Home / Romansa / Kendalikan Dirimu, Tuan Mantan! / Bab 96. Api Di Balik Senyum

Share

Bab 96. Api Di Balik Senyum

Author: nanadvelyns
last update Last Updated: 2025-11-25 06:11:05

Pagi itu, Mansion Winston diselimuti aroma kopi dan roti panggang.

Dari balik jendela kaca besar, cahaya matahari masuk lembut, menerpa wajah Fiona yang sedang menyiapkan meja sarapan.

Di dapur, suasana terasa hangat, tenang… dan nyaris sempurna.

William baru turun dari tangga, masih mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung hingga siku.

Rambutnya sedikit berantakan, dan senyum di wajahnya cukup untuk membuat Fiona berhenti menata sendok selama sepersekian detik.

“Kau sudah bangun,” katanya lembut.

William mendekat, memeluk Fiona dari belakang, dagunya bertumpu di bahu gadis itu. “Kau sudah menyiapkan semua ini untukku?”

Fiona tersenyum kecil. “Untuk kita. Kau lupa hari ini rapat besar direksi, kan?”

William tertawa pelan. “Aku tidak lupa. Aku hanya ingin sarapan yang dimasak oleh wanita yang paling membuatku kehilangan fokus di dunia ini.”

“William…” Fiona menggeleng, tapi pipinya memerah.

William memutar tubuhnya perlahan, memaksanya berhadapan. Tatapan mata mereka bertemu.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kendalikan Dirimu, Tuan Mantan!   Bab 100. Rumah Bernama Kamu

    Udara musim semi membawa aroma bunga yang bermekaran, sementara lonceng-lonceng kecil gereja tua berdentang pelan, menciptakan ritme damai yang memeluk seluruh kota.Di halaman taman villa klasik yang disewa khusus untuk acara itu, kursi-kursi putih tersusun rapi. Taman mawar yang dipangkas indah membingkai altar marmer berbalut kain satin gading.Lalu Fiona datang.Ia berjalan keluar dari pintu villa dengan gaun putih sederhana yang jatuh anggun mengikuti lekuk tubuhnya. Gaun itu tidak mewah, tidak berkilau berlebihan—hanya elegan, lembut, dan memancarkan keindahan yang tidak bisa ditiru siapa pun.Rambutnya disanggul rapi dengan beberapa helai yang sengaja dibiarkan jatuh, dihiasi bunga peony putih. Matanya berkilau, bukan karena makeup, tetapi karena kebahagiaan yang hampir meluap.Jessica, sahabat setianya, berdiri di samping, hampir menitikkan air mata.“Kau cantik sekali… William pasti akan pingsan.”Fiona tertawa pelan, gugup namun bahagia.“Kalau dia pingsan, kau yang angka

  • Kendalikan Dirimu, Tuan Mantan!   Bab 99. Akhir Ratore

    Udara lembap membawa aroma tanah basah, sementara di dalam ruang kerja William, suasana begitu tenang—kontras dengan badai besar yang baru saja berlalu.Seminggu penuh dunia bisnis diguncang oleh kejatuhan Ratore Group.Laporan korupsi lintas negara, manipulasi dana, hingga skandal politik yang melibatkan pejabat tinggi—semuanya terbongkar satu per satu. Nama besar yang dulu disegani kini hanya tinggal sejarah kelam di headline surat kabar.William berdiri di depan jendela, memandangi hujan. Di belakangnya, Fiona duduk di sofa dengan secangkir teh hangat di tangan.“Sudah berakhir, kan?” tanyanya pelan.William menoleh, sorot matanya lembut namun tetap mengandung sisa kewaspadaan. “Ya. Elizabeth sudah diamankan di bawah pengawasan otoritas internasional. Tak ada lagi kekuatan Ratore yang bisa menyentuh Winston.”Fiona menunduk, menggenggam cangkirnya erat. “Aku tidak tahu apakah aku harus lega... atau kasihan.”William mendekat, berlutut di depannya, tangannya menggenggam jemari Fi

  • Kendalikan Dirimu, Tuan Mantan!   Bab 98. Kekaisaran Ratore

    Langit kota London tampak muram pagi itu. Awan menggumpal tebal di atas gedung-gedung tinggi, menandakan hujan akan turun lagi. Namun di balik jendela kaca kantor Winston Holdings, suasananya justru lebih mencekam daripada cuaca di luar.Di ruang rapat utama, William berdiri tegak di depan layar besar yang menampilkan grafik saham yang menukik tajam—bukan milik Winston, melainkan milik Ratore Group.“Ini baru permulaan,” katanya tenang, matanya tajam menatap setiap garis grafik yang jatuh ke bawah.James yang berdiri di sisi lain meja menatap dengan kagum. “Tuan, jika tren ini berlanjut, mereka kehilangan hampir dua puluh persen valuasi dalam dua minggu.”William mengangguk pelan. “Biarkan pasar bekerja. Dunia bisnis selalu punya caranya sendiri membalas keserakahan.”Sementara itu, jauh di seberang kota, di gedung tinggi milik keluarga Ratore, Elizabeth menatap layar tablet di tangannya dengan ekspresi murka.“Siapa yang berani menjual saham kita sebanyak ini?” teriaknya, membantin

  • Kendalikan Dirimu, Tuan Mantan!   Bab 97. Retakan

    Fiona berdiri di depan perapian, memeluk lengannya sendiri, sementara William masih di tempat yang sama—berdiri di ambang pintu ruang tamu, dengan tatapan yang tak bisa ia baca.“Jawab, William.”Nada suara Fiona terdengar datar, tapi matanya bergetar menahan emosi.“Apakah kau masih berhubungan dengan keluarga Ratore?”William tidak langsung menjawab. Ia menghela napas panjang, menatap api yang menari di perapian. “Aku tidak bisa memutus hubungan bisnis begitu saja, Fiona. Tidak setelah semua yang mereka lakukan untuk mempertahankan Winston Holdings.”“Kau masih berutang pada mereka?”“Tidak secara uang.”“Lalu apa?”William mendekat perlahan, suaranya pelan tapi tegas.“Mereka menolong Winston dari kebangkrutan ketika aku kehilangan semua akses permodalan di Eropa. Tapi bantuan itu... berbalik menjadi belenggu. Setiap kali aku mencoba lepas, mereka menekan lewat cara lain—termasuk memakai Elizabeth.”Fiona menunduk, kedua tangannya mengepal. “Jadi semua yang selama ini dia katakan

  • Kendalikan Dirimu, Tuan Mantan!   Bab 96. Api Di Balik Senyum

    Pagi itu, Mansion Winston diselimuti aroma kopi dan roti panggang. Dari balik jendela kaca besar, cahaya matahari masuk lembut, menerpa wajah Fiona yang sedang menyiapkan meja sarapan. Di dapur, suasana terasa hangat, tenang… dan nyaris sempurna.William baru turun dari tangga, masih mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung hingga siku. Rambutnya sedikit berantakan, dan senyum di wajahnya cukup untuk membuat Fiona berhenti menata sendok selama sepersekian detik.“Kau sudah bangun,” katanya lembut.William mendekat, memeluk Fiona dari belakang, dagunya bertumpu di bahu gadis itu. “Kau sudah menyiapkan semua ini untukku?”Fiona tersenyum kecil. “Untuk kita. Kau lupa hari ini rapat besar direksi, kan?”William tertawa pelan. “Aku tidak lupa. Aku hanya ingin sarapan yang dimasak oleh wanita yang paling membuatku kehilangan fokus di dunia ini.”“William…” Fiona menggeleng, tapi pipinya memerah.William memutar tubuhnya perlahan, memaksanya berhadapan. Tatapan mata mereka bertemu.

  • Kendalikan Dirimu, Tuan Mantan!   Bab 95. Sekutu

    Langit Jakarta sore itu memerah seperti bara yang tertahan. Dari lantai atas kantor Winston Holdings, siluet gedung-gedung tinggi terlihat samar di balik kaca, sementara langit tampak seperti menandakan sesuatu yang akan pecah.Mikhail berdiri di depan jendela besar ruangannya, menatap ke bawah—ke arah jalan yang ramai dengan mobil dan manusia yang bergerak tanpa henti. Namun pikirannya jauh dari semua itu. Ia memikirkan satu hal saja, Fiona.Wanita yang dulu ia ajari cara membaca laporan, yang ia bimbing saat gugup di hari pertama magang. Kini gadis itu sudah menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar kenangan masa lalu. Fiona menjadi alasan aneh yang membuat dadanya sesak setiap kali mendengar namanya disebut.Dan kini, Fiona adalah kekasih William Winston.Pria yang selama ini menjadi atasan sekaligus sosok yang diam-diam Mikhail kagumi karena kejeniusannya. Ironis, pikir Mikhail.Ia menghela napas berat, memijit batang hidungnya. Seharusnya ia sudah melupakan semua ini. Tapi ny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status