Share

Kencan Buta Setelah Pulang Kampung
Kencan Buta Setelah Pulang Kampung
Author: Estiana

Bab 1

Author: Estiana
Setelah berhubungan gelap selama tujuh tahun, Daniel Liman berencana untuk melamarku pada hari perilisan resmi album ulang tahunnya.

Pada saat acara ulang tahun, Daniel malah secara terbuka mengundang komposer bernama Yuna Fadian untuk bekerja sama dengannya.

Aku mengikuti Daniel untuk meminta penjelasan darinya, tetapi malah mendengar suara senda gurau mereka dari luar ruang istirahat.

“Niel, kamu cukup setia sama cinta pertamamu. Begitu dia pulang, kamu pun nggak sabaran mau kerja sama dengannya. Hanya saja, gimana rencanamu untuk mengatasi putri dari Keluarga Luandra itu? Dia sudah menulis begitu banyak hasil karya buat kamu. Apa dia bisa menerima hasil akhir ini?”

Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan tersenyum, “Sejak awal, Nadya hanyalah pengganti yang dicari Niel saja. Sekarang, tokoh utama sudah kembali. Sudah seharusnya si pengganti kembali ke asalnya. Gimana menurutmu, Niel?”

Selanjutnya, terdengar suara “emm” ringan.

“Ayah, aku setuju untuk kembali ke ibu kota dan kencan buta sama murid yang kamu atur itu.”

Aku menelepon ayahku dengan putus asa. Jari tanganku mengusap foto mesra Daniel dan Yuna di dalam dompet.

“Bagus, bagus. Akhirnya setelah bertahun-tahun, kamu bersedia juga untuk pulang menemani Ayah. Nad, dari suaramu … apa sudah terjadi sesuatu denganmu?”

Suara gembira Ayah terdengar dari ujung telepon. Dia yang peka juga merasakan ada yang aneh dengan diriku.

Setelah mendengus dengan ringan, nada bicaraku menjadi cepat. “Mana ada? Aku hanya ingin segera pulang untuk bertemu Ayah, makanya aku merasa sedikit emosional. Murid Ayah pasti unggul sekali. Aku penasaran gimana tampang pasangan kencan butaku. Ayah mesti bantu aku uji dia, ya.”

Suara tawa Ayah terdengar lantang. Nada bicaranya terdengar sangat bangga. “Selera Ayah tentu saja bagus. Ayah pasti akan pilihkan yang terbaik untuk Nadya. Nanti, Ayah akan kirim semua biodatanya kepadamu. Ayah sudah menyelidikinya dengan sangat jelas. Kepribadiannya pasti sudah lolos ujian. Nad, kapan kamu pulangnya? Ayah … juga sudah merindukanmu.”

Aku menahan rasa pilu sembari mengedipkan mataku. “Setengah bulan lagi. Aku akan pulang setengah bulan lagi.”

“Oke, Ayah akan siap-siap untuk menyambut kepulangan tuan putri Ayah.” Ayah tertegun sejenak, lalu berkata dengan ragu, “Kakakmu pergi ke Kota Harman untuk cari cinta pertamanya. Katanya, kali ini dia pulang untuk mendapatkan kembali orang itu, kemudian berencana untuk membahas soal pernikahan …. Kalau kamu ketemu sama dia, jangan lupa beri selamat sama dia. Kalau nggak ketemu, ya lupakan saja, nggak usah sengaja pergi mencarinya.”

Aku menutup dompet itu.

Ternyata Ayah tahu alasan kepulangan Kakak. Jadi, apa dia tahu orang itu adalah Daniel? Ternyata, Daniel adalah murid yang diminta Ayah untuk menjagaku selama di Kota Harman. Ternyata, semua ini adalah alasan kenapa Daniel bersikeras untuk berhubungan gelap dan tidak bersedia menemui ayahku.

Aku menutupi dadaku yang terasa sakit hingga tak tertahankan. Mereka ingin membahas soal pernikahan?

“Iya, aku akan ucapin selamat.”

Suara langkah kaki yang buru-buru terdengar mendekat. Aku pun mengangkat kepalaku. Daniel sedang berlari mendekat dengan keringat memenuhi kepalanya. Tatapannya tertuju pada dompet di tanganku. Dia segera mengambilnya. “Kamu nggak buka, ‘kan?”

Aku menggeleng sambil tersenyum.

Daniel membalikkan tubuhnya dan hendak berjalan pergi. Namun, dia tertegun sejenak, kemudian menoleh dan bertanya, “Tadi, kamu bilang selamat apaan?”

“Selamat buat kamu!”

Daniel memiringkan kepalanya sembari tersenyum ringan. Lesung pipi tipis di wajahnya terlihat menggoda.

“Aku tahu kamu paling patuh.” Daniel mengusap kepalaku. “Tunggu penjelasanku setelah pulang nanti malam, oke?”

Tanpa menunggu balasan dariku, Daniel buru-buru berjalan pergi.

Aku pulang ke rumah dengan naik taksi.

Saat membuka lemari pakaian, aku melihat ada sekitar delapan dari sepuluh potong pakaian yang mirip sekali dengan gaya berpakaian Yuna hari ini.

Pengganti!

Rasa cinta yang membara membuatku meninggalkan keluargaku selama tujuh tahun. Rupanya, aku hanyalah seorang pengganti. Aku telah menjadi pengganti dari kakak kandungku.

‘Daniel, yang kamu bilang benar. Pengganti seharusnya kembali ke asalnya. Mengenai kamu, aku juga nggak menginginkanmu lagi.’

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kencan Buta Setelah Pulang Kampung   Bab 9

    Setelah menghabiskan waktu bersama cukup lama, aku menyadari bahwa Roger sangat suka berlagak lemah untuk membuatku merasa sakit hati. Namun kenyataannya, dia adalah serigala berbulu domba yang sangat jahat.“Aku sudah tinggal serumah bersama Daniel selama tujuh tahun. Kami ....”Bibir Roger langsung menempel ke bibirku. Dia menyumpal semua sisa ucapanku.Beberapa saat kemudian, aku mendorong Roger dengan napas terengah-engah. Jika kami tidak berpisah, takutnya kami akan kehilangan kendali di ruang tamu ini.“Nad, itu cuma tujuh tahun saja. Aku akan tinggal serumah bersamamu selama 70 tahun, tapi secara sah!” Roger tanpa sadar terus memberiku rasa aman.Berita hari itu dipenuhi oleh berita Daniel dan Yuna. Tidak ada satu pun foto aku, ayahku, dan Roger yang terekspos.Roger bukanlah orang yang bisa ditindas semena-mena. Dia melindungiku dengan sangat baik.Dunia Daniel sudah sepenuhnya runtuh. Satu per satu pihak iklan mulai mengakhiri kerja sama. Dia juga kehilangan banyak penggemar.

  • Kencan Buta Setelah Pulang Kampung   Bab 8

    “Jangan ngomong lagi. Jangan ngomong lagi. Nad, aku salah. Semua itu bukan kata hatiku. Kamu itu bukan pengganti. Kamu itu Nadya yang paling aku cinta. Kamu itu istriku!”Daniel berlutut di depanku sambil menangis dan memeluk kakiku.Aku menunduk untuk menatapnya, lalu melanjutkan ucapanku, “Saat kamu mengiakannya di dalam ruang istirahat, hatiku bagai ditusuk pisau dan hal itu langsung membunuhku yang begitu mencintaimu. Daniel, kamu membuatku merasa bahwa mencintaimu adalah suatu hal yang sangat menjijikkan.”“Putus-sambung sebenarnya wajar dalam hubungan percintaan. Seandainya kamu nggak cinta lagi, kita bisa putus. Tapi, kamu nggak ngerti dengan apa yang dinamakan harga diri. Kamu malah melakukan hal-hal yang begitu menjijikkan.”“Sejak aku meninggalkan Kota Harman, aku berharap aku nggak akan melihatmu lagi seumur hidupku. Apa perbuatanku masih belum cukup jelas?”Air mata Daniel memburamkan pandangannya.Daniel tahu aku pergi dengan sangat tegas. Hanya saja, masih ada sedikit har

  • Kencan Buta Setelah Pulang Kampung   Bab 7

    Berhubung Ayah menyukainya, aku dan Roger akan berhubungan dengan baik.Ketika aku mengira semuanya akan berlalu dengan tenang, malah kedatangan tamu tidak diundang di rumah. Orang itu adalah Daniel.“Nad, kenapa kamu pulang sendiri ke ibu kota? Aku sudah bilang, aku akan temani kamu pulang bersama.”Daniel mengangkat tumpukan kotak hadiah dengan tersenyum. Ketika bertemu dengan ayahku, dia juga menyapa dengan ramah.Semalam, aku sudah janjian dengan Roger, dan dia akan datang untuk menjemputku. Aku kira yang datang itu Roger, makanya aku membukakan pintu.Aku memanyunkan bibirku dan membiarkan Ayah untuk menjamunya.Ayah menunjukkan ekspresi kesal. “Aku nggak terima hadiah tanpa alasan. Lebih baik kamu bawa pulang hadiah-hadiah ini. Aku dan Nadya ada urusan. Kami mau keluar, jadi kami nggak bisa menjamu tamu.”Daniel lanjut mengatakan, “Pak Guru, sebenarnya aku datang kemari hari ini karena ada masalah penting. Aku dan Nadya sudah berpacaran selama tujuh tahun. Kami sudah berencana ma

  • Kencan Buta Setelah Pulang Kampung   Bab 6

    Perbuatanku benar-benar seperti pria berengsek yang hanya ingin bersetubuh tanpa menggunakan perasaan.Aku tahu bahwa aku bersalah, tapi aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi masalah ini dan apa yang bisa aku katakan.Roger sangat tampan, tapi aku tidak ingin dengan cepat memulai hubungan baru.“Nad, kamu masuk dulu. Aku pergi angkat telepon sebentar.”Baru saja memasuki pintu, aku telah dicampakkan. Dalam seketika, aku pun merasa lega. Saat melangkah ke anak tangga menuju ruangan VIP lantai dua, aku mendengar suara piano dari belakang. Perhatianku pun teralihkan. Apa lagu itu hasil kreasi sendiri?Samar-samar, terlihat ada seorang pria yang sedang bermain piano di belakang penyekat. Aku duduk di samping aliran air dan tidak mengganggu pertunjukannya. Aku mengeluarkan buku catatan untuk mencatat bagian yang menjanggal dari melodi itu. Setelah pertunjukan berakhir, aku pun melontarkan satu per satu perasaan dan usulanku kepadanya melalui penyekat.“Maaf, aku sudah lanca

  • Kencan Buta Setelah Pulang Kampung   Bab 5

    “Kenapa masih nggak balas teleponku?”“Kenapa nggak angkat telepon?”“Dia malah blokir nomorku! Aku ini putrinya!”Yuna melempar ponselnya dengan gusar. Dia bertanya pada Daniel dengan nada tidak bersahabat, “Apa Nadya baru akan merasa puas setelah menghancurkanku? Dia memang pencemburu sejak kecil, juga suka merebut barangku ....”“Aku akan pulang untuk melihatnya.” Daniel pergi tanpa menoleh sama sekali.Yuna pun mengentakkan kakinya lantaran merasa gusar.Daniel memegang erat setir mobil dengan tangan gemetar. Dia menginjak pedal gas dalam-dalam, juga berusaha untuk mengabaikan rasa tidak tenang di hatinya.Setelah kembali ke rumah, rasa dingin membuat Daniel berjalan mundur selangkah. Dia memanggil namaku, lalu menerobos ke setiap ruangan di dalam rumah dan mulai membongkar setiap laci. Namun, tidak ditemukan jejak keberadaanku sama sekali.“Nadya, keluarlah. Aku nggak akan marah. Ayo keluar!”Daniel memegang ponselnya dengan gemetar, tetapi dia tidak tahu siapa yang mesti dihubun

  • Kencan Buta Setelah Pulang Kampung   Bab 4

    Yuna merangkul tangan Daniel, lalu bertanya dengan nada kecewa, “Apa kalian lagi pacaran?”Daniel menunjukkan ekspresi panik. Setelah ragu sejenak, dia akhirnya menggeleng. “Dia itu cuma adik yang kamu dan Pak Guru minta aku jaga.”Kukuku menancap ke dalam telapak tanganku.“Iya, cuma adik saja.”Aku menunduk sembari berdiri, lalu segera pergi dengan langkah terhuyung-huyung.Pada hari Daniel merilis lagu utama dalam album barunya, dia menggandeng tangan Yuna untuk menghadiri acara konferensi pers. Aku menggerek koper sembari melihat ke sisi layar lebar di bandara. Hal yang paling kuinginkan sebelumnya telah dia berikan kepada orang lain.Setelah perpisahan tidak menyenangkan waktu itu, Daniel tidak menelepon maupun mengirim pesan singkat kepadaku lagi. Rumah itu sudah tidak pantas disebut sebagai rumah lagi.Barang-barang kelihatan menumpuk di dalam rumah, tetapi tidak memakan waktu lama bagiku untuk membereskannya. Barang kebutuhan sehari-hari Daniel tidak banyak. Kebanyakan adalah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status