Share

3. Kembali ke Masa Lalu (Part 2)

"Kakek, di mana Ayah dan Ibu? Aku ... Aku juga ingin bertemu dengan mereka."

Karena Ariana masih merasa dia berada di alam lain saat ini, hal pertama yang dia tanyakan adalah keberadaan orang tuanya yang sangat dia rindukan. Namun pertanyaannya langsung membuat gerakan Andrew berhenti. Pria itu menatap lama cucunya, sementara James segera mengambil alih lalu ikut mendekat untuk bicara pada gadis itu.

"Nona Aria ... Apakah Anda lupa? Tuan dan Nyonya ... Mereka sudah berada di tempat yang lebih baik sekarang."

Alis Ariana menyatu saat dia mendengar jawaban itu. "Bukankah aku juga sudah mati? Apa ... Ayah dan Ibu berada di tempat lain di alam ini?"

"Apa yang sebenarnya kamu bicarakan?"

Ekspresi Andrew berubah lagi saat cucunya mulai mengatakan omong kosong. Dia hendak marah karena gadis kecil itu berani mengatakan bahwa dia telah mati dengan semudah itu. Suaranya bahkan sempat menajam. Namun saat dia menerima tatapan permohonan dari kepala pelayan di rumahnya, pria itu berusaha menenangkan emosinya saat dia memijat batang hidungnya dengan frustrasi sementara James kembali menjelaskan semuanya dengan sangat hati-hati.

"Nona Aria ... Anda masih hidup dan sehat seperti biasanya. Tolong jangan buat kami ketakutan begini. Saya yakin, Tuan dan Nyonya juga tidak ingin Nona terus membahayakan diri Nona sendiri seperti saat itu."

Jantung Ariana berdetak lebih cepat saat dia mendengarkan penjelasan James. Ah ya. Di akhirat, dia seharusnya tidak memiliki jantung yang berdetak lagi bukan? Gadis itu mengamati sekelilingnya dengan bingung. Tatapannya yang linglung dan tampak tersesat, benar-benar mulai membuat semakin Andrew khawatir seiring berjalannya waktu.

"Kamu yakin dokter mengatakan bahwa dia baik-baik saja? Sekarang bagaimana bisa anak ini mulai melantur dan mengatakan bahwa dia telah mati dan ingin bertemu dengan orang tuanya?"

"Ah!"

James belum sempat menjawab saat Ariana tiba-tiba sedikit berseru. Wajahnya tampak sangat takut saat dia menatap orang-orang di sekitarnya lagi. Seluruh tubuhnya bergetar, saat dia bertanya dengan suara yang tidak yakin pada James yang semakin mengkhawatirkan keadaannya.

"Sekarang ... Sekarang tahun berapa James?" tanyanya dengan gugup. James sedikit melirik tuannya sebelum dia bicara. Tuannya benar. Ada sesuatu yang salah dengan nona kecilnya saat ini.

"Sekarang tahun ke tiga ratus dua puluh sejak Kerajaan Sigmund berdiri, Nona Muda. Tahun ini Anda akan berusia dua belas tahun, apa Anda ingat?"

Ariana merasa jiwanya seperti ditarik keluar saat dia mendengarkan ucapan James. Tubuhnya yang menciut, kakeknya yang tampak lebih muda dari yang terakhir dia ingat, kecelakaan jatuh ke kolam seperti yang James bicarakan. Semua itu terjadi karena dia kembali ke tahun di mana dia baru saja kehilangan orang tuanya dan jatuh ke kolam secara tidak sengaja.

Dia telah mengulang waktu, dan kembali sebagai Ariana kecil yang berusia dua belas tahun.

"Ini ...."

Ariana tidak dapat percaya bahwa dia malah mengulang waktu saat dia sudah memutuskan untuk menyerah pada takdirnya sendiri. Gadis itu tidak tahu dia harus tertawa atau menangis karena kejadian ini. Gadis itu menatapi tangan mungilnya dengan takjub. Tidak ada yang tahu, seberapa bahagia Ariana saat dia melihat tangan sehat itu.

Namun karena Tuhan telah memutuskan untuk membawanya kembali ke masa lalu dengan kebenaran yang dia inginkan, Ariana tahu dia seharusnya bersyukur diberi kesempatan kedua untuk menebus kesalahan yang dia lakukan di kesempatan pertamanya. Gadis itu mengusap air matanya dengan kasar, saat dia tertawa kecil sementara air matanya terus turun dan membasahi pipinya.

"Nona Aria, apa Anda merasa tidak nyaman di mana pun? Mengapa Nona sampai menangis lagi?"

Walaupun James belum lama ini bertemu untuk pertama kalinya dengan Ariana, dia tahu bahwa ada sesuatu yang salah saat seorang gadis kecil tertawa sambil terus menangis seperti yang Ariana lakukan. James sangat khawatir saat dia menatap sosok Ariana. Pelayan itu berusaha untuk meminta bantuan dari tuannya. Namun Andrew, pria itu malah tenggelam dalam dunianya sendiri saat matanya fokus menatap Ariana yang masih berusaha keras untuk menghentikan tangisannya.

"Aku baik-baik saja James. Namun aku lapar. Bisakah aku makan sesuatu saat ini?"

"Anak nakal. Kamu membuat James ketakutan setengah mati hanya karena perasaan laparmu. Keluarga kita tidak cukup miskin sampai kamu perlu menangis hanya karena kamu kelaparan. James, bawakan semua makanan yang bisa dia makan ke kamarnya hari ini. Aku tidak ingin orang-orang sampai melihat, bahwa keluarga kita sampai memiliki seseorang yang kurus sampai mirip tengkorak hidup seperti anak ini."

Ariana tertawa lembut saat dia melihat kakeknya tetap tidak dapat bicara jujur seperti biasanya. Di masa lalu, Ariana mungkin akan berpikir bahwa kakeknya itu tengah menghinanya. Namun dia sudah tahu tentang segalanya sekarang. Walaupun mulut kakeknya selalu mengeluarkan kata-kata pedas, Ariana tetap tahu bahwa pria itu benar-benar menyayanginya selama ini.

Mendengar tawa manis Ariana, dua pria dewasa yang ada di sana terkejut sampai mereka tidak bisa berkata-kata lagi. Ariana biasanya akan menangis sedih ketika dia mendengar ucapan Andrew, sampai James selalu mengingatkan agar Andrew untuk tidak banyak bicara di hadapan gadis kecil itu. Namun kali ini Ariana hanya tertawa kecil ketika dia mendengar ucapan sinis dari kakeknya. Kedua pria dewasa itu saling melirik, sebelum Andrew membersihkan tenggorokannya lalu bangkit dan posisi duduknya.

"Jangan membuat masalah lagi. Aku ini sibuk, aku tidak bisa terus-menerus membenahi masalah yang kamu sebabkan di rumah ini."

Ariana tersenyum untuk membalas ucapan kakeknya. "Aku mengerti Kakek. Maaf aku telah menyusahkanmu selama ini." Gadis itu meminta maaf dengan tulus pada kakeknya tersebut. Ariana tersenyum saat kakeknya tampak terkejut sebelum pria itu menghela napas panjang. Kali ini pria itu tidak mengumpat lagi. Andrew mengangguk singkat. "Bagus jika kamu mengerti," ucapnya sebelum dia keluar dari kamar Ariana.

"Kalau begitu, biar saya siapkan makanan Anda, Nona Aria."

Ariana mengangguk saat James keluar dari kamarnya tidak lama setelah kakeknya keluar. Dengan susah payah, Ariana memaksakan tubuhnya untuk berada dalam posisi duduk. Mata cerah gadis itu mengamati sekelilingnya dengan penuh antisipasi. Ariana sangat merindukan ruangan ini. Ruangan pribadinya ini, adalah saksi dia beranjak dewasa selama dia tinggal bersama kakeknya.

Ariana memang menyayangkan bahwa dia tidak bisa kembali ke masa di mana orang tuanya masih hidup dan bersamanya. Sekarang setelah Ariana tahu bahwa kematian mereka bukanlah kematian yang normal, Ariana berpikir dia mungkin bisa mencegah kematian mereka dengan menghindarkan mereka dari kejadian yang menjadi pemicu kecelakaan mereka. Namun Ariana tahu, diberi kesempatan kedua saja sudah luar biasa untuk gadis bodoh sepertinya. Setidaknya sekarang dia masih memiliki kakeknya, orang yang bisa menjadi pendukung terbesarnya di kesempatan kedua ini.

Setelah gadis itu selesai menata pikirannya, Ariana tahu bahwa dia kembali karena suatu alasan. Menyelamatkan keluarganya merupakan prioritas utama. Di masa lalu, karena kebodohannya yang percaya pada setiap ucapan permaisuri, Ariana berani meninggalkan namanya sendiri dan merelakan gelar Duchess ketika sang kakek menghembuskan napas terakhirnya. Dia membiarkan keluarga Alison berakhir sampai di sana, memberi kesempatan bagi Ratu Melisa dan Emilio untuk menyengsarakan rakyat yang berada di bawah kekuasaan keluarga Alison.

Kali ini, dia tidak akan lagi membiarkan siapa pun menghancurkan kekuasaan yang telah keluarganya pertahankan dari zaman ke zaman. Dia tidak akan membiarkan dirinya tetap bersama dengan Emilio. Ariana akan memilih keluarganya di atas segalanya. Dan untuk itu, dia harus memutuskan hubungan pertunangannya dengan Emilio dan berusaha untuk menjadi penerus yang layak untuk kakeknya.

Sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa keluarga Alison terus saja semakin kekurangan generasi muda setiap tahunnya. Dari beberapa keluarga yang ada, hanya akan ada atau dua penerus yang bisa terlahir dengan susah payah. Jumlah itu semakin menyusut dalam tingkat yang mengerikan. Sampai akhirnya, hanya keluarga ayahnya yang masih bertahan dalam keluarga Alison.

Sang Ayah seharusnya menjadi pewaris tunggal gelar Duke setelah kakeknya meninggal. Namun bahkan ayahnya, tidak bisa lolos dari maut dan menyisakannya sebagai satu-satunya orang yang bisa mewarisi gelar kakeknya.

Orang luar mengatakan bahwa sulitnya keluarga Alison menghasilkan keturunan terjadi karena kutukan yang menimpa keluarga tersebut. Dalam kerajaan, seharusnya hanya keluarga kerajaan yang memiliki kekuatan absolut. Namun selama bertahun-tahun, kekuatan keluarga Alison terus saja berkembang sampai statusnya bisa disetarakan dengan keluarga kerajaan. Belum lagi, keluarganya juga memiliki pasukan elit kesatria yang bahkan tidak bisa dikalahkan oleh kesatria kerajaan. Kekuatan mereka sebanding di tingkat pemerintahan maupun militer, membuat raja dari generasi ke generasi bahkan tidak bisa banyak menentang keluarga Alison.

Kekuatan yang menentang pemerintahan itu yang menjadi penyebab kutukan keluarga Alison. Orang bilang keluarga mereka ditakdirkan punah, karena telah berani menyamakan kedudukan dengan keluarga kerajaan yang dinilai suci.

Namun Ariana tidak lagi merasa bahwa sulitnya memiliki keturunan di keluarganya terjadi karena kutukan yang dibicarakan oleh orang-orang. Gadis itu takut bahwa menyusutnya populasi di keluarganya juga terjadi karena campur tangan seseorang. Rumor tentang kutukan juga seharusnya tidak muncul dengan sendirinya. Memikirkan kemungkinan orang yang berniat mencelakai keluarganya, Ariana hanya bisa berpikir bahwa keluarga kerajaan memang ingin menghabisi kekuasaan keluarganya sampai ke akar.

Dengan kondisi seperti itu, Ariana sadar bahwa tugasnya bukan hanya membuktikan pada semua orang bahwa dia bisa menjadi pewaris keluarga yang layak. Dia juga harus bertahan dari berbagai serangan, dan memastikan keluarganya bisa bertahan sampai akhir hayatnya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
suka karakter cewek yang kayak Ariana gini; kuat, punya pendirian dan krotis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status