Share

22 - Rintihan Kepala Tanpa Badan

Meski sore belum lama berlalu, namun kondisi hutan di lereng gunung Jompang sudah sangat gelap. Pohon-pohon berkanopi yang lebat itu membuat kawasan hutan yang lebat itu menjadi sangat basah dan dingin.

Rangkahasa tengah belari sendirian sembari memegang satu pedang hitam yang masih basah berlumuran darah. Sudah cukup lama dia melarikan diri dari markas Panji Keris Bertuah. Namun anehnya darah yang melumuri pedang itu belum juga mengering.

“Pergi! Pergi!!!” teriaknya, sembari terus menebaskan pedang itu berkali-kali.

Pedang itu basah bukan oleh darah dari kepala Adipati Labdajaya yang sudah dipenggalnya. Akan tetapi, pedang itu basah berlumuran darah dan daging berlendir dari dedemit hutan yang dibantainya.

Saat ini dia masih harus menyelamatkan dirinya dari kejaran para dedemit yang sudah mulai bermunculan.

Seiring hari semakin malam, sema

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status