Home / Romansa / Kenikmatan dalam Luka / 67. Perang Dingin

Share

67. Perang Dingin

Author: 5Lluna
last update Last Updated: 2025-08-17 09:20:50

"Kau siap?" Ariana bertanya pada sang suami yang masih menatap fokus ke depan, walau mobil sudah berhenti.

"Aku siap untuk turun dan masuk ke dalam, tapi tidak yang lainnya," jawab Bastian kelewat jujur.

"Tidak akan ada apa-apa." Ariana mendengus menahan tawa. "Aku akan melindungimu."

"Itu harusnya kalimatku," balas Bastian akhirnya membuka sabuk pengaman.

Ariana memilih turun lebih dulu. Dia menunggui sang suami di undakan teras, kemudian mengulurkan tangan pada Bastian. Mungkin dengan berpegangan tangan, lelaki itu akan jadi lebih rileks.

"Oh, akhirnya kalian pulang juga." Belum juga benar-benar masuk ke dalam rumah, Anna sudah menghambur keluar dan memeluk dua orang yang baru datang itu.

"Mom, aku rasa kau berlebihan." Tentu saja Ariana akan membalas pelukan itu, walau sambil mengejek. "Kami hanya pergi ke rumah Daddy Landon."

"Sejak kapan kau memanggil pria tua itu Daddy?" Kini, giliran Alaric yang bersuara. Dia juga keluar untuk menyambut putrinya.

"Berhentilah Al
5Lluna

MERDEKA!!

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kenikmatan dalam Luka   67. Perang Dingin

    "Kau siap?" Ariana bertanya pada sang suami yang masih menatap fokus ke depan, walau mobil sudah berhenti. "Aku siap untuk turun dan masuk ke dalam, tapi tidak yang lainnya," jawab Bastian kelewat jujur. "Tidak akan ada apa-apa." Ariana mendengus menahan tawa. "Aku akan melindungimu." "Itu harusnya kalimatku," balas Bastian akhirnya membuka sabuk pengaman. Ariana memilih turun lebih dulu. Dia menunggui sang suami di undakan teras, kemudian mengulurkan tangan pada Bastian. Mungkin dengan berpegangan tangan, lelaki itu akan jadi lebih rileks. "Oh, akhirnya kalian pulang juga." Belum juga benar-benar masuk ke dalam rumah, Anna sudah menghambur keluar dan memeluk dua orang yang baru datang itu. "Mom, aku rasa kau berlebihan." Tentu saja Ariana akan membalas pelukan itu, walau sambil mengejek. "Kami hanya pergi ke rumah Daddy Landon." "Sejak kapan kau memanggil pria tua itu Daddy?" Kini, giliran Alaric yang bersuara. Dia juga keluar untuk menyambut putrinya. "Berhentilah Al

  • Kenikmatan dalam Luka   66. Tidak Dianggap

    "Hasil forensik digitalnya sudah keluar." Elian menjelaskan dengan ekspresi lega. "Itu benar-benar hasil editan, jadi sekarang aku sudah membuat tuntutan.""Good." Ariana mengangguk pelan, dengan ponsel menempel di telinga. "Artinya sekarang aku sudah tidak perlu khawatir kan? Termasuk dengan gosip yang mungkin akan muncul nantinya.""Aku sudah mencoba agar semua orang tutup mulut, termasuk polisi dan kejaksaan." Elian menjelaskan dengan tenang. "Tapi sekali pun ada, nanti pihak Sebastian yang akan mengalihkan perhatian dan mengurus bagian di klub.""Sebastian?" tanya Ariana dengan sebelah alis terangkat, kemudian melirik sang suami yang langsung siaga. "Kenapa dia lagi?""Karena dia yang membantu. Kau tidak lupa kalau dia punya teman yang jauh lebih banyak darimu kan?" tanya Elian terdengar mencemooh. "Maksudnya, dia berteman bukan hanya dengan orang dari dunia musik atau bisnis saja.""Aku sudah dengar itu, tapi memangnya sampai mana pergaulan anak itu? Apa orang-orang di kl

  • Kenikmatan dalam Luka   65. Menaklukkan Dunia

    "Kalian terlihat seperti pasangan yang bisa menaklukkan dunia. Pertahankan itu, agar semua omongan di luar yang merugikan proyekku, bisa hilang."Kedua mata Bastian berkedip pelan, ketika mengingat apa yang Lirien katakan saat meeting online berakhir. Itu sudah berjam-jam yang lalu, tapi entah kenapa Bastian terus memikirkan hal itu."Tadi kau menghilang karena meeting, sekarang pikiranmu melayang entah ke mana."Suara yang terdengar tiba-tiba itu, membuat Bastian yang berdiri di depan kulkas terlonjak. Dia sama sekali tidak mendengar sang ayah datang, dan membiarkan lelaki beruban itu membuka kulkas untuk mengambil sebotol air kemasan dingin."Sepertinya kau butuh minum." Landon menyerahkan botol yang dia pegang pada sang putra. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi kau seperti lelah. Seperti habis pulang dari berperang."Bastian tanpa ragu mengangguk, kemudian mengambil botol air dan meminum isinya. "Teman-teman kerja Ariana itu orang-orang yang terlalu banyak bicara, walau s

  • Kenikmatan dalam Luka   64. Dalam Perahu yang Sama

    "Pagi, Ari. Apa tidurmu nyenyak?" Landon menyapa, begitu dia melihat menantunya turun dari tangga.Letak dapur di rumah Landon, berdekatan dengan tangga. Siapa pun yang mau turun ke ruang makan atau ruang tengah, pasti harus melewati dapur yang sekarang dihuni oleh Landon seorang."Mau kopi?" Lelaki tua itu bertanya, menyodorkan secangkir kopi yang masih mengepul. "Bukan kopi sekelas bartender, tapi aku rasa ini cukup untuk menemani pagimu.""Thanks ... Dad, tapi kau bikin sendiri?" tanya Ariana berasa agak canggung. Dia sama sekali tidak terbiasa dengan panggilan itu. "Bukannya kau ada perawat dan asisten rumah tangga?""Biasanya mereka datang nanti jam delapan," jelas Landon dengan santai. "Kebetulan aku sudah rindu menyeduh kopi, walau tidak boleh meminum. Katanya itu bisa menghambat kerja obat.""Oh, tentu saja itu bukan kopi kemasan dan aku membuatnya pakai sarung tangan." Landon memperlihatkan tangannya yang terbungkus dengan sarung tangan latex warna biru."Padahal kau t

  • Kenikmatan dalam Luka   63. Keras Kepala yang Perlu

    [Bastian: Aku butuh menenangkan diri, tapi tenang saka. Aku tidak pergi ke klub.] Satu pesan itu yang pada akhirnya membuat Ariana menyumpah dan harus mengemudikan mobil, bahkan saat ponselnya terus berdenting dan berdering nyaris tanpa henti. Gosip yang beredar, membuat dirinya sibuk. "Padahal belum ada solusi untuk mengeluarkannya dari pusaran gosip, tapi dia malah menghilang?" geram Ariana masih fokus pada jalanan di depannya. Untungnya, Ariana berhasil sampai lebih cepat ke tempat yang dia tuju. Itu adalah rumah ayah mertuanya yang terletak agak di pinggir kota. Lebih sepi, nyaman dan sayangnya gosip masih menyebar dengan cukup luas di sana. "Bukankah ini foto perempuan yang pernah menginap di rumah Landon si mantan model itu?" Suara seorang perempuan paruh baya terdengar, tepat sebelum Ariana berbelok ke pekarangan rumah sang mertua. Hal yang membuat Ariana yang memang berkendara dengan jendela terbuka batal berbelok. Rumah Landon memang dipagari dan cukup jauh dari

  • Kenikmatan dalam Luka   62. Melarikan Diri Lagi

    Suara embusan napas Bastian terdengar begitu jelas, saat dia menatap ponselnya. Itu bahkan mengalahkan denting lift yang berhenti di lantai yang dia tujuan. Membuat Bastian mau tidak mau harus melawan begitu banyak tubuh, hanya untuk keluar dari sebuah kotak besi. "Kau sudah dengar gosip terbaru di si Crawford?" Langkah Bastian nyaris saja terhenti mendengar nama keluarga ayah mertuanya disebut. Untungnya, dia cukup bisa mengendalikan diri dan bergegas melanjutkan langkah. Bastian sudah tahu gosip apa yang dimaksud dari grup chat proyek beberapa menit lalu. [Aldric: Bas, tolong bilang kalau yang ada di berita ini tidak benar. Mengirim link.] [Harison: Dasar Aldric gila sialan. Apa kau tidak punya otak?] [Maria: Lupakan saja soal Aldric, Bas. Mungkin lebih baik kau pulang saja duluan.] Sesampainya di ruangan, Bastian bukannya pulang. Dia malah membaca artikel yang diterbitkan sekitar lebih dari satu jam yang lalu. "Sialan," desis Bastian melempar ponselnya ke atas meja,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status