" Dylan dan Diego kompak mengangguk.

Chloe bergegas keluar dari dalam kamar. Ia menuruni anak tangga dan menoleh ke arah jarum jam yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Entah siapa malam-malam begini datang ke rumahnya.

Chloe memutar kunci dan membuka pintu rumahnya cepat.

Saat melihat siapa yang datang, Chloe tecengang dan tubuhnya menegang saat mendapati laki-laki tampan berbalut mantel hitam, yang kini berdiri di hadapannya.

"Tu-Tuan Caesar?!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 98. Tertangkap Sudah

    Setelah memeriksa anaknya, Chloe menemui Caesar di ruangan pribadi milik laki-laki itu. Kini, ia tengah duduk berhadapan dengan Caesar di dalam ruangan yang dipenuhi dengan rak dokumen dan meja kerja yang penuh dengan berkas-berkas. Berdua dengan Caesar membuat atmosfer yang menyelimuti Chloe terasa menipis. Rasa canggung, gugup, dan takut bercampur aduk menjadi satu dalam dirinya. Chloe masih memegangi cangkir keramik berisi teh melati yang masih hangat. "Sepertinya, kondisi Alvino sudah stabil saat ini. Tapi, aku masih perlu sering memeriksanya," ujar Chloe tiba-tiba memecah hening. Caesar diam tidak menjawab. Sepasang mata dengan iris hitam dan tajam itu menatapnya lekat dan dalam, seolah melucuti rasa takut di dalam kepala Chloe. Wanita itu tertunduk gugup. "Ke-kenapa kau menatapku seperti itu?" cicit Chloe. "Kau berasal dari Nantes?" Caesar membuka suara tiba-tiba. Kedua mata Chloe melebar, jemarinya meremas pegangan cangkir keramik putih yang ia bawa. "Nantes ... berarti

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 97. Caesar Mengetahuinya

    "Mommy kenapa datang ke sini, ini 'kan hari libur?" Diego panik melihat Chloe datang, karena dia bukan Alvino dan ia juga tidak sakit. Anak itu berdiri menatap Chloe yang tersenyum padanya. Tetapi, Diego yakin kalau Alvano dan Alvino pasti cerita pada Chloe tentang siapa masing-masing dari mereka. Menanggapi pertanyaan Diego, Chloe hanya memberikan senyuman manis pada anak-anaknya itu. Ternyata benar, anak-anaknya memang berada di sini, Chloe paham betul dengan Dylan yang memakai kacamatanya. "Mommy datang ke sini untuk menyuntik anak-anak yang nakal," jawab Chloe sambil menatap ketiga wajah gemas anak-anaknya. "Hah? Apa?!" Dylan, Diego, dan Adele terkesiap dan terkejut mendengarnya. Chloe menekuk kedua lututnya di hadapan mereka bertiga sambil tetap tersenyum. Hingga dari arah depan sana, terlihat Caesar muncul dan berjalan ke arah Chloe dan ketiga anaknya. "Dokter Chloe," sapa Caesar pada wanita itu. Chloe tersenyum dan kembali menegakkan tubuhnya. "Tuan Caesar, selama pagi

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 96. Kecurigaan Caesar Akan Terbukti

    Keesokan paginya, Chloe membawa Alvano dan Alvino ke kediaman Amelia. Hari ini, ia ingin menitipkan kedua anaknya di sana. Chloe terlihat murung. Raut wajahnya yang sembab dan lesu menunjukkan dirinya berada dalam posisi yang membingungkan saat ini. "Jadi, selama ini mereka sudah tahu kalau mereka kembar lima, Chloe?" tanya Amelia pada Chloe. Chloe mengangguk pelan. "Iya, Kak. Aku saja yang lalai selama ini." Amelia terkejut, wanita itu menatap dua anak yang tampak anteng bermain di teras. Perbedaan sikap anak-anak Chloe yang mencolok, kalau Dylan dan Diego, pasti mereka sudah heboh bila tiba di rumah Amelia. Tetapi Alvano dan Alvino benar-benar kalem dan patuh. "Aku tidak bisa diam saja, Dylan dan Diego pasti suka membuat onar di rumah Caesar. Aku harus mengambil mereka dalam hari-hari ini, Kak Amelia," ujar Chloe tiba-tiba. "Iya, Chloe. Tapi pasti sulit untukmu masuk ke dalam sana bila tanpa alasan." Chloe diam sejenak. Wanita itu meraih tas miliknya dan ia meraih ponselnya

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 95. Kemarahan Dylan Akan Dimulai

    Keesokan paginya, di kediaman Caesar tampak seperti biasanya. Ketiga anaknya, dan juga istrinya berkumpul di ruang makan untuk sarapan. Semalaman penuh Caesar tidak bisa tidur, ia terus memikirkan anak laki-laki di hadapannya kini. Anak yang tidak lepas dari kacamata itu. Jelas-jelas dia bukanlah Alvano karena Alvano tidak suka memakai aksesoris apapun selain gelang jam. "Sayang, makan yang banyak ya, anak-anak Mami," ujar Vidia pada mereka semua. "Iya, Mami," jawab Adele sambil mengambil sendoknya. Di samping Adele, ada Diego yang menatap cemberut telur goreng di atas piringnya. "Kenapa telurnya diorak-arik? Aku kan minta telur mata sapi, Bi!" seru anak itu pada pelayan. "Loh, iya kah? Bibi lupa, Tuan," ujar pelayan itu. "Huwaa ... Bibi! Aku mau telur mata sapi," rengek Diego mendorong piringnya. "Iya, Tuan Kecil. Sebentar, ya ... Bibi siapkan minum untuk Nona Adele dulu." "Aku maunya sekarang, Bi!" pekik Diego lagi. "Sabar, Sayang..." Caesar menatap anaknya. "Yahhh, Dadd

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 94. Dylan Bermain-main Dengan Caesar

    Dylan tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya pada Caesar saat Papanya itu bertanya siapa dirinya. Caesar menuruti insting anak kecil itu, ia menjabat tangan Dylan dan menatapnya penasaran. "Anakmu, yang kau lupakan," jawab Dylan dengan serius. Alis tebal Caesar bertaut. "Jangan bercanda, aku tahu kau bukan anakku yang biasanya." Salah satu alis tebal Dylan terangkat dan menatapnya memicing. "Kenapa? Panik, ya?" "Nak—""Intropeksi diri dulu sebelum mencari tahu siapa aku! Sudah jelas-jelas berbeda seperti ini kok masih tidak tahu! Sama anak sendiri bisa lupa! Hemhh ... payah seperti itu kok mau dipanggil Daddy! Tidak level!" Dylan turun dari sofa sambil mengomeli Caesar yang kini berdiri tercengang melihatnya. Anak itu berjalan ke arah tangga, sebelum dia menghentikan langkahnya dan menatap Caesar. "Daddy lebih baik duduk dan ingat-ingat, siapa yang pernah Daddy tinggalkan dan Daddy sakiti! Dengan begitu, Daddy tahu siapa aku!" sinis Dylan. Dylan tersenyum manis beralih men

  • Kembar Lima: Om Presdir, Berhenti Mengejar Mommy!   Bab 93. Siapa Kau Sebenarnya, Nak?

    Hari sudah malam, jam menunjukkan pukul sembilan tepat. Dylan tampak murung dan berdiri di balik jendela, menatap pemandangan malam yang gelap, sunyi, dan cahaya penerangan rumah yang sengaja dibuat temaram. Dengan balutan piyama panjang dan hangat berwarna biru muda, Dylan membenarkan posisi kacamata yang ia pakai. Sejak satu bulan ini, Dylan tidak bisa melihat jauh, pandangannya buram saat anak itu memandang jauh hingga Chloe membelikannya sebuah kaca mata khusus agar Dylan bisa melihat dengan jelas kembali. "Mom..." Dylan berucap lirih. Ia merasa sedih tiap kali mengingat Mamanya yang ia tinggalkan. "Dylan kangen. Mommy sedang apa?" Anak itu tertunduk dengan wajah sedih. "Aku harap, aku bisa segera pergi dari sini setelah membuat Daddy kapok!" Dylan memejamkan kedua matanya perlahan dan anak itu membalikkan badannya. Dylan tersentak pelan, saat ia berbalik, di belakangnya berdiri Caesar yang tengah menatapnya dengan tatapan lekat. "Kenapa belum tidur, Sayang?" tanya Caesar be

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status