Share

44. Permintaan Dini

Aku benar-benar terjaga sepanjang malam. Sebenarnya aku tidak mau terganggu dengan permintaan Dini, tetapi ucapan yang ia lontarkan jujur menganggu perasaanku saat ini.

Dini; adik bungsu yang mandiri dan jarang sekali meminta apapun dariku. Bahkan untuk biaya kuliah saja ia dapatkan dari beasiswa karena memang ia pintar. Dini juga tidak pernah protes jika aku selalu meminta tolong padanya untuk lebih memperhatikan mama.

Kini, sebuah kalimat terucap dari bibir sensual adikku itu dan mampu membuatku tidak bisa memejamkan mata, padahal besok aku harus bekerja.

Apa Dini tidak tahu kalau Rian menyukaiku? Pertanyaan itu terus saja muncul di kepala hingga petugas jaga malam memukul kentongan sebanyak dua kali. Ini sudah jam dua dini hari dan aku masih belum bisa tidur.

Kuputuskan untuk berjalan keluar kamar, mengambil air minum di dapur. Mungkin dengan minum segelas air, mataku perlahan akan mengantuk. Aku kembali ke kamar, ikut berbaring memeluk Robi.

Ponselku berkelap-kelip. Sinar yan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status