Share

Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?
Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?
Author: Sasha

Bab 1

Author: Sasha
Setelah enam tahun menikah, Valencia Suryadi baru menyadari bahwa kasih sayang suaminya yang mendalam hanyalah kebohongan belaka. Bagaimana mungkin pria ini begitu pandai berakting?

Stewart Gunawan bilang dirinya mencintai Valencia dengan sangat mendalam, tetapi apakah ini layak disebut cinta?

Valencia pun memutuskan untuk pergi.

"Ketua, tolong biarkan aku kembali ke organisasi sesegera mungkin."

"Valen, kalau kamu tiba-tiba menghilang, Stewart mungkin akan gila."

Terdengar keterkejutan dalam suara dingin pria itu. Dia tahu bahwa Valencia dan Stewart telah menikah selama enam tahun. Mereka memiliki seorang putra dan pernikahan yang bahagia. Selain itu, Stewart sangat mencintai dan memanjakan Valencia.

"Dia sudah nggak penting lagi," sahut Valencia sambil menggenggam erat-erat ponselnya.

"Oke. Kehilangan kamu adalah penyesalan terbesar organisasi. Paling lama dalam sebulan, organisasi akan aturkan semuanya. Pada saat itu, 'Valencia Suryadi' akan lenyap dari muka bumi, sedangkan 'Cipher' kembali ke organisasi."

"Terima kasih, Ketua."

Valencia menyimpan ponselnya.

Rekaman CCTV di layar komputer menunjukkan seorang pria dan wanita yang bermesraan di setiap sudut vila. Gambar itu sangat menusuk mata Valencia.

Dia tidak pernah membayangkan pria yang telah dikenal dan dicintainya selama sepuluh tahun, pria yang menemaninya mengenakan seragam sekolah hingga gaun pengantin itu akan mengkhianatinya dengan tutor putranya.

Di ruang kerja, kondom dengan berbagai warna berserakan di lantai. Beberapa di antaranya bahkan tergeletak di atas buku nikah mereka yang berada di brankas.

Sejak melahirkan putra mereka, tubuh Valencia menjadi sangat lemah. Mereka menginginkan anak kedua, tetapi dia sulit untuk hamil. Mereka pun tidak pernah menggunakan kondom lagi.

Dalam rekaman CCTV, Stewart tidak berhenti membuka kondom dan terlihat seperti tidak mengenal kata puas.

Kenapa Stewart berani melakukan hal seperti ini terhadapnya?

Sebuah kotak dialog tiba-tiba muncul di layar komputer.

WhatsApp Stewart tersinkronisasi antara komputer dan ponselnya.

[ Hayden bilang, dia akan panggil Kak Valencia "Mama" dan panggil aku "Mami" mulai sekarang. Bagaimana denganmu, Suamiku? ]

Sebuah balasan langsung muncul di pojok kanan bawah kotak obrolan. [ Istriku. ]

Setelah membaca kata "istriku", Valencia terduduk lemas di kursi kantornya sambil mencengkeram dadanya yang terasa sakit. Dia mengepalkan tinjunya hingga kukunya menusuk telapak tangannya dan darah mengalir deras. Namun, rasa sakit di tangannya tak sebanding dengan rasa sakit di hatinya.

Valencia memaksakan diri untuk tenang dan membaca ribuan obrolan tak tahu malu yang mereka kirimkan untuk satu sama lain.

Setelah memiliki Hayden, Stewart langsung berselingkuh!

Perselingkuhan ini sudah berlangsung selama lima tahun penuh, tetapi Stewart menyembunyikannya dengan sangat sempurna.

Foto pernikahan penuh cinta mereka yang jatuh di lantai itu terlihat lebih menusuk mata daripada tumpukan kondom dalam rekaman CCTV.

Valencia teringat pada putranya, Hayden Gunawan.

Hari ini, TK Hayden mengadakan acara orang tua dan anak. Ketika membayangkan Hayden sedang bersama Josie Suteja dan memanggilnya "mami", hati Valencia terasa bagaikan disayat pisau.

Itu adalah putranya!

Valencia meraih kunci mobil dan turun ke lantai bawah. Tiba-tiba, dia mendengar bisikan para pembantu.

"Ya ampun! Apa ini? Kok ada barang ini di lemari pakaian Nyonya? Beberapa potong kain robek ini juga bisa disebut pakaian?"

"Ssst! Ini milik orang itu," bisik pembantu lainnya.

"Lemparkan saja ke kamarnya."

"Pelacur itu nggak takut dihukum Tuhan dengan merayu pria beristri ...."

Valencia memperhatikan para pembantu membuka pintu kamar tidur kedua di lantai satu, lalu melempar gaun tidur seksi berenda itu ke kamar Josie sambil tertawa mengejek.

"Nyonya? Nyonya!"

Para pembantu berbalik dan melihat Valencia yang tertegun di ruang tamu. Kemudian, mereka buru-buru pergi dan berpura-pura sibuk.

Ternyata, Valencia adalah satu-satunya orang di seluruh vila yang tidak tahu mengenai hal ini. Dia yang merasa sedih segera bergegas melaju ke TK, lalu melihat Josie dan Hayden bermain dengan gembira.

"Mama, mana egg tart mangganya?" tanya Hayden dengan tidak senang saat melihat Valencia yang datang dengan tangan kosong.

"Aku lupa, Hayden."

"Kalau begitu, cepat pergi beli sekarang juga. Bibi Josie sudah ngidam berhari-hari," ujar Hayden dengan kesal.

"Nggak perlu, Hayden. Aku bisa membelinya sendiri kalau mau," kata Josie dengan penuh pengertian.

Valencia menertawakan dirinya yang begitu bodoh. Biasanya, dia bahkan lumayan sering memberi bonus kepada Josie karena merawat Hayden dengan baik.

Hayden menyanjung Josie, "Bibi Josie, bukannya kamu bilang egg tart tempat itu enak banget? Itu toko yang populer dan antreannya bisa sampai tiga jam. Kalau kamu pergi selama itu, gimana kamu bisa temani aku? Biar Mama saja yang pergi membelinya."

"Mana mungkin aku biarkan Kak Valencia yang pergi?"

"Mama suka melakukan apa saja untukku. Kalau aku menolak, dia akan marah," jawab Hayden dengan bangga.

Mendengar kata-kata putranya, Valencia merasa sedih dan matanya memancarkan kedinginan.

Guru TK berjalan mendekat dan berkata, "Kita akan adakan permainan berlari dengan tiga kaki. Permainan ini butuh seorang anak dan seorang wali."

Valencia sangat ingin menemani Hayden. "Hayden, Mama temani kamu main, ya."

"Nggak usah." Hayden mengambil tali dan berkonsentrasi mengikat kakinya ke salah satu kaki Josie. Dia bahkan tidak melirik Valencia dan melanjutkan, "Bibi Josie lebih cocok untuk permainan ini."

"Hayden, aku mamamu!" Valencia masih tidak menyerah. Dia melangkah maju dan meraih tangan Hayden.

Tak disangka, Hayden menepis tangannya dan mengeluh, "Mama, kamu nyebelin banget! Memangnya kamu nggak bisa ngalah dulu demi aku?"

Hati Valencia seketika terasa sakit. "Apa katamu?"

Demi melahirkan Hayden, nyawa Valencia hampir melayang. Dia juga secara pribadi merawat dan menemani Hayden tumbuh dewasa sehari demi sehari. Sementara itu, Josie baru merawatnya selama tiga bulan dan dia sudah begitu pilih kasih.

"Kak Valencia, bukannya kamu bisa lakukan apa saja demi Hayden? Lagian, siapa yang nggak inginkan seorang pesenam sebagai mamanya? Selain itu, aku juga lebih muda, energik, dan cantik."

"Kalau Bibi Josie yang main, kami pasti menang."

Seusai berbicara, kedua orang itu pun melakukan tos. Josie yang menggenggam tangan Hayden melirik Valencia dengan tatapan menantang.

Valencia langsung gemetar karena marah.

"Memangnya kamu itu siapa sampai berani bicara begitu nggak sopan terhadap istriku?" tegur Stewart dengan suara dingin. Dia menghampiri Valencia dan merangkul pinggang rampingnya sebelum melanjutkan, "Kamu itu cuma tutornya Hayden. Kalau kamu berani membantah istriku lagi, langsung keluar saja dari rumah kami! Minta maaf pada istriku!"

Josie langsung menunduk. Kedua bahunya agak gemetar dan raut wajahnya dipenuhi ketakutan. "Maafkan aku, Kak Valencia. Aku nggak akan melakukannya lagi."

Menyaksikan kedua orang yang bersandiwara untuk menipunya, hati Valencia terasa dingin. Yang dia inginkan sekarang hanyalah putranya. Dia ingin membawa Hayden pergi bersamanya.

Namun, Hayden tiba-tiba berteriak histeris ke arah mereka, "Papa, kenapa Papa marahi Bibi Josie? Yang Bibi Josie bilang benar. Mama memang bodoh dan tua!"

Demi membela Josie, Hayden malah menjelek-jelekan dirinya. Kenapa putranya bersikap seperti ini?

Valencia bertanya dengan gemetar, "Kamu begitu menyukainya, juga ingin dia jadi mamamu?"

Hayden memelototinya dan menjawab dengan dingin, "Iya!"

Jawaban itu adalah pukulan terakhir yang memupuskan seluruh harapan Valencia.

Kemudian, Hayden meraih tangan Josie dan berlari ke garis start. Melihat mereka berpelukan sambil melintasi lapangan dan mengobrol dengan riang, hati Valencia pun hancur.

"Sayang, Hayden masih kecil. Kita bisa mendidiknya pelan-pelan. Jangan marah. Nanti, aku akan bicara ke Mama supaya Josie dipecat," hibur Stewart.

Kini, tatapan lembut dan kata-kata manis Stewart yang masih belum berubah selama bertahun-tahun malah terasa bagaikan racun yang paling mematikan.

Hati Valencia terasa sangat sakit. Berhubung ayah dan anak ini memilih Josie, dia juga tidak menginginkan keduanya lagi. Sudah tidak ada yang perlu dipertahankannya. Dia pun mendorong Stewart dan meninggalkan TK.

Paling lama sebulan lagi, Valencia akan menghilang dari muka bumi. Dia akan menyambut masa depan yang cerah. Tak akan ada lagi tempat bagi mereka di sisinya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?   Bab 100

    “Oke.”Setelah Veena keluar dari ruang baca, Valencia baru menggerakan mouse untuk mengangkat panggilan. Orang yang muncul bukanlah Calvin, melainkan putranya, si Theo.“Bibi Cantik, Theo sungguh merindukanmu. Kapan kamu bisa main ke rumahku?” Suara gemas Theo terdengar merdu. Ketika melihat wajah lugunya, Valencia merasa hatinya tidak gersang lagi.“Belakangan ini Bibi merasa agak sibuk. Sepertinya nggak bisa ke rumahmu.”“Oh.” Theo mencemberutkan bibirnya dengan kecewa. Dia pun kepikiran sesuatu. “Bibi Cantik, aku bawa kamu untuk lihat kamar papaku.”Theo mengambil kamera. Saat dia menelusuri koridor panjang, terdengar suara perbincangan orang dewasa di dalam ruang tamu. Kemudian, Theo pergi membuka pintu kamar utama.Kamar tidur utama dipenuhi potret Valencia dari berbagai periode, bahkan termasuk foto pernikahannya.Valencia spontan merasa terkejut. Hatinya seketika terasa seperti disuntik sesuatu hingga terasa membuncah.Padahal sudah enam tahun tidak bertemu, bagaimana mungkin …

  • Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?   Bab 99

    Kenny dipukul hingga menjerit kesakitan. “Mama, jangan pukul lagi. Aku akan ngomong. Sebenarnya anak itu, aku bantu ….”“Kenny, kamu bilang kamu bantu siapa untuk membesarkan anak itu?” Stewart menyela ucapan Kenny.Kenny menoleh, lalu melihat Stewart dan Valencia berjalan ke dalam. Dia pun terkejut hingga tergagap. “Aku nggak … nggak bilang aku bantu seseorang untuk membesarkannya. Maksudku, aku bantu melahirkan keturunan untuk Keluarga Darianto. Charin nggak bersedia untuk menikah sama aku. Papa dan Mama juga buru-buru, makanya aku suruh Josie untuk melahirkan anak buat aku. Papa, Mama, aku melakukannya juga demi meneruskan garis keturunan Keluarga Darianto.”Apa masih ada yang tidak dimengerti oleh Misha. Perempuan dan anak itu adalah “kambing hitam" yang ditanggung Kenny demi Stewart. Dia membuang cambuk, lalu memarahinya, “Dasar bodoh!”Ayah Kenny, Darkiat Darianto, merasa sangat emosi. Namun berhubung ada Stewart dan Valencia, dia juga tidak bisa melampiaskannya, melainkan hanya

  • Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?   Bab 98

    Begitu masalah ini terbongkar, sepertinya sulit untuk mendapat perlindungan dari Ketua Militer. Selain itu, ada terlalu banyak orang di dunia peretas yang ingin menantang “Cipher".“Aku mau segera menanganinya.” Veena segera duduk di depan komputer, lalu masuk ke dalam dunia internet untuk mencari tahu semua informasi mengenai Calvin. Akhirnya ditemukan foto bersama Calvin dengan Valencia.“Prof, sejauh ini, ini satu-satunya foto yang berhubungan dengan Kak Valencia.” Veena segera menemukannya. “Ini ….”Ketika melihat waktunya, saat itu Veena masih belum direkrut.“Foto itu diambil pada suatu aksi di enam tahun lalu. Dia merasa sangat sedih waktu itu karena berhasil menyelamatkanku, tapi dia nggak berhasil menyelamatkan asistenku. Aku membuatnya menampakkan diri. Saat aku menghiburnya, ada yang diam-diam mengambil fotoku.”“Foto sudah dilenyapkan.” Tangan Calvin mengusap wajah sedih Valencia yang berada di atas komputer. “Itu pertama kalinya dia merasa nggak berdaya, melihat asistenku

  • Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?   Bab 97

    Calvin dipukul secara mendadak. Dia pun tidak menghiraukan rasa sakit di wajahnya, melainkan segera mengayunkan tinjuan ke sisi Stewart.Calvin mempelajari tinju militer, sedangkan Stewart adalah ahli taekwondo. Keduanya sama-sama adalah master. Tidak ada satu pun dari mereka yang bersedia untuk mengalah. Mereka pun melanjutkan perkelahian.“Jangan pukul lagi!” Para peneliti dan pengawal di tempat segera melerai mereka untuk menghentikan kekacauan.“Prof Calvin, apa kamu baik-baik saja?” Valencia menatap luka yang mengalir di ujung bibir Calvin, lalu segera mengambil tisu ke sana.Calvin baru saja hendak mengulurkan tangan untuk mengambilnya, tisu pun langsung direbut oleh Stewart.“Valen, aku juga berdarah.” Stewart langsung menahan tangan Valencia, lalu menarik Valencia sekaligus tisu ke dalam pelukannya.“Rasakan!” Valencia meronta sejenak, tetapi dia tidak berhasil keluar dari genggaman telapak tangan Stewart. “Siapa suruh kamu sembarangan pukul orang! Segera minta maaf sama Prof C

  • Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?   Bab 96

    Valencia mulai berkomunikasi dengan Veena.Pada saat ini, Stewart pun tiba di departemen teknologi informasi. Kedatangan presdir pasti karena ada masalah serius. Manajer pun merasa agak gelisah.Manajer memanggil programer terhebat. “Aku ingin tahu di mana saja mobilku pernah diparkirkan. Bisakah kamu menyambungkan ponsel ke komputer mobil dan menyelesaikannya dalam dua menit?”Stewart teringat cara Valencia yang begitu lancar dan cekatan, lalu terdiam sejenak. “Bukan, bisakah diselesaikan dalam satu menit?”“Bisa,” jawab si programer, “Ini adalah teknik operasional yang sangat dasar, Pak Stewart.”“Dengan kemampuan istriku, apa dia juga bisa melakukannya?” Setelah kembali dari luar negeri, riwayat pekerjaan Valencia adalah di bidang desain web. Singkat cerita, bisa dibilang jurusan kecantikan dalam dunia komputer.Berhubung khawatir Valencia akan merasa terpukul, Stewart pun menempatkannya sebagai konsultan di departemen teknologi informatika. Manajer juga tidak diperbolehkan menggang

  • Kepergianku Palsu, Cintamu Nyata?   Bab 95

    Semua orang juga tahu dengan latar belakang istri dari presdir Grup Gunawan. Dia bahkan bisa menoleransi anak haram ayahnya. Dia memang sungguh baik hati.Reputasi bagus Valencia tersebar di luar sana. Reputasi itu pun menambah keindahan dalam percintaan mereka, bahkan saham Grup Gunawan melambung tinggi.Malam harinya, Stewart berbaring di samping Valencia. Tangannya diletakkan di atas perut kecil Valencia. “Sayang, kamu baru kehilangan anak, nggak boleh kecapekan. Belakangan ini kamu nggak usah ke perusahaan saja, biar nggak terlalu capek. Kamu cukup istirahat di apartemen saja.”Valencia sedang memejamkan kedua matanya. Dia pun membalas dengan mengiakan saja.Entah sudah lewat beberapa lama, tiba-tiba belakang punggungnya terasa ringan. Disusul, terdengar suara tutup pintu yang sangat pelan.Valencia duduk di tempat dengan ekspresi muram. Dia membuka laci, lalu mengeluarkan obat tidur yang dibuka Rachel. Dia menelan beberapa butir, lalu kembali berbaring. Tiba-tiba terdengar suara t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status