Share

Bab 3

Author: Tarasari Thalia
Tania ternyata sudah kembali dari luar negeri?

"Huhu, Felix, aku nggak mau Debora panggil orang lain ibu dan ayah."

Felix berbisik di telinganya, "Jangan khawatir, aku akan pastikan Debora masuk ke Kartu Keluarga Sebastian secara sah."

Baru pada saat itulah Tania berhenti menangis dan tertawa.

"Felix, secara hukum, aku dan kamu adalah suami istri, sedangkan Stella..."

Felix mengerutkan dahi, "Dulu aku buat akta nikah denganmu sebelum acara pernikahanku itu untuk mencegahmu ditindas saat di luar negeri."

"Kecuali status Nyonya Sebastian, aku bisa berikan segalanya untukmu. Stella nggak bersalah, jadi jangan ganggu dia."

Tania tampak tidak senang, tetapi hal yang paling mendesak sekarang adalah Debora, jadi dia menahan emosinya untuk sementara.

"Jangan khawatir, aku nggak akan berebut dengannya untuk dapatkan status Nyonya Sebastian, aku juga nggak punya hak untuk itu."

Felix baru menyadari kata-katanya agak kasar, jadi dia segera sedikit membungkuk dan membujuknya.

"Apa yang kamu bicarakan? Kalau kamu nggak punya hak, siapa lagi yang punya? Kamu itu berjasa karena sudah lahirkan Debora untuk Keluarga Sebastian, ibuku selalu memikirkanmu."

Stella hampir kehilangan keseimbangan, Ibu Felix ternyata tahu tentang hubungannya dengan Tania!

Bayangan ibu mertua yang tampak sombong dan anggun pun muncul di depan matanya.

Karena Stella tidak memiliki harta sesan, Keluarga Sebastian sangat tidak suka padanya.

Ibu mertuanya sering cari kesalahannya dan tidak pernah memperlakukannya dengan baik.

Stella dengan naif berpikir bahwa selama dia berusaha semaksimal mungkin untuk berbakti kepada ibu mertuanya, cepat atau lambat dia akan diterima.

Sekarang setelah dipikir-pikir lagi, ibu mertuanya sudah menerima perempuan lain sebagai menantu, jadi mana mungkin dia akan terima Stella?

Dengan kaki yang lemah, Stella mengikuti Felix dan Tania ke lantai dua.

Felix awalnya berpura-pura seperti seorang pria sejati, tapi ketika mereka tiba di suatu tempat yang sepi, dia menarik Tania dan menekannya di bawahnya.

"Abaikan dulu masalah Debora, sekarang kamu masih perlu selesaikan masalahku dulu."

Bagian bawah tubuhnya menekan perut bagian bawah Tania, membuat wajah Tania memerah.

Keduanya berjalan memasuki gudang yang kosong dan tak lama kemudian, erangan yang tertahan dari seorang pria dan wanita terdengar di telinga Stella.

Terpisah oleh dinding, seluruh tubuh Stella gemetar dan perlahan dia berjongkok menyandar dinding.

Felix terengah-engah, "Tania, kamu sudah pernah melahirkan, tapi kenapa kamu masih begitu kencang?"

Tania terengah-engah pelan, "Kenapa? Punya Stella sangat longgar?"

Setelah beberapa hentakan hebat, Felix berkata dengan suara rendah.

"Stella terlalu kuno, dia nggak seterbuka dirimu yang pernah tinggal di luar negeri."

Kuku Stella menancap dalam di telapak tangannya.

Dia tidak pernah tahu, pimpinan Grup Sebastian yang selalu tampak begitu sombong dan pendiam, dan memandang rendah semua wanita yang mendekatinya, kecuali dia, ternyata adalah binatang buas.

Di tengah suara erangan, Stella berjalan menjauh selangkah demi selangkah sambil berpegangan pada dinding.

Ketua panti tampak sudah menunggu di kantor.

"Kami mau konfirmasi, Stella, apa kamu dan Tuan Felix masih berencana adopsi Debora?"

Stella tidak langsung menjawab, tetapi meminta untuk memeriksa berkas informasi pribadi Debora.

Berkas menunjukkan bahwa Debora lahir pada musim semi lima tahun lalu.

Itu setengah tahun setelah Stella dan Felix menikah.

Berarti ketika Felix berlutut melamarnya, Tania sudah hamil.

Dia marah! Dia tak terima!

Stella mengembalikan berkas itu kepada ketua panti.

"Aku nggak berencana adopsi Debora, kamu bisa atur prosedur adopsinya."

Ketua panti mengangguk sambil berpikir.

"Stella!"

Felix tiba-tiba masuk dan merampas berkas Debora.

"Kapan aku bilang aku nggak mau adopsi Debora? Atas dasar apa kamu yang putuskan?"

Stella menatapnya dengan dingin, "Saat kamu putusin mau adopsi Debora, kamu juga nggak diskusi denganku, ‘kan?"

Felix terdiam sesaat.

Tania pun muncul dari belakangnya, "Hai, Stella, lama nggak jumpa."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 26

    “Sekarang, mari kita sambut pengantin wanita kita hari ini, Stella!”Pintu ruangan perlahan terbuka dan seberkas cahaya bersinar. Iring-iringan acara pernikahan pun terdengar saat Stella berjalan menuju Eric sambil membawa bunga di tangannya. Ini adalah kedua kalinya Stella memasuki acara pernikahan, pernikahannya yang pertama bahkan berakhir hancur. Sementara kali ini, dia juga tidak cukup yakin dia bisa bahagia. Pada detik ini, dia bahkan ingin berbalik dan melarikan diri. Di atas panggung, Eric sangat gugup hingga jari-jarinya sedikit tertekuk. “Stella!”Di meja pengantin wanita di bawah panggung, orang tua Stella menatapnya dengan air mata membasahi mata mereka.Di meja yang sama, ada kerabat Stella, teman sekolah dan sahabat Stella. Mereka melambaikan tangan padanya dan berkata, “Selamat.” Stella pun berdiri di tempat dan tertegun, air mata mengalir di matanya. Pembawa acara hendak mendesaknya, tetapi dihentikan oleh Eric. Eric merapikan dasi kupu-kupunya dan berjalan me

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 25

    Felix sangat bangga sekaligus kecewa karena semua orang hanya diam. “Aku datang ke sini hari ini tanpa diundang karena aku ingin ucapkan selamat pada Tuan Eric secara langsung atas pernikahannya.” Eric tetap tenang dan membiarkan Felix menggila.“Aku punya beberapa foto di sini yang ingin aku tunjukkan pada keluarga dan teman-teman pengantin wanita.” Sambil berkata demikian, dia mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto Eric dan Stella yang tengah bertingkah mesra.Eric menyarankan dengan bijaksana, “Layar ponsel Tuan Felix terlalu kecil, gimana kalau diproyeksikan ke layar besar?”Felix mencibir, “Itu lebih bagus.” Setelah petugas mengaturnya, ponsel Felix berhasil dihubungkan ke layar elektronik besar di belakangnya.Felix sangat bangga, “Apa wanita dalam foto itu kekasih Tuan Eric yang diam-diam ditemui tanpa diketahui tunangannya? Aku mau tahu gimana Tuan Eric mau jelasin ini?”Eric mendengus dingin, “Tuan Felix, apa kamu mengenali wanita di foto itu?”“Tentu saja! Dia itu

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 24

    Malam sebelum acara pernikahan, Stella mengusir Eric dengan alasan kedua mempelai tidak boleh bertemu sebelum acara pernikahan.Eric berkata dengan sedih di balik pintu, "Istriku, gimanapun besok kita akan tidur bersama, jadi biarkan aku masuk."Tapi Stella malah mengunci pintu. "Nggak, ini adalah tradisi. Kalau aku izinkan kamu masuk, nanti jadi sial."Mendengar itu adalah hal yang sial, Eric langsung setuju. "Hanya saja aku sangat merindukanmu, aku harus gimana?"Stella memutar matanya tak berdaya, "Eric, kita baru berpisah kurang dari lima menit."Stella tidak pernah menyangka Eric ternyata adalah budak cinta dan manja. Setelah Eric pergi dengan tidak rela, Stella berbaring di tempat tidur, tapi sama sekali tidak bisa tidur. Besok sudah akan menikah dengan Eric. Meski selama beberapa hari ini, mereka sangat bahagia bersama, tapi pernikahan dan pacaran adalah dua hal yang sangat berbeda, jadi dia tentu saja tetap merasa gugup. Terlebih lagi, setelah dikecewakan oleh Felix, dia b

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 23

    Stella berpikir bahwa karier Eric sepuluh kali lebih sukses daripada Felix, jadi dia pasti punya lebih banyak kerjaan.Jadi dia tidak memiliki harapan apapun terhadapnya dalam pernikahan yang akan datang. "Itu cuma pernikahan bisnis tanpa dasar perasaan."Itulah yang dikatakannya kepada sahabatnya. Namun Eric malah muncul di setiap sesi persiapan pernikahan. Dia sendiri yang memilih tempat acara pernikahan dan mengawasi semua dekorasi interiornya. Bagaimanapun, dia adalah lulusan dari sekolah seni terbesar di Eropa, Universitas Seni Dolon, dengan gelar ganda dalam kurasi desain dan manajemen industri kreatif. Cincin pernikahannya juga dia minta seseorang untuk mendesainnya secara khusus, tidak ada duanya. Bahkan dalam pemilihan gaun pengantin, dia menghormati pendapatnya dan memberikan rasa partisipasi yang cukup. Sebagai contoh, gaun pengantin model putri duyung ini adalah hasil karya kelulusan Eric. Eric tampak duduk di sofa rendah, tidak ada tempat untuk meletakkan kakinya y

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 22

    Tania segera merapikan dirinya dan tersenyum, yang menurutnya adalah senyuman manis. Dia mencondongkan tubuh ke depan, setengah memperlihatkan payudaranya. "Tuan Eric, kamu yang telah menyelamatkanku? Apa kamu mau aku balas dengan tubuhku?"Sekretaris itu segera menarik kerah bajunya dan menariknya ke samping. Eric pun duduk dan berbicara dengan suara acuh tak acuh. "Kamu? Emang kamu pantas?"Ekspresi wajah Tania berubah. Meskipun dia tidak secantik Stella, tapi dia juga cukup manis dan cantik. Mengapa di mata Eric, dia sejelek ini? Dia pun duduk kembali di meja makan, "Bilanglah, apa yang harus aku lakukan?"Eric berjanji memberinya sepuluh miliar, dia bisa bawa Debora pergi dari panti asuhan dan mereka berdua bisa pergi jauh. "Siapa ayah kandung Debora?"Jika Eric ingin menggunakan Tania yang tidak stabil untuk melawan Felix, tentu saja dia harus mengetahui kelemahannya. Tidak ada yang tahu apa yang akan dilakukan wanita gila ini saat dia menjadi gila. Tania mengerutkan bib

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 21

    Begitu Felix terbangun pagi itu, dia mendapat kabar baik.Dia sudah dapat undangan pernikahan Eric. Felix memandanginya dan melihat undangan itu terbuat dari emas murni dan bertatahkan safir utuh di dalamnya. "Gampang banget dapat undangannya, tampaknya Keluarga Sumanto nggak semisterius rumor yang beredar.""Keluarga Sumanto sangat aneh, hanya ada nama pengantin pria di undangan, nggak ada nama pengantin wanita."Namun, Felix tidak peduli siapa pengantin wanitanya, palingan adalah salah satu putri keluarga kaya raya. Dia menoleh ke asistennya dan bertanya, "Apa sudah siap?"Asistennya mengangguk. Dulu, Stella dengan tegas batalin perjanjian pernikahannya dan menikah dengan Felix meskipun ada tentangan keras dari orang tuanya. Jadi selain dia, tidak ada seorang pun lagi yang bisa dia andalkan di dunia ini. Kalaupun mau cari bantuan, dia pasti akan cari Eric. "Haha, pasti akan ada wartawan di pernikahan Tuan Muda Kota Sulin, setelah skandal itu terbongkar, kurasa dia nggak akan p

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 20

    Selama lima tahun, Eric sangat menjaga diri. Dia bersikap acuh tak acuh terhadap semua wanita yang menghampirinya dan kemampuan seksualnya pun pernah dicurigai oleh keluarga dan teman-temannya. Kakeknya bahkan memberi isyarat kepadanya, "Nggak masalah cucu menantuku itu laki-laki atau perempuan, bawa saja dia pulang untuk bertemu."Bukannya dia tidak mencoba memulai hidup baru, dia juga sudah mencoba mendekati wanita lain. Tetapi setiap kali dia mencapai tahapan paling kritis, dia tidak bisa. Ekspresi terkejut di wajah wanita-wanita itu menyakitinya. Eric bahkan menemui dokter karena hal ini. "Tuan Eric, kamu nggak ada penyakit fisik apa pun, aku sarankan kamu cari psikiater."Untuk menghindari rasa canggung, dia memilih menghindari berhubungan seks. Dia pikir dirinya akan sendirian seperti ini selama sisa hidupnya. Sampai akhirnya dia menerima telepon lagi dari Stella. Menatap nomor yang dikenalnya di ponselnya, napasnya hampir berhenti. Dia berdiri, bersandar ke dinding, me

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 19

    Asistennya masih ingin memberi saran, "Gimana kalau itu penipu..."Tapi Felix bertekad, "Nggak masalah kalau kehilangan perusahaan, selama Stella bersedia kembali, aku nggak peduli seberapa banyak kerugianku."Uang itu pun segera ditransfer ke rekening pihak lain. Lima menit kemudian, foto yang terlihat jelas dikirim ke ponsel Felix. Itu adalah foto Stella yang sedang makan malam dengan seorang pria. Felix mengepalkan tangannya, merasa sangat cemburu. "Segera cari tahu siapa pria yang bersama istriku!"Asistennya membuat beberapa panggilan telepon dan kemudian berbalik untuk memberi tahu Felix,"Tuan Felix, kami sudah periksa, pria yang bersama Nyonya adalah mantan tunangannya, Eric."Felix tercengang.Eric? Dari Keluarga Sumanto yang merupakan keluarga pahlawan itu? Katanya nenek moyangnya bertugas di militer selama beberapa generasi dan hanya generasinya yang mulai berbisnis. Di Wikipedia hanya ada beberapa kalimat info tentang Eric dan Keluarga Sumanto, sungguh misterius. Fel

  • Kerinduan Tak Berujung   Bab 18

    Felix mengunci Tania di ruang bawah tanah selama tiga hari penuh tanpa memberinya sesuap makanan ataupun setetes air. Pada pagi hari keempat, dia minta seseorang untuk membuka pintu ruang bawah tanah. Bau menyengat dari kotoran dan air seni pun tercium. Felix menutup mulut dan hidungnya, “Sekarang apa kamu sudah mau pergi urus perceraian?”Tania dengan rambut acak-acakan dan wajah yang kotor, menopang tubuhnya yang lemah, matanya tampak mendambakan sesuatu. “Felix, biarkan aku keluar, aku akan menuruti perkataanmu.”Felix pun mengambil makanan anjing dari tangan asistennya dan menyebarkannya ke lantai. “Makanlah semua ini, baru aku lepaskan kamu.”Tania berguling, merangkak dan mengambil makanan anjing itu lalu memasukkannya ke dalam mulutnya. Asisten itu pun mengangkat ponselnya untuk merekam kejadian itu. “Simpan baik-baik, aku mau tunjukkan langsung pada Stella gimana aku beri pelajaran pada wanita jalang ini.”Dia lalu menginjak tangan Tania hingga dia tersentak kesakitan.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status