Share

Bagian 59

Pangeran Heydar menekan kening yang terasa berdenyut. Ego dan nurani terus-menerus berperang, membuat kepalanya terasa akan pecah. Dia mengangkat tangan, memberi isyarat kepada para penjaga untuk keluar dari aula. Pangeran Heydar memang paling tidak suka terlihat orang lain saat dalam kondisi rapuh.

Para penjaga memberikan salam penghormatan, lalu keluar diikuti petinggi-petinggi negara. Ketika pintu ditutup Pangeran Heydar langsung ambruk ke lantai. Dia mengerang dengan tetap berusaha menjaga nada suaranya agar tidak terdengar sampai keluar.

“Heydar!” Ghumaysa berseru dengan memasang wajah pura-pura cemas.

Dia bersimpuh sembari mengenggam tangan Pangeran Heydar. Gadis iblis itu bertingkah seperti sedang melakukan teknik penyembuhan, padahal sedang menyalurkan lebih banyak kabut kegelapan ke tubuh sang pangeran.

“Heydar, beginilah akibatnya jika ritual belum dilakukan. Kamu akan terkena efek buruk. Paling tidak kita harus melewati tiga r

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status