Share

Ch 7. Janji, selalu bisa diingkari

Matahari mulai menyingsing, Ana mulai menggeliatkan tubuhnya pelan dan mencoba untuk menyempurnakan kesadarannya. Dia sengaja bangun lebih pagi. Bersiap lebih lama, memakai baju yang rapi dan mencatok rambutnya sebelum berangkat kerja. Dia sangat antusias dengan pertemuannya dengan Rico sore ini. 

Saat sedang memanaskan motornya ada sebuah pesan masuk dari Rico yang berisi, “Na, jangan bawa motor yah nanti aku jemput kamu.” Membaca pesan dari Rico, membuat Ana senang. Senyum terkembang kecil dibibirnya. 

Setelah membalas pesan Rico, hp nya kembali berbunyi. Kini ada pesan masuk lagi, namun ternyata itu dari Novan. “Pagi kak, semalam pulang dengan selamatkan?”

Tanpa sadar Ana pun tersenyum membaca pesan singkat dari Novan tersebut. “Pagi juga Novan, makasih aku semalam sampai dengan selamat.”

Tak lama setelah membalas, Novan pun kembali mengiriminya pesan, “syukurlah, semangat untuk hari ini ya kak.” Setelah melihat pesan tersebut Ana pun bergegas untuk pergi ke kantornya naik ojek online.

***

Rico kini tengah tersenyum lega melihat balasan Ana sudah mulai seperti biasa lagi. Dia merasa bahwa apa yang dia rencanakan akan sukses kali ini.

Tiba-tiba ada pesan masuk untuknya, “Ric, lu sibuk gak hari ini?”

“Gw free ampe sore, kenapa?” balas Rico singkat. 

Beberapa saat kemudian hp nya berbunyi kembali. “Temenin gw nonton dong, temen-temen gw pada bawa gebetannya masa gw sendiri.”

Rico menekan sedikit pelipisnya. Dia berpikir apa yang sebaiknya harus dijawab. “Ok, jam berapa?” 

“Jam 12 ya lu jemput gw, kita makan siang dulu.” ujar temannya.

Akhirnya Rico pun mengiyakan permintaan temannya itu. Dia beranggapan kalau dia masih punya cukup waktu sebelum akhirnya bertemu dengan Ana nanti.

Disela-sela kerjanya Ana menyempatkan diri untuk mengabari Rico, “aku pulang jam 5 ya Ric!”

'kok ceklis satu yah? ' pikir Ana. Namun dia tidak terlalu mempersalahkannya. dia mengira saat itu masih dua jam lagi sebelum jam lima.

Rico melihat jam tangannya. Dia sedikit cemas. "Ini masih lama nontonnya?"

Temannya menepuk bahu Rico. "Lu lagi buru-buru? Makanan kita juga baru masuk perut ini."

Dering telpon berbunyi. Teman wanitanya pun berbicara sebentar. "Yuk berangkat sekarang aja!"

Raut wajah Rico berubah lega. "Nah gitu dong, yuk!"

'Lah kok jadi kaya double date gini. Dia gak bilang dari awal." Pikir Rico. Dia sangar kesal karena temannya tersebut berbohong diawal.

Tapi sekesal-kesalnya Rico terhadap wanita, dia tetap saja selalu bisa memanfaatkan situasi dengan baik.

Ditengah remangnya studio bioskop, tangan Rico kini tengah asik berkeliaran di paha mulus temannya tersebut. Seakan sengaja tidak keberatan dengan aksinya, temannya membukakan kakinya sedikit lebar dan menyingkapkan rok nya keatas.

Seperti mendapatkan lampu hijau, tangan Rico langsung menuju keatas paha wanita tersebut dan memandang dalam matanya. Mereka pun saling berciuman satu sama lain. Mereka merasa bahwa tindakan mereka tidak akan terlihat oleh orang lain, dikarenakan paket sweet box yang mereka beli.

Terdengar erangan kecil dari wanita itu ketika tangan Rico mulai mengelus dari luar celana dalamnya. “Ric, jangan disini.” Dia menahan tangan Rico pelan.

“Jadi kamu mau dimana sayang?” ucap Rico setengah berbisik. 

Teman Rico merangkul manja dirinya. “Kita ke kosan ku aja pulangnya.”

“Aku ada janji dengan Ana nanti sore.” Jawabnya sambil terus berusaha meneruskan kegiatannya. 

“Kalau begitu kita pulang sekarang aja biar keburu,” ajak wanita itu. Kemudian mereka pun turun keluar dari bioskop menuju kosan untuk melanjutkan apa yang belum mera tuntaskan.

***

Waktu sudah memunjukan pukul enam sore, tapi pesan terakhir dari Ana untuk Rico masih ceklis satu. Ana mencoba menelpon Rico tapi tidak diangkat olehnya. ‘Apa dia ketiduran yah?'

Akhirnya Ana mencoba untuk menunggu Rico  lebih lama. Hampir setengah jam Ana menunggu namun Rico masih belum juga merespon pesannya.

Ditelpon lagi Rico namun tetap belum ada jawabanya dari nya. Ana pun memutuskan untuk pulang terlebih dahulu ke rumahnya. Saat Ana hendak keluar kantor tiba-tiba hujan pun turun sangat deras saat itu.

‘Sial banget sih, kenapa gak dari tadi aja ini hujan,’ keluh Ana dalam hatinya. Beberapa kali dia mencari kendaraan online namun tidak ada yang mengambil orderannya.

Sambil menunggu hujan Ana chat di grup sanggar nya, “gimana persiapan kalian sudah sejauh mana?”

Beberapa saat kemudian Fitri menjawab pesan tersebut. "Aku masih bingung sama kostumnya nih kak.”

“Aku lagi latihan makeupnya dulu nih kak,” jawab anggota lainnya.

“Tinggal cari acessoris aja nih kak,” jawab Novan.

Ana tersenyum membaca jawaban dari para juniornya yang sangat semangat. “Mantap semangat ya kalian. Aku belum apa-apa hehe.”

Novan senang melihat Ana lebih aktif di grup tersebut. “Kakak lagi sibuk ya?” 

“Iya nih van. Ini aja aku masih dikantor,” jawab Aba singkat. 

“Lu lembur atau kejebak hujan Na? Malem banget baliknya!” Tanya Izal.

Ana terlihat berpikir sejenak. “Iya nih kejebak ujan mana gak bawa motor.” 

“Gak minta jemput Rico aja Na?” tanya Izal balik.

Ana memijat pelipisnya. Dia menyesali jawabannya tersebut. “Tadinya dia mau jemput cuman gak tau ketiduran paling,” 

“Hati-hati kak Ana udah malem,” jawab Fitri.

Ana tersentuh membaca jawaban dari Fitri. “Iya makasih Fit!”

Kemudian tak lama da pesan masuk pribadi dari Novan yang berisi “kantor kakak dimana, mau aku jemput?”

Ana sebenarnya tidak ingin merepotkan Novan, tapi waktu sudah menunjukan jam setengah delapan malam. “Gak jauh dari mall kemarin Van, lima menit dari situ. Kamu dimana kalau jauh gak usah.”

“Otw kak, tunggu yah!” jawab Novan singkat.

***

Sekitar dua puluh menit Ana menunggu tiba-tiba ada panggilan masuk dari Novan. “Halo, kak Ana aku udah diluar yah. Kakak ada payung gak?”

Ana kaget. Dia tidak mempercayai Novan benar-benar menjemputnya. “Oh iya ada kenapa Van?”

“Ini aku depan kantor kakak, pake mobil putih plat nya B 23** **” jawab Novan dibalik telponnya. 

Ana pun bergegas keluar dan masuk kedalam mobil Novan. “Sorry ya kak lama, tadinya aku mau pake motor cuman inget ini udah malam. Nanti kakak sakit kalau keujanan. ”

Ana yang sedang merapikan bajunya terhenti sejenak, “bukannya aku yang seharusnya minta maaf merepotkanmu.”

“Gapapa aku khawatir kalau kakak pulang sendiri. Sebentar maaf kak.” Novan membantu Ana memasangkan sabuk pengamannya. Tangan mereka sempat bersentuhan membuat Ana sedikit salah tingkah. Melihat hal itu membuat Novan tersenyum tipis.

***

Setelah puas dengan kegiatannya Rico pun terbangun dari tidurnya dan mengecek Hp nya. Dia mendapati banyak miss called dari Ana.

Seketika dia teringat bahwa hari ini harusnya dia pergi dinner dengan Ana. Bergegas segera Rico membereskan barangnya, meninggalkan teman wanitanya yang masih tertidur pulas.

‘Duh bego kenapa gw bisa kelupaan lagi,’ oceh Rico dalam hatinya.

“Na kamu dimana?” tanya Rico dalam pesan.

Kini pesan Rico pada Ana yang ceklis satu. Rico pun lekas pergi kekantor Ana, namun dia tidak menemukan Ana disana bahkan kantor Ana pun sudah gelap.

Akhirnya Rico mengirim pesan pada Ana. “Sorry sayang, tadi mama menyuruhku membantunya. Aku kecapean terus ketiduran. Kabari aku kalau udah sampai Rumah.” Rico pun kembali menaiki motornya untuk pulang ke rumahnya.

Sementara itu Ana yang dari tadi siang sengaja makan sedikit, tanpa sadar perutnya berbunyi. Cukup kencang sampe Novan pun terkekeh mendengarnya. “Kita ke drive thru dulu yah kak.”

Ana hanya mengangguk malu mengelus perutnya terlihat sedang mengutuk dirinya sendiri.

Novan masih berusaha menahan ketawanya. “Kakak mau pesan apa?”

Ana mengangguk. Dia merasa sangat canggung dengan Novan. “Apa aja deh Van, hehe.”

“Kakak bisa gak. Gak bikin aku gemes sehari aja duh?” Dia mencubit pipi Ana pelan, membuat hati Ana semakin tidak karuan.

Dan waktupun kini mulai berjalan lurus ke arahnya, menjerat mereka berdua dalam hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status