Share

3 Hubungan Terlarang

"Meeting hari ini selesai, terima kasih untuk semuanya. Silahkan untuk melanjutkan pekerjaannya masing-masing." 

Mendengar interupsi dari atasannya itu, membuat satu-persatu karyawan beranjak keluar dari ruang meeting. Terlihat senyuman di bibir mereka, hampir semuanya merasa lega meeting yang memakan waktu lama itu akhirnya berakhir juga. 

"Kamu mau kemana Kayla?"

Mendengar namanya dipanggil, membuat Kayla menolehkan kepala, "Saya juga mau kembali ke atas Pak."

"Kenapa buru-buru? Saya saja masih di sini."

"Ah iya, maaf Pak."

Abimanyu lalu melirik pintu ruangan yang sedikit terbuka, "Tutup pintunya," perintahnya. 

Kayla menuruti perintah bosnya itu untuk menutup pintu, setelahnya diam di sana dengan tidak nyaman. Melihat Abimanyu yang terus menatap penampilan nya, membuatnya semakin gugup. 

"Kemarilah."

Setiap perintah dari Abimanyu, selalu tidak bisa Kayla tolak. Saat Ia berdiri di dekat pria itu, Kayla terpekik kecil merasakan tubuhnya ditarik dan sekarang berada di atas pangkuan Abimanyu. 

"Pak maaf, tapi--"

"Syuut, kamu kenapa sih? Ini kan bukan pertama kali," sanggah Abimanyu. 

"Tapi saya takut ada orang lain yang masuk," cicit Kayla, "Jangan begini Pak, ini di kantor."

Seringai terukir di bibir Abimanyu, "Jadi kalau semisal di luar kantor, boleh melakukan lebih ya?"

"Bu-bukan begitu juga."

Melihat wajah perempuan itu perlahan memerah, membuat pria tampan yang memiliki gigi gingsul itu tertawa renyah. Selalu merasa senang dan gemas sendiri bisa membuat Kayla salah tingkah. 

"Saya dari tadi nahan diri untuk tidak nyentuh kamu," ungkap Abimanyu, "Meeting tadi membosankan ya?"

"Tidak juga."

"Masa sih? Padahal lama loh."

"So-soalnya Bapak yang menjelaskan."

Abimanyu mencolek hidung Kayla, memang bisa saja perempuan itu menggombal kecil. Apalagi sambil malu-malu, ingin sekali Abimanyu gigit kalau bisa. 

"Semakin hari, kamu semakin cantik saja Kayla," puji Abimanyu. 

"Terima kasih Pak," ucap Kayla. Dari tadi tidak bisa berlama-lama menatap mata pria itu. 

Abimanyu lalu membawa beberapa helaian rambut Kayla dan mendekatkan nya ke hidung, menghirup wangi yang sangat enak sampai membuat matanya beberapa saat terpejam. Wangi yang Abimayu sukai adalah wangi tubuh dari Kayla, Ia menyukai semuanya. 

"Pak maaf, sepertinya kita harus keluar sekarang," ucap Kayla memperingati. 

"Saya kan sudah bilang, kalau sedang berdua jangan panggil Pak dong. Saya kan bukan Bapak kamu."

"Iya maaf, tapi saya gak enak saja di kantor kalau gak panggil Pak."

"Gak akan ada yang denger juga, toh kita lagi berdua kan?"

"Iya sih, tapi--"

"Ayo coba panggil seperti biasanya, hari ini kamu dari pagi terus panggil saya Pak loh."

Kayla menekan bibirnya, sedikit ragu mengatakannya, "Mas," panggilnya pelan. 

Senyuman lebar langsung terukir di bibir Abimanyu, "Nah begitu dong sayang, lebih enak didengar."

Mereka terdiam beberapa saat, dengan posisi masih sama seperti tadi. Kayla terus menunduk menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah merah, sedang Abimanyu yang terlalu betah menatap wajah cantik itu. 

"Mas, ada yang mau aku kasih tahu."

"Ada apa sayang? Bilang saja."

"Beberapa hari lagi, Ibu harus cuci darah."

"Oke, nanti aku langsung kirim uangnya ke rekening kamu ya?"

Padahal Kayla belum menjelaskan semuanya, tapi Abimanyu sudah bisa langsung peka. Memang ini bukan pertama kalinya meminta, entah sudah ke berapa kali dan Kayla masih malu. 

"Maaf ya Mas, aku selalu repotin kamu," ucapnya pelan. 

"Siapa yang bilang kamu ngerepotin aku? Enggak kok," bantah Abimanyu. 

"Tapi hampir setiap bulan kamu bantu Ibu untuk cuci darah, biayanya itu sangat mahal, bahkan lebih dari gaji aku."

Abimanyu menghela nafasnya lalu mengusap wajah cantik itu, "Enggak kok, aku malah senang bisa bantu kamu juga. Aku gak tega lihat kamu sedih."

"Sekali lagi makasih, aku benar-benar berhutang budi."

"Hutang budi ya? Kamu sudah membayarnya kok, dengan kita pacaran seperti ini."

Mereka saling membalas senyuman dengan detak jantung yang perlahan menjadi cepat. Perlahan kepala Abimanyu mendekat, dengan pandangan turun ke bibir merah Kayla. 

Perlahan kedua mata Kayla pun tertutup, menunggu dengan perasaan gugup. Tetapi sebelum bibir keduanya bertemu, deringan ponsel yang nyaring membuat keduanya langsung saling menjauhkan diri. 

Melihat Istrinya lah yang menghubungi, membuat Abimanyu tanpa sadar mendengus, "Ada apa?!"

["Kok ketus begitu sayang? Kamu kenapa?"]

Tentu saja bad mood karena Bella mengganggu keromantisannya bersama Kayla. Padahal tadi tinggal sedikit lagi, tapi gagal karena Bella menelpon nya. Tetapi Abimanyu berusaha tidak terlalu menunjukan rasa kesalnya itu. 

"Gak papa, ada apa?"

["Aku di ruang kerja kamu nih, tapi kok kamu gak ada? Kamu lagi dimana?"]

"Kenapa gak bilang kalau mau ke kantor? Kan aku sudah bilang, kalau mau kesini harus ngabarin dulu."

["Iya maaf, tadi selesai pemotretan aku sekalian aja mampir ke kantor kamu."]

Alasan yang Abimanyu berikan pada istrinya itu adalah karena takut dirinya sedang sibuk atau berada di luar kantor, jadi tidak mau istrinya itu menunggu. Padahal kenyataannya, Abimanyu hanya khawatir Bella mendapati Ia dan Kayla sedang bermesraan. 

"Aku baru selesai meeting, sebentar lagi ke sana."

["Oke, cepet ya."]

Setelah panggilan berakhir, Abimanyu kembali melirik Kayla yang berdiri di sampingnya. Ia lalu berdiri dan berhadapan dengan Kayla. Abi mengusap rambut panjang perempuan itu dengan pelan. 

"Maaf ya."

"Maaf kenapa?"

"Tadi aku gak sempat cium kamu," jawab Abi frontal. 

"Ti-tidak perlu minta maaf Mas," ucap Kayla salah tingkah.

Abimanyu yang berhasil membuat sekertaris nya itu salah tingkah lagi hanya terkekeh kecil. Keduanya lalu keluar dari ruangan itu. Untung saja sedang jam istirahat, jadi tidak banyak yang melihat juga dan akan curiga. 

Ternyata Bella menunggu di depan ruang kerjanya, perempuan itu yang melihat suaminya langsung tersenyum. Tetapi ekspresi wajahnya kembali datar karena perempuan yang berjalan di belakang Abimanyu. 

"Sudah lama kamu di sini?" tanya Abimanyu. 

"Enggak kok, aku kesini mau ajak kamu makan siang."

"Dimana?"

"Terserah, tapi di luar ya. Kamu kan tahu, aku gak terlalu suka makanan di kantor kamu."

Abimanyu mengangguk lalu meminta izin masuk dahulu ke dalam untuk menyimpan barang-barangnya. Meninggalkan dua perempuan itu yang saling menatap dengan arti pandangan berbeda. 

"Selamat siang, Bu Bella," sapa Kayla sopan. 

"Siang, kamu juga ikut meeting?"

"Iya."

"Benar juga, kamu kan sekertaris Abi. Jadi selalu ngintilin dia kemana pun."

Entah apa maksud di balik perkataan Bella tadi, tapi Kayla merasa seperti sebuah sindiran, apalagi Bella sambil tersenyum sinis ke arahnya. Kayla berdehem pelan lalu berpamitan ke meja kerjanya yang tidak jauh dari sana. 

"Sudah siap?" tanya Abi yang baru keluar. 

Bella langsung tersenyum, "Sudah kok, yuk berangkat sekarang."

Dengan inisiatif nya sendiri, Bella pun menggandeng tangan suaminya itu. Mereka pun pergi dari sana. Tetapi Abimanyu sempat menoleh ke belakang, lalu mengedipkan matanya pada Kayla di kejauhan. Memang nekad sekali. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status