Share

43. Membuka Hati

Mobil Mas Rian berhenti di depan rumahku. Lelaki itu dengan senang membukakan sitbelt bagianku, diiringi senyuman manisnya. Wajah Rian begitu dekat denganku, hingga napasnya yang berbau mint, tercium oleh indera penciumanku. Aroma yang sama, padahal sudah bertahun-tahun lamanya.

"Kenapa? Berharap aku cium?" tanyanya dengan begitu percaya diri. Aku bersedih sebal, lalu bersiap untuk menarik handle pintu, tetapi sudah terlanjur dibukakan oleh Rian.

"Aku hanya bercanda, Cantik. Jangan marah atuh!" Ia tersenyum kembali dengan sangat manis. Melepas sitbelt nya, lalu membuka pintu. Kakinya melangkah sejajar dengan kakiku; mengantar sampai di depan pintu rumah.

Brak!

"Bunda!" Seru Robi dengan senangnya. Jagoan kecilku membuka pintu rumah dengan tiba-tiba untuk menyambutku pulang. Senyumannya terus terkembang, terutama saat pelukannya aku balas dengan lebih erat dan juga ciuman di pipinya.

"Salim sama Om Rian!" Titahku. Robi mengangguk patuh, lalu menarik punggung tangan Rian untuk diciu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status