Share

4 Sudah Memutuskan

Author: Eunoia
last update Last Updated: 2022-11-01 12:56:20

Kalau boleh jujur, Kayla juga sebenarnya tidak mau menjadi wanita simpanan bosnya sendiri. Ia tahu ini salah, akan ada hati yang tersakiti. Tetapi Kayla merasa sudah terlanjur, membuatnya pun bingung harus melanjutkan atau tidak. 

Drrt!

Deringan ponselnya, membuat lamunan perempuan itu terhenti. Sebuah nomor asing terlihat, membuatnya bingung. Tetapi karena khawatir dari orang penting, membuatnya pun mengangkat saja panggilan itu. 

"Hallo, ini dengan Kayla Larasati. Maaf ini dengan siapa ya?"

["Hallo Kayla, ini saya Adrian. Kamu masih ingat tidak?"]

"Adrian?" Tentu saja Kayla masih mengingatnya, "Akhirnya kamu menghubungi juga."

["Iya, saya sudah memutuskannya. Sepertinya saya butuh bantuan kamu."]

Kayla tidak bisa menahan senyumannya lagi, "Oke, gimana kalau nanti malam kita ketemu?"

["Boleh, dimana?"]

"Di apartemen saya saja ya, biar lebih enak ngobrol nya."

["Oke, nanti saya datang. Kamu kirimkan saja alamatnya ya."]

"Iya, saya tunggu."

Setelah panggilan berakhir, Kayla merasa senang begitu saja. Tetapi Ia juga belum bisa memastikan apakah Adrian itu akan setuju atau tidak jika diberikan alasannya nanti, permintaannya ini juga terlalu berat. 

"Ekhem!"

Deheman keras itu, membuat Kayla langsung menoleh. Melihat Abimanyu mendekat, membuat Kayla pun berdiri dan berusaha tersenyum. Pria itu sendirian, sepertinya istrinya sudah pulang. 

"Kenapa senyam-senyum begitu?" tanya Abimanyu. 

"Hah? Tidak ada apa-apa kok Pak," bantah nya. 

Abimanyu lalu mengusap rambut Kayla, "Sepuluh menit lagi kita ada meeting, kamu persiapkan semuanya."

"Iya Pak."

Setelah pria itu pergi, Kayla pun langsung bersiap untuk pergi meeting. Tidak mau ada yang tertinggal dan membuat atasannya itu tidak suka. Walaupun mereka ada hubungan, tapi Kayla tidak memanfaatkan posisinya ini dan tetap bekerja profesional. 

Waktu berjalan cepat, akhirnya jam pulang kantor pun tiba. Kayla pun bisa bernafas lega dan segera merapihkan barang-barangnya. Pergerakannya lalu terhenti melihat Abimanyu yang keluar dari ruangan. 

"Kamu mau kemana? Kok buru-buru begitu?" tanya Abimanyu heran. 

"Em saya mau ketemu seseorang, Pak."

"Siapa? apa orang penting?"

Tidak bisa dikatakan penting juga sih, "Iya."

"Laki-laki atau perempuan?"

"Laki-laki."

Melihat tatapan pria itu mulai menajam, membuat Kayla pun terpaksa menceritakannya. Jika dirinya akan bertemu seseorang yang sepertinya bisa membantu mereka keluar dari permasalahan ini. 

"Jadi kamu sudah mendapatkan siapa yang akan jadi suami kamu nanti?" tanya Abimanyu. 

"Iya, saya pikir dia orang yang tepat. Dia juga sedang butuh uang itu, jadi kami bisa sama-sama membantu."

Abimanyu mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Ia sendiri memang yang meminta pacar gelapnya ini untuk mencari calon suami, juga memintanya menikah. 

"Kerja kamu cepat juga ya, tapi.. Ingat ya, pernikahan kalian itu hanya pura-pura."

"Iya Mas, aku tahu kok."

"Maaf ya sayang, aku juga terpaksa nyuruh kamu menikah karena Bella mulai curiga pada kita."

Kayla diam saja saat badannya di tarik ke pelukan pria itu, perasaannya pun campur aduk. Entahlah, tapi Kayla juga merasa bodoh menerima saja kemauan Abimanyu yang memintanya menikah pura-pura dengan lelaki lain. 

"Aku temani ya?"

"Enggak usah Mas, aku juga butuh waktu bicara dengan dia," tolak Kayla. 

"Oke, tapi nanti aku harus ketemu sama calon suami kamu itu." Abimanyu mengusap pipi Kayla, "Aku harus ingetin dia kalau kamu itu cuma milik aku."

Kayla hanya menghela nafasnya mendengar nada posesif itu. Merasa takut terlambat, membuat Kayla meminta izin untuk pulang cepat. Untung saja Abimanyu pun tidak keras kepala dengan kekeuh ingin ikut, memberikannya waktu. 

Sesampainya di kawasan apartemennya, baru saja masuk langkah Kayla langsung terhenti saat melihat seorang pria yang memakai pakaian serba hitam duduk di bangku koridor. Kayla merasa familiar dengan tubuh itu, membuatnya pun mendekati. 

"Adrian, itu kamu?"

Pria itu langsung mengangkat kepalanya, "Hai Kay," sapanya dengan senyuman. 

Kayla ikut tersenyum, tapi hanya sebentar karena menyadari jika wajah pria itu ada beberapa luka. Penampilan Adrian pun cukup tertutup, dengan jaket dan topi hitamnya. Seperti tidak mau terlihat mencolok. 

"Kamu sudah dari lama di sini?" 

"Enggak kok, baru sepuluh menit aja."

Tapi kan itu sudah lumayan lama, membuat Kayla sedikit tidak enak. Tidak mau membuat pria itu kebosanan, membuat Kayla pun langsung mengajaknya naik ke kamar apartemennya di lantai sepuluh. 

"Kamu hebat ya tinggal di apartemen ini, katanya biaya perbulannya kan mahal sampai belasan juta," celetuk Adrian memperhatikan sekitar. 

Kayla hanya tersenyum, ya pria itu tidak tahu saja jika yang membayarkan tempat tinggalnya ini adalah bosnya sendiri. Kalau Kayla mana bisa membayarnya, terlalu mahal. Malahan gajinya saja bisa dua kali lipat harga sewa. 

"Silahkan masuk," ucap Kayla sambil membukakan pintu. 

Adrian yang baru masuk langsung dibuat kagum dengan kamarnya yang luas dan rapih. Sudah diduga dari awal jika yang tinggal di sini pasti orang berada semua. 

"Kamu tinggal sendiri di sini?" tanya Adrian. 

"Iya, kenapa?"

"Gak papa, tapi nyaman banget. Pasti betah."

"Iya betah kok, tapi aku jarang di apartemen karena kerja."

Dengan baiknya Kayla membawakan dulu minuman, juga kotak obat. Adrian yang melihat itu dibuat bingung, tapi hanya diam saja. 

"Wajah kamu kenapa kok babak belur gitu?" tanya Kayla. 

"Oh ini, kemarin malam habis dihajar."

"Sama siapa?"

"Sama rentenir itu lah, aku ketahuan sama mereka," jawab Adrian sambil terkekeh kecil. Merasa lucu saja jika mengingat kejadian itu. 

"Tapi kamu gak papa, kan?"

"Enggak kok, cuma luka kecil aja. Untungnya mereka gak sampai bunuh aku, mungkin pengen aku bayar dulu hutangnya."

Kayla menggeleng-gelengkan kepala, "Serem juga ya mereka, kamu gak takut?"

"Takut sih, tapi aku juga gak bisa ngehindar karena aku yang lebih dulu cari masalah."

"Jadi makanya kamu sudah putusin untuk aku bantu?"

Adrian mengangguk, "Iya, aku pikir cuma kamu yang bisa bantu aku untuk lunasin hutang ke mereka. Tapi--"

"Tapi?"

"Tapi aku juga harus tahu alasan kamu mau bantuin aku untuk lunasin hutang aku yang banyak itu."

Mereka saling bertatapan, tanpa bisa ditahan detak jantung pun menjadi cepat begitu saja. Kayla memilih meminum sedikit air putihnya, untuk membasahi tenggorokannya yang kering. Sepertinya sudah waktunya Ia cerita. 

"Aku bisa bantu kamu bayar hutang itu langsung, tanpa kamu harus lunasi."

Kedua mata Adrian terbelak lebar, "Hah kamu serius? Jangan bercanda!" ucapnya keras. 

"Aku serius, tapi memang ada syaratnya. "

Seketika itu juga perasaan Adrian tidak enak, merasa syarat itu pasti sangat berat karena dirinya sampai tidak perlu melunasi hutangnya yang banyak itu. Adrian pun menunggu Kayla membuka suaranya lagi dengan hati berdebar. 

"Memangnya apa syaratnya?"

"Dengan kamu jadi suami aku, itu syaratnya."

"Apa?!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   100 Aku Lah Takdirmu

    Satu minggu kemudian.. Acara pernikahan Kayla dan Adrian diadakan di sebuah ballroom sebuah hotel berbintang. Acara akad di pagi hari dan malamnya pesta bersama para tamu. Cukup banyak tamu yang hadir, dan kebanyakannya adalah klien kerja Adrian. "Selamat ya Pak Adrian, kami ikut senang anda menemukan jodohnya. Kalian tampak serasi sekali.""Ah iya, terima kasih juga sudah hadir kesini. Katanya anda sampai pulang dari luar negeri ya?""Iya, saya tentu harus hadir di acara penting anda ini.""Terima kasih, saya merasa sangat spesial."Untuk beberapa saat mereka bisa bernafas lega karena tamu berhenti datang. Adrian menoleh menatap Kayla yang duduk di sebelahnya, perempuan itu sedang minum sebotol air mineral dengan rakus. Melihat ada sedikit air di sudut bibirnya, membuatnya menghapusnya. "Capek ya?" tanya Adrian. "Iya, tapi seru.""Maaf aku undang banyak tamu.""Gak papa, kamu dan teman kerja kamu kan harus menjalin hubungan baik. Lagian pesta pernikahan ini cuma sekali, gak akan

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   99 Tidak Mau Berlama-lama

    "Kami berangkat dulu Kek," pamit Adrian. "Iya, hati-hati di jalan. Adrian, sering-sering lah ajak Kayla kesini.""Pasti."Sebenarnya mereka betah sekali di rumah itu, menghabiskan waktu dengan banyak kegiatan menyenangkan. Tetapi rencananya kan hari ini juga Adrian ingin berkunjung ke rumah Hana, membicarakan tentang hubungannya yang ingin serius dengan Kayla. "Kita beli sesuatu dulu ya buat Ibu," ucap Adrian. "Enggak usah lah.""Jangan dong, aku gak enak. Kalau misal dibeliin kue, Ibu suka gak?""Suka kok.""Ya sudah, kamu ya yang pilihin kue-kuenya, aku gak terlalu tahu.""Iya."Setelah membeli banyak macam kue untuk calon mertuanya itu, mereka melanjutkan perjalanan. Adrian gugup sekali, merasa khawatir saja dengan reaksi Hana nanti saat bertemu dengannya lagi. Semoga saja baik. "Assalamu'alaikum Bu," ucap Kayla memanggil dengan suara keras. Beberapa saat kemudian, pintu pun terbuka dari dalam. Hana terlihat terkejut melihat pria yang berdiri di sebelah putrinya, sampai membua

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   98 Mau Serius Lagi

    Saat Kayla membuka matanya, indra penciuman nya langsung dimanjakan oleh wangi masakan enak. Perempuan itu beranjak duduk lalu melirik ke bawah, Adrian sudah tidak ada dan kasur lantainya pun dirapihkan. Kayla lalu turun dan langsung mengeceknya ke dapur. "Sedang apa?"Adrian menoleh, "Hei, sudah bangun?""Iya, aku bangun kesiangan.""Aku sedang buat nasi goreng, maaf ya pakai dapurmu tanpa izin dulu.""Kau berlebihan, anggap saja rumah sendiri.""Hehe terima kasih."Tadinya Kayla akan mandi dulu, tapi melihat Adrian yang sudah selesai masak dan memindahkan ke piring membuatnya memilih sarapan lebih dahulu. Mereka duduk bersebelahan di sofa sambil menyantap nasi goreng dengan toping sosis dan telur mata sapi itu. "Aku kangen banget sama masakan buatan kamu, akhirnya bisa nyobain lagi," ungkap Kayla dengan senyuman lebarnya. "Gimana rasanya? Masih enak?""Masih kok, malahan lebih enak.""Ya sudah, nanti aku akan masakin kamu setiap hari."Kayla terkekeh kecil lalu menggeleng, "Engga

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   97 Melepas Rindu

    "Sana pulang.""Kamu ngusir aku?""Bukan ngusir, tapi kan ini bukan tempat tinggal kamu.""Iya sih, tapi aku pengen nginep di sini. Boleh gak?"Kayla langsung menggeleng, "Enggak, nanti kalau orang lain tahu ada laki-laki nginep di kontrakan aku bisa gawat.""Bilang aja kalau kita sebentar lagi juga menikah," ucap Adrian polos. "Memangnya kapan kamu mau nikahin aku? Aku gak mau di php in lagi ah.""Terserah kamu maunya kapan, besok juga bisa kok.""Jangan bercanda," dengus Kayla. Adrian hanya terkekeh kecil, mungkin bagi Kayla menganggapnya begitu, padahal Ia memang serius. Apalagi sekarang Adrian sudah menjadi seorang pengusaha yang banyak uang, tentu Ia bisa mengatur acara pernikahannya walau hanya satu malam dengan menyuruh seseorang. "Lihat di luar hujan besar, aku tidak bisa pulang," ucap Adrian sambil menunjuk ke arah jendela. "Memangnya kamu kesini naik apa?""Em motor," bohong Adrian. "Terus motornya dimana? Kok tadi aku lihat di depan gak ada.""Aku parkir di tempat lain

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   96 Bisa Menerimanya Lagi

    Hari ini menjadi hari paling berkesan bagi Kayla. Setelah pertemuannya dengan Adrian, sampai pria itu yang mengantarnya juga kembali ke kantor. Selama bekerja Kayla sampai tidak bisa fokus, bahkan terus tersenyum-senyum. "Bagaimana tadi? Semuanya lancar, kan?" tanya Gavin penasaran. "Em lancar Pak.""Jadi apa Pak Adrian itu sudah setuju akan bekerja sama dengan perusahaan kita?""Sepertinya?""Masih sepertinya ya? Padahal saya berharap sekali kamu bisa meyakinkan dia untuk bekerja sama dengan kita. Kamu tenang saja, nanti akan saya berikan bonus.""Beneran Pak?""Iya, asalkan dia sudah setuju.""Gampang kalau gitu, saya pasti bisa yakinkan beliau untuk mau kerjasama dengan perusahaan kita.""Baiklah Kayla, saya pegang ya kata-kata kamu.""Iya, Bapak tenang saja."Kayla pulang ke kontrakannya di jam biasa, kali ini dengan menaiki grabcar karena sedang gerimis. Sesampainya di tempat tinggalnya itu, Ia langsung membersihkan diri. Nanti Kayla akan membeli makan malam di restoran depan g

  • Kepincut Suami Kontrak Ku   95 Bicara Empat Mata

    "Pak saya--""Tidak apa Kayla, malah ini kesempatan bagus. Mungkin kamu juga bisa membantu beliau agar semakin yakin bisa bekerja sama dengan perusahaan kita. Saya bisa percayakan semua pada kamu, kan?"Kayla mengerang di dalam hati enggan melakukan perintah itu. Masalahnya Kayla sudah bisa menebak jika yang akan dibicarakan Adrian nanti sepertinya tentang masalah pribadi, bukan tentang kerja sama ini. "Saya akan pulang lebih dulu, kamu saya izinkan.""Iya Pak.""Jangan terlalu gugup Kayla, sepertinya ini juga bukan pertemuan pertama kalian, kan?""Entahlah.""Kalau gitu saya pergi dulu, semoga lancar ya."Setelah kepergian bosnya itu, Kayla memilih meminum jusnya menghilangkan rasa tercekat di tenggorokan. Ia lalu melihat Adrian yang sudah kembali dari toilet, semakin mendekat membuat detak jantungnya semakin cepat. "Dia sudah pergi?" tanya Adrian yang baru duduk. "Sudah.""Baguslah, jadi tidak ada yang mengganggu.""Ekhem memangnya apa yang mau anda bicarakan? Tentang pekerjaan,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status